Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ameilia Rizkiani Fauzan Zahrani

NIM : 021911133023
Kelas : A
Biologi Oral Praktikum II
Modul 2: Pemeriksaan Biofilm Bakteri

1. Amati secara makroskopis dan mikroskopis koloni bakteri A.actinomycetemcomitans,


P.gingivalis dan S.mutans (Tulis semua ciri-ciri yang ada, sesuaikan dengan referensi ciri
makroskopis dan mikroskopis dari bakteri tersebut)
a. A. actinomycetemcomitans
 Makroskopis (Nørskov-Lauritsen et al., 2019):
- Berukuran 0,4-0,5 µm x 1-1,5 µm
- Diameter awal ≤0.5 mm, namun setelah 48 jam dapat membesar hingga 1-
2 mm
- Koloninya bertekstur kasar dan melekat kuat pada plate
 Mikroskopis (Nørskov-Lauritsen et al., 2019):
- Bakteri anaerob fakultatif berfimbriae
- Bakteri gram negative berbentuk coccobacillus
- Memiliki bentukan ‘star-shaped’ yang khas di bagian tengah koloni
b. P. gingivalis
 Makroskopis (Kusumawardani, Pujiastuti, & Sari, 2010):
- Diameter 1-2 mm & permukaannya cembung
- Koloni bertekstur halus & mengkilat
- Bagian tengah koloni tampak lebih gelap
 Mikroskopis (Nakayama, 2015):
- Bakteri gram negative berbentuk rod
- Koloninya berwarna hitam pada blood agar plate
- Memiliki fimbriae
c. S. mutans
 Makroskopis (Adiguna & Santoso, 2017):
- Diameter 1-5 mm
- Permukaan koloni bertekstur kasar & melekat kuat pada plate
- Terdapat bentukan mirip bunga dengan pusat seperti kapas
- Warna koloni seperti salju (agak buram mengkilat)
 Mikroskopis (Adiguna & Santoso, 2017):
- Bakteri gram positif berbentuk bulat
- Tersusun berpasang-pasangan atau membentuk rantai yang pendek

2. Apakah fungsi biofim yang dibentuk oleh bakteri ?


Fungsi biofilm yang dibentuk oleh bakteri antara lain (Vestby et al., 2020):
- Sebagai pelindung diri bakteri dari kondisi lingkungan yang mengancam
- Membantu beradaptasi dengan lingkungan tanpa oksigen dan nutrisi yang rendah
- Menghambat terapi antibiotic karena sudah resisten
- Menimbulkan berbagai penyakit infeksi pada host seperti otitis media, batu ginjal,
bacterial vaginosis, sialolithiasis, dan masih banyak lagi

3. Mengapa dengan adanya biofim maka bakteri akan sulit ditembus dengan antibiotika,
berikan alasannya ?
Adapun beberapa factor yang berperan dalam menyebabkan resistensi bakteri biofilm terhadap
antibiotic (Wahyudi, 2014 ; Gunardi, 2007):
1) Penurunan penetrasi antimikroba
Dengan adanya matriks eksopolimer yang membungkus biofilm, difusi dari antibiotika
dapat diperlambat. Selain itu, enzim-enzim seperti beta-laktamase dapat mengikat dan
menghancurkan antibiotic
2) Penurunan tingkat pertumbuhan organisme
Pada biofilm, pertumbuhan organisme yang lambat dapat menghambat kerja beberapa
antibiotic seperti penisilin dan ampisilin yang sifatnya tidak dapat membunuh sel yang
tidak sedang tumbuh
3) Quorum sensing
Sistem pelepasan sinyal antara bakteri akan mengeluarkan factor virulensi yang dapat
menyebabkan resistensi terhadap antibiotic

4. Sebutkan beberapa bakteri lain (paling sedikit 3 bakteri) selain ketiga bakteri yang
ada pada praktikum ini, yang terdapat di dalam rongga mulut yang mampu membentuk
biofilm juga.
a. Early colonizers (Aruni, et al., 2015)
- Actinomyces spp.
- S. mitis
- V. atypica
- V. denticariosi
- V. dispar
- V. parvula
b. Secondary colonizers (Aruni, et al., 2015)
- Prevotella intermedia
- P. loescheii
- Capnocytophaga spp.
- Fusobacterium nucleatum
c. Late colonizers (Aruni, et al., 2015)
- P. gingivalis
- P. nigrescens

5. Jelaskan dengan singkat bagaimana proses pembentukan biofilm dari bakteri dalam
plak gigi.
Terdapat 4 tahapan dalam proses pembentukan biofilm pada plak gigi (Rüdiger, 2012):
1) Pembentukan dental pellicle
Terbentuknya lapisan protein tipis yang ada segera setelah gigi dibersihkan, tanpa
adanya bakteri.
2) Perlekatan bakteri
Setelah beberapa jam, kolonisasi S. sanguinis mulai melekat pada dental pellicle,
dimana proses ini dimediasi oleh saliva. Bakteri lain pun ikut melekat dan terbentuklah
slime layer
3) Plak Supragingiva
Plak supragingival dapat terlihat dengan mata telanjang setelah sekitar 4 hari. Plak ini
tersusun oleh bakteri gram positif yang berbentuk cocci, dan beberapa bakteri gram
negative & bakteri anaerobic
4) Plak Subgingiva
Lanjutan dari plak supragingival yang dapat menimbulkan keradangan pada gusi
sehingga gusi menjadi bengkak dan pocket depth menjadi semakin dalam.

Referensi:
1. Nørskov-Lauritsen, N., Claesson, R., Birkeholm Jensen, A., Åberg, C. H., & Haubek,
D. (2019). Aggregatibacter Actinomycetemcomitans: Clinical Significance of a
Pathobiont Subjected to Ample Changes in Classification and Nomenclature.
Pathogens (Basel, Switzerland), 8(4), p243. https://doi.org/10.3390/pathogens8040243
2. Nakayama K. (2015). Porphyromonas gingivalis and related bacteria: from colonial
pigmentation to the type IX secretion system and gliding motility. Journal of
periodontal research, 50(1), pp. 1–8. https://doi.org/10.1111/jre.12255
3. Kusumawardani, B., Pujiastuti, P., & Sari, D.S. (2010). Uji biokimiawi system API 20
A mendeteksi Porphyromonas gingivalis isolat klinik dari plak subgingiva pasien
periodontitis kronis. Jurnal PDGI, 59(3), pp. 110-114
4. Adiguna, P., & Santoso, O. (2017). Pengaruh Ekstrak Daun Serai (Cymbopogon
citratus) pada Berbagai Konsentrasi terhadap Viabilitas Bakteri Streptococcus mutans.
Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(4), pp. 1543-1550
5. Aruni, A. W., Dou, Y., Mishra, A., & Fletcher, H. M. (2015). The Biofilm Community-
Rebels with a Cause. Current oral health reports, 2(1), 48–56.
https://doi.org/10.1007/s40496-014-0044-5
6. Rüdiger, S. (2012). Studies on Pellicle and Early Dental Plaque in Relation to
Periodontal Conditions, pp. 12-17
7. Vestby, L. K., Grønseth, T., Simm, R., & Nesse, L. L. (2020). Bacterial Biofilm and its
Role in the Pathogenesis of Disease. Antibiotics (Basel, Switzerland), 9(2), 59.
https://doi.org/10.3390/antibiotics9020059
8. Wahyudi, D. (2014). Uji Efektivitas Ekstrak Seledri (Apium graveolens L) Sebagai
Penghambat Produksi Biofilm Pada Salmonella typhi. Biomedika, 7(2), pp. 1-10
9. Gunardi, W.D. (2007). Peranan Biofilm dalam Kaitannya dengan Penyakit Infeksi.
Jurnal Kedokteran Meditek, 15(39A)

Anda mungkin juga menyukai