IKA NURFIANA
NRP 01211840000032
Dosen Pembimbing
Drs. Djarot Sugiarso K.S., M.S.
Departemen Kimia
Fakultas Sains Dan Analitika Data
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2021
i
QOLLOQIUM – SK184807
IKA NURFIANA
NRP 01211840000032
Supervisor
Drs. Djarot Sugiarso K.S., M.S.
Chemistry Department
Faculty of Sains and Data Analytics
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2021
EKSTRAKSI SECARA SIMULTAN Ti(IV) DAN Fe(III)
DALAM LARUTAN HCl YANG MENGANDUNG
BEBERAPA JENIS LOGAM DAN MEKANISME
PENELITIANNYA
KOLOKIUM
Disusun Oleh:
IKA NURFIANA
NRP 01211840000032
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN ANALITIKA DATA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
iii
LEMBAR PENGESAHAN
KOLOKIUM
Disusun oleh:
IKA NURFIANA
NRP 01211840000032
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Departemen Kimia Dosen Pembimbing
Prof.Dr. rer. nat. Fredy Kurniawan, M. Si Drs. Djarot Sugiarso K.S., M.S.
NIP. 1974 0428 199802 1 001 NIP. 1965 0419 198803 1 001
iv
EKSTRAKSI SECARA SIMULTAN Ti(IV) DAN Fe(III)
DALAM LARUTAN HCl YANG MENGANDUNG
BEBERAPA JENIS LOGAM DAN MEKANISME
EKSTRAKSINYA
Abstrak
Sebuah proses baru untuk ekstraksi secara simultan Ti(IV) dan
Fe(III) dalam larutan HCl yang mengandung beberapa jenis logam telah
diusulkan dan mekanisme ekstraksinya telah dipelajari. Metode ini
menggunakan pelarut organik secara sinergis dan memiliki selektivitas
lebih tinggi untuk Ti(IV) dan Fe(III) dibandingkan dengan ion logam
lainnya. Dengan menggunakan ekstraksi berlawanan arus yang
dilakukan empat tahap dengan rasio fase 1,5: 1, diperoleh efisiensi
ekstraksi Ti(IV) dan Fe(III) masing-masing adalah 99,76% dan 99,99%.
Tingkat ekstraksi Ca, Al, V, Mg, Mn dan Cr yang diekstraksi masing-
masing adalah 0, 0, 0, 0,32%, 1,44% dan 31,49%. Berdasarkan spektra
FT-IR, analisis spesiasi dan metode slope, mekanisme ekstraksi Ti(IV)
dapat berupa asosiasi ionik, hasil yang diekstraksi bisa menjadi
[TiOCl3]2[(ROH)H2]. Mekanisme ekstraksi Fe(III) tidak hanya berupa
asosiasi ionisasi, tetapi juga asosiasi solvasi, hasil yang diekstraksi dapat
berupa [FeCl4]3[(C18H37NO)3H3], [FeCl4][(ROH)3.33H] dan
[FeCl3][(ROH)3.33]. Studi termodinamika juga telah dilakukan. HCl
encer dan air deionisasi masing-masing digunakan sebagai stripping
agent. Efisiensi stripping Ti(IV) dan Fe(III) masing-masing adalah
99,88% dan 99,90%. Kemurnian larutan Ti(IV) dan larutan Fe(III)
masing-masing adalah 98,75 w/w dan 99,18 w/w. Pelarut organik yang
telah diregenerasi tidak akan kehilangan aktivitasnya. Metode yang
diusulkan dapat mempromosikan industrialisasi TiO2 dihasilkan melalui
proses HCl.
v
Kata kunci: Ti(IV), Fe(III), larutan HCl, dan ekstraksi secara
simultan.
vi
SIMULTANEOUS EXTRACTION OF Ti(IV) AND
Fe(III) IN HCl SOLUTION CONTAINING MULTIPLE
METALS AND THE MECHANISM
Abstract
vii
KATA PENGANTAR
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
4.5 Mekanisme Ekstraksi Ti (IV) dan Fe(III) .......................... 47
4.5.1 Spektrum FT-IR ......................................................... 47
4.5.2 Spesiasi ion Ti(IV) dan Fe(III) dalam larutan HCl..... 50
4.5.3 Metode Analisis Slope ................................................ 51
4.6 Studi Termodinamika ........................................................ 56
4.7 Pengupasan Bertahap ........................................................ 57
4.8 Mendaur Ulang .................................................................. 59
BAB V KESIMPULAN ............................................................. 61
5.1 Kesimpulan........................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 63
LAMPIRAN ................................................................................ 65
BIODATA PENULIS.................................................................. 66
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Ti(IV) dari C18H37NO+ROH dalam HCl (c) dan ekstraksi Fe(III)
dari C18H37NO+ROH dalam HCl (d)........................................... 48
Gambar 4.14 (kiri) Metode analisis slope untuk ekstraksi Ti(IV)
dalam larutan HCl dengan ekstraktan murni. (A) log D vs
log[ekstraktan], Cekstraktan = 1,0~2,0 mol.L-1, CTi(IV) = 0,1 mol.L-1,
CHCl = 10,0 mol.L-1. (B) log D vs log [Cl-], Cekstraktan = 1,0 mol.L-1,
CTi(IV) = 0,1 mol.L-1, CCl- = 6,4~10,4 mol.L-1, CH+ = 10,0 mol.L-
1
.(C) log D vs log [H+], Cekstraktan = 1,0 mol.L-1, CTi(IV) = 0,1 mol.L-
1
, CH+ = 6,0~10,0 mol.L-1, CCl- = 10,4 mol L-1 . ........................... 52
Gambar 4.15 (kanan) Metode analisis slope untuk ekstraksi
Fe(III) dalam larutan HCl dengan ekstraktan murni. (A) log D vs
log [ekstraktan], Cekstraktan = 0,6~1,1 mol.L-1, CFe(III) = 0,7 mol.L-1,
CHCl = 10,0 mol.L-1. (B) log D vs log [Cl-], Cekstraktan = 1,1 mol.L-1,
CFe(III) = 0,7 mol.L-1, CCl- = 8,1~101,1 mol.L-1, CH+ = 10,0 mol.L-
1
.(C) log D vs log [H+], Cekstraktan = 1,1 mol.L-1, CFe(III) = 0,7 mol.L-
1
, CH+ = 1,0~5,0 mol.L-1, CCl- = 12,1 mol L-1 . ............................. 52
Gambar 4.16 Plot lgD terhadap 1/T (10-3 K-1) untuk ekstraksi
Ti(IV) dan Fe(III) dalam larutan HCl. Kisaran suhu adalah dari
25-75 oC, 40% C18H37NO+ 60% ROH, CFe(III) = 1,6 mol.L-1, CTi(IV)
= 0,45 mol.L-1, CHCl = 11,69 mol.L-1, rasio fase 1:1 berdasarkan
volume dan diaduk (600 rpm) selama 5 menit. ........................... 56
Gambar 4.17 Pengupasan Ti(IV) dan Fe(III) dari fasa organik
sebagai fungsi konsentrasi HCl, fasa organik sebelumnya
mengandung 15,21 g.L-1 Ti(IV) dan 19,92 g.L-1 Fe(III).
Ditunjukkan (%) efisiensi pengupasan dan faktor pemisahan
antara Ti(IV) dan Fe(III). Rasio fase 1: 1 berdasarkan volume dan
diaduk (600 rpm) pada 40 oC selama 5 menit. ............................ 57
Gambar 4.18 Daur ulang fase organik ....................................... 60
xii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
15
16
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses
industrialisasi TiO2 yang lebih efisien, ekonomis, dan ramah
lingkungan dibandingkan proses sulfat dan proses klorida.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
industrialisasi TiO2 yang lebih efisien, ekonomis, dan ramah
lingkungan dibandingkan proses sulfat dan proses klorida.
20
2.1 Ilmenite
Ilmenit ditemukan tahun 1827 dan diberi nama sesuai
lokasi pertama kali mineral ini ditemukan, yaitu di danau Ilmen,
pegunungan Miask, selatan Ural Rusia (Taufanny, 2008). Ilmenit
dapat langsung digunakan untuk membuat pigmen atau logam
titanium. Ilmenit memiliki struktur kristal heksagonal.
Ilmenit merupakan unsur terpenting dalam ekstraksi unsur
titanium, secara komposisi ilmenit terdiri atas 36,80% Fe, 31,57%
Ti, dan 31,63% O atau 52,66% TiO2 dan 47,33% FeO. Batuan
maupun pasir ilmenit terbentuk karena kejadian alam, sehingga
sering terjadi kerusakan pada susunan kristalnya dan
mengakibatkan presentase massa yang ada tidak sama dengan
teori. Oleh karena itu, umumnya kandungan TiO2 dalam ilmenit
alam antara 33-65% (Taufanny, 2008).
Walaupun cadangan ilmenit di Indonesia tidak sebanyak
cadangan ilmenit di India yang menempati urutan kedua di dunia
(Sasikumar, 2004), Indonesia berpotensi mengembangkan
industri rutil (TiO2) sintetik maupun logam titanium. Ilmenit
dapat langsung diproses untuk membuat pigmen TiO2 atau logam
titanium, namun ilmenit biasanya diproduksi menjadi bahan
intermediet dengan kandungan besi yang rendah (Amer, 2002).
2.2 Titanium Dioksida
Oksida titanium terdapat di alam dalam bentuk batuan,
endapan batuan, dan pasir. Titanium dioksida merupakan
polymorph yang terdiri dari anatase, brookit dan rutil
(Ovenstone, 1999). Anatase dan rutile memiliki struktur kristal
tetragonal, sedangkan brookit memiliki struktur kristal
orthorombik (Suzana, 2002). Massa jenis anatase, brookit, dan
21
22
rutile berturut – turut adalah 3,90, 4,13, 4,27 g/cm3 (Li, 2004).
Struktur anatase dan rutile dapat dilihat pada gambar
2.3 Hematit
Hematit (α-Fe2O3) adalah mineral primer atau mineral
yang terdapat di dalam batuan secara alami. Besi Oksida hematit
memiliki struktur yaitu korondum dengan ion-ion oksigen dalam
kemasan rapat heksagonal (Hamsah, 2007). Hematit memliki
grup ruang R3c (simetri rombohedral) dan parameter kisi yang
berbentuk unit heksagonal a=b=5,0346 Å, c=13,752 Å
(Cornell and Schwetmann, 2003).
25
2.4. Ekstraksi
Ekstraksi adalah metode pemisahan komponen dari suatu
campuran menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi digunakan
untuk memisahkan senyawa organik dari larutan yang bersifat
(polar pada umumnya air) dengan larutan nonpolar (pada
umumnya larutan organik) yang tidak saling campur dan
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan yang kemudian dapat
dipisahkan. Zat terlarut akan didistribusikan dalam kedua lapisan
tersebut berdasarkan kelarutan relatifnya. (Gandjar dan Rohman,
2007)
2.4.1 Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi cair-cair
(liquid-liquid extraction) digunakan jika pemisahan dengan tehnik
lainnya tidak dapat dicapai, antara lain seperti distilasi, evaporasi,
dan kristalisasi. Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan suatu
26
n = banyaknya ekstraksi
(Gandjar dan Rohman, 2007)
C rangkap 3 2260-2120
Ikatan
CN rangkap
rangkap tiga 2260-2220
3
3.2 Bahan
Larutan stok HCl diperoleh dengan leaching ilmenite
dengan HCl pekat, proses leaching mirip dengan proses CTL.
Pelindian berlangsung secara kontinyu dengan cara ilmenite
direaksikan dengan HCl konsentrasi tinggi. Klorin dalam silinder
baja secara perlahan dimasukkan ke dalam cairan hingga FeCl2
benar-benar diubah menjadi FeCl3, dan gas ekor yang tidak
diubah diserap oleh larutan NaOH pekat.
3.3 Prosedur
3.3.1 Eksperimen Ekstraksi
Larutan stock HCl direaksikan dengan pelarut dengan
rasio volume tertentu dalam gelas beker 100 mL. Kemudian
ditambahkan magnetic stirrer ke dalam gelas beker dan ditutup
dengan menggunakan plastic wrap. Percobaan ekstraksi
dilakukan menggunakan pelat pemanas dengan penangas air serta
sebuah magnetic stirrer yang terintegrasi sensor suhu. Gelas
beker kemudian diletakkan diatas penangas air pada suhu yang
sesuai dan diaduk selama kurun waktu tertentu. Kemudian
kandungan logam dari fase aquos setelah ekstraksi ditentukan
menggunakan titrasi atau ICP-OES.
37
38
41
42
Tabel 4.4 Faktor pemisah Ti(IV) dan Fe(III) dari ion logam lain
pada larutan stock HCl dan C13H37NO+ROH sebagai ekstraktan.
45
Tabel 4.5 (%) Efisiensi ekstraksi dari semua ion logam dan
konsentrasi HCl dari rafinat untuk ekstraksi satu tahap dan
ekstraksi berlawanan arus empat tahap dalam kondisi optimal.
Rasio fase 1,5: 1 dan pengadukan (600 rpm) pada 40 oC selama 5
menit.
Gambar 4.16 Plot lgD terhadap 1/T (10-3 K-1) untuk ekstraksi
Ti(IV) dan Fe(III) dalam larutan HCl. Kisaran suhu adalah dari
25-75 oC, 40% C18H37NO+ 60% ROH, CFe(III) = 1,6 mol.L-1, CTi(IV)
= 0,45 mol.L-1, CHCl = 11,69 mol.L-1, rasio fase 1:1 berdasarkan
volume dan diaduk (600 rpm) selama 5 menit.
57
.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Sistem ekstraksi simultan yang dijelaskan dalam
penelitian ini merupakan metode inovatif yang dapat mencapai
pemisahan dan pemurnian Ti(IV) dan Fe(III) dalam larutan HCl
yang mengandung beberapa jenis logam. Penyaringan
C18H37NO+ROH menampilkan efek ekstraksi sinergis pada
Ti(IV). Dalam larutan stok HCl, C18H37NO + ROH memiliki
selektivitas rendah terhadap Mg, Mn, Ca, Al, V dan Cr, tetapi
memiliki selektivitas yang tinggi untuk Ti(IV) dan Fe(III).
Dengan ekstraksi berlawanan arus empat tahap dalam rasio fase
1,5: 1 efisiensi ekstraksi Ti(IV) dan Fe(III) masing-masing adalah
99,76% dan 99,99%.
Dalam sistem ekstraksi campuran, spektra FT-IR dan
metode kemiringan menunjukkan bahwa hampir semua Ti(IV)
dalam larutan HCl dapat diekstraksi oleh –OH dari ROH melalui
asosiasi ionik, dan tidak ada reaksi kimia antara C18H37NO dan
Ti(IV). ROH menggunakan –OH untuk mengekstraksi Fe(III)
melalui asosiasi ion dan solvasi, C18H37NO menggunakan -C=O
untuk mengekstraksi Fe(III) melalui asosiasi ion.
Untuk ekstraksi Ti(IV) dan ekstraksi Fe(III), ΔH dari
sistem ekstraksi diperkirakan masing-masing adalah 3,02 kJ.mol-1
dan 5,45 kJ.mol-1. Nilai ΔG masing-masing diperoleh 41,23
kJ.mol-1 dan 33,84 kJ.mol-1. ΔS masing-masing diperoleh -
128,16 Jmol-1K-1 dan -95.22 Jmol-1K-1.
Pada proses pengupasan bertahap, pertama kali
digunakan HCl 4 mol.L-1 untuk mengupas Ti(IV), kemudian air
deionisasi digunakan untuk mengupas Fe(III). Sehingga
diperoleh, efisiensi pengupasan Ti(IV) dan Fe(III) masing-masing
adalah 99,88% dan 99,90%. Kemurnian larutan Ti(IV) dan
larutan Fe(III) masing-masing adalah 98,75 wt% dan 99,18 wt%.
Regenerasi fase organik berhasil diterapkan dalam siklus baru
pemisahan tanpa adanya kehilangan aktivitas. Proses ini sangat
61
62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
66
BIODATA PENULIS