Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian dasar Statistika dan Statistika Kesehatan
Statistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, lalu menginterpretasikan, dan akhirnya mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang bersangkutan dengan suatu data. Istilah "Statistika"
berbeda dengan "Statistik". Statistika pada umumnya bekerja dengan memakai data numerik
yang di mana adalah hasil cacahan maupun hasil pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan data kategorik yang diklasifikasikan menurut sebuah kriteria tertentu.
Statistika merupakan ilmu yang berkaitan dengan data. Statistik adalah data itu sendiri,
informasinya, atau hasil penerapan algoritme statistika pada suatu data tersebut. Dari kumpulan
data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; inilah yang
dinamakan statistika deskriptif.  Informasi kemudian dicatat sekaligus dikumpulkan baik itu
dalam bentuk informasi numerik maupun informasi kategorik yang disebut sebagai suatu
pengamatan. Sebagian besar konsep dasar statistika memberi asumsi mengenai teori probabilitas.
Beberapa istilah statistika antara lain sebagai berikut: populasi, sampel, unit sampel, probabilitas.

Statistik kesehatan adalah data atau informasi yang berkaitan dengan masalah
kesehatan.  Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif, seperti
merencanakan program pelayanan kesehatan, menentukan alternatif penyelesaian masalah
kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu.
Statistik kesehatan dikenal dengan istilah “Biostatistik”.  Biostatistik terdiri dari dua kata dasar
yaitu bio dan statistik. Bio berarti hidup, sedangkan statistik adalah kumpulan angka-angka.
Sehingga secara harfiah biostatistik adalah kumpulan angka-angka tentang kehidupan.

2. Sejarah Statistik Kesehatan


Perkembangan ilmu statistika terjadi bersamaan dengan perkembangan sejarah manusia.
Data satistik telah digunakan oleh bangsa-bangsa di Mesopotamia, Mesir, dan Cina pada masa
sebelum Masehi. Mereka menggunakan statistika untuk memperoleh informasi tentang jumlah
pajak yang harus dibayar oleh setiap penduduk dan jumlah hasil panen dari pertanian. Pada masa
Yunani Kuno, ilmu statistika tela digunakan oleh Aristoteles dalam bukunya yang berjudul
Politea. Aristoteles menggunakan statistika untuk menjelaskan data tentang keadaan 158 negara.
Pada abad pertengahan, ilmu statistika berkembang di lingkungan gereja dan digunakan untuk
mencatat jumlah kelahiran, kematian, dan pernikahan. Pada abad ke-17 Masehi, statistika
diterapkan di Inggris sebagai aritmatika politik. Istilah statistika kemudian dikemukakan oleh
matematikawan berkebangsaan Jerman yang bernama Gottfried Achenwall (1719-1772).Pada
abad ke-18, istilah statistika dipopulerkan oleh John Sinclair (1791- 1799) dalam bukunya yang
berjudul Statistical Account of Scotland.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-
bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas
digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh
kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Karl Pearson (memperkenalkan metode regresi
linear dan istilah deviasi standar pada 1894), Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi dan
menerbitkan Design of Experiments pada 1935), dan William Sealey Gosset (meneliti problem
sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah
menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-
bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh
statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika,
biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi
sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan
matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar
masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.

3. Jenis – Jenis Statistik


a. Berdasarkan orientasi pembahasan,
Statistika dapat dibedakan menjadi dua yakni :
 Statistika Matematika
Statistika matematika sama halnya dengan statistika teori yakni lebih
mengutamakan pada pemahaman akan model, penurunan konsep dan rumus-rumus
statistika secara matematis-teoritis, seperti pemahaman dan penggunaan uji-t, uji
normalitas, analisis regresi, uji homogenitas, galat, dan lain-lain
 Statistika Terapan.
Statistika terapan lebih mengutamakan pada pemahaman konsep dan teknik-teknik
statistika serta penggunaannya atau penerapannya dalam disiplin ilmu tertentu
(lebih spesifik) seperti, Statistika Sosial.

b. Berdasarkan fase atau tujuan analisisnya


Statistika dapat dibedakan menjadi dua yakni :
 Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data tanpa pengambilan kesimpulan yang bersifat umum atau
generalisasi.  Data pada statistika deskriptif disajikan dalam bentuk tabel, diagram,
grafik, lingkaran, polygon, perhitungan mean, median, modus, persentil, desil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan prosentase. Dapat juga melakukan analisis korelasi, analisis regresi
atau membandingkan rata-rata namun tidak dilakukan uji signifikansi.
 Statistika Inferensial.
Statistika inferensial memungkinkan dilakukannya pengambilan kesimpulan

secara general. 

c. Dilihat dari asumsi mengenai distribusi populasi data yang dianalisis


Statistika dapat dibedakan menjadi :
 Statistika parametric
Statistika parametrik merupakan statistika yang didasarkan model distribusi
normal.
 Statistika non-parametrik.
Statistika non-parametrik merupakan statistika dengan teknik-teknik yang tidak
didasarkan pada model distribusi normal atau distribusi bebas. 

d. Berdasarkan jumlah variabel terikat


Statistika dapat dibedakan atas :
 Statistika Univariat
Statistika Univariat melibatkan hanya satu variabel terikat.
 Statistika Multivariat
Statistika Multivariat memiliki lebih dari satu variabel terikat. 

4. Karakteristik Variabel
Pada dasarnya variabel bisa digolongkan menjadi dua yaitu
a. Variabel Kualitatif
Variabel kualitatif juga disebut variabel kategorikal memiliki nilai yang hanya dapat
ditempatkan ke dalam kategori seperti ya dan tidak. “Apakah Anda seorang?” (Ya atau
tidak) dan nilai ujian matematika Anda (di bawah rata-rata, rata-rata, atau di atas rata-rata)
adalah contoh dari variabel kategori.
b. Variabel Kuantitatif
variabel kuantitatif atau numerik memiliki nilai yang mewakili kuantitas. Variabel
numerik dibedakan lagi menjadi variabel diskrit dan variabel kontinyu. Variabel diskrit
memiliki nilai numerik yang dihasilkan dari proses penghitungan. “Jumlah siswa di kelas
10 SMAN 2 Padang” adalah contoh dari variabel numerik diskrit karena responsnya
adalah salah satu dari jumlah integer yang terbatas. Contoh lain misalnya “jumlah buku
yang dibawa siswa”. Variabel kontinyu menghasilkan data numerik yang didapat dari
proses pengukuran. Waktu yang dibutuhkan dari rumah ke disekolah adalah contoh
variabel numerik kontinyu karena responsnya mengambil nilai apa pun dalam kontinum,
atau interval, tergantung pada presisi instrumen pengukur.

5. Skala Pengukuran Variabel


Adapun jenis skala pengukuran adalah
a. Skala nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan nilai ukur berdasarkan kategori
atau kelompok dari suatu subjek. Setiap kelompok di dalam kategori diberi kode angka
yang berfungsi sebagai label kategori. Tiap label tidak memiliki arti apapun dan tidak
memiliki nilai intrinsik. Pada skala nominal tidak dilakukan perhitungan nilai rata-rata dan
standar deviasi. Pemberian label hanya digunakan untuk membedakan tiap kategori yang
ada sekaligus menghitung jumlah kategori secara keseluruhan. Pada skala nominal, uji
statistik yang digunakan adalah uji statistik yang mendasarkan perhitungan
dengan modus dan distribusi frekuensi. Skala nominal juga tidak menggunakan struktur
tingkatan kuantitas maupun kualitas pada data yang disajikan.
b. Skala ordinal
Skala ordinal adalah skala yang membuat kategori variabel ke dalam kelompok dan
mengurutkan kategori. Tiap kategori diberi nilai yang berbeda untuk menentukan urutan
dari seluruh kategori yang ada. Perbedaan nilai preferensi dari tiap kategori tidak
ditentukan oleh kesamaan perbedaan angka dari tiap kategori yang diberi label. Data yang
diperoleh dari skala nominal disebut data ordinal. Skala ordinal menggunakan uji statistik
dalam bentuk modus, median, distribusi frekuensi dan statistik non-parametrik. Dalam
skala nominal, variabel yang diukur disebut variabel non-parametrik.
c. Skala interval
Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak sehingga
titik nol dapat digeser sesuka orang yang mengukur, misalnya tahun dan suhu dalam
Celcius.
d. Skala rasio
Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak dan tidak dapat
digeser sesukanya, misalnya adalah suhu dalam Kelvin, panjang, dan massa.

6. Fungsi dan Manfaat biostatistik dalam kesehatan


a. Mengetahui gambaran atau masalah-masalah kesehatan dengan data-data kuantitatif.
Contohnya melihat angka kelahiran, kematian bayi, angka kematian ibu hamil, dan lainnya.
b. Sebagai monitoring program kesehatan untuk dilakukan analisis perbandingan atau
kecenderungan, contoh: membandingkan angka kematian ibu di  Jakarta dan di Bogor.
c. sebagai alat bantu untuk survey mulai dari teknik sampling sampai pengumpulan data.

B. Cara Menghitung Central Tendency

Cara menghitung central tendency berikut ini diambilkan dari Alimul (2009).

1. Mean (rata rata hitung)


Mean digunakan untuk data yang tidak dikelompokkan (ungrouped data) maupun data
yang dikelompokan (grouped data).
1.1 Rumus untuk data yang tidak dikelompokkan:

Rata−ratahitung ( x́ )=
∑ xi
n

Keterangan:
x́ = rata rata hitung sampel
x i= nilai dalam satu sampel
n = total banyaknya pengamatan dalam satu sampel

1.2 Rumusan untuk data yang dikelompokkan:

rata−ratahitung ( x́ )=
∑ f i xi
∑ fi
Keterangan:
x i= tanda kelas atau nilai tengah interval ( bila merupakan interval)
f i= frekuensi yang sesuai dengan nilai tengah interval xi (bila merupkan interval)

2. Median (nilai tengah)


Median adalah nilai yang terletak ditengah dari suatu set nlai atau pengamatn yang
disusun menurut Array
a. Untuk data tidak dikelompokan (Ungrouped data)
Terdapat 2 rumus untuk menetukn letak aau posisi median:
 Bila banaknya pengamatan ganjl, median terletak pada urutan ke:
n+1
2
 Bila banyak pengamatan genap, median terletak pada urutan ke:
n n+2
dan
2 2

Keterangan:

n = banyaknya data dalam sampel

b. Utuk data yang dikelompokkan, rumus median adalah,

n
median=Lo +C
2
[ ]
−∑ f
f

Keterangan:
Lo= batas bawah kelas median yaitu kelas dimana median terletak
C = panjang kelas median
n = banyak data tau pengamatan
f = jumlah semua frekuensi dari semua kelas dibawah kelas median

3. Modus
Modus digunakan untuk menetukan nilai yang paling banyak terjadi, dan secara tidak
sadar paling bayak digunakan dan sering dipakai untukmeyatkan rata-rata data kualitatif.
Misalnya :
Penyebab kematian terbanyak dan jenis peyakit terbanyak:
1. Untukdata tidak dikelompokan ( ugrouped Data)
Modus ditentukan dengan jalan menentukan frekuensi terbanyak diantara data itu.
2. Untuk data yang dikelompokkan
Rumus modus:
d1
Modus ( M o )=Lo +C ( d 1+ d 2 )
Keterangan:
Lo = batasan bawah kelas modal yaitu kelas dengan frekuensi terbayak
C = Panjang kelas
d 1 = selisih frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval sebelum kelas
d 2 = selisih frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval sebuah kelas

Langkah-langkah Penggunaan SPSS untuk Menghitung Central Tendency

1. Buka SPSS, lihat tanda panah.


2. Setelah SPSS terbuka, ambil Variable View dan isikan jenis variabel yang akan dianalisis.

3. Klik Data View dan inputkan nilai-nilai variabel yang akan dianalisis.
4. Lakukan anlisis dengan klik Analyze > Descriptive Statistics > Frequency

5. Pindahkan variabel yang dianlisis ke kotak Variable(s) dengan mengkil tanda panah.
6. Klik tombol Statistics untuk memilih central tendency yang diinginkan.

7. Kemudian klik Continue dan OK, maka akan tampil hasil sebagai berikut.
Dafar Pustaka

Alimul, A. (2009). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai