Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah pra-Chen-la

Pada awalnya dikenal sebagai Suku Dangrek, sebuah suku kecil utara dan selatan
dari Pegunungan Dangrek. Pangeran pertama yang disebutkan dalam beberapa
prasasti awal. Prasasti Val Kantel, provinsi Stung Treng mncantumkan nama seorang
raja yaitu Virawarman sebagai ayah dari seorang putri yang namanya tidak
disebutkan(belum diketahui), menikah dengan seorang Brahmana bernama
Somasarman, adik dari keluarga Bhavawarman. Menurut prasasti dari Can Năk'on di
Basak / Laos (K. 363). Virawarman adalah ayah dari pangeran Citrasena yang
merupakan adik dari Bhavawarman. Jelas kedua pangeran memiliki ibu yang sama,
namun ayah yang berbeda, yang dikuatkan oleh prasasti Si Tep (di masa kini
Thailand) yang memberikan informasi bahwa Bhavawarman adalah anak dari
Prathivindrawarman dan cucu dari Cakravartin. Sedangkan prasasti dari Pak Mun di
Ubon / Thailand, menginformasikan bahwa nama ayah Virawarman disebut
Sarvabhauma.
2. Sejarah Chen-la
Chenla adalah sebutan Cina untuk Kamboja setelah jatuhnya Funan. Nama itu
masih digunakan di abad ke-13 oleh utusan Cina Zhou Daguan, penulis Pajak dan Bea
Cukai Kamboja. Beberapa sarjana modern menggunakan nama khusus untuk Khmer
negara periode dari 6 terlambat ke abad ke-9 awal. The Chenla Kerajaan dipengaruhi
oleh budaya dari selatan India Pallava dan dinasti Chalukya.

Chen-la mula-mulanya adalah suatu kerajaan fassal funan dari dinasti Sui.
Pusatnya adalah Ling-kio-po-p’o yang artinya sama dengan Linggapawarta. Letaknya
di sebelah utara funan di wilayah Bassak ,sebelah hilir muara sungai Mun. Pendiri
dinasti ini menurut legenda Khmer adalah Brahmana Kambu Swayambhuwa yang
menikah dengan bidadari Nera hadiah dari Siwa Berdasarkan cerita tersebut raja-raja
Khmer menyebut dirinya sebagai raja-raja kambuja ( sebuah kata yang berasal dari
kambu + ja = kelahiran / anak dari kambu )

1
Ketika funan masih berkuasa penuh kerajaan chen-la ini merupakan vassal
dari funan. Akan tetapi pada pertengahan abad ke 6, seorang raja kerajaan chen-la
bhawawarman merebut tahta funan. Kota kerajaan wijadhapura diduduki yang
berakibat pusat pemerintahan funan pindah ke wilayah selatan selain menduduki ibu
kota funan, tentara kerajaan chen-la juga berhasil menguasai sebagian besar bekas
wilayah funan kecuali kerajaan mon dwarawati dan kerajaan semenanjung malaya
bagian utara yaitu : lang-ya-siu, p’an p’an san ch’ih-t’u. Kerajaan-kerajaan ini lepas
menjadi kerajaan-kerajaan merdeka (mengirimkan sendiri utusan kekerajaan china).
Kerajaan Chen-la mencapai puncak kebesarannya pada masa raja ketiga yang
bergelar ichanawarman (611-635 M) pada tahun 627 M sisa-sisa kerajaan funan
disebelah selatan ditakhlukannhya demikian pula sisa-sisa dinasti funan (dinasti
kaundinya,soma) dilembah stung-sen (buladityapura atau aninditapura) juga
ditakhlukan. Pda masa ini ibu kota baru didirikan dengan nama ichanapura.
Sebagai pengganti funan, kerajaan chen-la memiliki wilayah yang cukup luas.
Disebelah barat wilayahnya meluas sampai di delta dan dilembah hilir, berbatasan
dengan kerajaan mon dwarawati, disebelah utara meliputi seluruh laossampai
perbatasan kerajaan t’ai –nanch’ao.
Pada masa pemerintahan raja ke 5 yaitu jayawarman kurang lebih 650 - 681an
kerajaan ini mengalami kemunduran. Akibatnya kekuasaan kerajaan chen-la praktis
ada ditangan raja-raja bawahan yang satu sama lain saling berselisis. Oleh karena itu
akhirnya pada tahun 706, pada zaman pemerintahan jaya dewi ( permaisuri
jayawarman I), kerajaan pecah menjadi 2 yaitu kerajaan chen-la hulu dan kerajaan
chen-la hilir. Chen-la hulu daerahnya meliputi Chen-la asli ke utara sampai
diperbatasan Yunan. Berita-berita Cina menyebut kerajaan ini sebagai Wen Tan yang
mengirimkan utusan sendiri ke negara Cina. Utusan itu terjadi antara lain pada tahun :
717, 750, 753 dan yang terakhir 759. Sementara kerajaan ini tidak banyak ceritannya.
Sementara itu Chen-la hilir terbagi atas tiga dinasti : Sambhupura,
wijadhapura, dan Baladityapura. Disebabkan perkawinan-perkawinan, maka akhirnya
Sambhupura memperoleh hegemoni atas keseluruhan Chen-la hilir. Pusat
pemerintahannya berada di Angkor-Borei. Pada bagian kedua abad ke 8, chen-la hilir
diganggu oleh “ perampok “ dari Kw’un-lun dan Ch’o-p’o. Perampok-perampok ini
pada tahun 774 dan 787 menyerang pantai Chen-la, bahkan juga terjadi di pantai
Champa ke utara sampai Tonkin. Perampok ini mungkin sekali adalah angkatan laut
Sriwijaya yang mengadakan penyerangan-penyerangan sebagai konsekuensi dari

2
suatu imperium maritim. Hal ini sesuai dengan berita-berita Arab yang mengatakan
bahwa pada akhir abad ke 8, Maharaja dari Zabag ( Sriwijaya ) melakukan
penyerangan ke kerajaan Khmer , sehingga raja Khmer mengakui pertuanan Maharaja
Zabag itu.
Sejumlah peristiwa diatas telah menyebabkan Chen-la menjadi kerajaan –
kerajaan kecil yang gerpecah belah dan saling bertengkar . Akan tetapi , dalam
keadaan yang kacau itu muncullah seorang yang bernama Jayawarman, yang dapat
mengakiri keadaan yang kacau itu . Kini kamboja memasuki zaman baru, yaitu zaman
Khmer Ankor .
3. Raja-raja Chenla

Kerajaan Chenla terletak di sebelah utara Funan yang meliputi daerah-daerah


Mekong hilir dan tengah. (sekarang Kamboja Utara dan Laos), Bukti historis
menunjukkan bahwa Bhawawarman dan Mahendrawarman sebagai pendiri
kerajaan Chenla. Bhawawarman ( 550 - 600 ) dan Mahendrawarman ( 600 - 611 )
merupakan kakak beradik dari kelompok militer. Mereka dikenal sebagai pemuja
Siwa dan Indra.

Upaya pembesaran kerajaan Chenla mulai dilakukan dimasa pemerintahan


Isanawarman, putera dari Mahendrawarman yang kemudian mulai mempersatukan
atau menggabungkan Funan dan Chenla menjadi satu pada tahun 627. Ia dikenal pula
sebagai seorang penakluk. Banyak kerajaan yang ditaklukannya. Menurut sumber
Cina kerajaan Funan jatuh akibat terjadinya pemberontakan Chenla.

Pusat pemerintahan Kerajaan Chenla terdapat di kota Isanapurat sebagai kota


bandar di lembah Sungai Mekong, Hanya dengan kerajaan Champa ia memelihara
hubungan baik bahkan telah mengawini puteri Champa. Berdasarkan berita Cina,
Isanawarman memerintah sampai tahun 635. Adapun prasasti terakhir yang
dikeluarkan bertarikh tahun 628 / 629.

Pada tahun 706, kerajaan Chenla dipecah menjadi 2 bagian yakni Chenla
selatan dan Chenla utara. Mengenai sejarah Chenla Utara dapat diketahui dari berita-
berita Tionghoa atau Cina. Nama yang dipakai untuk Chenla adalah Wen-Tan.
Daerahnya sampai di Junnan Penduduknya terdiri dari bangsa Thai. Kerajaan itu juga
menyelenggarakan atau menjalin hubungan perdagangan dengan Cina. Berturut-turut

3
dilaporkan tentang kedatangan duta-dutanya di istana kaisar di Cina. Sumber-sumber
yang menceritakan tentang sejarah Chenla Utara sangat sedikit sekali.

Sementara itu di Chenla Selatan, sepeninggal Jayawarman I terjadi perebutan


supremasi antara dinasti Aninditapura, Nyadhapura dan Sambhupura. Permusuhan itu
akhirnya dapat diselesaikan dengan jalan perkawinan politik, hingga Chenla Selatan
dapat bersatu kenibali. Adapun yang dapat dianggap mempersatukan keutuihan
Chenla Solatan adalah Sambuwarman Pusat pemerintahan terdapat di Armker-Boraio

Selanjutnya raja-raja yang memerintah sampai akhir abad 10 sangat sedikit


sekali yang diketahui. Sejarahnya diketahui hanya menceritakan tentang hasil-hasil
seni bangunan, bukan kejadian yang berbau politik.

Raja-raja yang memerintah adalah :

No. Raja Rentang Waktu (Masehi)


1 Bhawawarman I 550–600
2 Mahendrawarman 600–616
3 Isanawarman I 616–635
4 Bhawawarman II 639–657
5 Jayawarman I 657–681
6 Queen Jayawedi 681–713
7 Sambhuwarman 713–716
8 Pushkaraksha 716–730
9 Sambhuwarman II 730–760
10 Rajendrawarman I 760–780
11 Mahipatiwarman 780–788

4. Artefak dan bukti kerajaaan chen-la

Īśānawarman yang berhasil merebut wilayah kuno Funan yang dipimping XIN
TANG Shu (New Sejarah Dinasti Tang) , disusun oleh Ouyang Xiu (1007-1072) dan
Song Qi (998-1061) pada tahun 1060 . Awal diketahuinya masa pemerintahan
Īśānawarman yang tidak bisa iketahui lamanya setelah aksesi, adalah bahwa kedutaan
pertamanya ke China ke istana Sui di tahun 616-617. Raja ini juga dikenal dari
prasasti sendiri, salah satunya ada di di Īśānapura, tanggal 13 September 627 Masehi,
yang lain di Khau Noy (Thailand), tanggal 7 Mei 637. Setelah Īśānawarman, yang

4
tidak lagi memerintah sekitar tahun 637, prasasti menginformasikan tentang seorang
raja bernama Bhavawarman II. Satu-satunya prasasti tanggal kita terima dari Dia,
tanggal 5 Januari 644 dan Pona Hor selatan dari ta Kev , tanggal Rabu 25 Maret 655 .
Kemudian tampak mengikuti raja tertentu Candrawarman, diketahui dari prasasti
bertanggal 1142 yang tidak diketahui asalnya yang berasal dari keluarga
Īśānawarman.

Putra Candrawarman adalah raja yang terkenal (Jayawarman I) yang prasasti


awal berasal dari Tuol Kok Práḥ, provinsi Prei Ven dan dari Baset, provinsi
Battamban, tanggal 14 Juni 657 . Beberapa 19 atau 20 prasasti yang berasal dari
pemerintahannya telah ditemukan di daerah yang membentang dari Vat Phu'u di utara
ke Teluk Siam di selatan. Menurut xin tang Shu kerajaan Zhēnlà telah menaklukkan
kerajaan yang berbeda di Barat Laut Kamboja setelah berakhirnya periode
pemerintahan Cina yǒnghuī (yaitu setelah 31 Januari 656), yang sebelumnya (di
638/39) membayar upeti ke China . pemerintahan Jayawarman I berlangsung sekitar
tiga puluh tahun dan berakhir mungkin setelah 690. Ada spekulasi yang muncul
bahwa setelah kematian Jayawarman I (prasasti diketahui terakhir tanggal 681 - 682),
masalah muncul ditengah kerajaan dan pada awal abad ke-8, kerajaan pecah menjadi
banyak wilayah kerajaan.

Wilayah Angkor diperintah oleh putrinya, Ratu Jayadevī yang mengeluh


dalam pemerintahannya di bagian Barat Baray prasasti, tanggal Rabu, 5 April 713,
yang dicantumkan tentang "masa sulit". Sejarah Dinasti Tang memberitahukan bahwa
setelah berakhirnya periode pemerintahan Shenlong (yaitu setelah 6 Februari 707)
Zhēnlà datang untuk dibagi dalam dua wilayah, yang disebut dengan Lùzhēnlà
"Tanah Zhēnlà", juga disebut Wèndān atau Pólòu dan Shuīzhēnlà ("Air Zhēnlà")
dan kembali ke negara militer yang telah ada sebelum bersatu di bawah raja-raja
Funan dan raja-raja pertama Zhēnlà.
Raja-raja seperti Śrutawarman dan Śreṣṭhawarman atau Puṣkarākṣa di critakan
pula pada prasasti Angkorian; namun historisitas mereka diragukan, kita tahu tentang
Zhēnlà tanah mengirim utusan ke Cina pada 717. kedutaan lain mengunjungi Cina
pada 750, mungkin dari Zhēnlà laut.

Menurut sejarah Cina putra raja Wèndān telah mengunjungi China pada 753
dan bergabung dengan tentara Cina selama kampanye melawan kerajaan Nanzhao

5
pada tahun berikutnya. Setelah kedutaan Wèndān pada tahun 771 pewaris kerajaan
Pomi datang ke istana kekaisaran dan, pada tanggal 13 Desember 771, ia menerima
ada gelar Kāifǔyítóngsānsī "Istana Pembuka yang menikmati penghargaan yang sama
seperti tiga perwira tinggi".

Pada 799 utusan dari Wèndān disebut Lītóují menerima gelar Cina, juga.
Sebagai penguasa Śambhupura yang dibuktikan oleh prasasti tanggal 803-804 raja
Indraloka dan tiga ratu berturut-turut, Nṛpatendradevī, Jayendrabhā dan Jyeṣṭhāryā.
Dua prasasti mengacu pada penguasa bernama Jayawarman: yang pertama, berasal
dari Práḥ yang Práḥ Srei selatan dari kompon Cam, tanggal 20 April 770, yang kedua
dari Lobŏ'k Srót di sekitar Kračèḥ dekat . Śambhupura tanggal 781)

Coedes memanggilnya Jayawarman Ibis, tapi mungkin dia identik dengan


Jayawarman II, pendiri kerajaan Angkor, sebagai Vickery telah menunjukkan: "Tidak
hanya itu Jayawarman II dari Selatan, lebih dari raja lain yang dikenal, ia memiliki
hubungan sangat dekat dengan Vyādhapura tempat ini tercatat hanya satu pra-Angkor
prasasti, 655 persis: 10 Februari 656 tetapi di 16 teks-periode Angkor.

Prasasti yang terakhir tanggal 1069 dari Pàlhàl, tanggal Minggu, 3 Mei, 1069
Dua dari prasasti tersebut bertanggal 968 dan 1069, adalah catatan eksplisit
Jayawarman II mengambil orang-orang dari Vyādhapura untuk menetap di
Battambang

Semua prasasti tersebut mengacu pada suatu wilayah besar dikuasai oleh raja-
raja ini. Hal ini tercatat dalam prasasti dari Roban Romas di Isanapura (situs arkeologi
Sambor Prei Kuk) bahwa Narasimhagupta tertentu, yang merupakan bawahan
(jabatan yang lebih rendah) (samāntanṛpa) dari raja-raja berturut Bhavawarman,
Mahendrawarman (nama berkuasa Citrasena) dan Isanawarman didirikan pada 13
April 598. Hal ini bertepatan dengan tertua teks Cina yang menyebutkan bahwa
Chenla,ketika Sui Shu (Sejarah masa Dinasti Sui), yang disusun oleh Wei Zheng (580-
643) di tahun 636, yang memberikan informasi bahwa pada awal abad ke-7 Chenla
diperintah oleh Citrasena dan Isanawarman. Ibukota yang terakhir adalah Īśānapura,
sementara pendahulunya Bhavawarman masih tinggal di Bhavapura, tempat yang
mungkin terletak di sekitar kota yang sekarang disebut dengan Thala Barivat (13 ° 33
'N, 105 ° 57' E) .

6
5. Kemunduran kerajaan Chen-La

Kerajaan Chenla mulai jatuh diakibatkan adanya perpecahan untuk kedua


kalinya yang jelas melemahkan kekuatan Cenla. Kedaulatannya atas daerah yang
sekarang bernama Thailand dan Malaya lepas. Bahkan kelemahannya ini
menimbulkan keberanian kekuatan luar untuk menyerang Cenla. Pada akhir abad ke
delapan Cenla Hilir diserang oleh perompak dari “Jawa”, yang dimaksud mungkin
serangan dari Jawa, Sumatera atau Semenanjung Melayu. Sebuah Prasasti di Jawa
menceritakan bahwa negeri itu dikalahkan oleh Sanjaya (prasasti Canggal 732).
Sementara itu seorang pengarang Arab bernama Abu Zaid hasan (abad Ke-10)
menceritakan kisah pengembaraan seorang saudagar bernama Sulaiman yang
mengembara ke daerah ini pada tahun 851, yang mengetahui adanya serangan tentara
Jawa atas Cenla pada akhir abad ke- 8.

Keruntuhan kerajaan Chen La juga dipercepat oleh lamanya peperangan yang


dilakukan dalam menghadapi bangsa Thai ( 1350-1431 ). Selain mnghadapi dari
bangsa Thai, kerajaan Cambodia itu juga menghadapi ancaman dari Champa. Selain
itu juga karena adanya perpindahan ibukota kerjaan yang dilakukan oleh putra
mahkota Cambodia yaitu Ponha Yatt.

BAB III
PENUTUP
7
KESIMPULAN

Kamboja adalah kerajaan bangsa Khmer yang menjadi ahli waris Funan, baik
dari segi kebudayaan maupun politik. Pada abad ke XII, kerajaan Khmer mencapai
kejayaannya dan pada abad ke XIII, kerajaan ini mengalami kemunduran karena
serangan kerajaan T’ai-Sukhot’ai yang kemudian dilanjutkan oleh Ayuth’ia. Secara
garis besar, sejarah Kamboja dibagi 4 periode yaitu:

Dalam sejarah dinasti Sui, Chen-la ini mula-mulanya adalah kerajaan fassal
Funan. Pusatnya adalah Ling-kio-po-p’o, dan pendiri dinasti ini adalah Brahmana
Kambu Swayambhuwa.
Chenla mencapai puncak kebesarannya pada masa raja ketiga yang bergelar
Isanawarman (611-635 M). Pada masa pemerintahan raja kelima, yakni Jayawarman
(±650-681 M) kerajaan ini mengalami kemunduran. Oleh karena itu, pada tahun
706, pada zaman pemerintahan Jayadewi (permaisuri Jayawarman I), kerajaan pecah
menjadi 2 yaitu :
a. Chenla hulu, daerahnya meliputi Chenla asli utara sampai perbatasan Yunan
b. Chenla hilir, terbagi 3 dinasti yaitu: Sambhupura, Wijadhpura, Baladityapura
Pada bagian kedua abad ke VIII, Chenla hilir mengalami kekacauan karena
diserang oleh beberapa perampok yang kemungkinan perampok itu berasal dari
angkatan laut Sriwijaya yang mengakibatkan kerajaan ini terpecah belah dan saling
bertengkar. Namun dalam keadaan yang kacau muncullah Jayawarman , yang dapat
mengakhiri kekacauan tersebut dan kini Kamboja memasuki zaman baru yaitu
zaman Khmer Ankor.

Daftar Pustaka

8
Diktat : Sejarah Asia Tenggara I, Drs. Wasino, M. Hum, IKIP Semarang 1996
Wiharyanto, A. Kardiyat, 2008. Sejarah Asia Tenggara Kuno, Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.

D.G.E., Hall,1988. Sejarah Asia Tenggara, Surabaya : Usaha Nasional.


Horrison, Brian. A Short History South East Asia, .... Alih bahasa : Drs.
I.P.Suwarsha, .......

indonesiadalamsejarah.blogspot.com/2012/08/kerajaan-chenla(diakses 29 10 2014)
as-teng.blogspot.com/2012/03/kerajaan-chenla-dan-angkor (diakses 29 10 2014)
nophiet-ja.blogspot.com/2012/01/sejarah-asia-tenggara (diakses 30 10 2014)
en.wikipedia.org/chen-la_kingdom (diakses 5 11 2014)

Anda mungkin juga menyukai