Anda di halaman 1dari 9

FARMASI KLINIK

Risiko Penggunaan ACEi Terhadap Kejadian Batuk Kering


pada Pasien Hipertensi

Dosen Pengampu : Medi Andriani M.pharm., Sci


Disusun Oleh : Elvira Desi Mitra (1848201068)

PROGRAM STUDI FARMASI


STIKES HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan Rahmat-Nya, Inayah-Nya, Taufik-Nya
dan Hinayah-Nya yang telah memberikan saya kemudahan dan pertolongan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Terimakasih kepada suami tercinta yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah
ini sehingga dapat terselesaikan.
Makalah ini yang berjudul “Risiko Penggunaan ACEi Terhadap Kejadian Batuk Kering
pada Pasien Hipertensi” dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Klinik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pengampu, saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tebing Tinggi, 22 Juni 2020

Penulis
Elvira Desi Mitra

2
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi)............................6
2.2Indikasi Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi)................................6
2.3 Mekanisme Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi).........................6
2.4 Jenis Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi)………………………7
2.5 Mekanisme ACE inhibitor sehingga menyebabkan batuk kering ........................7
2.6 Mengatasi Batuk Kering Pada Pasien Hipertensi Yang Menggunakan ACEi….7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................8
3.2. Saran .................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

3
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ACEi merupakan salah satu antihipertensi yang sering digunakan dalam penatalaksanaan
hipertensi. Hypertension Guideline tahun 2014 menyebutkan bahwa pada populasi Nonblack,
termasuk pasien dengan diabetes, terdapat 4 macam antihipertensi yang menjadi terapi pilihan
utama. Antihipertensi tersebut yaitu diuretik tiazid, calcium hannel blocker (CCB), angiotensin
converting enzyme inhibitor (ACEi), atau angiotensin receptor blocker (ARB). ACEi atau ARB
direkomendasikan sebagai terapi awal ataupun terapi tambahan pada populasi >18 tahun dengan
gangguan ginjal kronis dan hipertensi untuk meningkatkan outcome ginjal. ACEi
direkomendasikan pula sebagai pilihan lini pertama pada pasien hipertensi < 55 tahun
berdasarkan National Institue for Health and Clinical Excellent (NICE) guideline.
Batuk kering merupakan efek samping yang cukup sering terjadi pada pemakaian
Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi) dengan rentang 5% hingga 30%. Kejadian
batuk kering akibat penggunaan ACEi yang tidak disadari oleh tenaga kesehatan dapat
menyebabkan pasien menjalani serangkaian evaluasi, tes diagnostik dan pengobatan yang
sebenarnya tidak diperlukan. Terapi empirik batuk dengan menggunakan antitusif, bronkodilator
ataupun antibiotic dapat menambah biaya pengobatan yang sebenarnya tidak perlu dikeluarkan
sehingga penting untuk diketahui hubungan penggunaan ACEi, kejadian batuk kering dan faktor-
faktor yang memengaruhi kejadian batuk kering tersebut. Deteksi dan pengobatan dini pada
hipertensi diketahui dapat menurunkan mortalitas terkait dengan serangan jantung, gagal jantung,
stroke, dan gagal ginjal. Monitoring reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) penting untuk
dilakukan terutama pada penyakit kronis seperti hipertensi yang memerlukan terapi jangka
panjang

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa itu Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi) ?
2. Apa kegunaan Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi) ?
3. Bagaimana mekanisme Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi) ?
4. Jenis Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi) apa saja yang ada ?

4
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
5. Bagaiman mekanisme ACE inhibitor bisa menyebabkan batuk kering ?
6. Jenis obat apa saja yang tidak diperkenankan pada ibu hamil dan menyusui ?
1.3Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa mengetahui solusi mengatasi penggunaan obat Angiotensin Converting
Enzyme inhibitor (ACEi) pada pasien hipertensi yang dapat menginduksi batuk
merencanakan asuhan kefarmasian yang tepat
2. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kefarmasian yang tepat untuk mengatasi
penggunaan obat Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi) yang dapat
menginduksi batuk pada pasien hipertensi

5
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi)


Obat-obatan penghambat ACE (ACE inhibitor) adalah golongan obat yang menghambat
kerja enzim angiotensin-converting enzyme (ACE), yakni enzim yang berperan dalam
sistem renin-angiotensin tubuh yang mengatur volume ekstraseluler (misalnya plasma darah,
limfa, dan cairan jaringan tubuh), dan vasokonstriksi arteri. ACE inhibitor berguna untuk
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi, meningkatkan kerja jantung, dan
mengurangi beban kerja jantung pada pasien gagal jantung. ACE inhbitor merupakan
analog nonpeptida dari angiotensin I. ACE inhibitor terikat kuat pada sisi aktif ACE, yaitu
terjadi kompleks dengan ion Zn dan berinteraksi dengan gugus bermuatan positif dan
kantong hidrofobik.
2.2. Indikasi Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi)
Obat penghambat ACE diindikasikan untuk :
a. pencegahan kelainan kardiovaskuler
b. gagal jantung kongestif (congestive heart failure)
c. tekanan darah tinggi (hipertensi)
d. disfungsi ventrikel kiri
e. pencegahan nefropati (kerusakan ginjal) pada diabetes mellitus
2.3. Mekanisme Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi)
ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, yang mana
angiotensin II adalah vasokonstriktor poten yang juga merangsang sekresi aldosteron. ACE
inhibitor juga mengeblok degradasi bradikinin dan merangsang sintesis zat-zat yang
menyebabkan vasodilatasi, termasuk prostaglandin E2 dan prostasiklin. Peningkatan
bradikinin meningkatkan efek penurunan tekanan darah dari ACE inhibitor, tetapi juga
bertanggung jawab terhadap efek samping batuk kering yang sering dijumpai pada
penggunaan obat. ACE inhibitor secara efektif mencegah regresi hipertrofi ventrikel kiri
dengan mengurangi perangsangan langsung oleh angiotensin II pada sel miokardial.
Pada pasien hipertensi, ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan mekanisme:
a. Menurunkan resistensi vaskuler perifer

6
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
b. Menurunkan aktivitas simpatetik
c. Mengurangi retensi Na dan air
2.4. Jenis Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi)
Terdapat tiga kelompok obat penghambat ACE, yang dibagi berdasarkan struktur
molekulnya yakni:
a. Kelompok yang mengandung sulfidril, contohnya kaptopril
b. Kelompok yang mengandung dikarboksilat, contohnya enalapril, ramipril, quinapril,
perindopril, lisinopril, dan benazepril.
c. Kelompok yang mengandung fosfonat, contohnya adalah fosinopril.
2.5 Mekanisme ACE inhibitor sehingga menyebabkan batuk kering
Dengan adanya peningkatan kinin lokal, substansi P, prostaglandin, atau tromboksan
setelah pemberian obat ACE inhibitor dapat menyebabkan batuk.Kinin (bradikinin) dan
substansi P diolah oleh enzim ACE. Ketika ACE dihambat kerjanya oleh kaptopril dan obat
hipertensi lain dengan golongan yang sama, maka kadarnya pun meningkat. Adanya kadar
kinin yang tinggi selanjutnya dapat menyebabkan iritasi bronkial dan batuk melalui
peningkatan produksi prostaglandin, yang kemudian dapat merangsang serabut C aferen di
saluran pernapasan.
Mekanisme lain adalah aktivasi jalur asam arakidonat karena penghambatan enzim ACE.
Ketika jalur ini aktif, maka akan meningkatkan kadar tromboksan, yang selanjutnya
mengakibatkan bronkokonstriksi (penyempitan saluran napas) sehingga batuk-batuk.
2.6 Mengatasi Batuk Kering Pada Pasien Hipertensi Yang Menggunakan ACE inhibitor
a. Minum air putih hangat yang cukup untuk melegakan tenggorokan
b. Meminum obat ACE inhibitor tidak pada malam hari, agar tidak mengganggu tidur
pasien
c. Memberikan Asetosal dalam dosis kecil, dimana ACE Inhibitor (captopril) dengan
Asetosal terjadi interaksi yang diharapkan atau memberikan efek sinergis. Pasien
hipertensi mengalami vasokonstriksi dan terdapat trombus sistem arteri dengan
pemberian captopril dan aspilet akan menimbulkan efek vasodilatasi dan
menghambat pembentukan trombus.

7
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan:
1. ACE inhibitor dapat menginduksi batuk.
2. Untuk mengatasi Batuk Kering Pada Pasien Hipertensi Yang Menggunakan ACE
inhibitor dapat dilakukan :
a.Minum air putih hangat yang cukup untuk melegakan tenggorokan
b. Meminum obat ACE inhibitor tidak pada malam hari, agar tidak mengganggu
tidur pasien
c.Memberikan Asetosal dalam dosis kecil, dimana ACE Inhibitor (captopril) dengan
Asetosal terjadi interaksi yang diharapkan atau memberikan efek sinergis. Pasien
hipertensi mengalami vasokonstriksi dan terdapat trombus sistem arteri dengan
pemberian captopril dan aspilet akan menimbulkan efek vasodilatasi dan
menghambat pembentukan trombus.
1.2 Saran
Untuk pasien hipertensi yang disertai batuk sebaiknya jangan diberikan ACE inhibitor
untuk mengobati hipertensinya, diganti dengan obat hipertensi lain seperti :
a. Alpha-2 receptor agonist (metildopa dan clonidine)
b. Antagonis Kalsium / calcium channel blocker (Amlodipin, Diltiazem, Nicardipine,
Nifedipin, Nimodipine, Verapamil)
c. Angiotensin II receptor blocker / ARB (Candesartan, Eprosartan, Irbesartan,
Losartan, Olmesartan, Telmisartan, Valsartan)
d. Diuretik (furosemide, amiloride, spironolactone, hydrochlorothiazide dan
indapamide)

8
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra
9
Makalah Farmasi Klinik _ Elvira Desi Mitra

Anda mungkin juga menyukai