Anda di halaman 1dari 22

KOMPETENSI III

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAN MAKANAN INSTITUSI

SUMBER DAYA MANUSIA INSTALASI GIZI

DI RSU ROYAL PRIMA MEDAN

DISUSUN OLEH

TASYA MAHARANI

P01031218047

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Sistem


Penyelenggaran Makanan Institusi Sumber Daya Manusia
Instalasi Gizi Di RSU Royal Prima Medan

Nama Mahasiswi : Tasya Maharani

NIM : P01031218047
Program Studi : Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
Jurusan : Gizi
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal :

Medan, 4 Oktober 2021

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan/CI

(Tiar Lince Bakara, SP, MSi) (Agita V. S. R Ginting, A. Md. Gz)

Kepala Instalasi Gizi

(Nelly Sari Devi Pasaribu, S. Tr. Gz)

KATA PENGENTAR

i
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktik Belajar
Lapangan (PKL) dengan judul “LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(PKL) Manajemen Sistem Penyelenggaran Makanan Institusi Sumber Daya
Manusia Instalasi Gizi Di RSU Royal Prima Medan”.

Laporan ini diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Praktik Kerja


Lapangan (PKL) bidang gizi institusi Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan
Dietetika di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini


tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan
ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Agita V. S. R Ginting, A. Md. Gz selaku Kepala Instalasi Gizi


RSU Royal Prima Medan serta sebagai Clinical Instructor (CI)
yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan.
2. Tiar Lince Bakara, SP, MSi selaku dosen pembimbing PKL
MSPM.
3. Ahli Gizi dan seluruh Staff di Instalasi Gizi RSU Royal Prima
Medan yang senantiasa membantu dan membimbing.
4. Seluruh pihak yang ikut membantu.

Semoga laporan PKL MSPM ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian, dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 4 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

DAFTAR TABEL............................................................................................iv

BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
C. Manfaat.................................................................................................2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

A. Macam, Jumlah, Kualifikasi SDM PMI ..............................................3


B. Job Description ....................................................................................6
C. Job Specification ..................................................................................9

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................12

A. Ketenagaan di Instalasi Gizi.................................................................12


B. Perhitungan Jumlah Tenaga di Instalasi Gizi.......................................12
C. Analisa Kebutuhan Tenaga Gizi...........................................................13

BAB IV PENUTUP..........................................................................................16

A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16
C. Rencana Tindak Lanjut.........................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

iii
DAFTAR TABEL

No
Halaman

1. Tabel 1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Di Instalasi Gizi..............6


2. Tabel 2. Jumlah Tenaga Di Instalasi Gizi.............................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia adalah pendekatan terhadap manajemen manusia.


Pendekatan terhadap manajemen manusia tersebut didasarkan pada nilai
manusia dalam hubungannya dengan organisasi. Manusia merupakan sumber
daya yang penting dalam organisasi, disamping itu efektifitas organisasi
sangat ditentukan oleh manajemen manusia.

Untuk memenuhi pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) perlu


dibedakan antara pengertiannya secara makro dan mikro. Pengertian SDM
secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara
suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia
angkatan kerja, baik yang sudah mampu memperoleh pekerjaan. Sumber Daya
Manusia dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang
bekerja atau jadi anggota organisasi yang disebut personil, pegawai,
karyawan, pekerja tenaga kerja dan lain-lain. (Mayssara A. Abo Hassanin
Supervised, 2014)

Pelayanan gizi rumah sakit sangat pen_ng sebagai salah satu penentu
kualitas pelayanan. Pelayanan gizi rumah sakit merupakan suatu
penyelenggaraan makanan kepada pasien dan karyawan yang diawali dari
perencanan menu sampai pendistribusian dalam rangka pencapaian status gizi
yang melalui pemberian diet yang tepat. (Familta et al., 2019)

Penyelenggaraan makanan institusi merupakan suatu pelayanan dimana


penyelenggaran makanan disajikan dalam jumlah porsi besar atau banyak.
Rangkaian kegiatan penyelenggaraan makanan di mulai dari perencanaan
menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan

1
yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi.
(Nurjaya et al., 2020)

Penyelenggaraan makanan terdiri dari beberapa komponen yaitu


pembelian bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan
makanan, penyajian makanan dan higiene sanitasi. Seluruh komponen tersebut
secara tidak langsung berpengaruh terhadap indikator kepuasan konsumen.
Indikator tersebut adalah cita rasa, penampilan, besar porsi, ketepatan waktu
dan kebersihan. (Kustiyoasih et al., 2017)

B. Tujuan Praktek Kerja lapangan


1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa
agar memperoleh hasil yang efesien,efektif dan optimal untuk dapat
mengetahui manajemen sistem penyelengaraan makanan institusi di
Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan
2. Tujuan Khusus
a. Terdokumentasinya konsep manajemen untuk perekrutan dan
Pelatihan tenaga, pengolahan tenaga
kerja,pemasaran,pembiayaan/perencanaan pengawasan dan
pengembangan (SDM) melalui studi kasus dan pengembangan
suatu rencana bisnis PMI
b. Terdokumentasinya konsep manajemen untuk pengolahan tenaga
kerja,pemasaran,pembiayaan/perencanaan pengawasan dan
pengembangan (SDM) melalui studi kasus dan pengembangan
suatu rencana bisnis PMI

C. Manfaat

Mahasiswa mampu mengkaji konsep-konsep manajemen untuk perekrutan


dan pelatihan tenaga, pengolahan tenaga kerja, pemasaran, pembiayaan,
(Perencanaan, pengawasan, pembinaan, dan pengembangan/ SDM melalui
studi kasus dan pengembangan suatu rencana bisnis PMI

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Macam Standar, Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Pada PMI


Pengorganisasian merupakan kegiatan serta tugas dan fungsi masing-
masing unit kerja yang ada dalam organisasi itu serta hubungan kerja antara
masing-masing unit kerja. Dalam penyelenggaraan makanan merupakan suatu
proses rangkaian kegiatan yang melibatkan banyak orang maka diperlukan
pengorganisasian yang baik guna mendapatkan hasil yang memuaskan.
Ketenagaan pada setiap penyelenggaraan makanan berbeda-beda, sesuai
dengan klasifikasi dan tujuan masing-masing. (Bachyar Bakri , Ani Intiyati,
n.d.)
Jumlah dan kualifikasi tenaga yang dibutuhkan oleh masing-masing
penyelenggaraan makanan banyak dipengaruhi oleh:
1. Jumlah konsumen yang dilayani/banyak jumlah porsi makanan yang
diselenggarakan Semakin banyak porsi makanan yang diolah,
membutuhkan tenaga yang semakin banyak pula. Jenis/macam makanan
yang diolah Semakin banyak macam menu yang diolah, semakin banyak
membutuhkan tenaga kerja. Menu pilihan membutuhkan tenaga kerja lebih
banyak daripada menu terbatas (limited menu).
2. Jumlah hari pelayanan Sarana fisik dan prasarana yang tersedia. Macam
atau menu tipe bahan makanan dan peralatan yang digunakan Bahan
makanan “ready to cook” membutuhkan tenaga lebih sedikit daripada
yang konvensional. Peralatan sekali pakai (disposable ware)
membutuhkan tenaga lebih sedikit daripada peralatan konvensional (gelas,
mangkok yang harus dicuci).
3. Macam/jenis dan jumlah menu yang disediakan (fixed menu/menu
ditetapkan atau selected menu/ menu pilihan).

3
4. Cara pendistribusian pelayanan/penyajian makanan yang ditetapkan
institusi. Metode penyajian makanan dan letak penyajian Cafetaria service
membutuhkan tenaga lebih sedikit daripada waiter service.
5. Tempat penyajian yang jauh membutuhkan tenaga lebih banyak.
6. Latihan dan pengalaman pegawai terlatih dan berpengalaman dapat
menangani berbagai tugas dan produktivitas yang baik.

Pengelompokan Ketenagaan Dalam PMI


Tenaga kerja dalam penyelenggaraan makanan umumnya dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Kelompok Tenaga Pengelola
Tenaga-tenaga pengelola kegiatan penyelenggaraan makanan bertanggung
jawab atas perencanaan, pengawasan, dan pengendalian. Kelompok tenaga ini
bertanggung jawab dalam penyusunan menu, standardisasi kualitas, dan cita
rasa makanan yang dihasilkan, serta efisiensi penggunaan dan daya yang
tersedia sehingga biaya penyelenggaraan makanan dapat ditekan serendah
mungkin tanpa mengurangi mutu dan cita rasa makanan.
2. Kelompok Tenaga Pelaksana
Kelompok tenaga pelaksana dalam penyelenggaraan makanan adalah yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan produksi dan distribusi makanan
kepada konsumen. Isi tenaga dalam kelompok ini adalah mereka yang
mempunyai keahlian dalam kegiatan masak-memasak, baik melalui
pendidikan formal maupun melalui pengalaman yang cukup.
3. Kelompok Tenaga Pembantu Pelaksana
Kelompok tenaga pembantu pelaksana penyelenggaraan makanan adalah
mereka yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan makanan, tetapi tidak
mempunyai tanggung jawab khusus. Umumnya mereka hanya membantu
tenaga pelaksana untuk menyelesaikan tugasnya, seperti membersihkan bahan
makanan, memotong, mengiris, atau membantu pekerjaan memasak lainnya,
termasuk membersihkan peralatan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan
tenaga kerja mulai dari sebelum, selama, dan sesudah masa kerja merupakan
bagian yang harus diperhatikan dari ketenagaan yang ada.

4
Ketenagaan Dalam PMI
Berdasarkan hasil Lokakarya pengelolaan Rumah Sakit (Direktorat
Pelayanan RS Depkes RI, 1997) ditentukan bahwa kebutuhan tenaga pada
penyelenggaraan makanan rumah sakit ditetapkan berdasarkan jumlah tempat
tidur yang tersedia di rumah sakit.
Untuk semua tipe kelas sebagai berikut :
1. S3 : 1 : 500 TT (untuk RS kelas A)
2. S2 : 1: 400 TT (untuk RS Kelas A dan B)
3. S1/D4 Gizi : 1 : 200 TT ( 1 orang per 200 tempat tidur, untuk RS Kelas
A,B,C)
Catatan:Untuk RS Kelas D Tidak diperlukan S1/ D4 Gizi
1. D3 Gizi : 1 ; 70 – 100 TT (Untuk RS Kelas A,B,C dan D)
2. SPAG/D1 : 1 : 40 TT (Khusus RS Kelas D Rationya adalah 1 : 30 TT)
3. SMK : 1 : 12 TT 4. SMU : 1 : 12 TT

Kualifikasi sumber daya manusia di instalasi gizi adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kualifikasi sumber daya manusia di instalasi gizi


No. Nama jabatan Pendidikan Sertifikasi
1. Kepala instalasi S2-gizi/kesehatan - Ijasah S2
gizi dengan managemen/kesehatan
pendidikan dasar - Ijazah DIV/S1 gizi
D III/D IV/ S 1 - Ijazah DIII gizi
gizi - STR,SIK
- Pengalaman kerja
lebih dari ≥ 5 tahun di
instalasi gizi
- Sertifikat pelatihan
gizi klinik dan food
service

2. Koordinator D IV/ S 1 gizi - Ijazah DIV/S1 gizi


- STR,SIK
- Pengalaman kerja
lebih dari ≥ 3 tahun di
instalasi gizi
- Sertifikat pelatihan
gizi klinik dan food
service

3. Kepala urusan D III/D IV/ S 1 - Ijazah D III/D IV/ S


gizi 1 gizi

5
- STR,SIK
- Sertifikat pelatihan
gizi klinik dan food
service

4. Pelaksana asuhan D III/D IV/ S 1 - Ijazah D III/D IV/ S


gizi ruang rawat gizi 1 gizi
inap - STR,SIK
- Sertifikat pelatihan
seminar, workshop
gizi klinik

5. Pelaksana asuhan D IV/ S 1 gizi - Ijazah D III/D IV/ S


gizi ruang rawat 1 gizi
jalan - STR,SIK
- Sertifikat pelatihan
seminar, workshop
gizi klinik

6. Pengawas D III/D IV gizi - Ijazah D III/D IV/ S


produksi 1 gizi
makanan - STR,SIK
- Sertifikat pelatihan
seminar, workshop
food service

7. Asisten DI gizi / SPAG - Ijazah DI gizi / SPA


pengawas - STR,SIK
produksi - Sertifikat pelatihan
makanan seminar, workshop
food service

8. Penanggung DIII tata boga - Ijazah DIII tataboga


jawab produksi - Sertifikat pelatihan
makanan seminar, workshop
food cilinary

9. Juru masak SMK tata boga Ijazah SMK tata boga

B. Job Description

Dalam melaksanakan pelayanan gizi di Rumah Sakit. Macam ketenagaan


yang diperlukan dapat dibedakan atas pegawai yang ahli atau pegawai yang
tidak ahli. Pegawai yang ahli adalah tenaga gizi yang telah mendapat
pendidikan dasar khusus gizi seperti sarjana gizi, sarjana muda gizi, serta

6
tenaga menengah gizi atau “peratur gizi”. Dalam klasifikasi ketenagaan di
Rumah Sakit saat ini pemasak belum digolongkan sebagai seorang ahli.
Karena itu tenaga pemasak serta tenaga pembersih atau pekarya lain yang
bekerja di bidang penyelenggaraan makanan dimasukkan dalam tenaga tidak
ahli gizi.

1. Ahli gizi

Seseorang ahli gizi (sarjana atau sarjana muda gizi) harus mampu
menerapkan pengetahuan gizi dalam mengelola makanan sekelompok
orang. Secara umum, maka tugas dan tanggung jawab seorang ahli gizi
dalam penyelenggaraan makanan banyak adalah:

a. Merencanakan, mengembangkan, membina, mengawasi, dan


menilaikan penyelenggaraan makanan dengan yang tersedia
berdasarkan prinsip gizi dalam usaha menunjang pelayanan Rumah
Sakit terhadap pasien.
b. Mencapai standar kualitas penyelenggaraan makanan yang tinggi,
dengan menggunakan tenaga dan bahan makanan secara efisien
dan efektif.
c. Merencanakan menu makanan biasa dan makanan khusus sesuai
dengan pola menu yang ditetapkan.
d. Membuat standardisasi pelaporan untuk pengawasan dan
perencanaan instalasi gizi.
e. Membantu melaksanakan pelaporan untuk pengawasan dan
perencanaan instalasi gizi.
f. Membantu melaksanakan pelaporan manajemen keuangan.
g. Menjaga dan mengawasi sanitasi penyelenggaraan makanan dan
keselamatan kerja pegawai.
h. Merencanakan , mengembangkan, membina, menilaikan kegiatan
pelayanan gizi ruang rawat inap. Penyuluhan dan rujukan gizi.
Kegiatan penelitian pengembangan gizi terapan.
i. Mengatur pembagian tugas sesuai dengan spesifikasi tugas
seseorang.

7
j. Menelaah seluruh kegiatan instalasi gizi termasuk perencanaan dan
koordinasi pelayanan gizi.
k. Memberikan bimbingan dan melakukan pengawasan dan evaluasi
terhadap calon sarjana muda gizi. Tenaga menengah gizi, pegawai
kesehatan atau pegawai lain yang mengikuti latihan kursus di
instalasi gizi.

2. Tenaga Menengah Gizi


Perencanaan tenaga gizi menengah semakin berkembang. Dengan
berkembangnya kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit tugas dan
tanggung jawab seorang pengatur atau pembantu ahli gizi meliputi:
a. Berkonsultasi dengan sarjana/sarjana muda gizi dalam
melaksanakan kegiatan pengadaan/penyediaan makanan, kegiatan
pelayanan gizi di ruang rawat inap, penyuluhan/konsultasi dan
rujukan gizi serta penelitian pengembangan gizi terapan.
b. Mengawasi dan menilaikan pegawai dan pegawai baru.
c. Memberi pengarahan pada pegawai dalam menggunakan dan
memelihara peralatan.
d. Memberikan pengarahan, bimbingan pada pegawai dalam
menyelenggarakan makanan.
e. Mempersiapkan jadwal waktu dan kerja bagi seluruh pegawai
dapur.
f. Mengawasi pelaksanaan dan memelihara sanitasi dan kebersihan
seluruh instalasi gizi dan pegawai dapur.
g. Mengawasi pelaksanaan dan memelihara sanitasi dan kebersihan
seluruh instalasi gizi dan pegawainya.
h. Membantu dalam melaksanakan usaha-usaha keselamatan kerja
sesuai dengan yang ditetapkan.

3. Pemasak
Di Indonesia tenaga pemasak belum termasuk golongan tenaga asli
bahkan dalam kategori tenaga kesehatan tidak tercantum tenaga pemasak

8
karena itu kedudukan tenaga pemasak dan keahlian memasak ini perlu
betul-betul diperhatikan dan dihargai sebagaimana mestinya.
Pengelompokan tenaga pemasak hingga saat ini didasarkan atas
keterampilan yang dimiliki dalam melakukan kegiatan memasak karena itu
tugas pemasak baik ia sebagai kepala pemasak tidak banyak berbeda.
Tugas dan tanggung jawab pemasak makanan adalah:
a. Merencanakan cara kerja, memasak, waktu agar sesuai dengan
menu dan jadwal pembagian makanan yang ditentukan.
b. Mengkonsultasikan cara pemasakan bahan makanan sebelum
memulai memasak dengan kepala pemasak ataupun pembantu ahli
gizi.
c. Membantu dalam mengawasi, melatih pemasak baru.
d. Mempersiapkan contoh makanan yang dimasak.
e. Membersihkan peralatan, melaporkan kegiatan yang telah
dilakukan kepada kepala pemasak.
f. Melakukan penilaian terhadap resep baru serta melaporkannya
kepada kepala pemasak.
g. Mengembangkan buku resep.

4. Pelaksana Gizi Ruangan


Di samping tenaga pemasak, di instalasi gizi juga bekerja tenaga
pelaksana ruangan yang melakukan kegiatan pelayanan makanan di
ruangan pasien. Tugas tenaga pelaksana ruangan adalah sebagai berikut:
a. Mengambil makanan dari dapur untuk dibawa ke ruangan.
b. Membuat daftar permintaan makanan ruangan.
c. Membagi makanan untuk pasien dan karyawan.
d. Membersihkan peralatan dan dapur ruangan.
e. Melaporkan pasien masuk dan pulang kepada pembantu ahli
gizi/sarjana muda gizi yang bertanggung jawab.
f. Bekerja sama dengan tenaga di ruangan secara baik.

C. Job Spesification

9
Dalam ketetapan tentang akreditasi Rumah Sakit, jelas dinyatakan bahwa
instalasi gizi harus dipimpin dan dikepalai oleh seseorang yang benar-benar
ahli dibidang gizi dan dietetik, serta memiliki pengetahuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh. Di samping dituntut memiliki keahlian di
bidang gizi dan dietetik, juga harus menguasai administrasi makanan banyak
dan manajemen perkantoran.
Oleh karena itu, maka kualifikasi tenaga gizi harus sesuai dengan
ketetapan di atas agar supaya manajemen makanan di Rumah Sakit dapat
berjalan dengan lancar dan tepat.
Kualifikasi tenaga gizi di Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1. Pembina
Sarjana (S1, S2, Di bidang gizi, kesehatan masyarakat, kedokteran)
2. Pengelola
Sarjana (S1, S2, Dalam bidang pendidikan gizi sampai sarjana muda
gizi, kemudian di tambah keahlian khusus, diutamakan :
a. Bidang gizi klinik dan gizi institusi
b. Manajemen administrasi
c. Kesehatan masyarakat

3. Pelaksana
a. Sarjana –S1
Dalam bidang pendidikan gizi. Hingga sarjana muda gizi,
kemudian ditambah keahlian khusus di bidang gizi klinik. Gizi
Institusi, manajemen dan administrasi dan kesehatan masyarakat.

b. Sarjana muda
- Lulusan sekolah akademi gizi negeri
- Lulusan IKIP negeri jurusan gizi atau kesehatan keluarga

c. Tenaga menengah
- Lulusan sekolah menengah kesehatan jurusan gizi (sebelum tahun
1980)

10
- Sekolah menengah teknologi kerumahtanggaan negeri jurusan
BOGA
- Sekolah menengah kesejahteraan keluarga jurusan BOGA
- Sekolah kesejahteraan keluarga tingkat atas jurusan memasak
d. Tenaga dasar gizi

- Lulusan sekolah menengah tingkat pertama yang telah di kursus


gizi dan dietetik selama tiga bulan.
- Lulusan sekolah kepandaian putri.
- Lulusan sekolah kesejahteraan keluarga tingkat pertama bagian
memasak.
- Lulusan sekolah menengah kejuruan tingkat pertama jurusan
BOGA.
e. Tenaga pekarya
- Lulusan sekolah menengah tingkat pertama atau sekolah yang
sederajat.

f. Pelaksana administrasi
- Lulusan sarjana muda lembaga administrasi negara atau sekolah
lain yang sederajat.
- Lulusan KPPA
- Sekolah menengah tingkat atas dengan kursus tambahan di bidang
administrasi.

11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ketenagaan di Instalasi Gizi


Tabel 2. Jumlah Tenaga Di Instalasi Gizi
Jumlah
No Nama Jabatan Pendidikan Kebutuhan
(Orang)
1 Kepala Instalasi Sarjana Terapan 1
Gizi
2 Nutritionist (Ahli Gizi Produksi) Ahli Madya Gizi 1
3 Nutritionist (Ahli Gizi Ruangan) Ahli Madya Gizi 2
4 Nutritionist (Ahli Gizi Ruangan) Sarjana Terapan 1
Gizi
5 Penyaji, pencucian alat, dan SMA 24
pramusaji/distribusi
6 Juru Masak SMA 7
7 Assisten Juru Masak SMA 5
Total 41

B. Perhitungan Jumlah Tenaga Di Instalasi Gizi

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


81/Menkes/SK/I/2004, WISN adalah suatu metode perhitungan kebutuhan
SDM berdasarkan pada beban kerja pekerja

1. Metode perhitungan
Beberapa metode perhitungan ketenagaan :
 Berdasarkan Rasio Tempat Tidur Pasien
 Indicator staffing Needs (ISN)
 Recommendation full Time Equivalents
 US Departement of Health Human Service
 Workload Indicator staffing Need (WISN)

2. ISN(Indicator Staffing Needs)

12
Selama ini dikenal ada beberapa metode untuk menghitung kebutuhan
SDM dirumah sakit. Pada tahun 1998, Shipp yang didukung World Health
Organization 3 (WHO) memperkenalkan metode yang digunakan untuk
menghitung kebutuhan sumber daya manusia di fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk rumah sakit yaitu metode Workload Indicator
Staffing Need (WISN). Metode perhitungan tersebut saat ini telah
diadaptasi dan digunakan oleh Departemen Kesehatan RI dalam
menghitung jumlah kebutuhan masing-masing kategori tenaga kesehatan
serta disahkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
81/Menkes/SK/2004.

3. Prinsip perhitungan Rumus ISN (indikator Stafing Needs)


Kebutuhan Tenaga = Beban Kerja dalam 1 tahun
———————————————————
Waktu Kerja yang tersedia / 1 Tahun

C. Analisa Kebutuhan Tenaga Gizi


Jumlah Pasien Senin, 4 Oktober 2021 adalah 197
1) Kebutuhan tenaga gizi untuk asuhan gizi rawat inap dan
penyelenggaraan makanan berdasarkan jumlah konsumen di RSU
Royal Prima Medan
 Ratio tenaga ahli gizi konsumen : konsumen = 1:40
 Hari pelayanan 7 hari/minggu, hari kerja efektif 6 hari/minggu
 Koreksi faktor cuti : 0,2
 Jam kerja: 8 jam/ hari dan istirahat 1 jam (efektif 7 jam)
2) Perhitungan untuk 218 konsumen di RSU Royal Prima Medan
 Ratio 1: 40 maka 197/40 orang = 5 orang
 Koreksi faktor hari kerja maka 8/7 x 5 orang = 5,71 orang
 Koreksi cuti, libur dll maka 5,71 orang + (0,2 x 5,71) = 7 orang
 Koreksi istirahat 1 jam maka 8/7 x 7 orang = 8,03 orang
 Maka kebutuhan ahli gizi adalah 9 orang

13
Sesuai dengan data di Instalasi Instalasi Gizi RSU Royal Prima
Medan Serdang bahwa tenaga ahli gizi yang ada sekarang adalah 9
orang dan kebutuhan menurut perhitungan analisa kebutuhan tenaga
ahli gizi adalah 10 orang, sehingga terjadi kekurangan tenaga
sebanyak 4 orang. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan
ini adalah dengan menghitung jumlah optimal kebutuhan tenaga
berdasarkan beban kerja nyata.
3) ISN (Indicator Staffing Needs)
Jumlah tenaga juru masak = 7 orang
Beban kerja/ tahun = ∑ karyawan saat ini x jam kerja x 365 hari
= 7 orang x 7 jam x 365 hari
= 17.885
Waktu yang tersedia = 365 – (12 hari cuti +15 hari libur nasional + 52
minggu/ tahun)
= 365 - 79
= 286
Kapasitas kerja/ tahun = 286 x 7 jam
= 2.002
Kebutuhan tenaga = beban kerja/tahun x bobot
Kapasitas kerja/tahun
= 17.885 x 1 / 2002
= 8,93 = 9 orang
Sehingga tenaga juru masak kurang 2 orang

Jumlah tenaga pramusaji = 24 orang


Beban kerja/ tahun = ∑ karyawan saat ini x jam kerja x 365 hari
= 24 orang x 7 x 365
= 61.320
Waktu yang tersedia = 365 – (12 hari cuti +15 hari libur nasional + 52
minggu/ tahun)
= 365 - 79
= 286

14
Kapasitas kerja/ tahun = 286 x 7 jam
= 2002
Kebutuhan tenaga = beban kerja/tahun x bobot
Kapasitas kerja/tahun
= 61.320 x 1/ 2002
= 30.63 = 31 orang
Sehingga tenaga pramusaji kurang 7 orang

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan data di Instalasi Instalasi Gizi RSU Royal Prima Medan
bahwa tenaga ahli gizi yang ada sekarang adalah 5 orang dan kebutuhan
menurut perhitungan analisa kebutuhan tenaga ahli gizi adalah 9 orang,
sehingga terjadi kekurangan tenaga sebanyak 4 orang. Dan untuk tenaga juru
masak di Instalasi RSU Royal Prima Medan sebanyak 7 orang dan menurut
perhitungan ISN (Indicator Staffing Needs) adalah 9 orang sehingga terjadi
kekurangan 2 orang tenaga juru masak. Dan untuk tenaga pramusaji di
Instalasi Gizi RSU Royal Prima Medan sebanyak 24 orang dan menurut
perhitungan ISN (Indicator Staffing Needs) adalah 31 orang sehingga terjadi
kekurangan 7 orang tenaga pramusaji.

B. Saran
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
menghitung jumlah optimal kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja nyata
sehingga terjadi keseimbangan pada tenaga kerja di Instalasi Gizi Rumah
Sakit Daerah Deli Serdang.

C. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah dengan menambah


tenaga ahli gizi, juru masak dan pramusaji sesuai perhitungan kebutuhan
tenaga.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bachyar Bakri , Ani Intiyati, W. (n.d.). Sistem penyelenggaraan makanan


institusi. 148, 148–162.

Familta, Z., Elfindri, E., & Yunita, J. (2019). analisis Analisis Manajemen
Pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
Provinsi Riau Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Komunitas, 5(3), 218–226.
https://doi.org/10.25311/keskom.vol5.iss3.460

Kustiyoasih, M. P., Adriani, M., & Nindya, T. S. (2017). Penyelenggaraan


Makanan Dan Kepuasan Konsumen Di Kantin Lantai 2 Rumah Sakit
Universitas Airlangga Surabaya. Media Gizi Indonesia, 11(1), 11.
https://doi.org/10.20473/mgi.v11i1.11-16

Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014). Tinjauan Pustaka. Paper


Knowledge . Toward a Media History of Documents, 8–30.

Nurjaya, Aslinda, W., & Kasmawati. (2020). The Level of Student Satisfaction
With The Food Service At Al-Fahmi Integrated Islamic Middle School In
Palu City 2019. Jurnal Ilmu Gizi, 1(1), 31–36.

17

Anda mungkin juga menyukai