Jawaban Praktikum Biofilm Bakteri - 023 - Ameilia Rizkiani Fauzan Zahrani
Jawaban Praktikum Biofilm Bakteri - 023 - Ameilia Rizkiani Fauzan Zahrani
NIM : 021911133023
Kelas : A
Biologi Oral Praktikum II
Modul 2: Pemeriksaan Biofilm Bakteri
3. Mengapa dengan adanya biofim maka bakteri akan sulit ditembus dengan
antibiotika, berikan alasannya ?
Adapun beberapa factor yang berperan dalam menyebabkan resistensi bakteri biofilm
terhadap antibiotic (Wahyudi, 2014 ; Gunardi, 2007):
1) Penurunan penetrasi antimikroba
Dengan adanya matriks eksopolimer yang membungkus biofilm, difusi dari
antibiotika dapat diperlambat. Selain itu, enzim-enzim seperti beta-laktamase dapat
mengikat dan menghancurkan antibiotic
2) Penurunan tingkat pertumbuhan organisme
Pada biofilm, pertumbuhan organisme yang lambat dapat menghambat kerja beberapa
antibiotic seperti penisilin dan ampisilin yang sifatnya tidak dapat membunuh sel
yang tidak sedang tumbuh
3) Quorum sensing
Sistem pelepasan sinyal antara bakteri akan mengeluarkan factor virulensi yang dapat
menyebabkan resistensi terhadap antibiotic
4. Sebutkan beberapa bakteri lain (paling sedikit 3 bakteri) selain ketiga bakteri yang
ada pada praktikum ini, yang terdapat di dalam rongga mulut yang mampu
membentuk biofilm juga.
a. Early colonizers (Aruni, et al., 2015)
- Actinomyces spp.
- S. mitis
- V. atypica
- V. denticariosi
- V. dispar
- V. parvula
b. Secondary colonizers (Aruni, et al., 2015)
- Prevotella intermedia
- P. loescheii
- Capnocytophaga spp.
- Fusobacterium nucleatum
c. Late colonizers (Aruni, et al., 2015)
- P. gingivalis
- P. nigrescens
5. Jelaskan dengan singkat bagaimana proses pembentukan biofilm dari bakteri dalam
plak gigi.
Terdapat 4 tahapan dalam proses pembentukan biofilm pada plak gigi (Rüdiger, 2012):
1) Pembentukan dental pellicle
Terbentuknya lapisan protein tipis yang ada segera setelah gigi dibersihkan, tanpa
adanya bakteri.
2) Perlekatan bakteri
Setelah beberapa jam, kolonisasi S. sanguinis mulai melekat pada dental pellicle,
dimana proses ini dimediasi oleh saliva. Bakteri lain pun ikut melekat dan
terbentuklah slime layer
3) Plak Supragingiva
Plak supragingival dapat terlihat dengan mata telanjang setelah sekitar 4 hari. Plak ini
tersusun oleh bakteri gram positif yang berbentuk cocci, dan beberapa bakteri gram
negative & bakteri anaerobic
4) Plak Subgingiva
Lanjutan dari plak supragingival yang dapat menimbulkan keradangan pada gusi
sehingga gusi menjadi bengkak dan pocket depth menjadi semakin dalam.
Referensi:
1. Nørskov-Lauritsen, N., Claesson, R., Birkeholm Jensen, A., Åberg, C. H., & Haubek,
D. (2019). Aggregatibacter Actinomycetemcomitans: Clinical Significance of a
Pathobiont Subjected to Ample Changes in Classification and Nomenclature.
Pathogens (Basel, Switzerland), 8(4), p243.
https://doi.org/10.3390/pathogens8040243
2. Nakayama K. (2015). Porphyromonas gingivalis and related bacteria: from colonial
pigmentation to the type IX secretion system and gliding motility. Journal of
periodontal research, 50(1), pp. 1–8. https://doi.org/10.1111/jre.12255
3. Kusumawardani, B., Pujiastuti, P., & Sari, D.S. (2010). Uji biokimiawi system API
20 A mendeteksi Porphyromonas gingivalis isolat klinik dari plak subgingiva pasien
periodontitis kronis. Jurnal PDGI, 59(3), pp. 110-114
4. Adiguna, P., & Santoso, O. (2017). Pengaruh Ekstrak Daun Serai (Cymbopogon
citratus) pada Berbagai Konsentrasi terhadap Viabilitas Bakteri Streptococcus
mutans. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(4), pp. 1543-1550
5. Aruni, A. W., Dou, Y., Mishra, A., & Fletcher, H. M. (2015). The Biofilm
Community-Rebels with a Cause. Current oral health reports, 2(1), 48–56.
https://doi.org/10.1007/s40496-014-0044-5
6. Rüdiger, S. (2012). Studies on Pellicle and Early Dental Plaque in Relation to
Periodontal Conditions, pp. 12-17
7. Vestby, L. K., Grønseth, T., Simm, R., & Nesse, L. L. (2020). Bacterial Biofilm and
its Role in the Pathogenesis of Disease. Antibiotics (Basel, Switzerland), 9(2), 59.
https://doi.org/10.3390/antibiotics9020059
8. Wahyudi, D. (2014). Uji Efektivitas Ekstrak Seledri (Apium graveolens L) Sebagai
Penghambat Produksi Biofilm Pada Salmonella typhi. Biomedika, 7(2), pp. 1-10
9. Gunardi, W.D. (2007). Peranan Biofilm dalam Kaitannya dengan Penyakit Infeksi.
Jurnal Kedokteran Meditek, 15(39A)