Dialog Konseling Teknik Rejection, Advice, dan Silence
No. Konselor/Konseli Dialog Nama Teknik
1. Konseli “Siang, p a k . Ada yang ingin
saya ceritakan kepada bapak ”
2. Konselor “Siang juga, Mbak. Baik, kamu bisa
langsung ceritakan apa saja yang terjadi ya” 3. Konseli Jadi gini pak saya ingin kuliah di luar semarang, tetapi orang tua saya ingin saya kuliah di semarang saja , karena saya menurut orang tua saya boros kalau kuliah di luar kota. Saya akan mengurungkan diri di kamar sampai orang tua saya membolehkan (ekspresi marah)
4. Konselor “Jangan sampai kamu melakukan Rejection Langsung
rencana seperti itu, Mbak. Karena akibatnya akan membuat orang tuamu sedih dan kecewa sama kamu” 5. Konseli “Hmm… Tapi menurut saya dengan cara itu akan berhasil, atau saya kabur dari rumah saja ya 6. Konselor “Saya juga tidak setuju dengan Rejection Halus rencana kabur dari rumah. Apakah tidak ada cara lain?” 7. Konseli “Saya sudah kesal dan bingung, Bu. Jika tidak keduanya, jadi rencana apa yang harus saya lakukan?” 8. Konselor "Coba pikirkan lagi rencana kamu, Rejection Halus Mbak. Masih banyak cara lain untuk meyakinkan orang tuamu agar diizinkan kuliah di luar kota.”
9. Konseli “Baik, Bu. Akan saya pikirkan cara
lain”
1. Konseli “Selamat pagi, pak. Maaf mengganggu
waktunya, ada yang ingin saya ceritakan kepada pak ” 2. Konselor “Selamat pagi juga, Mbak. Tidak apa- apa, silahkan bisa langsung diceritakan saja dari awal ya” 3. Konseli “Akhir-akhir ini saya sedang merasa sedih, pak . Ternyata mama saya mendadak mau mengulihkan saya di uny pak padahal saya sudah ketrima di unnes tahun ini . giamana ya pak . Kenapa mama tiba tiba ingin meminda h saya ke uny ya pak ?
4. Konselor “Jika begitu, maka sebaiknya kamu Advice Langsung
dapat langsung membicarakannya dan menanyakan apa saja yang membuat mama kamu ingin menguliahkan kamu di uny sedangkan kamu sudah ketrima di unnes. Karena pasti ada alasan khusus yang membuat mama kamu bertindak tiba-tiba seperti itu” 5. Konseli “Baik, pak . Saya akan mencobanya, Saya tidak mau menentang orang tua tetapi saya juga tidak mau menyia nyiakan kesempatan ini . Semoga saja mama saya bisa membatalkan rencana itudan menghargai keputusan saya tersebut.
6. Konselor “Jadi berdasarkan alasan-alasan Advice Persuasif
yang kamu kemukakan tadi, alangkah baiknya kamu dapat segera berbicara dan bertanya kepada mama kamu. Kemudian kamu juga bisa menyampaikan keinginan untuk bisa melanjutkan kuliah di unnes ”
7. Konseli “Iya benar sekali, pak . Saya ingin
segera untuk membicarakannya. Tetapi saya masih bingung, Bu. Bagaimana jika mama saya tetap mau melanjutkan rencana menguliahkan saya di uny tanpa memikirkan perasaan perjuangan masuk ke unnes pak ” 8. Konselor “Baik, Mbak. Mari kita diskusikan Advice Alternatif bersama apa saja kemungkinan yang akan terjadi dan bagaimana cara kamu mengatasinya. Agar nantinya tidak ada yang merasa dikecewakan.
9. Konseli “Baik, terima kasih banyak, Bu.
1. Konseli “Permisi, pak . Ada hal yang ingin
saya ceritakan kepada bapak ” 2. Konselor “Silahkan duduk dulu ya, Mbak. Kamu bisa mulai menceritakan apa saja yang terjadi” 3. Konseli “Jadi begini, pak . Saya sebenarnya bingung karena sudah 2 hari ini pacar saya seperti menghindar dari keberadaan saya, padahal saya merasa sedang tidak punya masalah dengan dia” 4. Konselor “Heem… Heem…” 5. Konseli (Diam, menundukkan kepala) Silence Konseli 6. Konseli “Saya jadi bingung harus melakukan apa” 7. Konselor “Apakah kamu sudah mencoba berbicara dengan pacarmu ?” 8. Konseli “Sudah pernah, pak. Tetapi setiap saya mau mendekatinya dia langsung pergi atau langsung pulang kerumahnya tanpa adanya omongan sama sekali . 9. Konselor (Diam, keheningan 3–5 detik sambil Silence Konselor menganggukkan kepala) 10. Konseli “akhir akhir ini saya sibuk kuliah , jadi saya merasa sibuk dan kesepian ketika pacar saya tiba-tiba menghindar dari saya” 11. Konselor “Artinya kamu ini keberatan jika pacar kamu tidak mau lagi menjadi orang yang biasanya selalu mengobrol dan bercanda denganmu di setiap hari harimu ” 12. Konseli (Diam, menghela nafas) Silence Konseli