Anda di halaman 1dari 43

COVER

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR GOLONGAN III CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


PEMERINTAH KOTA BAUBAU

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)


SEBAGAI APOTEKER AHLI PERTAMA DALAM
Judul :
PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI PENERAPAN
TELAAH RESEP PADA INSTALASI KEFARMASIAN PUSKESMAS
LIWUTO KOTA BAUBAU

OLEH :

NURIA ACIS, S.FARM., APT.


NIP. 19921124 201903 2 018

APOTEKER AHLI PERTAMA


ANGKATAN XLVI/NOSIS : 08

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XLVI
TAHUN 2019

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2019
HALAMAN PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’allamin…

Puji dan syukur peserta ucapkan ke hadirat Allah swt. karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) ini peserta selesaikan. Peserta
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini antara lain:
1. Pemerintah Kota Baubau atas segala dukungannya selama
pelaksanaan Pelatihan Dasar CASN Tahun 2019;
2. Ibu Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE, M.Si. selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
yang telah memberikan fasilitas dan arahan selama kegiatan
berlangsung;
3. Bapak Drs.H.Abd Rajab Rauf S,M.Si selaku penguji yang memberikan
banyak arahan sehingga membuat peserta menjadi lebih giat dalam
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi.
4. Drs.Sahabuddin M.Si selaku coach Kelompok II Angkatan XLVI yang
telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta
sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan;
5. Yusniar,S.Kep. selaku mentor atas bimbingan, dukungan dan arahan
kepada peserta sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan;
6. Seluruh Widyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Lingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya;
7. Panitia Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
XLVIKota Baubau Tahun 2019 yang telah membantu kami dalam
pelaksanaan Latsar;
8. Keluarga tercinta yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan dan
motivasi dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selamat
Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019.
9. Seluruh siswa Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Tahun 2019 yang
memberi banyak kesan persahabatan dan persaudaraan, satu rasa dan
satu tujuan.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kegiatan ini.
Peserta menyadari bahwa rancangan aktualisasi yang telah disusun
ini masih tidak sempurna karena keterbatasan peserta sehingga kritik dan
saran dari semua pihak akan peserta terima dan dianggap sebagai
perbaikan untuk sempurnanya rancangan ini.

Kendari, 21 November 2019


Penyusun,

Nuria Acis, S.Farm., Apt.


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas adalah suatu pelayanan yang
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Hal tersebut harus didukung
oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang
berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Salah satu penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yaitu
kegiatan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik merupakan
Pelayanan Kefarmasian yang bertanggung jawab pada pasien berkaitan
dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang dimulai dari proses
penerimaan Resep dari Dokter penulis resep dan melakukan pengkajian dan
pelayanan Resep. Peresepan obat oleh dokter adalah salah satu langkah
penting dalam pemberian terapi obat yang rasional kepada pasien.
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku kepada apoteker untuk menyiapkan dan atau membuat,
meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Penulisan resep harus sesuai
dengan format dan kaidah yang berlaku, bersifat pelayanan medik dan
informatif dan ditulis secara jelas, dapat dibaca, lengkap dan memenuhi
peraturan perundangan serta kaidah yang berlaku.
Pada tahap pengkajian resep, apoteker yang menerima resep akan
terlebih dulu melakukan skrining Resep yang meliputi skrining administrasi,
skrining farmasetik dan skrining klinis. Tahap skrining administrasi meliputi
Identitas Pasien (Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan), Nama dan
paraf dokter, Tanggal resep, dan Ruangan/unit asal resep. Kondisi yang
terjadi saat ini yaitu belum optimalnya proses skrining resep karena terjadi
beberapa kesalahan penulisan resep. Di beberapa resep masih ditemukan
adanya nama obat yang di singkat, jumlah obat yang di minta tidak jelas,
aturan penggunan atau aturan minum yang tidak jelas. Hal tersebut jika di
biarkan dapat menyebabkan kesalahan interpretasi atau pembacaan sehingga
berpeluang mengakibatkan kesalahan pengambilan obat. Oleh karena itu,
perlunya di lakukan rancangan aktualisasi yang bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kefarmasian khususnya di bidang pengkajian resep
dengan membuat dan menerapkan resep yang berkonse telaah resep sebelum
di lakukan proses pengambilan obat dan penyerahan kepada pasien,
sehingga dapat meminimalisasi kesalahan pemberian obat.
Konseling Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat
pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan
dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek
samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.
Kondisi yang terjadi selama ini, konseling belum bisa di lakukan di
karenakan belum tersedianya tenaga Apoteker sebagai tenaga professional
yang dapat melakukan konseling pengobatan. Selain itu, konseling belum
terlaksana dikarenakan belum adanya ruangan yang dapat di gunakan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Kondisi yang seharusnya terjadi adalah
memadainya ruangan dan tenaga kesehatan professional dalam hal ini
apoteker, sehingga kegiatan konseling dapat di laksanakan.
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas
dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan
pasien. PIO bertujuan menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga
kesehatan lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat. Saat ini, pio
kepada tenaga kesehatan belum terlaksana disebabkan belum adanya tenaga
Apoteker yang tesedia dan kurangnya koordinasi antar petugas kesehatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Aktualisasi ini adalah :
1) Menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yang kompeten dan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN di tempat tugas sebagai
pelayan publik.
2) Memberikan pelayanan publik yang berkualitas melalui konsep dan
prinsip pelayanan publik, pola pikir PNS sebagai pelayan Publik dan
praktik etiket pelayanan publik.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari Aktualisasi ini adalah meningkatkan
Pelayanan Kefarmasian Melalui Penerapan Telaah Resep Pada Instalasi
Kefarmasian Puskesmas Liwuto
1.3 Manfaat
1.4.1. Bagi Penulis
Dengan mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA dan peran serta
kedudukan ASN, kepribadian diri semakin terbentuk dengan baik sehingga
dapat bekerja secara professional, disiplin, jujur, memiliki etika dan kreatif
yang mendorong capaian kinerja yang lebih baik.

1.4.2. Bagi Instansi Kerja


Kinerja PNS yang menjadi semakin baik akan membuat pelayanan di
Instantasi semakin baik, iklim kerja yang menyenagkan dalam melayani
publik serta membantu pencapaian visi misi instanasi sehingga citra instansi
di masyarakat semakin meningkat
1.4.3. Bagi Masyarakat
Terwujudnya pelayanan kesehatan secara prima dan terpadu.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi yaitu Puskesmas Liwuto sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan, Standar Prosedur Operasional sebagai dasar
kegiatan dan para tenaga kesehatan sebagai petugas yang turut membantu
terlaksananya kegiatan.
1.5 Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan aktualisasi di laksanakan di Puskesmas Liwuto selama 30
hari kerja di mulai dari 23 November s.d 25 Desember 2019.
N Kegiatan November Desember
o
4 1 2 3 4
1 Meminta persetujuan dan
dukungan untuk melakukan
kegiatan aktualisasi kepada
pihak terkait
2 Membuat Standar Prosedur
Operasional (SPO) Pelayanan
resep dan merevisi form Resep
menggunakan Telaah Resep
3 Sosialisasi aturan penulisan
resep yang telah di revisi
kepada Tenaga kesehatan
(Dokter, Perawat, dan Bidan)
4. Mengedukasi Pengkajian
Resep kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian dan Tenaga
Kesehatan lainnya yang
bertugas di Ruang
kefarmasian
5. Mengevaluasi penerapan
telaah resep yang di terima
oleh Instalasi Farmasi
Puskesmas Liwuto.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR,
PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA

2.1 Gambaran Umum Organisasi


2.1.1 Kedudukan Organisasi
Puskesmas Liwuto berlokasi di Jalan Sultan Mardan Ali No.355
Kelurahan Liwuto, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi
Tenggara. Wilayah kerja Puskesmas Liwuto terdiri dari daerah dataran
yang dikelilingi oleh laut dan dapat ditempuh kurang lebih 20 menit dari
Pantai Kamali Baubau dengan menggunakan kendaraan perahu jonson.
Luas Wilayah kerja Puskesmas Liwuto adalah ± 5,4 Km2 dengan
batas-batas adminsistrasi sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Lowu-lowu
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Kadolomoko
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Selat Baubau
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Wara

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Liwuto


Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pihak Puskesmas
Liwuto, diperoleh bahwa Wilayah Kerja Puskesmas Liwuto berpenduduk
5.254 jiwa, jumlah KK sebanyak 1.277 Kepala Keluarga, terdiri dari
Kelurahan Liwuto 589 KK dan Kelurahan Sukanayo 688 KK, serta jumlah
rumah sebanyak 907 buah, terdiri dari Kelurahan Liwuto 406 buah dan
Kelurahan Sukanayo 501 buah, dengan distribusi penduduk sebagai
berikut :
Tabel 1.
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Liwuto Tahun 2017
NO PEREMPUA JUMLA
KELURAHAN LAKI – LAKI
. N H
1. Liwuto 1.225 1.276 2.501
2. Sukanayo 1.349 1.404 2.753
Jumlah 2.574 2.680 5.254
Sumber : Data Primer 2017

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat, maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Liwuto terdiri atas :
1. Puskesmas Induk : 1 Buah
2. Polindes : 1 Buah
3. Posyandu Bayi : 5 Buah
4. Poskesdes : 2 Buah
Puskesmas Liwuto Terbagi atas Ruang rawat jalan dan ruang rawat
inap, dengan luas bangunan 470 m².
1. Ruang Rawat Jalan, terdiri dari :

- Ruang Ka. UPT.

- Ruang Tata Usaha


- Ruang UGD

- Ruang Poli umum

- Ruang Apotik

- Ruang Imunisasi

- Ruang P2M

- Laboratorium Sederhana

- Ruang KIA/KB

- Ruang Poli Gigi

- Ruang Kesling dan Promkes

2. Ruang Rawat inap terdiri :

- Ruang Persalinan

- Ruang Paska Persalinan

- Ruang Bayi

- Ruang Perawatan
Tenaga kesehatan di Puskesmas Liwuto yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Daftar tenaga kesehatan
N
Jenis Tenaga Jumlah Ket
o
1 Dokter Umum 2 orang PNS & PTT
2 Dokter Gigi 1 orang PNS
3 Kesmas 1 orang PNS
4 Perawat 8 orang PNS
5 Bidan 4 orang PNS
6 Sanitarian 1 orang PNS
7 Gizi 1 orang PNS
8 Apoteker 1 orang PNS
8 Asisten Apoteker 1 orang PNS

2.1.2 Visi dan Misi Organisasi


2.1.2.1 Visi
Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Liwuto, ditetapkan Visi
untuk mendukung Rencana Strategis Departemen Kesehatan. Visi Puskesmas
Liwuto yaitu “Mewujudkan masyarakat Pulau Makasar yang Sehat, Mandiri
dan Berbudaya.”
2.1.2.2 Misi
Misi Puskesmas Liwuto yaitu :
a. Mendorong pembangunan berwawasan kesehatan
b. Mendorong kemandirian masyarakat Pulau Makasar untuk hidup
sehat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan baik promotif, preventif maupun kuratif
c. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang
bermutu, efektif, efisien, adil dan merata serta terjangkau bagi
masyarakat Pulau Makasar.
d. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang berkaitan dalam
peningkatan kesehatan masyarakat.

2.1.3 Tujuan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
serta memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat Pulau
Makasar.
2.1.4 Strategi
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di
Puskesmas induk.
b. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di
Puskesmas.
d. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder.
e. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan.

2.1.5 Budaya Puskesmas


Bekerja dengan ikhlas, efisien, profesional dan mempunyai komitmen
yang kuat demi kepuasan pasien.
2.1.6 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Liwuto berdasarkan Permenkes
No. 75 Tahun 2014, sebagai berikut :

Kepala Puskesmas

Kepala Tata Usaha

Sistem Informasi Kesehatan Kepegawaian Pengelola Barang Keuangan

Upaya Kesehatan Masyarakat UKP.Kefarmasian & Laboraturium Jejaring


Puskesmas

Esensial
Pengembangan Poskesdes Liwuto

KesLing Pj. Imunisasi Poli Umum Unit Gawat Darurat


Bidan Desa

Kesehatan Jiwa Kesehatan Lansia


Gizi PTM
Poli Gigi Persalinaan
Poskesdes Sukanayo

P2P HIV/AIDS Bidan Desa


Prolanis Poli KIA/KB Klinik Sanitasi

TB / KUSTA Promkes
Klinik Gizi Klinik IMS

Pj. Diare KIA/KB


Laboraturium Klinik MTBS

Pj. ISPA Perkesmas

Pj. DBD Kefarmasian


UKS

Pj. Surveilans

Gambar 2. Struktur organisasi Puskesmas Liwuto


2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi. Nilai dasar ASN merupakan
modal awal seorang ASN dalam menjalankan tugasnya. Sebelum
mengimplementasikan nilai dasar PNS, ada satu tahap yang dilalui yaitu
tahap internalisasi yitu proses pemahaman atas nilai yang terkandung dari
masing-masing poin ANEKA yaitu:
2.2.1 Akuntabilitas
Merupakan kesadaran adanya tanggung jawab dan kemauan untuk
bertanggung jawab. PNS memiliki tugas pokok fungsi yang wajib untuk
dijalankan. Setiap PNS harus bertanggung jawab atas apa yang telah
dilaksanakan. Ada 9 aspek akuntabilitas antara lain:
a. Kepimpinan
b. Transparansi;
c. Integritas;
d. Tanggung jawab;
e. Keadilan;
f. Kepercayaan;
g. Keseimbangan;
h. Kejelasan; dan
i. Konsistensi.

2.2.2 Nasionalisme
Yaitu sikap menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila. Setiap sila dalam
Pancasila mengandung nilai-nilai kemuliaan. Sila pertama, Ketuhanan yang
Maha Esa. Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketiga, Persatuan
Indonesia. Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Lima sila ini merupakan pondasi dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.
Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang
harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat ;
b. Memahami pluralitas;
c. Berorientasi kepublikan yang kuat; dan
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya.

2.2.3 Etika Publik


Yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat Seorang PNS harus
mampu memberi pelayanan yang ramah selama menjalankan tugasnya.
Dalam kondisi apapun, PNS tidak boleh terlihat sombong, angkuh, galak,
apalagi tidak sopan. Aspek etika publik antara lain:
a. Jujur;
b. Integritas;
c. Disiplin;
d. Sopan;
e. Transparan;
f. Kerjasama;
g. Empati;
h. Respek; dan
i. Keluwesan.
2.2.4 Komitmen Mutu
Yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi mutu. Ada empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik yang menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari kuantitas dan mutu hasil kerja,
melainkan kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilakukan sehingga dapat diketahui ada tidaknya penggunaan sumber daya
yang berlebihan, penyalahgunaan alokasi, penyimpanagan prosedur dan
mekanisme yang tidak sesuai dengan alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik merupakan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapan. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan (Berry dan Pasuraman
dalam Zulian Zamit, 2010:11) yaitu:
1) Tangibles, yaitu bukti langsung yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
pegawai dan sarana komunikasi.
2) Reliability, yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
3) Responsiveness, yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4) Assurance, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya.
5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik dan perhatian yang tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
2.2.5 Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai kejahatan
yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa yaitu mampu merusak
tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat maupun
ranah kehidupan yang lebih luas lagi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
bersama dengan pakar telah melakukan identifikasi nilai – nilai dasar anti
korupsi.
Ada 9 nilai – nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata jujur dan transparan
serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga
dapat membentengi diri dari perbuatan curang.
b. Kepedulian
Dengan adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa sosial yang
tinggi tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar.
c. Kemandirian
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk tidak
mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus
dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
Menurut Undang-undang No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan
negara; (2) suap-menyuap; (3) pemerasan; (4) perbuatan curang; (5)
penggelapan dalam jabatan; (6) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan
(7) gratifikasi.
2.2.6 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu,
PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu
tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi;
mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin;
pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan
(LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
2.2.7 Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno & Sejati,
2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold &
lain-lain, 2004).
2.2.8 Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di
Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU
No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik
yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta
karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara
mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan meliputi: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi
New Public Service (NPS). Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel,
dan berkeadilan.
BAB III
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi dan Penetapan Isu
Identifikasi isu menggunakan metode USG. Urgency: seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Berikut Analisis USG
dalam penetapan isu aktualisasi, yaitu :
1. Belum terlaksananya kegiatan Konseling pengobatan pasien
2. Belum optimalnya pelayanan resep di Instalasi Farmasi Puskesmas
Liwuto
3. Belum terlaksananya kegiatan Pelayanan Informasi Obat baik kepada
pasien maupun petugas kesehatan lainnya.
Analisis USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai
sangat USG atau tidak sangat USG.
N Penilaian Isu Total Rang
Identifikasi Isu
o U S G Skor king
Belum terlaksananya kegiatan
1 3 4 4 11 II
Konseling pengobatan pasien
Belum optimalnya pelayanan resep di
2 4 5 4 13 I
instalasi Farmasi Puskesmas Liwuto
Belum terlaksananya kegiatan
Pelayanan Informasi Obat baik kepada
3 4 3 3 10 III
pasien maupun petugas kesehatan
lainnya
Keterangan :
Urgency
5 : Sangat Penting
4 : Penting
3 : Cukup Penting
2 : Kurang Penting
1 : Tidak Penting
Seriousness
5 : Akibat yang ditimbulkan Sangat Serius
3 : Akibat yang ditimbulkan Serius
3 : Akibat yang ditimbulkan Cukup Serius
2 : Akibat yang ditimbulkan Kurang serius
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
Growth
5 : Sangat Berkembang
4 : Berkembang
3 : Cukup Berkembang
2 : Kurang Berkembang
1 : Tidak Berkembang
Berdasarkan analisis USG, maka diperoleh masalah dengan nilai paling
tinggi yaitu “Belum optimalnya pelayanan resep di instalasi Farmasi
Puskesmas Liwuto” sebagai masalah yang paling serius dan membutuhkan
penyelesaian secepat mungkin karena jika tidak di tangani, masalah tersebut
akan menyebabkan kesalahan dan juga akan menganggu jalannya pelayanan
kefarmasian.
3.2 Alasan Penetapan Isu
Alasan penetapan isu yaitu belum optimalnya proses skrining resep
karena terjadi beberapa kesalahan penulisan resep. Di beberapa resep masih
ditemukan adanya nama obat yang di singkat, jumlah obat yang di minta
tidak jelas, aturan penggunan atau aturan minum yang tidak jelas. Hal
tersebut jika di biarkan dapat menyebabkan kesalahan interpretasi atau
pembacaan sehingga berpeluang mengakibatkan kesalahan pengambilan
obat.
3.3 Keterkaitan isu
Isu yang diangkat dalam rencana aktualisasi ini di hubugkan dengan
nilai dasar seperti Manajemen ASN, whole of Government, dan pelayanan
publik. Isu “Peningkatan Pelayanan Kefarmasian Melalui Penerapan Telaah
Resep Pada Instalasi Kefarmasian Puskesmas Liwuto” ini sangat berkaitan
dengan Manajemen ASN karena akan membutuhkan kerja sama antar
petugas kesehatan yang ada di puskesmas sehingga terjadi pelayanan resep
yang terpadu di mulai dari penerimaan resep hingga pemberian obat kepada
pasien. Dari segi Pelayanan Publik, permasalahan ini sangat bersinggungan
karena berkaitan dengan interaksi antara tenaga kesehatan dan masyarakat.
Sehingga, pelayanan harus di lakukan dengan memegang nilai-nilai
pelayanan publik demi menciptakan pelayanan kesehatan yang berorientasi
kepada masyarakat.
3.4 Kegiatan Kreatif
Penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut diatas yang terkait
dengan kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja, tertera pada tabel
dibawah ini.
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan
SKP 1 1 Kegiatan 1.1 Meminta persetujuan dan dukungan
untuk melakukan kegiatan aktualisasi
kepada pihak terkait

2 Tanggal Pelaksanaan 2.1 Senin, 25-27 November 2019

3 Tahap Kegiatan 3.1 Melakukan kosultasi dengan Mentor


3.2 Melakukan konsultasi dengan
Pimpinan Puskesmas
3.3 Melakukan dengan Kepala Ruangan

4 Out Put / Hasil 4.1 Persetujuan Mentor


4.2 Persetujuan dan dukungan dari Kepala
Puskesmas
4.3 Persetujuan Kepala ruangan instalasi
farmasi sebagai tempat terlaksananya
kegiatan aktualisasi

5 Uraian Pelaksanaan 5.1 Nasionalisme : Menghubungi mentor


Kegiatan dan melalui chat WhatsApps dan atau
Keterkaitan dengan bertemu secara langsung.
Nilai Dasar Etika Publik: Memperkenalkan diri
dengan menggunakan Bahasa yang
baik.
Akuntabilitas : Menjelaskan rencana
kegiatan secara teperinci dan jelas
Komitmen Mutu : Mendengarkan saran
dan masukan yang diberikan dengan
seksama
Anti Korupsi : Konsultasi dilakukan
dalam waktu yang singkat sehingga
tidak mengganggu waktu bekerja
5.2 Nasionalisme : Saling menghargai
pendapat selama mendiskusikan
kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan
Etika Publik: menjelaskan
menggunakan bahasa yang baik dan
mudah di mengerti
Akuntabilitas : Menjelaskan rencana
kegiatan secara teperinci dan jelas
Komitmen Mutu : Mendengarkan saran
dan masukan yang diberikan dengan
seksama
Anti Korupsi : Konsultasi dilakukan
dalam waktu yang singkat dan tepat
waktu

5.3 Nasionalisme : saling menghargai


pendapat selama mendiskusikan
kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan
Etika Publik: menjelaskan
menggunakan bahasa yang baik dan
mudah di mengerti
Akuntabilitas : Menjelaskan rencana
kegiatan secara teperinci dan jelas
Komitmen Mutu : Mendengarkan saran
dan masukan yang diberikan dengan
seksama
Anti Korupsi : Konsultasi secara
singkat sehingga tidak mengganggu
waktu bekerja

6 Nilai Dasar dan 6.1 Akuntabilitas (Kejelasan Rencana


Indikator Kegiatan)
6.2 Nasionalisme (Menghormati)
6.3 Etika Publik (Sopan Santun)
6.4 Komitmen Mutu (Pendekatan Inovatif)
6.5 Anti Korupsi (Tidak Menghambat
Kinerja)

7 Konstribusi terhadap 7.1 Dengan meminta persetujuan dari


Visi Misi Organisasi berbagai pihak terkait, maka
mendukung Misi Puskesmas Liwuto
dalam menjalin kemitraan dengan
semua pihak, yang berkaitan dalam
peningkatan kesehatan masyarakat.

8 Penguatan Nilai-nilai 8.1 Dengan melakukan kegiatan meminta


Organisasi persetujuan dari berbagai Pihak terkait,
maka tata nilai organisasi puskesmas
Liwuto yaitu Kerjasama dan Komitmen
dapat diperkuat.

Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan


SKP 2 1 Kegiatan 1.1 Membuat Standar Prosedur Operasional
(SPO) Pelayanan resep dan merevisi
form Resep menggunakan Telaah Resep

2 Tanggal Pelaksanaan 2.1 Kamis - Jumat, 28-29 November 2019

3 Tahap Kegiatan 3.1 Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas


3.2 Menyusun draft SPO terkait pelayanan
resep yang meliputi Penerimaan Resep
dan Penyerahan Obat yang di lakukan
bersama tenaga kefarmasian
3.3 Merevisi resep sesuai dengan konsep
telaah Resep

4 Out Put / Hasil 4.1 Persetujuan Kepala Puskesmas


4.2 Rumusan Standar Prosedur Operasional
(SOP)
4.3 Form Resep

5 Uraian Pelaksanaan 5.1 Akuntabilitas : Menjelaskan rencana


Kegiatan dan kegiatan secara teperinci dan jelas
Keterkaitan dengan Nasionalisme : menghormati pimpinan
Nilai Dasar sebagai pemberi kewenangan.
Etika Publik : menjelaskan
menggunakan bahasa yang baik dan
mudah di mengerti
Komitmen Mutu : mendengarkan saran
dan masukan yang diberikan dengan
seksama
Anti Korupsi : konsultasi dilakukan
dalam waktu yang singkat dan tepat
waktu
5.2 Akuntabilitas : mencatat poin penting
diskusi
Nasionalisme : Melakukan musyawarah
atau diskusi.
Etika Publik: membangun komunikasi
dan kerjasama antar tenaga kefarmasian.
Komitmen Mutu : Mendengar dengan
sabar dan aktif agar tidak ada kesalahan
dalam kegiatan
Anti Korupsi : diskusi sesuai waktu
yang telah ditetapkan

5.3 Nasionalisme : Menggunakan


penyusunan bahasa sesuai EYD yang
baik dan benar
Etika Publik: menjelaskan
menggunakan bahasa yang baik dan
mudah di mengerti
Akuntabilitas : Bertanggung jawab
dalam menyusun rumusan sesuai
tupoksi kerja
Komitmen Mutu : Menyusun rumusan
Resep sesuai aturan yang berlaku
Anti Korupsi : Menggunakan fasilitas
kantor (Laptop) untuk keperluan revisi
resep sehingga

6 Nilai Dasar dan 6.1 Akuntabilitas (Kejelasan Rencana


Indikator Kegiatan)
6.2 Nasionalisme (Musyawarah)
6.3 Etika Publik (Sopan Santun)
6.4 Komitmen Mutu (Aktif Mendengarkan)
6.5 Anti Korupsi (tepat waktu)

7 Konstribusi terhadap 7.1 Dengan membuat standar prosedur dan


Visi Misi Organisasi merevisi resep sesuai peraturan, makan
akan meningkatkan pelayanan Rawat
jalan dan rawat Inap yang
bermutu,efektif, efisien, dan adil bagi
masyarakat.

8 Penguatan Nilai-nilai 8.1 Dengan adanya SPO dan resep hasil


Organisasi proses revisi maka tata nilai organisasi
berupa Kedisplinan dapat di perkuat.

Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan


SKP 3 1 Kegiatan 1.1 Sosialisasi aturan penulisan resep yang
telah di revisi kepada Tenaga kesehatan
(Dokter, Perawat, dan Bidan)

2 Tanggal Pelaksanaan 2.1 Senin, 02 Desember 2019

3 Tahap Kegiatan 3.1 Menyusun dan menyiapkan materi yang


akan di sosialisasikan
3.2 Menyiapkan daftar hadir, notulen serta
peserta sosialisasi yang terdiri dari
beberapa tenaga kesehatan yaitu Dokter,
Bidan dan Perawat.
3.3 Melaksanakan kegiatan sosialisasi

4 Out Put / Hasil 4.1 Print out materi


4.2 Tersedianya perlengkapan (alat, bahan
dan peserta) kegiatan sosialisasi
4.3 Terlaksananya kegiatan sosialisasi

5 Uraian Pelaksanaan 5.1 Akuntabilitas : Materi sosialisasi singkat


Kegiatan dan dan jelas sehingga lebih efektif
Keterkaitan dengan Nasionalisme : Meluangkan waktu
Nilai Dasar untuk menyusun materi sosialisasi
Etika Publik : materi tidak
mengintervensi profesi kesehatan lainnya
Komitmen Mutu : materi sesuai dengan
hasil diskusi dan di sesuaikan dengan
peraturan terkait.
Anti Korupsi : penggunaan fasilitas
(laptop dan proyektor) selama proses
sosialisasi
5.2 Akuntabilitas : melakukan persiapan
secara bertanggung jawab
Nasionalisme : Meluangkan waktu
untuk menyusun kelengkapan sosialisasi
Etika Publik : bersikap sopan dan
mengutamakan kerjasama
Komitmen Mutu : memastikan seluruh
tenaga kesahatan terkait mengikuti
kegiatan sosialisasi
Anti Korupsi : kegiatan sosialisasi di
lakukan tepat waktu

5.3 Akuntabilitas : bertanggung jawab


selama proses kegiatan
Nasionalisme : memastikan selama
proses kegiatan berlangsung, peserta
fokus pada materi
Etika Publik: Mendengarkan pendapat
atau tanggapan dari Tenaga kesehatan
Lain
Komitmen Mutu : Ucapan terima kasih
atas kesediaan tenaga kesehatan terkait
untuk mengikuti kegiatan sosialisasi
Anti Korupsi : Proses sosialisasi berjalan
sesuai waktu yang telah di tetapkan
sebelum kegiatan di mulai

6 Nilai Dasar dan 6.1 Akuntabilitas (Tanggung Jawab)


Indikator 6.2 Nasionalisme (Musyawarah)
6.3 Etika Publik (Sopan Santun)
6.4 Komitmen Mutu (Kerjasama)
6.5 Anti Korupsi (Tepat waktu)

7 Konstribusi terhadap 7.1 Dengan melakukan kegiatan Sosialisasi


Visi Misi Organisasi penulisan resep yang telah di revisi,
dapat meningkatkan kepatuhan dan
disiplin setiap tenaga kesehatan dalam
menuliskan resep sehingga akan tercipta
kerjasama antar tenaga kesehatan dalam
upaya pelayanan kesehatan.

8 Penguatan Nilai-nilai 8.1 Kegiatan sosialisasi dapat memperkuat


Organisasi nilai organisasi seperti disiplin dan
kerjasama antar tenaga kesehatan

Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan


SKP 4 1 Kegiatan 1.1 Mengedukasi Pengkajian Resep kepada
Tenaga Teknis Kefarmasian yang
bertugas di Ruang kefarmasian.

2 Tanggal Pelaksanaan 2.1 Rabu, 04 Desember 2019

3 Tahap Kegiatan 3.1 Menyiapkan materi edukasi


3.2 Melaksanakan kegiatan sosialisasi
3.3 Menerapkan pengkajian resep saat
melakukan pelayanan resep

4 Out Put / Hasil 4.1 Print out materi dan Lembaran Resep
4.2 Terlaksananya kegiatan Edukasi
4.3 Terlaksananya pengkajian resep sesuai
konsep Telaah Resep

5 Uraian Pelaksanaan 5.1 Akuntabilitas : materi edukasi di susun


Kegiatan dan sesuai dengan aturan yang di terapkan
Keterkaitan dengan Nasionalisme : menghargai tenaga
Nilai Dasar kesehatan dengan tidak berbahasa yang
mengandung intonasi menggurui
Etika Publik : mengedukasi sesuai kode
etik profesi
Komitmen Mutu : materi sesuai dengan
hasil diskusi dan di sesuaikan dengan
peraturan terkait.
Anti Korupsi : penggunaan fasilitas
(laptop dan proyektor) selama proses
sosialisasi
5.2 Akuntabilitas : bertanggung jawab
selama proses kegiatan
Nasionalisme : menggunakan bahasa
yang baik dan benar
Etika Publik : bersikap sopan dan
mengutamakan kerjasama
Komitmen Mutu : memastikan seluruh
petugas mengikuti kegiatan edukasi
Anti Korupsi : kegiatan sosialisasi di
lakukan tepat waktu

5.3 Akuntabilitas : melakukan pengkajian


resep dengan cermat dan bertanggung
jawab
Nasionalisme : melakukan penyiapan
dengan sikap profesionalisme
Etika Publik: menerima resep disertai
dengan sikap ramah dan 3 s (senyum,
salam dan sapa)
Komitmen Mutu : melakukan double
check pembacaan resep sebelum
menyiapkan obat
Anti Korupsi : melakukan pengkajian
hingga penyiapan obat secara urut dan
tertata.

6 Nilai Dasar dan 6.1 Akuntabilitas (Tanggung Jawab)


Indikator 6.2 Nasionalisme (Profesional)
6.3 Etika Publik (Sopan Santun)
6.4 Komitmen Mutu (Cermat dan Disiplin
Kerja)
6.5 Anti Korupsi (Adil)

7 Konstribusi terhadap 7.1 Dengan melakukan kegiatan pengkajian


Visi Misi Organisasi resep, meminimalkan kesalahan
pembacaan resep, sehingga kesalahan
pemberian dapat. Hal ini berkontribusi
pada Misi puskesmas yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien.

8 Penguatan Nilai-nilai 8.1 Kegiatan ini memperkuat tata nilai


Organisasi organisasi yaitu Komitmen. Puskesmas
berkomitmen untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat.

Keterkaitan Nilai-nilai Dasar dengan Kegiatan


SKP 5 1 Kegiatan 1.1 Mengevaluasi penerapan telaah resep
yang di terima oleh Instalasi Farmasi
Puskesmas Liwuto

2 Tanggal Pelaksanaan 2.1 Senin, 09 Desember 2019

3 Tahap Kegiatan 3.1 Menyiapkan data berupa Resep yang telah


di proses hingga pengambilan obat.
3.2 Memeriksa kelengkapan resep yang telah
di terima yang mungkin luput.
3.3 Menganalisis penyebab kesalahan
skrining jika di temukan adanya
kesalahan obat.

4 Out Put / Hasil 4.1 Data resep pengambilan obat


4.2 Resep lengkap yang telah memenuhi
aturan dan resep yang tidak lengkap
4.3 Hasil analisa penyebab kesalahan resep

5 Uraian Pelaksanaan 5.1 Akuntabilitas : Memberikan informasi


Kegiatan dan yang jelas terkait terkait tindakan yang
Keterkaitan dengan mau dilakukan
Nilai Dasar Nasionalisme : melakukan pekerjaan atau
kegiatan dengan sungguh-sungguh
Etika Publik : kegiatan di lakukan dengan
jujur dan sabar
Komitmen Mutu : berhati-hati dslsm
menentukan kesalahan resep
Anti Korupsi : memanfaatkan waktu kerja
dengan tidak terburu-buru
5.2 Akuntabilitas : bertanggung jawab selama
proses kegiatan analisa
Nasionalisme : menggunakan bahasa
yang baik dan benar
Etika Publik : bersikap sopan dan
mengutamakan kerjasama
Komitmen Mutu : memastikan seluruh
petugas memiliki persyaratan yang sama
dalam menentukan kesalahan
Anti Korupsi : memanfaatkan waktu kerja
dengan tidak terburu-buru

5.3 Akuntabilitas : menetapkan alasan sesuai


literature sehingga dapat di pertanggung
jawabkan
Nasionalisme : menggunakan bahasa
Indonesi Sesuai EYD
Etika Publik: berlaku sopan dan jujur
dalam mengungkapkan alasan
Komitmen Mutu : memberikan alasan
penyebab yang dapat meningkatkan
perbaikan pelayanan resep
Anti Korupsi : melakukan proses kegiatan
sesuai jadwal.

6 Nilai Dasar dan 6.1 Akuntabilitas (Tanggung Jawab)


Indikator 6.2 Nasionalisme (Profesional)
6.3 Etika Publik (Sopan Santun)
6.4 Komitmen Mutu (Cermat dan Disiplin
Kerja)
6.5 Anti Korupsi (Adil dan tepat waktu)

7 Konstribusi terhadap 7.1 Dengan melakukan kegiatan evaluasi


Visi Misi Organisasi penerapan resep, maka hal ini
mendukung visi puskesmas yaitu
mewujudkan masyarakat yang sehat,
mandiri dan berbudaya dengan pelayanan
prima

8 Penguatan Nilai-nilai 8.1 Kegiatan ini memperkuat tata nilai


Organisasi organisasi yaitu Komitmen, kerjasama dan
disiplin. Puskesmas berkomitmen untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat.
3.5 Analisis Dampak Kegiatan
1. KEGIATAN 1. Meminta persetujuan dan dukungan untuk melakukan
kegiatan aktualisasi kepada pihak terkait.
Analisis dampak; tidak mendapatkan persetujuan dan dukungan
2. KEGIATAN 2. Membuat Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pelayanan resep dan merevisi form Resep menggunakan Telaah Resep
Analisis dampak; SPO belum efisien di terapkan di sebabkan oleh
belum ada displin petugas dan tenaga kesehatan terkait.
3. KEGIATAN 3. Sosialisasi aturan penulisan resep yang telah di revisi
kepada Tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, dan Bidan)
Analisis Dampak; tidak hadirnya atau berhalangan hadir peserta
sosialisasi
4. KEGIATAN 4. Mengedukasi Pengkajian Resep kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian yang bertugas di Ruang kefarmasian.
Analisis Dampak; belum efisien di terapkan di sebabkan oleh belum
ada displin petugas dan tenaga kesehatan terkait.
5. KEGIATAN 5. Mengevaluasi penerapan telaah resep yang di terima
oleh Instalasi Farmasi Puskesmas Liwuto.
Analisis Dampak; masih adanya penulisan resep yang tidak sesuai
dengan aturan yang telah di masukkan dalam revisi penulisan resep,
tetapi resep tersebut terlayani oleh petugas. Hal ini karena masih
kurangnya disiplin petugas di intalasi farmasi dalam menskrining
resep.
BAB IV
PENUTUP
Pelayanan kefarmasian di puskesmas liwuto terutama di bagian
pengkajian resep belum terlaksana secara maksimal. Hal tersebut di sebabkan
karena masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan resep. Hal ini di
tunjukkan dengan masih ada penulisan nama obat yang disingkat, penulisan
jumlah dan aturan minum obat yang tidak di cantumkan sehingga dapat
menyebabkan kesalahan interpretasi dan pembacaan resep. Kesalahan
pembacaan dapat menyebabkan medication error.
Kesalahan-kesalahan ini dapat di minimalisasi dengan melakukan
beberapa kegiatan yang di rangkum dalam kegiatan Rancangan Aktualisasi
yang di harapkan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat meningkatkan
pelayanan kefarmasian melalui penerapan telaah resep di Puskesmas Liwuto.
DAFTAR PUSTAKA

Pemenkes RI. 2014. PMK Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di


Rumah Sakit. Jakarta
Permenkes No.74 tahn 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas. Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Manajemen ASN: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara.2015. Pelayanan Publik: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Permenkes Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan
Fungsional Umum Di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai