Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses
2.1.1 Pengertian Proses
Proses penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala
sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya
proses akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam
menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu. Untuk lebih jelasnya
mengenai pengertian proses menurut beberapa para ahli:

Menurut Inu Kencana Syafiie dan Welasari (2015:21)


mengatakan bahwa:
“Proses adalah suatu kumpulan aktivitas pekerjaan yang
seharusnya terstruktur, tersistem, harmonis, dan teratur
sesuai dengan ruang dan waktu yang saling kait mengait
untuk mengelola dan cara menyelesaikan masalah
tertentu yang selanjutnya menghasilkan suatu keluaran
ataupun pelayanan tertentu sesuai dengan keahlian dan
sumber data yang tersedia.”

Menurut Sudaryono (2017:15) dalam buku yang berjudul


Pengantar Menejemen Teori dan Kasus : “Proses adalah
metode atau cara sistematis dalam melakukan atau
menangani kegiatan”.

Arini Thatagati (2017:20) mengatakan bahwa :


“Proses adalah kumpulan aktifitas yang berlangsung di
dalam organisasi atau perusahaan dari awal hingga akhir,
saling berkaitan secara logis, dan dilakukan untuk
mengatur sumber daya dalam rangka menciptakan nilai
tambah organisasi tersebut”.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan
pengertian proses adalah proses merupakan suatu
rangkaian aktifitas yang didalamnya terdapat tahap untuk
proses dan dijadikan informasi berbagai data masukan.

2.1.2 Karakteristik Proses


Ada beberapa karakteristik proses menurut Martinus Tukiran
(2016:22) sebagai berikut :
1. Definitif
Yaitu dalam sebuah proses harus memiliki batasan,
masukan, serta keluaran yang jelas.
2. Urutan
Yaitu dalam sebuah proses harus terdiri dari aktivitas
yang berurut sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan
Yaitu dalam sebuah proses harus memiliki menerima
hasil proses.
4. Nilai tambah
Trasnformasi yang terjadi dalam proses bisnis
memberikan nilai tambah pada menerima.
5. Keterkaitan
Suatu kegiatan atau proses tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang
Suatu proses umumnya walaupun tidak harus mencakup
beberapa fungsi.

9
2.2 Pelayanan
2.2.1 Pengertian Pelayanan
Layanan pendidikan di sekolah sebagai pelayanan publik
dinyatakan dalam pasal 5 ayat 2 undang-undang nomer 25
tahun 2009 tentang pelayanan publik ruang lingkup
sebagaimana meliputi pendidikan, pengajaran, lingkupan
hidup, kesehatan, perbankan, sumber daya alam, pekerjaan
dan usaha, komunikasi dan informasi dan sektor strategis
lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian
pelayanan publik menurut beberapa para ahli:

Menurut Agus Dwiyanto (2017:2) bahwa :


“Pelayanan publik merupakan sebagai pelayanan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, semua barang dan jasa
yang diselenggarakan oleh pemerintah kemudian disebut
sebagai pelayanan publik”.

Menurut Lely Indah Mindarti (2016:2) bahwa :


“Pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah
dalam memenuhi hak setiap warganya untuk
mempermudah tersampaikannya pelayanan pemerintah
kepada masyarakat ini maka diperlukan adanya model
pelayanan publik”.

Menurut Robi Cahya Kurniawan (2016:571) bahwa :


“Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian
layanan atau melayani kepuasan seseorang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang telah diterapkan”.

Menurut undang-undang nomer 20 tahun 2003 mengenai


sistem pendidikan nasional juga menjelaskan pendidikan
layanan khusus yang dituangkan pasal 32 ayat 1 dan 2
menyatakan bahwa

10
“pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, dan mengalami bencana alam, bencana sosial,
didaerah tepencil, tidak mampu dari segi ekonomi maka
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah”.

Berdasarkan berbagai pendapat tentang layanan tersebut,


maka dapat diketahui bahwa dalam hal ini pelayanan
merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan
konsumen atau masyarakat untuk mencapai experience
customer yang baik.

2.2.2 Tujuan Pelayanan Publik


Menurut Robi Cahya Kurniawan (2016:573) bahwa,
Pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas
pelayanan prima yang tercantum dari :
1. Transparasi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka,
mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mengerti.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi
dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsip efesien dan
efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan, dan harapan masyarakat.

11
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku,
ras, agama, golongan, status sosial, dan lainnya.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan
penerima pelayanan publik.

2.3 Kartu Jakarta Pintar


2.3.1 Pengertian Kartu Jakarta Pintar
Menurut Anggi Afriansyah (2017:55), Program (Kartu Jakarta
Pintar) KJP merupakan salah satu bentuk perhatian
pemerintah untuk menjalankan amanat konstitusi yang
menjamin setiap warga negara untuk mendapatkan hak
dalam bidang pendidikan. Program tersebut pertama kali
diterbitkan pada tahun 2013 melalui Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta memberlakukan bahwa :
“kebijakan pemberian dana Biaya Operasional
Pendidikan (BOP) dan Bantuan Biaya Personal
Pendidikan (BBPP) yang diatur dalam peraturan
Gubernur Nomer 27 tahun 2013 tentang Bantuan Biaya
Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik dari keluarga
tidak mampu melalui Kartu Jakarta Pintar”.

Menurut Anna Yulia Antika dan Adeng Hudaya (2017:55-56)


menyatakan bahwa :
“Kartu Jakarta pintar (KJP) adalah program strategis
untuk memberikan akses bagi warga DKI Jakarta dari
kalangan masyarakat tidak mampu untuk mengenyam
pendidikan minimal sampai dengan tamat SMA/SMK
dengan dibiayai penuh dari dana (Anggaran
Pendapatan, dan Belanja Daerah) APBD Provinsi DKI
Jakarta yang dilansir dari situs resmi Kartu Jakarta Pintar
(kjp.jakarta.go.id)”.

12
Menurut Yustinus Suhardi Ruman (2015:113) menyatakan
bahwa :
“Kartu Jakarta Pintar (KJP) merupakan sebuah program
pemberian bantuan pendidikan. Bantuan ini diberikan
kepada anak sekolah mulai dari SD/MI dan SMP/MTS
sampai dengan SMA/SMK, Kartu Jakarta Pintar (KJP)
akan diperuntukan bagi 332 ribu siswa di DKI Jakarta,
pemberian kartu Jakarta pintar tidak hanya di tujukan
bagi siswa negri, siswa sekolah swasta juga
mendapatkan kartu tersebut. untuk mempermudah
pemberian bantuan personal, masing-masing siswa
diberikan kartu ATM Bank DKI yang dibedakan
berdasarkan warna yaitu, platinum untuk sekolah negeri
dan silver untuk sekolah swasta”.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, maka dapat


diketahui bahwa dalam hal ini bahwa “pemerintah daerah
bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan
dana dan bantuan Cuma-Cuma atau pelayanan khusus bagi
anak dari kurang mampu, anak terantar, dan anak yang
bertempat tinggal didaerah terpencil melalui Kartu Jakarta
Pintar”.

2.3.2 Kegunaan Kartu Jakarta Pintar.


Menurut Yustinus Suhardi Ruman (2015:113) menyatakan
bahwa Berdasarkan dari Undang-undang Nomer 175 tahun
2015 pasal 20 (1) tentang bantuan biaya personal
pendidikan bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu
melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) bahwa Bantuan biaya
personal pendidikan (BBPP) bagi peserta didik dari keluarga
tidak mampu melalui KJP hanya digunakan dan terbatas
untuk pembelian:
1. Buku tulis
2. Buku gambar
3. Buku pelajaran

13
4. Alat tulis seperti pensil, penghapus dan rautan
5. Alat gambar seperti pensil warna, cet dan spidol
6. Seragam sekolah dan kelengkapan
7. Bahan praktik atau alat
8. Sepatu dan kaos kaki sekolah
9. Tas sekolah
10. Pakaian olahraga sekolah
11. Buku pelajaran penunjang
12. Ongkos transportasi dari rumah kesekolah
13. Kudapan bergizi disekolah
14. Kaca mata sebagai alat bantu penglihatan
15. Alat bantu pendengaran
Manfaat dan dampak positif yang diharapkan dari siswa
penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP), antara lain :
1. Meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai 21 tahun
untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat
satuan pendidikan menengah untuk mendukung
pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal atau
rutinitas 12 tahun.
2. Meringankan biaya personal pendidikan.
3. Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah
(drop out) atau tidak melanjutkan pendidikan akibat
kesulitan ekonomi.
4. Mendorong siswa putus sekolah (drop out) atau tidak
sekolah agar mendapatkan layanan pendidikan
disekolah, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus
dan Pelatihan (LKP) atau pendidikan nonformal lainnya.
5. Meningkatkan pencapaian target angka partisipasi
pendidikan dasar dan menengah.

14
6. Meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menegah
maupun peserta pendidikan kesetaraan dan kursus untuk
memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi.

2.3.3 Sasaran dan Kriteria Peserta Didik Penerima Kartu


Jakarta Pintar
Menurut Anna Yulia Antika dan Adeng Hudaya (2017:124)
menyatakan bahwa :
“Sasarana penerima program Bantuan Biaya Personal
Pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar adalah peseta
didik pada jenjang satuan pendidikan Sekolah Dasar
(SD) sampai dengan Menengah yang secara personal
dinyatakan tidak mampu baik secara materi maupun
penghasilan orang tuanya yang tidak memadai untuk
memenuhi kebutuhan dasar pendidikan”.

Berdasarkan sasaran tersebut, maka untuk kepentingan


pemenuhan kriteria program pemberian (Kartu Jakarta
Pintar) KJP bagi peserta didik SD/SDLB/MI,
SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA Tahun
Anggaran 2018 sebagai berikut :
1. Tidak merokok dan mengkonsumsi narkoba.
2. Orang tua tidak memiliki penghasilan yang memadai.
3. Menggunakan angkutan umum.
4. Daya beli sepatu dan pakaian seragam sekolah/pribadi
rendah.
5. Daya beli buku, tas, dan alat tulis rendah.
6. Tidak dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
berpotensi mengeluarkan biaya.

15
2.3.4 Syarat Kartu Jakarta Pintar
Menurut Anna Yulia Antika dan Adeng Hudaya (2017:124)
menyatakan bahwa :
Peserta didik yang berhak menerima Kartu Jakarta Pintar
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Warga negara yang dibutuhkan dengan Kartu Keluarga
atau surat keterangan lain yang dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Membuat surat pernyataan tidak mampu atau miskin
yang diketahui orang tua dan Ketua Rukun Tetangga
(RT) setempat.
3. Terdaftar dan masih aktif disalah satu satuan pendidikan
di Provinsi DKI Jakarta.
4. Diusulkan oleh sekolah yang telah ditandatangani oleh
Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Kepala Seksi
Dikdas atau Dikmen Kecamatan setempat yang
selanjutnya diajukan ke Suku Dinas Atau Dinas
Pendidikan Setempat.
5. Menandatangani lembaran fakta integritas yang telah
disediakan.

2.4 Pengertian Peserta Didik


Berdasarkan Undang-undang RI Nomer 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa :
“Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
dari melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah
orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai
dengan cita-cita dan harapan”.

16
Menurut Puger Honggowiyono (2015:7-8) mengatakan bahwa :
“Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah
memasuki usia sekolah. usia 4 sampai 6 tahun, ditaman kanak-
kanak. Usia 6 samapi 7 tahun di Sekolah Dasar (SD). Usia 13
sampai 16 tahun diSekolah Menengah Pertama (SMP) dan usia
16 sampai 19 tahun di Sekolah Menengah Atas (SMA)/SLTA.
Jadi, peserta didik adalah individu yang tergolong dan tercatat
sebagai siswa didalam satuan pendidikan”.

Menurut Moh. Roqib (2009) dalam Musaddad Harahap (2016:142)


memberikan penjelasan bahwa : “Peserta didik adalah semua
manusia, yang mana pada saat yang sama dapat menjadi pendidik
sekaligus peserta didik”.

Berdasarkan dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa


peserta didik adalah orang atau individu yang mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan
agar tubuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai
kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
pendidiknya.

17

Anda mungkin juga menyukai