Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat
Topik Pembahsan :“Ringkasan Materi Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan dan Imlpementasinya dalam Pembelajaran”
Plato dalam mencari jalan pada alam nyata seperti yang ada dihadapan manusia, sedangkan
pengenalan alam nyata belum tentu bisa mengetahui ada apa dibalik alam nyata. Plato memandang
bahwa jiwa manusia adalah roh yang berasal dari ide eksternal dan sempurna. Immanuel Kant
memandang bahwa manusia adalah bebas dan ditentukan, bebas sepanjang sebagai jiwa atau roh,
terikat berarti manusia juga merupakan makhluk fisik yang tunduk kepada hokum alam. Kaum
idealis memandang bahwa anak merupakan bagian dari alam spiritual yang mewarisi pembawaan
spiritual sebagai potensinya.
2. Filsafat Pendidikan Realisme
Realime dalam berbagai bentuk menurut Kattsoff (1996:126) menarik garis pemisah yang
tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme
atau monisme materialistik. Seorang pengikut matrealisme mengatakan bahwa jiwa dan materi
sepenuhnya sama. Jika demikian halnya,sudah tentu dapat juga sama-sama dikatakan “jiwa adalah
materi” seperti halnya mengatakan “materi adalah jiwa”. Sistem kefilsafatan realisme percaya
bahwa dengan sesuatu atau lain cara,ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya
sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
Salah seorang tokoh atau penganut realisme yang sangat terkenal adalah Johan Amos
Comenius merupakan pemikir pendidikan. Beliau mengemukakan bahwa bahwa manusia selalu
berusaha untuk mencapai tujuan hidup berupa; pertama keselamatan dan kebahagiaan hidup yang
abadi dan kedua adalah kehidupan dunia yang sejahtera dan damai. Comenius dengan bukunya
“Didactica Magna” (Didaktik Besar) dan “Orbis Sensualtum Pictus” ( Dunia Pancaindera dengan
Gambar-Gambar) merupakan peletak dasar didaktik modern. Beliau mengemukakan metode berpikir
yang diawali dengan fakta-fakta yang merupakan metode berpikir ilmiah, yaitu metode induktif.
Oleh karena itu dalam pembelajaran sangat ditekankan dengan penggunaan metode peragaan atau
metode peragaan merupakan suatu keharusan dalam proses pembelajaran, sehingga beliau dijuluki
sebagai Bapak Keperagaan dalam pembelajaran.
3. Filsafat Pendidikan Materialisme
Aliran materialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran kebendaan,
dimana benda merupakan sumber segalanya, sedangkan yang dikatakan materialistis mementingkan
kebendaan menurut materialisme. Aliran ini berpikir dengan sederhana, mereka berpikir realistis
sebagaimana adanya, kenyataan aliran ini memberikan suatu pertanyaan bahwa segala sesuatu yang
ada di semua alam ini ialah yang dapat dilihat atau di observasi, baik wujudnya maupun gerakan-
gerakannya serta peristiwa-peristiwanya.
Pada fokusnya aliran materialisme sebagaimana ditegaskan Jalauddin dan Idi mengutamakan
benda dan segala berawal dari benda demikian juga yang nyata hanya dunia materi. Karl Marx,
memberikan suatu pandangan bahwa kenyataan yang ada adalah dunia materi, dan di dalam suatu
susunan kehidupan yaitu masyarakat, pada muatannya terdapat berupa kesadaran-kesadaran yang
menumbuhkan ide atau teori serta pandangan yang semuanya adalah suatu gambaran yang nyra,
sebabnya faktor yang mempunyai peran untuk melahirkannya, yaitu adanya pendorong atau daya
yang dikatakan materi atau benda , dan pada prinsipnya kecenderungan manusia untuk berbuat dan
bertindak yang disebabkan oleh faktor materi yang ada disekitarnya.
Filusuf Julian Offray bagi Lemettrie dalam filsafatnya, ia mempunyai jalan tersendiri bahewa
alam dan manusia merupakan mesin, tetapi manusia disebut mesin otomatis karena ia mempunyai
gerakan didorong oleh materi, dimana ia memberikan suatu alasan yang masuk akal bahwa jiwa
tanpa adanya badan tidak mungkin ada, sedangkan badan tanpa adanya jiwa masih dapat bergerak
dan bertindak. Pendidikan dalam hal ini proses melajar mengajar merupakan kondisionisasi
lingkungan, yakni perilaku akan dapat muncul pada diri peserta didik melalui pembiasaan, seperti
misalnya percobaan Pavlov akan seekor anjing dengan makanan dan air liur yang disertai dengan
lonceng atau bell. Setiap menyajikan makanan pada anjing selalu disertai dengan bunyi bell,
dilakukan beberapa kali, dan pada suatu ketika, sesuai dengan waktu penyajian makanan yang
dilakukan sebelumnya, bell dibunyikan tanpa ada makanan air liur anjing keluar.
Hal ini mengandung makna bahwa dalam proses pendidikan penting keterampilan dan
pengetahuan akademis yang empiris sebagai hasil kajian sains, serta perilaku sosial sebagai hasil
belajar dan didalam pendidikan diperlukan adanya penguatan yang akan meningkatkan hubungan
antara stimulus dan respon, aksi dan reaksi.
2 Aliran filsafat pendidikan yang sudah dipelajari dan bagaimana
implementasinya dalam pembelajaran
1. Aliran Filsafat Idealisme
Idealisme merupakan filsafat tertua dengan tokoh aliran ini adalah Plato (427-347 SM)
yang dianggap sebagai Bapak Idealisme di dunia Barat. Sejarah idealisme berawal dari pemikiran
Plato tentang kebenaran empiris yang dilihat dan dirasakan dalam alam ideal (esensi) atau
ide. Aliran filsafat Idealisme menekankan moral dan realitas spiritual sebagai sumber-sumber
utama di alam ini.
Idealis adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami
dalam ketergantungan pada jiwa dan roh. Idealis diambil dari “idea” yaitu sesuatu yang hadir
dalam jiwa. Idealis mempunyai argumen efistimologis tersendiri dan aliran ini memandang dan
menganggap yang nyata hanya idea. Idea tersebut selalu tetap atau tidak mengalami perubahan
dan pergeseran.