Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KESEHATAN


MASYARAKAT DAN ANALISA KASUS KOMUNITAS YANG
TERJADI DI MASYARAKAT PEDESAAN

DOSEN PENGAMPUH :
Khaeriah B, SKM., M.Kes.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
ANDI NURKHAIRUNNISA ALWI (190402023)
MUSTIKA SARI (190402035)
PARAMITA JAMRUDDIN (190402038)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim.

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan nikmat
kesehatan sehingga tugas keperawatan komunitas masyarakat pedesaan yang berupa
Makalah dengan judul : “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kesehatan Masyarakat
& Analisa Kasus Komunitas Yang Terjadi Di Masyarakat Pedesaan ” dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan pada Rasulullah
SAW. berkat limpahan serta rahmat-nya penulis dapat merampungkan tugas makalah ini.

Tugas makalah ini disusun supaya pembaca bisa memperluas pengetahuan


perihal kaitan dengan pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan komunitas, yang
penulis sajikan menurut pengamatan dari beragam sumber informasi, referensi, serta
berita. Tugas makalah ini di susun oleh penyusun dengan beragam halangan, baik itu
yang datang dari diri penyusun ataupun yang datang dari luar. Tetapi dengan penuh
kesabaran serta terlebih pertolongan dari Allah selanjutnya tugas ini bisa terselesaikan
dengan baik sesuai waktu yang di tentukan.

Semoga tugas makalah dari kami ini bisa berikan wawasan yang lebih luas serta
jadi sumbangan pemikiran pada pembaca terutama kepada teman-teman dan dosen yang
bersangkutan. Penulis sadar bahwa tugas ini ada banyak kekurangan serta jauh dari
prima. Karenanya, pada dosen  penulis menghendaki masukannya untuk perbaikan
pembuatan tugas di periode yang akan tiba serta menginginkan kritik serta anjuran dari
beberapa pembaca.

Sengkang, 15 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL…...…………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ iii
BAB I............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 3
C. Tujuan........................................................................................................................................... 3
D. Manfaat......................................................................................................................................... 4
BAB II.......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................... 5
A. Definisi Pemberdayaan Masyarakat................................................................................. 5
B. Strategi Pemberdayaan Masyarakat................................................................................. 6
C. Partnership/Kemitraan Dalam Kesehatan Masyarakat...........................................7
D. Langkah-Langkah Kemitraan.......................................................................................... 12
E. Model dan Jenis Kemitraan............................................................................................... 15
F. Indikator Hasil Kemitraan................................................................................................ 16
G. Etika Dan Nilai Dalam Komunitas................................................................................. 17
H. Peran Dan Fungsi Perawat Komunitas.........................................................................17
I. Prinsip-Prinsip Kesehatan Masyarakat Dalam Keperawatan Komunitas......19
J. Analisa Kasus dan Peran Keperawatan Komunitas Pada Masyarakat
Pedesaan............................................................................................................................................... 20
BAB III...................................................................................................................................................... 24
PENUTUP................................................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan............................................................................................................................... 24
B. Saran............................................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana tertulis di pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya secara
terus menerus agar masyarakat sehat sebagai investasi dalam pembangunan
dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Nurbeti, M. 2009)

Perhatian terhadap permasalahan kesehatan terus dilakukan terutama


dalam perubahan paradigma sakit yang selama ini dianut masyarakat ke
paradigma sehat. Paradigma sakit merupakan upaya untuk membuat orang
sakit menjadi sehat, menekankan pada kuratif dan rehabilitatif, sedangkan
paradigma sehat merupakan upaya membuat orang sehat tetap sehat,
menekankan pada pelayanan promotif dan preventif. Berubahnya paradigma
masyarkat akan kesehatan, juga akan merubah pemeran dalam pencapaian
kesehatan masyarakat, dengan tidak mengesampingkan peran pemerintah
dan petugas kesehatan. Perubahan paradigma dapat menjadikan masyarakat
sebagai pemeran utama dalam pencapaian derajat kesehatan. Dengan
perubahan paradigma sakit menjadi paradigma sehat ini dapat membuat
masyarakat menjadi mandiri dalam mengusahakan dan menjalankan upaya
kesehatannya, hal ii sesuai dengan visi Indonesia sehat, yaitu “Masyarakar
sehat yang mandiri dan berkeadilan” (Supardan, 2013)

Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menjadi sehat


sudah sesuai dengan Undang-undang RI, Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan harus ditunjukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
masyarakat. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

1
Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran serta
aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan (Nurbeti, M.2009)

Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan


masyarakat merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan.
Pemberdayaan kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari
promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global
promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan
masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai
primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013)

Pengertian pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses


untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan
masyarakat “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri (Nurbeti,
M.2009).

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran


utama dari promosi kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah
satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment)
sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar
masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan
untuk memelihara dan meingkatkan kesehatan mereka. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis ingin mengetahui tentang manajemen pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan (Notoadmodjo, 2007)

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pemberdayaan masyarakat ?
2. Apa strategi pemberdayaan masyarakat ?
3. Apa partnership/kemitraan dalam kesehatan masyarakt ?
4. Apa langkah-langkah kemitraan ?
5. Apa moodel kemitraan ?
6. Apa hasil indicator kemitraan
7. Apa etika dan nilai dalam komunitas ?
8. Apa peran dan fungsi perawat komunitas ?
9. Apa prinsip-prinsip kesehatan masyarakat dalam keperawatan
komunitas ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan dalam membandingkan
antara teori dalam konsep pemberdayaan masyarakat, serta untuk
mengetahui informasi-informasi mengenai konsep pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
2. Tujuan Khusus
a) Memahami definisi pemberdayaan masyarakat
b) Mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat
c) Mengetahui partnership/kemitraan dalam kesehatan masyarakt
d) Mengetahui langkah-langkah kemitraan
e) Mengetahui model kemitraan
f) Mengetahui indikator hasil kemitraan
g) Mengetahui etika dan nilai dalam komunitas
h) Mengetahui peran dan fungsi perawat komunitas
i) Mengetahui prinsip-prinsip kesehatan masyarakat dalam
keperawatan komunitas

3
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Terpenuhinya tugas manajemen pemberdayaan masyarakat yang
berupa makalah pembedayaan masyarakat di bidang kesehatan
2. Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan
3. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian, strategi,
partnership/kemitraan, langkah dan model, indicator hasil kemitraan
dari konsep pemberdayaan masyarakat

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan (Supardan, 2013).

Sulistiyani (2009) menjelaskan bahwa lebih rinci bahwa secara


etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka
pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan
atau kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan
dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya. Berdasarkan beberapa pengertian pemberdayaan yang dikemukakan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya pemberdayaan
adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau memberikan daya,
kekuatan atau kemampuan kepada individu dan masyarakat lemah agar dapat
mengidentifikasi, menganalisis , menetapkan kebutuhan dan potensi serta
masalah yang dihadapi dan sekaligus memiliki alternatif pemecahnya dengan
mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimiliki secara mandiri
(Nurbeti, M.2009)

Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam


peningkatan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup,
martabat dan derajat kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti
peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat
mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai kemajuan (Nurbeti, M.2009)

5
Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk
menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat
mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepat ditunjukan
pada sasaean primer agar berperan serta secara aktif (Supardan, 2013)

UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) merupakan salah


satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Kondisi ini ternyata mampu mengacu munculnya berbagai bentuk KBM
lainnya seperti Polindes, POD (Pos Obat Desa), pos UKK (pos Upaya
Kesehatan Kerja), TOGA (taman obat keluarga), dana sehat dan lain-lain
(Nurbeti,M.2009)

B. Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Strategi pemberdayaan masyarakat meilputi :

1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam


mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pergerakan masyarakat
3. Mengembangkan dan pengorgarnisasian masyarakat
4. Menguatkan dan meningkatkan advokasi kepada pemangku kepentingan
5. Meningkatkan kemitraan dan partisipasi lintas sector, lembaga
msyarakat, organsisasi kemasyarakatan, dan swasta
6. Meningkatkan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan
lokal
7. Meningtegrasian program, kegiatan, dan kelembagaan pemberdayaan
masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
masyarakat
8. Mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan
kesehatan
9. Mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki masyarakat
secara terbuka (transparan)

6
C. Partnership/Kemitraan Dalam Kesehatan Masyarakat
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakat saat ini.
Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional
sejak tahun 1982. Saat ini telah populer di lingkungan desa dan RW
diseluruh Indonesia. Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu : KB,
KIA, imunisasi, dan penanggulangan diare yang terbukti mempunyai daya
ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi.
Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang
langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya
posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orede baru karena terbukti
ampuh mendeteksi permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah.
Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan
masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan
mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh
Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang
meliputi :
a) Meja 1 : Pendaftaran
b) Meja 2 : Penimbangan
c) Meja 3 : Pengisian kartu menuju sehat
d) Meja 4 : Penyuluhan kesehatan, pemberian oralit, vitamin A dan
tablet besi
e) Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi,
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan serta pelayanan
keluarga berencana
Salah satu penyebab menurunnya jumlah posyandu adalah tidak
sedikit jumlah posyandu diberbagai daerah yang semula ada sudah tidak
aktif lagi
2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta
masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan
dan kesehatan ibu serta kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin

7
desa antara lain melakukan pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan balita), memberikan imunisasi, penyuluhan kesehatan
masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan dan
pembinaan kepada kader dan masyarakat
Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam
KIA yaitu kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan
ekonomi dan kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan di tiap desa
diharapkan mampu mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak
setiap saat dengan penduduk setempat diharapkan mampu mengurangi
kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan melalui kerja sama
antara bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak menimbulkan
kesenjangan sosial budaya, sementara tarif pemeriksaan ibu, anak, dan
melahirkan yang ditentukan dalam musyarawarah LKMD diharapkan
mampu mengurangi kesenjangan ekonomi
3. Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat
dalam pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada
masyarakat setempat (penyakit rakyat/penyakit endemik)
Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu
kegiatan dari UKBM yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan
posyandu dimana bentuk pelayanan menyediakan obat bebas dan obat
khusus untuk keperluan berbagai program kesehatan yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD
antara lain :
a) POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya
b) POD yang diintergrasikan dengan dana sehat
c) POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu
d) POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes
e) Pos Obat Pondok Pesantren (POPP) yang dikembangkan di beberapa
pondok pesantren

8
4. Dana Sehat
Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209
kabupaten/kota . Dalam implementasinya juga berkembang beberapa pola
dana sehat, antara lain sebagai berikut.
a) Dana sehat pola usaha kesehatan sekolah (UKS)
b) Dana sehat pada pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
c) Dana sehat pola pondok pesantren
d) Dana sehat pola koperasi ini unit desa (KUD
e) Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
f) Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir
angkutan kota dan lain-lain)
Seharusnya dana kesehatan merupakan bentuk jaminan pemelihataan
kesehatan bagi anggota masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi
kesehatan seperti askes, jamsostek, dan asuransi kesehatan swasta lainnya.
Dana sehat berpotensi sebagai wahana memandirikan masyarakat, yang
pada gilirannya mampu melestarikan kegiatan UKBM setempat. Oleh
karena itu, dana sehat harus dikembangkan keseluruhan wilayah,
kelompok sehingga semua penduduk terliput oleh dana sehat atau bentuk
JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) lainnya.
5. Lembaga Swadaya Masyarakat
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat
(LSM), namun sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di
bidang kesehatan hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehtaan,
LSM ini dapat digolongkan menjadi LSM yang aktivitas seluruhnya
kesehatan dan LSM khusus antara lain organisasi profesi kesehatan,
organisasi swadaya internasional.
Dalam hal ini, kebijakan yang ditempuh dalam lembaga swadaya
masyarakat adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua
tingkatan
b) Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap
organisasi kemasyarakatan

9
c) Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar
kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam
pembangunan kesehatan dengan kemampuan sendiir
d) Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan
kesehatan
e) Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk
berkiprah dalam bidang kesehatan
6. Upaya Kesehatan Tradisional
Tanaman obat keluatga (TOGA) adalah sebidang tanah di halaman
atau ladang yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat
sebagai obat. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA
merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidang peningkatan kesehatan
dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional. Fungsi
utama dari TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat
dipergunakan antara lain untuk menjaga meningkatkan kesehatan dan
mengobat gejala (keluhan) dari bebrapa penyakit yang ringan. Selain itu,
TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat dipergunakan untuk
memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarian alam dan memperindah
tanam dan pemandnagan
7. Pos Gizi (Pos Timbangan)
Salah satu akibat krisi ekonomi adalah penurunan daya beli
masyarakat termasuk kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan
penurunann kecukupan gizi masyarakat yang selanjutnya dapat
menurunkan status gizi. Dengan sasaran kegiatan yakni bayi berumur 6-
11 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 12-23 bulan
terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 24-59 bulan terutama
mereka dari keluarga miskin, dan seluruh ibu hamil dan ibu nifas terutama
yang menderita kurang gizi
Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila
setelah diberikan PMT anak maish menderita kekurangan energi protein
(KEP) maka, makanan tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan
segera diperiksakan ke puskesmas (dirujuk)

10
8. Pos KB Desa (RW)
Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah
berkembang secara rasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk
menjamin kelancaran program berupa peningkatan jumlah akseptor baru
dan akseptor aktif, ditingkat desa telah dikembangkan Pos KB Desa
(PKBD) yang biasanya dijalan oleh kader KB atau petugas KB ditingkat
kecamatan
9. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dnegan Pos
Obat Desa namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan
masyarakat disekitar pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di
lingkungan perkotaan maupun pedesaan
10. Saka Bhakti Husada (SBH)
SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dan
keterampilan di bidang kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota
Gerakan Pramuka untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat di
lingkungan sekitarnya. Sasarannya adalah peserta didik antara lain :
Pramuka penegak, penggalang berusia 14-15 tahun dengan syarat khusus
memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa yakni, Pamong
Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka
11. Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang diselengarakan oleh masyarakat pekerja yang
memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam meningkatkan
produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain memberikan pelayanan
kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.
12. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)
Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap
kesehatan lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih serta
pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga melalui pendekatan
pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh warga.
13. Karang Taruna Husada

11
Karang taruma husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di
tingkat RW yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda
dalam menyalurkan aspirasi dan kreasinya. Dimasyarakat karang taruna
banyak perannya pada kegaiatn-kegiatan sosial yang mampu mendorong
dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan masyarakatnya
termasuk pula dalam pembangunan kesehatan. Pada pelaksanaan kegiatan
posyandu, gerakan kebersihan lingkungan, gotong-royong pembasmian
sarang nyamuk dan lain-lainnya potensi karang taruna ini sangat besar
14. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Puskesmas merupakan fasiitasi kesehatan pemerintah terdepan yang
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan
upata pemerataan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil dan sukar
dijangkau telah dikembangkan pelayanan puskesmas dan puskesmas
pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat rujukan bagi jenis
pelayanna dibawahnya yakni berbagai jenis UKBM sebagaimana tertera
di atas (Notoadmodjo, 2007)

D. Langkah-Langkah Kemitraan
Beberapa langkah untuk menjalin kemitraan yaitu :

1. Penjajakan
Penjajakan perlu dilakukan dengan calon mitra kerja. Tahapan sebelum
melakukan penjajajakan adalah identifikasi calon mitra kerja. Tujuan
penjajajakan ini yaitu untuk mencari pihak-pihak yang memiliki potensi
untuk mendukung program yang akan dilaksanakan
2. Penyamaan persepsi
Penyamaan persepsi perlu dilakukan pertemuan awal guna menyamakan
persepsi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi agar keberhasilan
mencapai tujuan bisa dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.
Tujuan lain juga agar masing-masing mitra memahami kedudukan serta
tupoksi masing-maisng secara terbuka
3. Pembagian peran

12
Dalam mencapai tujuna kemitraan bersama, peran masing-masing mitra
beragam namun sama pentingnya. Oleh karena itu, perlu dibicarakan
secara terbuka dan bersama sebelum menuangkan dalam kesepakatan
tertulis
4. Komunikasi intensif
Komunikasi intensif sangat diperlukan guna mengetahui program
kemitraan yang sudah terjalin. Komunikasi antar mitra dapat dilakukan
secara teratur dan terjadwal. Permasalahan yang muncul dapat segera
dipecahkan dengan cara ini
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan haruslah dikerjakan sesuai dengan rencana yang
telah disepakati bersama. Pelaksanaan kegiatan ini juga harus
dikomunikasikan secara intensif pada waktu yang telah disepakati
sehingga masalah yang dihadapi bisa segera dicari solusinya
6. Monitoring dan evaluasi
Agar asas keterbukaan bisa dijaga, maka kegiatan ini juga disepakati sejak
awal. Hal ini mencakup cara memonitoring dan juga evaluasi terhadap
jalannya kemitraan maupun dalam upaya mencapai tujaun bersama. Bila
dipandang perlu, maka haisl monev dapat dipergunakan sebagai
penyempurnaan kemitraan

Langkah-langkah dalam pengembangan peran serta masyarakat setempat


secara umum adalah :

1. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat


melalui dialog untik mendapatkan dukungan
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan
masalah keluarga maupun masyarakat dengan menggali dan menegakkan
sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, apabila diperlukan bantuan
dari luar bentuknya hanya berupa perangsang atau pelengkap sehingga
semata-mata bertumpu pada bantuan tersebut
3. Menumbuhkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan
kesehatan dapat diukur dengan makin banyaknya jumlah anggota

13
masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti
memanfaatkan puskesmas, polindes, puskes pembantu, mau hadir ketika
ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi perserta tabulin, JPM,
dan lain sebagainya
4. Mengembangkan semangat gotong-royong dalam pembangunan
kesehatan. Semangat gotong royong yang merupakan warisan budaya
masyarakat indonesia hendaknya dapat juga ditentukan dalam upaya
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adanya
semangat gotong-royong ini dapat diukur dengan melihat apakah
masyarakat bersedia bekerjasama dalam peningkatan sanitasi lingkungan,
penggalakan gerakan 3M dalam upaya pemberantasan penyakit demam
berdarah dan sebagainya
5. Bekerja bersama masyarakat dalam setiap pembangunan kesehatan
hendaknya pemerintah atau petugas kesehatan menggunakan prinsip
bekerja untuk bersama masyarakat. Maka akan meningkatan motivasi dan
kemampuan masyarakat karena adanya bimbingan, dorongan, alih
pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kesehatan kepada masyarakat.
6. Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi kemasyarakatan yang
ada dimasyarakat. Prinsip lain dari penggerakan PSM dibidang kesehatan
adalah pemerintah dan tenaga kesehatan hendaknya memanfaatkan dan
bekerja sama dengan LSM serta organisasi kemasyarakatan yang ada di
tempat tesebut. Dengan demikian, upaya pemeliharaan dan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat lebih berhasil guna (efektif) dan berdaya
guna (efisien)
7. Penyerahan pengembalian keputusan kepada masyarakat, Semua bentuk
upaya pergerakan PSM termasuk dibidang kesehatan apabila ingin
berhasil dan berkesinambungan hendaknya bertumpu pada budaya dan
adat setempat

E. Model dan Jenis Kemitraan


Dari berbagai pengalaman pengembangan kemitraan di sektor kesehatang
yang ada, secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu:

14
1. Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaringan
kerja (networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk
jaringan kerja saja. Masing-masing mitra atau intitusi telah memiliki
program tersendiri mulai dari perencanaanya, pelaksanaannya hinga
evaluasi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya persamaan pelayanan
atau sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya. Sifat kemitraan ini juga
disebut koalisi. Contohnya koalisi Indonesia Sehat
2. Model II
Model kemitraan II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini
dikarenakan setiap anggota mitra memiliki tanggung jawab yang lebih
besar terhadap program atau kegatan bersama. Oleh sebab itu visi, misi,
dan kegaiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan direncanakan,
dilaksanakan, dan evaluasi bersama.

Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe
kemitraan yaitu :

1. Potensial Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain
tetapi belum bekerja sama secara lebih dekat
2. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan
tidak maksimal
3. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, patner/mitra mendapat keuntungan dan pertambangan
pengaruh melalui perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang
tetap dan relatif terbatas seperti program delivery dan resouce
mobilization
4. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan
maalah pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup
aktivitas baru seperti advokasi dan penelitian.

15
F. Indikator Hasil Kemitraan
1. Input
Input sebuah kemitraan adalah jenis dan jumlah sumber daya yang
dimiliki oleh masing-masing unsur yang menjalin kemitraan meliputi
sumber daya manusia, sumber daya lainnya seperti dana, sistem nformasi,
teknologi dan lain sebagainya
2. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya merupakan kegiatan-kegiatan
untuk membangun hubungan kemitraan. Kegiatan membangun kemitraan
dapat dilakukan melalui sebuah pertemuan dengan tahapan diantaranya
a. Penjajajakn
b. Sosialisasi/advokasi
c. Di bangunnya kesepakatan
d. Pertemuan mendalam dan penyusunan rencana kerja
3. Output
Output yang dimaksudkan pada kemitraan yaitu terbentuknya jaringan
kerja atau networking, aliansi atau forum. Disamping itu pada output
kemitraan juga terdapat penguraian tugas, fungsi dan tanggung jawab
maisng-masing anggota mitra
4. Outcome
Outcome adalah dampak dari kemitraan terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, outcome kemitraan dapat dilihat dari
indikator-indikator derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan
akumulasi dampak dari upaya-uaya lain disamping kemitraan

G. Etika Dan Nilai Dalam Komunitas


Etika keperawatan dalam komunitas dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu sebagai berikut :

1. Etik yang berorientasi pada kewajiban


Pedoman yang digunakan adalah apa yang shearusnya dan wajib
dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kebaikan dan kebajikan

16
2. Etik yang berorientasi dengan larangan
Pedoman yang digunakan adalah apa yang dilarang dan tidak boleh
dilakukan untuk mencapai suatu kebaikan dan kebajikan
Niai-nilai yang terdapat dalam keperawatan komunitas sebagai berikut :
1. Memberikan keyakinan seseoran akan gagasan atau perilaku yang
berbentuk dan bedasarkan pengalaman serta latar belakang kultural
2. Memberikan gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang
berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki
nilai itu
3. Memberikan keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga
keberanarannya atau keinginan mengenai ide-ide (obyek) atau perilaku
khusus
4. Timbul dari pengalaman pribadi dan membentuk dasar untuk perilaku
5. Mampu membentuk komponen intelektual (keyakinan) dan emosional
(mempertahankan dan memegang)

H. Peran Dan Fungsi Perawat Komunitas


Peran keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan
kesehatan di masyarakat sebagai berikut :

1. Peran keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan


kesehatan di masyarakat diantaranya:
a) Manajer kasus
Mengelola dan mengkolaborasikan dengan anggota keluarga dan
penyedia layanan kesehatan atau pelayanan sosial yang lain untuk
meningkatkan pencapaian layanan
b) Pelaksanaan/Pemberian Asuhan
Memberikan pelayanan langsng dan melakukan supervisi pelayanan
yang diberikan oleh anggota keluarga atau pelaku yang dirawat (care
giver)
c) Pendidik
Mengajarkan masyarakat tentang sehat sakit dan bertindak sebagai
penyedia informasi kesehatan

17
d) Kolaborato
Mengkoordiir pelayanan yang diterima oleh keluarga dan
mengkolborasikan dengan keluarga dalam merencanakan pelayanan
e) Pembela
Melakukan pembelaan terhadap pasien melalui dukungan peraturan
f) Konselor
Membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan
mengembangkan koping yang konstruktif
g) Penemu Kasus dan Melakukan Rujuan
Melibatkan diri dalam menemukan kasus di masyarakat dan
melakukan rujukan secara cepat
h) Penata lingkungan masyarakat
Melakukan modikasi lingkungan bersama masyarakat dan tim
kesehatan untuk menunjang lingkungan yang sehat
i) Peneliti
Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui
pendekatan ilmiah
2. Fungsi keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan
keperawatan kesehatan di masyarakat diantaranya :
a) Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
b) Melakukan pengkajian asuhan keperawatan secara komprehensif
c) Melakukan observasi terhadap kondisi kesehatan dan perkembangan /
respin di masyarakat
d) Menetapkan suatu masalah (diagnosa) pada permasalahan di
masyarakat
e) Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan
lainnya di masyarakat
f) Melakukan tindakan keperawatan langsung yang mencakup tindakan
mandiri dan tindakan kolaboratif
g) Mengkoordinir aktivitas tim kesehatan multidisiplin dalam
memberikan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat

18
h) Melakukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk
menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat
i) Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan
lainnya yang diberikan masyarakat
j) Membantu masyarakat untuk mengembangkan perilaku koping yang
efektif
k) Mengajarkan masyarakat tentang keterampilan dan strategi yang
dibutuhan dalam mengasuh anggota keluar yang skait
l) Membantu masyarakat mempertimbangkan beberapa solusi dalam
rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat
m) Membimbing semua masyarakat dalam melakukan aktivitas promosi
dan pemeliharaan kesehatan
n) Melakukan komunikasi kepada masyarakat bahwa mereka dapat
bertanggung jawab dalam memilih alternatif penyelesaian masalah.

I. Prinsip-Prinsip Kesehatan Masyarakat Dalam Keperawatan


Komunitas
1. Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas
Prinsip dasar keperawatan kesehatan komunitas ini meliputi :
a) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b) Empat tingkat sasaran pelayanan kesehatan masalah : individu,
keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat
c) Perawat bekerja atau PSM dalam menyelesaikan masalah kesehatan
d) Menekankan upaya promotif dan preventif tanpa lupa kuratif dan
rehabilitatif
e) Dasar pelayanan kesehatan “Problem Solving Approach”
f) Kegiatan utama : masalah masyarakat baik atau sehat maupun yang
sakit
g) Tujuan meningkatkan fungsi kehidupan derajat kesehatan yang
optimal
h) Penekanan pembinaan perilaku sehat

19
i) Bekerja secara tim, bukan individu
j) Peningkatan kesehatan
k) “Home visit”, membantu mengatasi masalah klien
l) Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan kegiatan utama
m) Pelaksanaan kesehatan masyarakat mengacu pada sistem pelayanan
kesehatan yang ada
n) Pelaksanaan pelayanan kesehatan komunitas dilakukan di Puskesmas,
panti, sekolah, dan keluarga
2. Prinsip Etika Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas
Prinsip etika kepeerawatan kesehatan komunitas ini meliputi :
a) Prinsip kebaikan, yaitu mempertimbangkan suatu bahaya untuk
keuntungan
b) Prinsip autonomi, yaitu seorang individu yang bebas menentukan
tindakan atau keputusannya
c) Prinsip kejujuran/veracity, yaitu menjadi dasar agar terbinanya sikap
percaya satu sama lain

J. Analisa Kasus dan Peran Keperawatan Komunitas Pada


Masyarakat Pedesaan
Kasus

Di Kabupaten Magelang terdapat masyarakat yang menderita gangguan


jiwa yang terdiri dari pria dan wanita, berdasarkan informasi yang diperoleh
pada tahun 2003 dengan berdasarkan data prevalensi gangguan jiwa sebesar
1-3% dari populasi yakni sekitar 2.500.000 orang penderita gangguan jiwa
berat di Indonesia dan 10% dari data prevalensi (250.000 orang)
membutuhkan perawatan di institusi kesehatan. Kasus tersebut menjadi
sebuah dilema bagi pemerintah karena keterbatasan jumlah rumah sakit yang
tersedia dan pasien yang semakin banyak dan karena keterbatasan itu
kebanyakan masyarakat mempercayai pengobatan tradisional sesuai dengan
kepercayaannya. Oleh sebab itu, pertolongan pertama yang dapat dijadikan
solusi sementara yakni dengan kerelaan masyarakat atau komunitas yang ada

20
untuk bekerja sama menangani pasien gangguan jiwa untuk menurunkan
angka terjadinya kasus tersebut.

Analisa Kasus

1. Etika dan Nilai Keperawatan Komunitas


a) Etika Keperawatan Dalam Komunitas :
1) Penyebab meningkatnya angka terjadinya gangguan jiwa di
Kabupaten Magelang harus terlebih dahulu diketahui cara untuk
menurunkan angka terjadinya kasus tersebut.
2) Dalam mencapai kesehatan dan kesembuhan pada pasien gangguan
jiwa di Kabupaten Magelang sebagai tenaga kesehatan kita harus
menghormati setiap hak-hak dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat tersebut.
3) Institusi kesehatan yang ada di Kabupaten Magelang harus
menjaga kerahasiaan data-data ataupun informasi yang didapat
agar tidak menimbulkan masalah di institusi kesehatan baik di
masyarakat Kabupaten Magelang
4) Mencari informasi mengenai kesehatan jiwa yang dibutuhkan
masyarakat khususnya di Kabupaten Magelang untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal
b) Nilai Keperawatan Komunitas :
1) Karena terbatasanya rumah sakit di Kabupaten Magelang, sebagian
masyarakat menangani dengan pengobatan tradisional sesuai
dengan kepercayaannya.
2) Masyarakat atau komunitas yang ada di Kabupaten Magelang
memberikan pertolongan dengan bekerja sama dengan sukarela
untuk menangani pasien gangguan jiwa.
3) Masyarakat di Kabupaten Magelang sangat menghargai nilai dan
hak-hak yang dimiliki oleh setiap masyarakat.

2. Peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas


a) Peran Perawat Komunitas

21
1) Sebagai penyedia pelayanan kesehatan yaitu kita mengkaji
masalah yang ada di masyarakat atau komunitas, merencanakan
tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan serta mengevaluasi pelayanan
yang telah diberikan kepada masyarakat atau komunitas.
2) Sebagai tenaga kesehatan kita juga menajdi sumber informasi
bagi masyarakat atau komunitas di Kabupaten Magelang.
3) Memberikan solusi pada setiap masalah yang dihadapi oleh
masyarakat atau komunitas di Kabupaten Magelang guna untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan menurunkan angka
terjadinya kasus gangguan jiwa.
4) Berkolaborasi dengan dinas kesehatan dan merencanakan biaya
untuk menyeediakan obat dan melakukan training yang dilakukan
oleh psikiater dan psikolog serta pekerja sosial dari rumah sakit
jiwa.
b) Fungsi Perawat Komunitas
Menurut pendapat kelompok kami fungsi perawat komunitas pada
kasus gangguan jiwa yang terjadi di Kabupaten Magelang yaitu
berfokus pada fungsi yang berupa seluruh masyarakat atau komunitas
bekerja sama dengan sukarela yang sifatnya baik dalam keperawatan,
masyarakat maupun kesehatan.
1) Mengkaji kebutuhan klien akan pelayanan keperawatan yang
masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan kesehatan di
komunitas Kabupaten Magelang.
2) Merencanakan tindakan-tindakan keperawatan yang dapat
meningkatkan kesehatan, kesembuhan pada pasien gangguan jiwa
di Masyarakat Magelang.
3) Melaksanakan tindakan keperawatan yang mencakup upaya
peningkatan derajat kesehatan dan kesembuhan dari pasien
4) Mengevaluasi hasil dari rencana tindakan yang sudah diberikan
kepada masyarakat atau komunitas di Kabupaten Magelang.

22
5) Bekerja sama dengan dinas kesehatan yang ada dan pekerja sosial
rumah sakit jiwa untuk memberikan pelayanan kesehatan pada
pasien.
3. Prinsip-Prinsip Keperawatan Komunitas
a) Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat atau
komunitas di Kabupaten Magelang yang menderita gangguan jiwa
adalah agar dapat bermanfaat dalam proses penyembuhan dan
pemulihan kesehatannya.
b) Dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan dan pekerja sosial
rumah sakit jiwa yang ada dapat memberikan waktu yang panjang dan
bersifat berkelanjutan untuk memberikan pelayanan kesehatan pada
pasien gangguan jiwa.
c) Asuhan keperawatan juga diberikan secara langsung kepada pasien
gangguan jiwa yaitu dengan mengkaji dan memberikan intervensi atau
tindakan yang mempunyai tujuan utama untuk membantu proses
penyembuhan dan pemulihan pasien.
d) Tindakan yang dilakukan kepada pasien harus sesuai dengan
kesepakatan dari keluarga, komunitas atau masyarakat.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah pemberdayaan masyarakat
merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan yang bertujuan untuk
memandirikan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan status
kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan prinsip pemberdayaan
dimana petugas kesehatan berperan untuk memfasilitasi masyarakat dalam
meningkatkan status kesehatannya

Dalam pemberdayaa masyarakat peran masyarakat sangat vital, karena


masyarakat yang menjadi pemeran utana, namun peran petugas kesehata juga
tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas kesehatan
juga tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas
kesehatan memiliki peran penting juga, yaitu memfasilitasi masyarakat
melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan
masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat,
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam
melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi
terhadap program tersbeut, mengalihkan dan melalukan pelatihan-pelatihan
yang bersifat vokasional

B. Saran
1. Bagi masyarakat, diharapkan pada tenaga kesehatan agar dapat
memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-
program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan
pengorganisasian masyarakat, memberikan motivais kepada masyarakat
untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar
masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut

24
2. Bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam mendukung program-
program kesehatan dalam system pemberdayaan masyarakat
3. Bagi pembaca, diharapkan agar makalah ini dapat menambah wawasan
tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

25
DAFTAR PUSTAKA

Anggri Wini, 2008. Etika Dan Nilai Komunitas


https://www.academia.edu/24063478/Etika_dan_Nilai_Komunitas.
Diakses pada tanggal 15 Juni 2021

Hikmat, 2000. Masyarakat dalam Kesehatan Agung Sentosa. Jakarta


Nurbeti, M. 2009. Pemberdayaan masyarakat dalam konsep “kepemimpinan
yang mampu menjembatani”. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoadmodjo, S. 2007. Pemberdayaan kesehatan & ilmu perilaku. Rineka Cipta,
Jakarta
Kartasasmita, 2011. Pemberdayaan Masyarakat d Bidang Kesehatan.
http:wpdprss.masyarakat.co.id. Diakses tanggal 15 Juni 2021
Riskiadi, L., 2012. Makalah Pemberdayaan Masyarakat. http://kesmas-
ode.blogspot.com/2012/10/makalah-pemberdayaan-masyarakat.html.
Diakses pada tanggal 15 Juni 2021
Salman Darmawan, 2002. Apa Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat, Makalah,
PSKMP Unhas, Makassar.

26

Anda mungkin juga menyukai