Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

HEMANGIOMA

Pembimbing:
dr. Ni Made Rika Trismayanti, Sp.B, Sp.BA (K)

Disusun oleh :
Stevani 112018159

KEPANITERAN KLINIK ILMU BEDAH


UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RSUD CENGKARENG
PERIODE PERIODE : 23 NOVEMBER 2020 - 2 JANUARI 2020

1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
DEPARTEMEN BEDAH
Jln. Kamal Eaya Bumi Cengkareng Indah
Jakarta. 11730.
Telp. 021-54372874

STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
a. Nama : By. Cantika g. Nama Ayah : Tn. Wahyurida
Saputri
h. Umur : 27 tahun
b. Umur : 4 bulan
i. Pendidikan : SLTA
c. Jenis kelamin : Perempuan
j. Pekerjaan : Karyawan
d. Alamat : Pesing Koneng
k. Nama Ibu : Ny. Julianzah
e. No. RM : 92-89-65
l. Umur : 24 tahun
f.Tanggal diperiksa: 25 November 2020
m. Pendidikan : SLTA
n. Pekerjaan : Karyawan

II. ANAMNESIS
Aloanamnesis Tanggal 25 November 2020, pukul : 10:00 WIB terhadap nenek pasien.
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di tungkai bawah sisi kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah Anak RSUD Cengkareng diantar oleh neneknya dengan keluhan
terdapat benjolan di tungkai bawah sisi kanan yang timbul sejak pasien lahir. Awalnya timbul
bintik kecil berwarna kemerahan yang makin lama makin membesar dan keras. Benjolan
berwarna merah terang, padat, keras dan permukaan mengkilap, ukuran kurang lebih 4 cm
dan juga pasien tidak rewel bila benjolan di pegang. Pasien tidak ada riwayat demam maupun
riwayat trauma. Benjolan tidak didapatkan di tempat lain selain di tungkai bawah sisi kanan.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat demam tinggi : Disangkal
- Riwayat batuk pilek : Disangkal
- Riwayat kejang : Disangkal

2
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang serupa yang dialami pasien
Riwayat Pribadi
Riwayat Kehamilan dan Persalinan : G1P1A0
- Riwayat kehamilan : normal
- Riwayat persalinan : normal
- Riwayat pasca lahir : normal
Riwayat Makanan
Anak diberi makanan susu formula
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
- Pertumbuhan : baik
- Perkembangan : baik
Imunisasi :-
Riwayat pemberian obat
Pasien belum diberikan pengobatan apapun
III. PEMERIKSAAN
1. Status Umum
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 5,9 kg
Tanda vital :
Nadi : 122x/menit, reguler
Nafas : 30x/menit
Suhu : 36,1ºC
Kepala : Normocephali, tidak terdapat benjolan ataupun lesi, distribusi rambut merata.
Mata : Pupil isokor, CA -/-, SI - /-, edema palpebra -/-, refleks cahaya +/+
Telinga : Normal, sekret (-/-)
Hidung : Deformitas (-), darah (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), atrofi papil lidah (-), faring hipremis (-), tonsil T1/T1
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorax :
o Inspeksi :

3
 Pergerakan dinding dada simetris.
 Retraksi intercostal (-/-).
o Palpasi :
 Nyeri tekan (-/-) , tidak teraba massa
o Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
o Auskultasi : Vesikuler + / +, ronkhi -/- , wheezing -/- , murmur (-), gallop (-)
Abdomen
o Inspeksi : kulit tampak normal, dinding abdomen tidak tampak distensi
o Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)
o Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
o Auskultasi : Bising usus (+), normoperistaltic
Status Lokalis Regio Cruris Dekstra

Inspeksi : Terdapat massa berbentuk bulat, berwarna merah, soliter, permukaan mengkilap,
berdiameter 4 cm
Palpasi : Teraba massa pada bagian tungkai bawah sisi kanan, terfiksir, konsistensi
keras, permukaan rata, berbatas tegas, nyeri (-)

4
IV. RESUME
Pasien berusia 4 bulan datang diantar oleh neneknya dengan keluhan terdapat
benjolan di tungkai bawah sisi kanan yang timbul sejak pasien lahir. Awalnya timbul bintik
kecil berwarna kemerahan yang makin lama makin membesar dan keras. Benjolan berwarna
merah terang, padat, keras dan permukaan mengkilap, ukuran kurang lebih 4 cm dan juga
pasien tidak rewel bila benjolan di pegang. Pada pemeriksaan fisik terdapat massa berbentuk
bulat pada tungkai bawah sisi kanan, berwarna merah, soliter, permukaan mengkilap,
berukuran 4 cm, terfiksir, konsistensi keras, permukaan rata, berbatas tegas.

V. Diagnosa Kerja

Hemangioma regio cruris dekstra

VI. Diagnosa Banding


Granuloma Piogenik

VII. TATA LAKSANA


Bedah Eksisi

VIII. USULAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan darah lengkap


USG

IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam

5
BAB I
Pendahuluan

Hemangioma adalah tumor jinak yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan
dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah,
termasuk pada organ seperti hati, limpa, otak, tulang, kulit dan mukosa. Hemangioma
dikarakteristikan dengan proliferasi sel endotel yang sangat cepat, diikuti dengan involusi
secara bertahap. Pada awalnya, tumor muncul sebagai sebuah sel, kemudian tumbuh dan
mulai membelah membentuk sel-sel baru. Awalnya, sel-sel ini mendapatkan nutrisi dari
pembuluh darah didekatnya, akan tetapi karena sel terus membelah, maka sel yang berada di
tengah menjadi berada jauh dari pembuluh darah, sehingga sel tersebut harus memiliki
pembuluh darah sendiri.1-3
Tanpa pembentukan pembuluh darah yang baru, tumor tidak akan bisa tumbuh lebih
besar dari 1 mm. Agar tumor dapat berkembang, diperlukan pembuluh darah melalui
angiogenesis. Proses angiogenesis tersebut antara lain diperlukan Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF) yang merupakan peptide angiogenik yang sangat berpotensi dalam
mengendalikan pengembangan hematopoietic stem cell dan pengubahan matriks ekstrasel. In
vitro VEGF merangsang degradasi matriks ekstrasel dan proliferasi, migrasi dan
pembentukan rongga pembuluh pada sel endotel pembuluh darah. In vivo mengatur
permeabilitas dinding kapiler yang merupakan hal penting dalam proses awal angiogenesis. 1-3
Secara histologik dibedakan berdasarkan besarnya pembuluh darah yang terlibat.
Secara umum para ahli mengklasifikasikan hemangioma menjadi tiga jenis, yaitu :
Hemangioma kapiler (hemangioma pada kulit bagian atas), hemangioma kavernosa
(hemangioma pada kulit bagian dalam), dan hemangioma campuran (campuran antara
keduanya). Hemangioma merupakan tumor yang sering terjadi pada anak-anak yaitu sekitar
4-10% dari bayi. Hemangioma biasanya muncul pada usia 2 minggu pertama dari postnatal.
Biasanya terdapat lesi pada jaringan subkutan yang tidak dapat diketahui sampai bayi berusia
beberapa bulan. Hemangioma sering muncul pada daerah regio cranio facial (60%), tubuh
(25%), dan ekstremitas (15%). Sekitar 80% dari hemangioma cutan adalah tunggal, dan
sekitar 20% multipel. Lesi cutan multipel biasanya terdapat pada hemangioma yang
mengenai sistem organ. Gambaran yang didapat tergantung dari ukuran, pelebaran, dan
morfologinya.4

6
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Hemangioma
Hemangioma adalah suatu tumor jinak yang terbentuk akibat kelainan proliferasi dari
jaringan angioblastik pada masa fetal. Kelainan ini sering ditemukan pada kulit dan jaringan
subkutan, tapi tidak tertutup kemungkinan bahwa bentuk neoplasma ini didapati di seluruh
bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.5
Hemangioma merupakan tumor yang terdiri atas pembuluh darah. Ada tiga golongan
besar, yaitu jenis kapiler, jenis kavernosa dan campuran. Hemangioma sering terjadi pada
bayi yaitu 1,1% sampai 2,6% dan anak-anak yaitu 10%. Lesi ini lebih sering terjadi pada
wanita dibanding pria dengan rasio 3:1.6

2.2 Epidemiologi
Hemangioma merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi yang
baru lahir. Dikatakan bahwa 10% dari bayi yang baru lahir dapat mempunyai hemangioma
dimana angka kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan terendah pada ras asia.
Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki dengan
perbandingan 3:1. Angka kejadian hemangioma meningkat menjadi 20-30% pada bayi-bayi
yang dilahirkan prematur dengan berat badan lahir kurang dari satu kilogram.7,8 Sekitar 30%
kasus hemangioma terlihat saat bayi lahir sementara 70% ditemukan pada minggu-minggu
pertama dari kehidupan bayi. Belum ada literatur yang dapat menunjukkan secara pasti akan
keterkaitan insidensi hemangioma yang berkaitan dengan faktor herediter, tetapi menurut
survey, 10% pada bayi-bayi dengan riwayat keluarga menderita hemangioma. Dari literatur
dikatakan 60% hemangioma terjadi pada daerah kepala dan leher, tubuh 25%, dan
ekstremitas 15%, serta dapat mengalami pertumbuhan sampai kurang lebih 18 bulan sebelum
akhirnya akan mengalami regresi spontan (fase involusi) yang dapat memakan waktu 3-10
tahun.5
Hampir semua hemangioma pada anak-anak akan mengalami regresi spontan dan
menghilang tanpa terapi apapun. Akan tetapi, hemangioma juga dapat menjadi masif
sehingga menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa seperti perdarahan dan gangguan
pernafasan sehingga diperlukan diagnosis dan terapi dini. Mortalitas dan morbiditas terjadi

7
apabila hemangioma berhubungan dengan struktur-struktur penting seperti saluran pernafasan
dan menggangu fungsi pernafasan penderita, ataupun apabila terjadi perdarahan yang masif.
Akan tetapi hal ini sangat jarang terjadi. 5,6
2.3 Etiologi
Sampai saat ini penyebab hemangioma belum diketahui dengan jelas, beberapa
sumber menyebutkan kemungkinan bahwa angiogenesis dan vaskulogenesis berperan banyak
dalam proliferasi elemen pembentuk pembuluh darah yang berlebihan. Vaskulogenesis ialah
proses terjadinya prekursor sel endotelial menjadi pembuluh darah, sedangkan angiogenesis
ialah perkembangan pembuluh darah baru dari sistem pembuluh darah yang sudah ada.
Dilaporkan bahwa progenitor sel endotelial mempunyai kontribusi terhadap terjadinya
penyebaran awal hemangioma.5
Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-
faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya
gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta
berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.5

2.4 Patofisiologi
Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan mengenai patofisiologi dari hemangioma,
diantaranya menyatakan bahwa proses ini diawali dengan suatu proliferasi dari sel-sel
endotelium yang belum teratur dan dengan perjalanan waktu menjadi teratur dengan
membentuk pembuluh darah yang berbentuk lobus dengan lumen yang berisi sel-sel darah.
Sifat pertumbuhan endotelium tersebut jinak dan memiliki membran basalis tipis. Proliferasi
tersebut akan melambat dan akhirnya berhenti.9
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana
ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini di ikuti dengan fase istirahat, dimana
perubahan hemangioma sangat sedikit, selanjutnya fase involusi, hemangioma dapat hilang
tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit disekitarnya, dan meskipun
fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa
hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas.
Takahashi menyatakan bahwa dalam trimester terakhir dari kehamilan, di dalam fetus
terbentuk endotelium immature bersama dengan pericyte yang juga immature yang memiliki
kemampuan melakukan proliferasi terbatas dimulai pada usia 8 bulan sampai dengan 18

8
bulan pertama masa kehidupan setelah dilahirkan maka pada usia demikian terbentuk
hemangioma.
Zhang, et al mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF) dan Endothelial progenitor cell (EPC) yang berperan dalam
pembentukan lesi hemangioma.10 VEGF memiliki sifat angiogenik dan spesific mitogenic
activator untuk sel endotel, keberadaan VEGF akan memicu pengeluaran dan pengumpulan
EPC pada situs tertentu seperti pada situs pertumbuhan tumor atau iskemia. Peningkatan
faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor
misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–
beta berperan dalam proses terjadinya hemangioma.11
2.5 Klasifikasi
Mulliken dan Glowacki (1982) mengklasifikasikan hemangioma berdasarkan biologi
selular dan perjalanan alamiah penyakitnya, serta membagi vascular birthmarks menjadi
hemangioma dan malformasi vaskular yang mendasari klasifikasi anomali vaskular menjadi
hemangioma dan malformasi vascular oleh International Society for the Study of Vascular
Anomalies (ISSVA).7
Hemangioma sendiri dibagi menurut waktu atau usia dari munculnya hemangioma
menjadi hemangioma yang muncul sempurna saat lahir yang disebut hemangioma kongenital,
hemangioma yang muncul setelah lahir dengan pertumbuhan cepat yang disebut hemangioma
infantil, dan hemangioma yang muncul di masa dewasa. Hemangioma infantil dapat dibagi
lagi berdasarkan dalamnya lesi menjadi hemangioma infantil superfisial, dalam (profunda)
dan campuran keduanya.11
Malformasi vaskular akan tampak saat lahir dan akan bertumbuh seiring
bertambahnya usia anak. Malformasi vaskular dikelompokkan menjadi tipe yang high flow
(malformasi arteri dan malformasi arteriovenosus) dan low flow (malformasi vena, kapiler,
dan limfatik).
Tabel 1. Perbedaan Hemangioma dengan malformasi vaskuler
Perbedaan Hemangioma Malformasi Vaskuler
Saat lahir lesi samar atau Saat lahir lesi sudah
Saat timbul
belum tampak sama sekali tampak
Tumbuh selaras dengan
Fase proliferasi, fase
Perjalanan penyakit pertumbuhan anak dan
involusi
menetap
Insidensi 3:1 1:1
Radiologis  Tak terdapat jaringan  Kaya akan jaringan
parenkim parenkim lobuler dengan

9
 Gambaran dominan
batas tegas
pembuluh darah
 Sel epitel immatur
 Sel endotel matur dengan
dengan turnover cepat
turnover lambat
Histologis  Banyak mast cell
 Sedikit mast cell
 Membran basalis
 Membran basalis tipis
multilaminer

Hemangioma umumnya tidak tampak atau cenderung samar pada saat kelahiran dan
akan mengalami pertumbuhan yang progresif pada minggu-minggu pertama kehidupan sang
anak. Pertumbuhan lesi ini akan berlanjut hingga usia 6-20 bulan. Lalu hemangioma akan
mengalami fase involusi pada usia 5-7 tahun.
Secara umum para ahli mengklasifikasikan hemangioma menjadi tiga jenis, yaitu:8-10
1. Hemangioma kapiler
Terjadi pada kulit bagian atas. Jenis hemangioma kapiler terdiri atas hemangioma
simplek (nervus simplek) atau nervus buah arbei dan nervus flameus. Hemangioma
simplek jika sudah terbentuk tampak seperti buah arbei menonjol, berwarna merah
cerah dengan cekungan kecil, pada umumnya terjadi pada waktu lahir atau beberapa
hari setelah lahir. Sering terjadi pada bayi prematur dan biasanya akan menghilang
beberapa hari atau beberapa minggu kemudian. Gejalanya antara lain tampak bercak
merah yang lama-kelamaan makin besar. Lama-kelamaan warnanya menjadi merah
menyala, berbatas tegas, keras pada perabaan tegang dan berbentuk lobular. Involusi
spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi menjadi kurang tegang
dan lebih mendatar.
Perkembangannya dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir, membesar cepat,
dan menetap pada usia kira-kira delapan bulan. Kemudian akan mengalami regresi
spontan dan menjadi pucat karena fibrosis setelah usia satu tahun. Proses regresi
berjalan 6 – 7 tahun. Nervus flameus ada sejak lahir, menetap, dan rata dengan
permukaan kulit, kecuali bila teriritasi.
2. Hemangioma kavernosa
Hemangioma kavernosum ini terdiri atas jalinan pembuluh darah yang
membentuk rongga. Kelainannya berada dijaringan yang lebih dalam dari dermis.
Hemangioma kavernosum biasanya tidak memiliki batas tegas berupa benjolan yaitu
makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah keunguan. Kelainan ini terdiri
dari elemen vaskular (pembuluh darah) yang matang. Hemangioma kavernosum

10
kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ
dalam. Berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi
dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah.
Hemangioma ini tidak dapat mengalami regresi spontan, malah sering progresif.
Jenis kavernosum bisa meluas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. jaringan di atas
hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh iritasi, misalnya di
daerah perineum, dan menimbulkan tukak yang sulit sembuh dan kadang berdarah.
Gambaran klinis berupa batas tidak tegas, dapat berupa makula eritematosus/
nodul berwana merah keunguan. Benjolan dapat hilang dengan penekanan dan
kembali lagi setelah penakanan di lepaskan.
3. Hemangioma Campuran
Pada beberapa kasus, kedua jenis hemangioma diatas dapat terjadi bersamaan
dan dinamakan hemangioma campuran. Gambaran klinisnya juga terdiri atas
gambaran kedua jenis hemangioma tersebut. Banyak ditemukan pada ekstremitas
inferior (alat gerak tubuh bagian bawah, misalnya; kaki, paha, dll), unilateral (satu sisi
bagian tubuh, misalnya; paha kiri/kanan), soliter (tunggal) dan terjadi sejak lahir atau
pada masa anak-anak. Ciri-cirinya antara lain tonjolan bersifat lunak dan berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran
keratotik dan verukosa. Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial
(permukaan) dan dalam, atau di organ dalam.

2.6 Gambaran Klinis


Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas.
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat
sesudah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.8
Walaupun patogenesis hemangioma masih berupa teori yang perlu dibuktikan lebih
jelas, gejala klinis hemangioma yang sejalan dengan pertumbuhannya di setiap fase adalah
sebagai berikut.11
Fase Proliferasi
Pada tahap awal hemangioma infantil terlihat seperti area pucat di kulit, macula
eritema, telangiectasia atau bintik-bintik ekimosis. Hemangioma tumbuh dengan cepat
selama umur 6 - 8 bulan pertama kehidupan. Jika tumor sudah menembus dermis superfisial,
kulit menjadi meninggi, menonjol, dan berwarna merah cerah. Jika tumor berproliferasi
didermis bagian bawah dan subkutis, kulit menjadi sedikit meninggi dan berwarna kebiruan.
11
Fase Involusi
Hemangioma mencapai puncaknya sebelum umur satu tahun, dan setelah itu
pertumbuhannya proporsional dengan pertumbuhan anak. Tanda awal dari fase involusi
adalah hilangnya warna merah cerah yang berubah menjadi keunguan dan tidak cerah, kulit
secara bertahap memucat, terbentuk lapisan abu-abu yang tidak sempurna dan tumor tersebut
terasa berkurang ketegangannya. Fase ini berlanjut hingga anak berusia 5-10 tahun. Biasanya
tanda warna terakhir menghilang pada umur 5-7 tahun.
Fase involuted
Regresi 50% terjadi saat anak berusia 5 tahun dan 70% saat berusia 7 tahun, dan terus
berlanjut hingga anak berumur 10-12 tahun. Sekitar 50% anak akan sembuh dan bekas
hemangioma menyerupai kulit normal, sisanya akan menyisakan cutaneous blemish,
telangiektasis, crepelike laxity, yellowish hypoelastic patches, bekas luka (jika terdapat
ulserasi saat fase proliferasi), atau residu fribrofatty. Bahkan hemangioma kutaneus yang
lumayan besar dapat mengalami regresi total. Sebaliknya, hemangioma dermis superfisial
yang datar dapat merubah tekstur kulit secara permanen.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

12
Hemangioma pada umumnya dapat dengan mudah didiagnosis melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik akan tetapi lesi yang letaknya profunda atau hemangioma superficial yang
meragukan diperlukan suatu pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis
hemangioma. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:11
1. USG
Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur dermis yang
dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG secara umum
mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan penyebaran hemangioma.
Pada USG, hemangioma didapatkan adanya shunting dimana terdapat penurunan
resistensi dan peningkatan aliran vena. Dikatakan juga bahwa USG doppler (2 kHz)
dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi (lebih dari 5 pembuluh
darah/m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan menggunakan alat ini
merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik untuk mengenali suatu
hemangioma infantil dan membedakannya dari massa jaringan lunak lain.
2. MRI
MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi dan
penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat membantu
membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi/
high flow yang lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase
involusi memberikan gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah/ low flow
(misalnya malformasi vena)
3. CT scan
Pada RS yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan
walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah.
Penggunaan kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit
keganasan atau massa lain yang menyerupai hemangioma.
4. Foto polos
Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat
apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.
5. Biopsi kulit
Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk menyingkirkan
hemangioendotelioma kaposiformis atau penyakit keganasan. Pemeriksaan
immunohistokimia dapat membantu menegakkan diagnosis. Komplikasi yang dapat
terjadi pada tindakan biopsi ialah perdarahan.
13
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu :11
a. Cara Konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan-bulan pertama, kemudian mencapai pembesaran maksimum dan sesudah itu
terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai
umur 5 tahun. Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler sering tidak diterapi
karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit
terlihat normal.
Cara konservatif memanfaatkan proses alamiah dari hemangioma tersebut.
Dilakukan observasi untuk melihat hemangioma mengalami pembesaran dalam bulan-
bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan ber-regresi sampai umur 5
tahun. Hemangioma kapiler sebaiknya dibiarkan mengalami regresi spontan. Jadi
walaupun besar, mencolok, dan tampak menakutkan, jenis ini tidak memerlukan
tindakan selain pemasangan pembalut elastis dengan sedikit penekanan secara terus-
menerus. Tindakan ini membantu mempercepat proses regresi.
b. Cara Aktif
Penatalaksanaan secara aktif dilakukan dengan pembedahan, terapi
kortikosteroid, atau radiasi. Perawatan dengan tindakan bedah beberapa diantaranya
adalah eksisi, bedah krio dan laser. Pembedahan biasanya diindikasikan pada
hemangioma yang tidak mengalami regresi spontan selama lebih dari 9 tahun, terdapat
tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi
menjadi 3-4 kali lebih besar dan pada hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma
yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan;
hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi;
hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan
cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan.
Tindakan eksisi jarang dilakukan karena hemangioma cenderung mengalami
perdarahan hebat. Untuk mengurangi perdarahan, eksisi dilakukan dengan cara
dikombinasikan dengan skleroterapi. Teknik lainnya adalah dengan bedah krio.
Prinsip kerja dari bedah krio yaitu menyebabkan nekrosis dari sel-sel yang

14
diakibatkan oleh pembekuan dan melunaknya sel-sel. Metode ini diperkenalkan pada
tahun 1940-an dengan menggunakan nitrogen cair yang diaplikasikan dengan kapas.
Lalu pada tahun 1961, Copper memperkenalkan sistem tertutup dengan
menyemprotkan cairan nitrogen. Penggunaan laser bisa juga digunakan sebagai terapi
hemangioma, tetapi biaya perawatannya relatif mahal.

Penatalaksanaan hemangioma secara aktif, antara lain :8-10


1) Pembedahan
Indikasi operasi eksisi pada hemangioma adalah involusi inkomplet. Pengaruh
kosmetik pada wajah. Hemangioma yang berlokasi pada regio periorbita, hidung,
mulut, saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan hemangioma yang mengancam
jiwa anak. Hemangioma yang terlokalisir jelas atau hemangioma tipe pedunkular,
terutama yang mengalami ulserasi dan perdarahan berulang, dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan eksisi pada masa bayi. Perdarahan selama eksisi
biasanya dapat di kontrol dengan kauterisasi. Debulking hemangioma pada kelopak
mata atas diperlukan bila hemangioma menyebabkan astigmat dan tak berespon
terhadap pemberian terapi obat. Eksisi dengan laser CO 2 dapat membuka jalan
napas yang megalami obstruksi oleh karena hemangioma subglottis.
Indikasi :
 Terdapat tanda-tanda pertumbuhan hemangioma yang terlalu cepat
 Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
 Tidak ada regresi spontan-spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan
hemangioma sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat,
mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya.
2) Kortikosteroid
a. Kortikosteroid lokal
Kutaneus hemangioma dengan batas yang jelas yang terletak di ujung
hidung, pipi, bibir, kelopak mata dapat di terapi dengan injeksi kortikosteroid
intralesi. Triamcinolone (25mg/cc) di suntikan secara perlahan dengan tekanan
rendah pada lesi (Syringe 3 cc, jarum no 25). Dosis setiap kali pemberian tidak
boleh melebihi 3-5 mg/kgBB. Biasanya dibutuhkan 3 sampai 5 injeksi

15
diperlukan. Dengan interval pemberian 6 – 8 minggu. Respon terapi local injeksi
sama dengan sistemik terapi.
b. Kortikosteroid sistemik
Kortikosteroid sistemik masih merupakan fist-line terapi untuk
hemangioma yang besar, destruktif, atau mengancam jiwa. Prednison atau
prednisolone oral dosis 2 mg/kgBB/hari diberikan pagi hari selama 4 – 6
minggu.
Selanjutnya dilakukan tapering dosis selam beberapa bulan. Hemangioma
yang sensitif akan memperlihatkan respon terapi pada beberapa hari pemberian
kortikosteroid. Pada kondisi akut, misalnya pada sumbatan airway atau
gangguan visual karena hemangioma, diberikan dosis yang setara berupa injeksi
intravena. Terapi ini akan memberikan respon yang cepat pada hemangioma
yang sensitif.
Dengan penggunaan kortikosteroid oral, intravena, atau intralesi, 30%
hemangioma memberikan regresi yang cepat, 40% repon lambat, dan 30%
tidak berespon sama sekali. Jika tidak ada respon yang berupa memudarnya
warna, menjadi lembut, atau berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus
dihentikan. Jika respon terapi tampak, maka dosis dan durasi pemberian
kortikosteroid dipertahankan sesuai dengan lokasi dan maturitas hemangioma.
Pertumbuhan biasanya akan kembali tampak bila tapering dosis dilakukan
secara cepat. Pemberian kortikosteroid dilanjutkan sampai pasien usia 8 – 10
bulan. Pemberian terapi dua hari sekali akan menurunkan kejadian komplikasi
berupa anoreksia, penurunan berat badan, Gangguan pertumbuhan, dan facies
cushingoid.
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah :
 Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
 Tumbuh dengan cepat dan mengakibatkan destruksi kosmetik.
 Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
 Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
 Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Hemangioma kavernosum yang tumbuh pada kelopak mata dan
mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang
menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan

16
bisa normal. Hemangioma kavernosa dapat diobati bila steroid diberikan
secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma.
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat
meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta
pertumbuhan terhambat.

3) Propanolol
Propranolol adalah antagonis adrenoseptor β1 dan β2 non-selektif yang
menyebabkan vasokonstriksi, menghambat sinyal proangiogenik, dan merangsang
apoptosis dalam proliferasi sel endotel. Namun, potensi efek samping propranolol
seperti hipotensi, bradikardia, dan hipoglikemia, juga harus dipantau. Peran
propranolol adalah mempercepat fase involusi hemangioma. Propranolol dianggap
aman bila diberikan secara tepat pada pasien dan juga dapat digunakan untuk
mengobati hemangioma infantil. Prednisolon oral dan propranolol menunjukkan
hasil yang sangat baik secara individual. Kombinasi kedua obat ini secara
signifikan mengurangi ukuran tumor pada fase proliferasi dan memperbaiki warna
tumor dengan kejadian efek samping ringan yang minimal. 12
Anak-anak terbukti memiliki toleransi yang tinggi dengan metode terapeutik
ini, dan pengobatan kombinasi tersebut terbukti sangat aman dan memberikan
perbedaan yang signifikan pada praktik klinis. Dosis awal untuk propranolol oral
adalah 1 mg / kg / hari dalam tiga dosis terbagi, dan dosis awal untuk
metilprednisolon oral adalah 2 mg / kg / hari dalam dua dosis terbagi. Dosis
propranolol ditingkatkan 0,5 mg / kg / hari sampai mencapai 2 mg / kg / hari dan
dipertahankan selama satu tahun, dan dosis metilprednisolon dikurangi secara
bertahap selama enam minggu. 12
4) Radiasi
Pengobatan dengan radiasi dewasa ini sudah banyak ditinggalkan karena
berakibat kurang baik pada tulang, juga menimbulkan komplikasi berupa
keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama dan dapat menimbulkan fibrosis
pada kulit yang sehat.
Jenis flameus ditanggulangi dengan eksisi, kalau perlu ditambah dengan
cangkok kulit. Dapat juga dilakukan perajahan (tatoasi) untuk menyamarkan
warna. Penanggulan dengan laser Argon umumnya cukup memuaskan.

17
Untuk hemangioma kavernosum, satu-satunya cara terapi ialah ekstripasi.
Pada jenis yang luas dapat dibantu dengan panduan angiografi. Embolisasi
membantu memperkecil tumor untuk memudahkan tindakan bedah. Kadang
infiltrasi menyusup jauh ke dalam sehingga diperlukan pembedahan luas. Kelainan
ini dapat kambuh dari sisa hemangioma yang sukar dicapai pada pembedahan.
Di daerah leher, hemagioma biasanya berjenis kavernosa yang merupakan
benjolan lunak yang mengempis bila ditekan dan melembung saat dilepaskan lagi.
Tumor ini ditangani dengan ektripasi. Bila besar, perlu perispan berupan
arteriografi atau flebografi.

5) Terapi Laser
Terapi laser cukup popular untuk penaganan hemangioma yang letaknya
superfisial. Beberapa peneliti mengatakan bahwa fotokoagulasi, bila diberikan
seawal mungkin pada hemangioma, akan mencegah penyebaran atau pembesaran
hemangioma, dan timbulnya komplikasi. Chantal et al (1988) menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan nyata terapi ini apabila diberikan pada lebih awal atau tidak.
Flashlamp pulsed dye laser (585 nm) Memberikan hasil yang baik untuk terapi
hemangioma superficial maupun profunda, juga hemangioma dengan ulserasi.
Kemungkinan laser ini menyebabkan fotothermolisis yang mengakibatkan
berhentinya perkembangan hemangioma dan mempercepat regresi. Laser ini
menembus kulit sampai ketebalan 0.75 – 1 cm.Tindakan ini akan memudarkan
warna hemangioma. Sampai saat ini, belum ada bukti pemberian laser berulang
akan menghancurkan sebgian besar lesi atau menpercepat fase involusi.

2.9 Diagnosis Banding11,13


- Kaposiform hemangioendothelioma
Memiliki morfologi mirip tapi etiologi berbeda dari kaposi sarcoma dan dapat dikaitkan
dengan fenomena Kasabach-Merritt.
- Lymphangiomatosis multifokal dengan thombocytopenia
Terdiri dari papula vaskular dan plak yang terkait dengan trombositopenia intermiten,
sering dengan perdarahan gastrointestinal.
- Granuloma piogenik
Granuloma piogenik merupakan tumor vaskuler proliferatif jinak pada kulit dan
membran mukosa yang sering mengikuti suatu trauma minor dan infeksi. Lesi berupa
18
papula atau nodul soliter berwarna merah terang dengan ukuran 5–10 mm, tumbuh
cepat dalam 1–3 minggu namun rapuh, sering kali dengan koleret skuama halus,
mudah berdarah dengan trauma ringan.
2.10 Komplikasi

a. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah
karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah
di bawahnya terus tumbuh.9
b. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat
ruptur. Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan
infeksi sekunder.9
c. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Ternyata
kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit
yang mengalami sekuesterisasi.10
d. Gangguan Penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus
lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada
sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah
astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan
tumor ke ruang retrobulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu
perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama
kehidupan.10

BAB III
Kesimpulan

19
Hemangioma adalah proliferasi abnormal pembuluh darah yang dapat terjadi pada
semua jaringan yang bervaskularisasi, dan merupakan tumor jinak vaskuler yang paling
sering ditemukan terutama pada bayi dan anak-anak. Insidensi dari hemangioma dari seluruh
kelahiran adalah sekitar 30%. Gambaran klinik dari hemangioma tergantung kedalaman,
lokasi, dan derajat dari evolusi. Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang lain. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu
perdarahan, ulkus, trombositopenia, dam gangguan penglihatan. Prognosis secara umum baik,
bergantung kecepatan mendiagnosa dan ketepatan mengangkatnya secara operatif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloan SB and Wilk R. Oral hemangioma. 2010. Diakses pada tanggal 27 November
2020 dalam : https://emedicine.medscape.com/article/1080571-overview

20
2. Taksande AM, Vilhekar KY. Cavernous hemangioma of the buccal mucosa in
child. Journal of Chinese Clinical Medicine. 2008.
3. Katz DA, Damron TA. Surgery for Hemangioma. 2010. Diakses pada tanggal 27
November 2020 dalam : https://emedicine.medscape.com/article/1255694-overview
4. Ferdiansyah, Edward M, Basuki MH, Amrullah AH. Hemangioma dan tuberculoma
pedis sinistra pada anak. Qanun Medika. 2018; 2(1): 72-9.
5. Nafianti S. Hemangioma pada anak. Sari Pediatri. 2010; 12(3): 204-10.
6. Gresham T. Richter and Adva B. Friedman. Hemangiomas and Vascular
Malformations: Current Theory and Management. Hindawi Publishing Corporation
International Journal of Pediatrics. 2012.
7. WE D. Treatment guideline for hemangiomas and vascular malformations of the
head and neck. clinical review. 2009; 1089-91.
8. dr. ADPD, dr. MH, dr. SAPD. Hemangioma. In: Mochtar H, editor. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. 5 ed. Jakarta: FKUI; 2010. p. 242-4.
9. Tina S, Lawrence F, Sheila F. Infantile Hemangiomas : An Update on Pathogenesis
and Therapy. Official Journal of the American Academy Of Pediatrics. 2012.
10. Zhang, et al. Proliferation hemangiomas formation through dual mechanism of
vascular endothelial growth factor mediated endothelial progenitor cells
proliferation and mobilization through matrix metalloproteinases. Elsevier Medical
Hypotheses; 2008. P. 815-8. Diakses pada tanggal 27 November 2020 dalam:
http://intl.elsevierhealth.com/journals/mehy.
11. Erin F, Ilona J. Vascular Tumors. In: Lowell A, Stephen I, Barbara A, Amy S,
David J, Klaus W, editors. Fitzpatrick's. 8 ed. New York: Mc Graw Hill; 2012. p.
2072-83.
12. Dachlan I, Wahdini SI, et al. Integrated propranolol, methylprednisolone, and
surgery in managing a rare case of infantile hemangioma with concurrent cleft lip
and palate. 2020. Diakses pada tanggal 27 November 2020 dalam :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7322350/
13. Lawalata T, Tjahjadi A, Oroh E. Granuloma piogenik multiple. Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit & Kelamin. 2010; 22(2): 151-5.

21

Anda mungkin juga menyukai