Kel 5 - Paper Teknik Leading, Reflection of Feeling, Dan Clarification
Kel 5 - Paper Teknik Leading, Reflection of Feeling, Dan Clarification
PAPER
Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 5
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik-teknik dalam konseling merupakan suatu hal mutlak yang harus
dikuasai dan dipahami oleh konselor, yang nantinya akan dilaksanakan selama proses
konseling berlangsung. Seorang konselor dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan
konseling apabila telah mampu melaksanakan proses konseling ataupun merespon
konseli dengan menggunakan teknik yang benar sesuai dengan keadaan yang dihadapi
konseli, sehingga konseli memperoleh kesadaran secara penuh. Oleh karena itu sebagai
seorang konselor juga harus menguasai teknik leading (pengarahan), reflection of
feeling (refleksi perasaan) dan clarification (klarifikasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat teknik leading dalam proses konseling?
2. Apa yang dimaksud dengan teknik reflection of feeling?
3. Seperti apa teknik clarification dalam proses konseling?
C. Tujuan
1. Dapat memahami hakekat teknik leading dalam proses konseling
2. Dapat mengerti tentang lteknik reflection of feeling
3. Memahami tentang teknik clarification dalam proses konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Leading (Pengarahan)
1. Definisi Leading (Pengarahan)
Lead adalah teknik atau keterampilan yang digunakan konselor untuk
mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain secara langsung.
Keterampilan ini sering pula disebut keterampilan bertanya, karena dalam
penggunaannya hanya menggunakan kalimat-kalimat tanya.
2. Tujuan Leading
Tujuan dari keterampilan pengarahan ini adalah sebagai berikut :
a. Mendorong klien untuk merespon pembicaraan terutama pada awal-
awal pertemuan.
b. Memulai percakapan, memperdalam penekanan poin penting,
mengecek persepsi, dan memperjelas informasi yang diberikan oleh
konseli.
c. lebih dalam untuk isu atau jawaban yang diberikan oleh konseli.
3. Jenis-Jenis Leading
Jenis-jenis leading ada dua yaitu:
a. Lead umum
Lead umum adalah teknik pengarahan atau pertanyaan yang
memberikan kesempatan kepada klien untuk bebas mengelaborasi,
mengeksplorasi, atau memberikan reaksi atau jawaban dari berbagai
kemungkinan sesuai dengan keinginan klien.
b. Khusus
Lead khusus adalah teknik pengarahan atau pertanyaan pada
klien untuk memberikan suatu reaksi/jawaban yang spesifik/tertentu.
5. Modalita Leading
a. ceritakan …
b. Kalau saya boleh tahu …
c. Bisakah anda menceritakan …
d. Coba kemukakan …
e. Coba ungkapkan …
f. Coba jelaskan kepada saya ….
g. Menurut anda …
6. Aplikasi Leading
a. Lead Umum
Contoh :
Konseli :”Pak kemarin saya baru saja ikut lomba lari tingkat
nasional”
Konselor :”coba ceritakan kepada bapak bagaimana suasana waktu
kamu mengikuti lomba tersebut?”
b. Lead Khusus
Contoh :
Konseli :”Pak saya merasa kesal dengan Budi karena dia malas
diajak belajar kelompok padahal ada tugas yang harus dikerjakan
dengan dia.”
Konselor :”siapa saja anggota kelompok belajarmu selain Budi?”
B. Reflection of Feeling (Pemantulan Perasaan)
1. Definisi
Reflection of feeling adalah teknik menanggapi pembicaraan konseli
yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan / sikap yang terkandung
dibalik pernyataan klien.
2. Tujuan
a. Memperjelas apa yang sebenarnya di rasakan klien.
b. Mendorong klien agar lebih terbuka mengekspresikan perasaanya,
baik positif maupun negative.
c. Agar klien lebih percaya diri.
d. Mendorong klien agar lebih banyak membantu klien menata atau
mengatur perasaan-perasaannya.
e. pada klien bahwa konselor memahami perasaan klien, sehingga
perasaan tersebut dapat berkurang.
f. Membantu klien membedakan intensitas berbagai perasaan yang ada
dalam dirinya.
3. Modalita
a. Agaknya…
b. Sepertinya…
c. Tampaknya….
d. Rupa-rupanya…
e. Kedengarannya…
f. Nada-nadanya….
4. Contoh Aplikasi
a. Contoh 1
Konseli: “saya harus bagaimana lagi, saya sudah cukup mengalah
kepada dia selama ini, saya tidak mungkin terus-terusan seperti ini.”
Konselor: “nampaknya saudara sangat jengkel dengan teman saudara
tersebut?”
b. Contoh 2
Konseli: saya sudah berusaha agar dia tidak selalu mencontek
pekerjaan rumah saya, agar dia mau mencoba berusaha sendiri, tetapi
teman saya tetap saja begitu dengan memaksa”.
Konselor :” Seprtinya anda merasa kesal dengan teman anda”.
C. Clarification (klarifikasi)
1. Pengertian Clarification
Clarification (klarifikasi) ialah teknik yang digunakan untuk
mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata
baru dan segar.
Klarifikasi merupakan suatu pertanyaan yang sering disampaikan oleh
konselor karena pesan yang disampaikan oleh klien bermakna ganda (ambigu)
sehingga konselor sulit menangkap makna inti dari pesan tersebut. Meskipun
terkadang konselor sudah mengerti maksud dari klien namun apabila konselor
tidak yakin dengan pesan tersebut konselor boleh mengajukan pertanyaan yang
bersifat mengklarifikasikan.
2. Modalita
Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan: pada dasarnya,
pada pokoknya, pada intinya, singkat kata, dengan kata lain, dsb.
3. Tujuan
Tujuan dari klarifikasi adalah sebagai berikut:
a. Mendorong klien untuk melakukan laborasi
b. Memeriksa apakah pesan yang didengar oleh konselor sudah tepat
seperti apa yang dimaksudkan oleh klien
c. Memperjelas kembali pesan-pesan yang didengar
4. Tahapan Klarifikasi
Tahapan klarifikasi adalah :
6. Contoh Aplikasi
Konseli : saya sudah menjelaskan hal itu pada teman saya, namun teman
saya tetap saja bersikap demikian.Dia bersikap demikian bukan hanya pada saya
bu, pada teman kos yang lain juga demikian, Bahkan teman-teman yang lain
banyak yang menanyakan sifat dia yang bisa dibilang lebih senang diam
daripada berkumpul dengan anak – anak yang lain.
Konselor: Oh..., dengan demikian teman sekamar anda itu bisa dibilang anak
yang tertutup?
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://nugrowhow.wordpress.com/2014/07/04/reflection-of-feelings-pemantulan-perasaan-2/
https://fahminuzula.wordpress.com/2014/01/15/keterampilan-dasar-konseling-leading-and-
silence/
http://bk112035.blogspot.com/2014/01/teknik-clarifikasi-dan-interpretasi.html
https://fdokumen.com/download/sites-1-attd-web-viewterfokusnya-pembicaraan-menurut-
proses-dan-alur-konseling