Kerangka Tugas Farmakologi Pertemuan 4
Kerangka Tugas Farmakologi Pertemuan 4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan
untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. “Kep. MenKes RI No.
193/Kab/B.VII/71”
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya melalui Oral,
injeksi intravena, intramuscular, intracutan, subcutan. Selain dikemas dalam bentuk injeksi
maupun untuk diminum melalui mulut (Oral) ada beberapa obat yang digunakan secara topical
seperti lotion, liniment, ointment, pasta, bubuk, tetes (instilasi), serta dalam bentuk irigasi baik
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau pengaruh
langsung pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral
ataupun injeksi. Obat jenis ini dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam
sistim peredaran darah. Namun obat ini dapat bermanfaat apabila digunakan pada kulit atau
membrane mukosa. Agens topical di gunakan untuk mengobati berbagai gangguan dalam area
yang terlokalisasi. Beberapa bentuk obat ini dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna
memberikan dampak secara sistemik. Bila tempat pemakian mudah dijangkau seperti kulit, suatu
obat mudah diletakkan diatasnya. Namun bila tempatnya merupakan rongga, seperti hidung, atau
bagian tertutup seprti mata, maka diperlukan alat untuk pemakian mekanis untuk memasukkan
obat.
1. Tetes mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar mola mata disebut
sclera. Cornea adalah bagian sclera transparan di bagian depan bola mata. Sclera merupakan
kumpulan serat yang kuat, sedangkan cornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu,
pemakaian obat jarang diarahkan langsung ke bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkan
airmata terletak di salah satu sisi tulang depan hidung. Kelenjar tersebut mengalirkan sekresinya
menuj saluran membuka di kantong conjungtiva. Saluran tersebut meneruskan limpahan cairan
ke hidung dibawah injerior concha. Karena pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke cornea
yang sensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata dapat dilakukan pada bagian
pupil untuk pemeriksaan dan mengobati infeksi. Tipe larutan tetes tergantung pada tujuan
instilasi.
Kelopak mata dilap bersih sebelum instilasi agar steril. Buka kantung conjungtiva bagian bawah
kemudian lakukan instilasi. Pemberian obat secara instilasi tidak boleh dilakukan pada kornea
karena dapat berisiko merusak cornea. Pasien diminta menutup kelopak mata dan menggerakkan
Dalam penggunaannya, pemberian obat secara topical dapat dilakukan melalui kulit, instilasi
mata, hidung, telinga, melalui vagina ataupun rectum.Beberapa obat tetes mata yang selalu di
Mengandung Idoxuridine 1 mg, yang menghambat replikasi virus simplex pada kornea. Efek
kerjanya mirip dengan timidin yaitu menginhibisi timidilik fosforilase dan DNA polimerase
spesifik yang penting untuk penggabungan timidin kedalam DNA virus serta menghambat
replikasi virus simplex di kornea. Cendrid dapat mengobati semua keratitis yang diakibatkan
oleh virus simplex dan virus DNA yang sensitif terhadap kandunganCendrid.
Penggunaan bersama-sama kortikosteroid dapat memicu penjalaran infeksi virus. Penggunaan
pada ibu hamil dan menyusui harus dalam pengawasan dokter serta dilarang menggunakan lensa
kontak selama terapi menggunakan obat ini.Terapi obat ini tidak lebih dari 14-21 hari.
Sodium Hyaluronate 1,00 mg adalah sediaan yang terkandung didalamnya dengan bobot
jenis 1,1000-1,2000 g/ml.
Cara kerja obat ini bergabung dengan fibronectin yang bekerja secara langsung pada proses
penyembuhan dengan meningkatkan adhesi dan migrasi dari sel epithel serta mempunyai
kemampuan menyimpan air yang baik karena tiap molekul nya dapat mengikat sejumlah molekul
air.
Obat ini digunakan untuk menghilangkan rasa terbakar, iritasi, dan ketidaknyamanan yang
disebabkan karena kekeringan pada mata dan untuk mempercepat perbaikan permukaan ocular
yang rusak seperti sindrom Sjogren dan sindrom sicca.
Efek samping dari obat ini dapat menyebabkan gatal, iritasi, konjungtivitis, infeksi konjuntiva,
lesi kornea dan menyebabkan hipersensitivitas pada mata seperti blepharitis, eyelid, dan
dermatitis.
Zat aktif nya adalah Sodium Chloride 4,4 mg dan Kalium Chloride 0.8 mg sedangkan zat
tambahan nya adalah Saliva Orthana (mucin), yang merupakan sediaan steril mata yang bekerja
sebagai pembasah/lubricant pada mata yang kering dan berfungsi untuk mempertahankan agar
permukaan mata tetap basah. Membentuk lapisan pelindung pada permukaan mata yang disebut
lapisan air mata (tears film).
Diindikasikan untuk melumasi dan menyejukkan mata kering akibat kekurangan skresi air mata
atau teriritasi karena kondisi lingkungan, ketidaknyamanan karena penggunaan ‘Contact Lens’,
gangguan penglihatan karena kelebihan lender pada mata.
Obat ini hampir tidak ada efek samping, dan pengguanaan untuk anak-anak dibawah usia 6
tahun harus dengan pengawasan orang tua nya.
Noncort 0,6 ml mini dose
Mengandung Atropine sulfate 1 mg yuabg merupakan suatu antikolinergik yang menghasilkan
dilatasi pupil dan paralisis. Bekerja dengan cara menghambat respon otot sfingter iris dan otot
akomodasi badan ciliar terhadap perangsangan kolinergik, menghasilkan dilatasi pupil
(midriasis) dan paralisi akomodasi (sikloplegia).
Tropine 1% ini digunakan:
- untuk mengukur kesalahan-kesalahan refraksi. Biasanya dianjurkan untuk refraksi
pada anak-anak hingga usia 6 tahun dan pada anak-anak dengan strabismus konvergen dan tidak
digunakan pada orang dewasa karena masa kerjanya yang panjang.
Tidak boleh untuk pasien galukoma atau berkecenderungan menjadi glaucoma misalnya
glaucoma anterior sudut sempit, dan pasien yang menunjukkan hipersensitivitas terhadap obat
ini.
Orang-orang yang mendapatkan tetesan Tropine 1% ini diharapkan untuk tidak mengendarai
mobil atau apapun selagi pupil masih berdilatasi. Untuk menghindari penyerapan sistemik yang
berlebihan pasien harus menekan kantung air mata dengan jari 1 atau 2 menit sesudah
pemberian obat ini.
Tropine juga memiliki efek samping yaitu efek samping lokalnya dapat meningkatkan tekanan
intra okuler, rasa menyengat sesaat dan sensitifitas terhadap cahaya sekunder pada dilatasi pupil.
Pemakaian jangka panjangnya dapat menimbulkan iritasi local, hiperaemia, oedemia dan
konjungtivitis.
Sedangkan efek samping sistemik nya yaitu ditandai dengan kekeringan pada mulut, flusing,
kulit kering, bradikardia, diikuti takikardia dengan palpitasi dan aritmia, gangguan saluran
kemih, gangguan pada irama dan pergerakan saluran gatrointensional, diikuti dengan konstipasi.
Muntah, pusing dan staggering mungkin dapat terjadi , gatal pada anak-anak dan gangguan
pencernaan pada bayi.
Keamanan dan efektifitas pemakaian pada anak-anak tidak disarankan kecuali untuk kasus-
kasus yang ekstrim.
PENUTUP
Kesimpulan
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya secara
topical. Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau
pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk
oral ataupun injeksi karena dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim
peredaran darah. Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit atau