Anda di halaman 1dari 3

Yessi Carolina

240110170007

4.2 Pembahasan
Praktikum alat dan mesin pertanian kali ini melakukan kegiatan kaliberasi
untuk mesin penanaman benih dan pemupuk. Mesin tersebut adalah seeder.
Seeder sendiri merupakan suatu alat yang digunakan untuk meletakkan benih
yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman
yang relatif tinggi. Kegiatan praktikum ini dilakukan sebelum melakukan
penanaman dan pemupukan pada lahan yang ada. Praktikum kali ini yang
dilakukan adalah untuk menghitung besarnya fraksi pengisian benih (Pcf), jumlah
putaran piringan benih untuk setiap putaran roda matering device (P), jarak antar
benih (JAB), kebutuhan benih per hektar (KB), dan laju pemupukan (LP).
Parameter yang dapat diamati selama praktikum agar dapat menghitung jarak
antar benih diantaranya adalah diameter roda, jumlah lubang, putaran piringan
pada seeder, dan nilai Pcf. Parameter yang dapat diamati selama kalibrasi agar
dapat menghitung kebutuhan benih dan laju pemupukan diantaranya adalah jarak
antar barisan, diameter roda penggerak, diameter lubang, diameter tabung benih,
jumlah putaran piringan untuk setiap putaran roda penggerak, jumlah butiran
benih dan pupuk yang keluar dalam N putaran.
Hasil yang dapatkan pada pengukuran seeder adalah untuk diameter roda
penggerak sebesar 0,37 m dan untuk diameter tabung benih 0,23 m. Jumlah
lubang yang ada pada piringan benih mesin seeder sebanyak 20 lubang. Jumlah
putaran roda penggerak adalah 10 putaran dan jumlah putaran seeder dalam 10
putaran roda penggerak sebanyak 1.6 putaran jumlah benih (jagung) yang keluar
pada sepuluh putaran roda penggerak sebanyak 73 butir dan jarak antar seeder
sebesar 0.55 m. Massa jangung untuk 1.6 putaran piringan seeder adalah 50 g.
Nilai viabilitas benih (VB) sebesar 1, dan pada saat seeder dioperasikan secara
manual tidak terjadi skid atau dapat dibilang dengan nilai yaitu 0.
Perhitungan fraksi pengisian benih (Pcf) adalah jumlah biji yang keluar
dibagi dengan jumlah lubang dikali dengan jumlah putaran, maka diperoleh hasil
untuk Pcf adalah 5.86. Perhitungan selanjutnya adalah mencari nilai P dimana
jumlah putaran piringan dibagi dengan jumlah putaran roda, maka diperoleh hasil
sebesar 0.1. Nilai jarak antar benih dalam barisan (JAB) dimana phi dikali dengan
diameter roda dibagi dengan jumlah lubang dikali P, fraksi pengisian benih dikali
(1-0), maka hasil yang didapat dari perhitungan adalah 9.951963029 m. Hasil
perhitungan untuk mencari nilai kebutuhan benih adalah sebesar 207.6088603
butir/ha, dan pada laju pemupukan diperoleh hasil perhitungannya adalah sebesar
127.862821 kg/ha.
Hasil pengukuran dan perhitungan tersebut tergantung dari kecepatan putar
roda penggerak, kecepatan yang baik adalah konstan sehingga menghasilkan
jumlah benih dan pupuk yang konstan, pemutaran yang dilakukan secara manual
oleh praktikan menyebabkan jumlah pupuk dan benih tidak konstan keluarannya
pada setiap putaran roda penggerak. Mesin pemupukan yang telah dikalibrasi
tidak akan terjadi perubahan pada jarak antar benih dan laju pemupukan saat
dilakukan di lahan, namun hal tersebut bergantung pada kecepatan laju traktor.
Apabila kecepatan sama dengan saat dilakukan kalibrasi maka tidak akan terjadi
perubahan, tetapi apabila berbeda tentu akan terjadi perubahan dikarenakan
transmisi mesin penanaman benih dan pemupukan berhubungan dengan roda
penggerak, sehingga kecepatan traktor akan berpengaruh langsung terhadap jarak
antar benih dan laju pemupukan. Kecepatan putaran roda penggerak saat kalibrasi
seharusnya diusahakan mendekati kecepatan optimal di lahan sehingga saat
setelan hasil kalibrasi tidak akan merubah jarak antar benih dan laju pemupukan
saat dilakukan di lahan.
Mesin penanaman dan pemupukan bersatu dalam satu implement yang
digandeng oleh traktor, namun transmisi keduanya terpisah satu sama lain,
sehingga terdapat transmisi penanaman benih dan pemupukan. Hal tersebut
bertujuan untuk memudahkan pengaturan jumlah keluaran benih dan pupuk,
karena tentu saja kebutuhan benih dan pupuk akan berbeda, apabila pada transmisi
antara mesin penanaman dan pemupukan akan terjadi kesamaan jumlah pupuk
dan benih yang keluar dari mesin, sedangkan tentunya untuk jumlah kebutuhan
keduanya berbeda.
Yessi Carolina
240110170007

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Kaliberasi mesin penanam berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih dan
pengaturan jarak tanam antar barisan.
2. Kaliberasi merupakan kegiatan penyetelan mesin penanam supaya benih
dan pupuk yang keluar dalam mesin ini sesuai dengan kebutuhan standar.
3. Seeder merupakan suatu alat yang digunakan untuk meletakkan benih yang
akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman
yang relatif tinggi.
4. Perhitungan fraksi pengisian benih (Pcf) adalah jumlah biji yang keluar
dibagi dengan jumlah lubang dikali dengan jumlah putaran, maka diperoleh
hasil untuk Pcf adalah 5.86.
5. Mencari nilai P dimana jumlah putaran piringan dibagi dengan jumlah
putaran roda, maka diperoleh hasil sebesar 0.1.
6. Nilai jarak antar benih dalam barisan (JAB) dimana phi dikali dengan
diameter roda dibagi dengan jumlah lubang dikali P, fraksi pengisian benih
dikali (1-0), maka hasil yang didapat dari perhitungan adalah 9.951963029
m. Hasil perhitungan untuk mencari nilai kebutuhan benih adalah sebesar
207.6088603 butir/ha. Laju pemupukan yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah sebesar 127.862821 kg/ha.

5.1 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini adalah:
1. Saat melaksanakan praktikum, praktikan harus lebih teliti dalam melakukan
pengukuran dan membaca hasil pengukuran.
2. Menjaga kondisi lapangan tetap kondusif selama melaksanakan praktikum
agar tidak mengganggu praktikan lain.

Anda mungkin juga menyukai