OLEH :
RAUDATUL HASANAH
PK2020112
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan seminar kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Low Back Pain Pada Tn ”Z” Di Poliklinik Saraf Rs Awal Bros Pekanbaru”.
Laporan ini di buat untuk memenuhi persyaratan PK Orientasi.
Penyusunan Kasus Seminar ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan
juga bimbingan serta dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga penulisan ini selesai tepat waktu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak dr. Jimmy Kurniawan, MKK selaku Direktur Rumah Sakit Awal
Bros Pekanbaru.
2. Ibu Ns. Umi Eliawati, S.,Kep, MARS selaku Manager Keperawatan Rumah
Sakit Awal Bros Pekanbaru.
3. Ibu Ns. Yeni Susanti, S.,Kep selaku Kepala Bagian Pelayanan Keperawatan
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru.
4. Kak Ns. Herlyna, S.,Kep selaku kepala ruang Poliklinik Rumah Sakit Awal
Bros Pekanbaru.
5. Kak Ns. Heni Septiani, S., Kep selaku Perseptor yang selalu membimbing
dan memberikan masukan serta saran kepada penulis dalam penyusunan
laporan seminar kasus ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih
atas bantuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kasus ini jauh dari
sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu serta
pengetahuan penulis, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.
ii
Oleh karena itu, demi kesempurnaan Laporan Kasus ini, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan dalam penyusunan Laporan Kasus ini dan untuk perbaikan dimasa
mendatang. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
(Raudatul Hasanah)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................3
A. Analisis Pengkajian........................................................................................43
B. Analisis Identifikasi Diagnosa.......................................................................44
C. Analisis Intervensi..........................................................................................45
D. Analisis Implementasi....................................................................................46
E. Analisis Evaluasi............................................................................................47
BAB V PENUTUP.......................................................................................49
A. Kesimpulan.....................................................................................................49
B. Saran...............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3: Leaflet
1
ters Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
us
dira
wat
di
rum
ah
saki
kar
ena
sera
nga
2
finansial dan keseluruhan individu dan masyarakat (Morris, L.D. 2018). Insiden
low back pain ditemukan di Eropa (5,7%) dan Afrika (2,4%) (Ravindra, 2018).
Secara umum prevalensi low back pain diperkirakan satu tahunnnya adalah 38,0%
Angka kejadian pasti dari low back pain di Indonesia diperkirakan bervariasi
antara 7,6% sampai 37% (Widiyanti, E.C. L, 2009 dalam Rohmawan, E.A 2017).
kebugaran jasmani lansia, akan tetapi masih banyak lansia yang mengeluh akan
diberlakukan senam pada lansia (Pendiarto R.P, 2017). Di provinsi Riau penyakit
Low back pain termasuk dalam 10 penyakit terbesar rawat jalan pada tahun 2013
sebanyak 8,916 kasus (Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2013). Sedangkan di
kota Pekanbaru kasus LBP di rawat jalan selama tahun 2020 berjumlah 2424 kasus.
belakang, saraf perifer, dan sistem vaskuler yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan
akut maupun secara perlahan dan kronis. Gangguan ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya adalah faktor individu, pekerjaan dan lingkungan fisik (Candra,
Berdasarkan data dari Rekam Medik Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, pada
tahun 2018 terdapat 1989 kasus LBP dan tahun 2019 sebanyak 2806 kasus LBP.
Berdsarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk membahas kasus mengenai
Asuhan Keperawatan LBP pada Tn. Z di Poliklinik saraf RS Awal Bros Pekanbaru.
B. Rumusan Masalah
kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Low Back
Pain merupakan gangguan otot tulang rangka yang paling sering terjadi
pada pekerja, baik pekerja di sektor industri besar, menengah dan kecil
Low Back Pain merasa nyeri yang terjadi di daerah punggung bagian
bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah belakang dan
samping luar Depkes, (2009, dalam Dewi dkk, 2015). LBP merupakan
kliniknya nyeri punggung bawah atau Low Back Pain terbagi menjadi dua
jenis, yaitu:
1) Acute Low Back Pain
Acute Low Back Pain ditandai dengan rasa nyeri pungung yang
beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau
sembuh. Acute Low Back Pain dapat disebabkan karena luka traumatik
seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
kemudian.
Rasa nyeri Chronic Low Back Pain bisa menyerang lebih dari 3
bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase
ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu
yang lama. Chronic Low Back Pain dapat terjadi karena osteoarthritis,
c. Manifestasi Klinis
1) Perubahan dalam gaya berjalan, (berjalan terasa kaku, tidak bisa
2) Persyarafan
belakang kaki, nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis, nyeri
1) Usia
tulang dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun.
dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Penelitian yang dilakukan
2) Jenis Kelamin
mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot rangka. Hal ini terjadi secara
dan tinggi badan seseorang. Nilai IMT didiapatkan dai berat dalam
menjadi tiga yaitu at risk (IMT 23.0-24.9), obese 1 (IMT 25-29.9) dan
Tabel 2.1
Kategori IMT Berdasarkan WHO
IMT KATEGORI
(Kg/m2)
< 18.4 Underwight
18.5 – 23 Normal Range
≥ 23.1 – 25 Overwight
≥ 25 Obese
Sumber : Sutter Health Palo Altom Medical Foundation (2012)
4) Masa Kerja
masa kerja seseorang maka semkain besar pula resiko untuk mengalami
LBP.
5) Sikap Kerja
beberapa area tubuh seperti bahu, punggung dan lutut karena daerah
6) Lingkungan Kerja
akibat merokok akibat tiap tahun adalah 4,9 Juta dan menjelang tahun
menderita Low Back Pain dari pada yang tidak pernah merokok sama
sekali.
8) Aktivitas Fisik
adanya keluhan Low Back Pain. Olahraga yang teratur juga dapat
kesegaran tubuh tinggi adalah 0,8%. Hal ini juga dip kua d n an lapo
belakang merupakan salah satu faktor risiko adanya keluhan Low Back
Back Pain pada jenis pekerjaan yang berat, tetapi kondisi seperti ini
merupakan faktor risiko terjadinya Low Back Pain karena trauma akan
terus menerus.
bervariasi. Low Back Pain akibat trauma kumulatif lebih sering terjadi di
tempat kerja, misalnya karena duduk statis yang terlalu lama atau posisi
annulus fibrosus yang robek. Serat paling dalam dari annulus fibrosus ini
dari beberapa serabut syaraf dari nukleus sinuvertebra dan aspek lateral
dari diskus disarafi pada bagian tepinya oleh cabang dari rami anterior dan
Nukleus
LBP
Servikal
Lumbal
Gangguan saraf
Blok saraf Gangguan saraf
Gangguan
simpatis
tetraple
Mati rasa Menekan
Kelumpuhan Kelumpuhan
otot Gangguan
Cemas Syok spinal
mobilitas
Gangguan
Kesulitan Nyeri punggung bawah
bernafas
Kurang Pengetahuan
Kelemahan fisik
https://www.scribd.com/doc/127767728/WOC-HNP1
f. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
1) Latihan Punggung Setiap Hari
a) Berjalan setiap hari dengan mengenakan pakaian yang sesuai dan alas
kaki berhak rendah.
b) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, rendah lemak, kaya akat
serat dan buah guna mencegah konstipasi.
c) Tidur dikasur yang nyaman.
d) Apabila nyeri semakin memburuk dan terjadi trauma segara
menghubungi petugas kesehatan.
5) Sikap Tubuh
Sikap tubuh menjadi penting dalam dunia kerja khususnya dalam
manual material handling (MMH). Dengan sikap tubuh yang benar saat
bekerja, pekerja akan memerlukan sedikit waktu untuk istirahat, lebih
cepat, dan lebih efisien dalam bekerja, sebaliknya sikap tubuh yang
salah dan dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan gangguan
kesehatan yang dapat berakibat fatal. Sikap tubuh dalam bekerja yang
baik dapat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh dalam melakukan
pekerjaan, pergerakan meliputi: flexion, extension, abduction, adduction,
pronation, dan supination.
1) Identistas Klien.
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, bangsa, alamat.
2) Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis lebih
dari 6 bulan, nyeri sat berjalan dengan menggunakan tumit, nyeri
menyebar kebagian bawah belakang kaki.
3) Riwayat Penyakit Sekarang.
Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan, kapan timbulnya
keluhan & apakah menetap atau hilang timbul', hal apa yang
mengakibatkan terjadinya keluhan, apa saja yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan yang dirasakan, tanyakan pada klien apakah klien
sering mengkomsumsi obat tertentu atau tidak.
4) Riwayat penyakit dahulu.
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit yang
otot sebelumnya.
5) Riwayat Pekerjaan.
Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot
pengangkatan barang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, dan kerja
statis.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
P : Pernapasan. S : Suhu.
3) Antropometri
4) Sistem pengidraan
Mata : lapang pandang
Hidung : kemampuan penciuman.
Telinga : keadaan telinga dan kemampuan pendengaran.
5) Sistem pernapasan
pernapasan, bersihan jalan nafas, kualitas, suara,dan bunyi tambahan
ronchi, wheezing
6) Sistem kardiovaskuer
Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi, bunyi jantung.
7) Sistem gastrointestinal
Nilai kemampuan menelan, nafsu makan dan minum, peristaltik usus
dan eliminasi.
8) Sistem integumen
Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit, dan warna permukaan kuku.
9) Sistem muskuloskletal
Bentuk kepala, ekstermitas atas dan skstermitas bawah
10) Sistem endokrin
Keadaan kelenjer tyroid, suhu tubuh, frekuensi urine.
11) Sistem reproduksi
Nilai keadaan genetalia, dan perubahan fisik sistem reproduksi.
1) Neurologik.
radiks.
perlengketan.
3) Laboratorium.
25
Keterangan:
1. : berat
2. : cukup berat
3. : sedang
4. : ringan
5. : tidak ada
Toleransi terhadap aktivitas (0005) Bantuan Perawatan diri (1800) Bantuan perawatan diri
Hambatan No Indikator Target 1.Monitor kemampuan 1.Mengetahui tingkat kemampuan
Mobilitas Fisik 1 Kemudahan 4 perawatan diri perawatan diri secara mandiri
dalam 2.Berikan bantuan perawatan 2.Memenuhi kebutuhan perawatan diri
melakukan diri 3.Keterlibatan keluarga meningkatkan
ADL 3.Ajarkan keluarga dalam kenyamanan kliendan peran
2 Kemampuan 4 perawatan keluarga dalam merawat anggota
ketika 4.Mengubah posisi klien keluarga yang sakit
melakukan 5.Dampingi klien pada saat 4.Mencegah dekubitus dan
aktivitas fisik latihan ambulansi (ROM mempercepat proses pemulihan
Terapi Latihan : Ambulasi kondisi pasien
Ambulasi (0200) 1.Bantu klienambulasi awal 5.Memantau kemampuan
No Indikator Target 2.Bantu klienuntuk klienterhadap latihan ambulasi yang
1 Menopang 4 perpindahan diberikan
berat badan 3.Kolaborasi: fisioterapi jika Terapi Latihan: Ambulasi
2 Berjalan 4 diperlukan 1.Untuk melakukan mobilisasi dini
dengan 4.Sediakan alat bantu seperti kepada klien
langkah walker, kursi roda, tongkat 2.Untuk memudahkan kliendalam
efektif 5.Edukasi kliendan keluarga berpindah
3 Berjalan 4 mengenai permindahan dan 3.Melakukan interprofessional
dengan pelan Teknik ambulansi yang kolaborasi kepada pasien
4 Berjalan 4 aman 4.Untuk memfasilitasi klienpada saat
mengelilingi ambulansi
kamar 5.Untuk meningkatkan pengetahuan
tentang Teknik ambulansi yang
benar.
Keterangan:
1: sangat terganggu
2: banyak terganggu
3: cukup terganggu
4: sedikit terganggu
5: tidak terganggu
Nuutrisi kurang Status Nutrisi (1004) Monitor Nutrisi (1160)
dari kebutuhan Indikator Dipertahan Ditingkatk 1. Identifikasi perubahan berat 1. Untuk mengetahui adanya
tubuh kan an badan terakhir peningkatan atau penurunan berat
Asupan 2. Monitor turgor kulit badan, guna tatalaksana selanjutnya.
gizi 3 4 3. Monitor adanya mual dan 2. Untuk mengetahui kekurangan
Asupan muntah cairan/dehidrasi atau tidak
makanan 3 4
4. Identifikasi abnormalitas 3. Untuk memantau status cairan yang
Asupan eliminasi bowel keluar
cairan 3 4
5. Identifikasi perubahan nafsu 4. Untuk memantau adanya
Hidrasi 3 4 makan dan aktivitas yang abnormalitas eliminasi bowel seperti
Keterangan: dilakukan diare, mucus, nyeri pada saat
1 : sangat menyimpang dari rentang normal Manajemen Nutrisi (1100): eliminasi.
2 : banyak menyimpang dari rentang 1. Identifikasi adanya alergi 5. Untuk mengetahui peningkatan atau
normal atau intoleransi makanan penurunan berat badan.
3 : cukup menyimpang dari rentang yang dimiliki klien
normal 4 : sedikit menyimpang dari 2. Kolaborasi dengan ahli gizi 1. Untuk mengetahui alergi atau
rentang normal untuk menentukan diit yang intoleransi makanan yang dimiliki
5 : tidak menyimpang dari rentang normal dibutuhkan klien
3. Monitor asupan makanan 2. Untuk pemenuhan kalori dan nutrisi
4. Motivasi asupan tambahan: yang tepat bagi klien
susu formula 3. Untuk mengetahui kekurangan
5. Berikan keluarga klien nutrisi dalam tubuh
informasi tentang kebutuhan 4. Membantu peningkatan nutrisi
nutrisi 5. Agar keluarga mengetahui jenis
nutrisi yang dibutuhkan.
Kurang Kowlwdge : disease process Teaching : Diasese Process
pengetahuan 1. Kaji tingkat pengetahan anak 1. Penting bagi keluarga untuk
- Pasien dan keluarga menyatakan dan orang tua tentang mengetahui perbedaan efek samping
- pemahaman tentang penyakit, kondisi, penyakit, pengobata dan obat yang diberikan
prognosis dan program pengobatan intervensi 2. Pentingnya melakukan edukasi
- Pasien dan keluarga mampu 2. Jelaskan patofisiologi dan patofisiologi dan tanda gelaja, faktor
melaksanakan prosedur yang dijelaskan tanda gelaja, faktor pencetus pencetus
secara benar penyakit 3. Menjelaskan prosedur tindakana dan
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 3. Jelaskan tentang pentingnya pengobatan guna mengurangi ansietas
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim pengobatan
kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah fase akhir dalam proses keperawatan,
penggunaan evaluasi menggunakan metode SOAP yaitu S (Subyektif) berisi
data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan
ungkapan langsung, O (Obyektif) analisa dan interpretasi, A (Assessment)
berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan yang meliputi
diagnosis, antisipasi atau pontensial dan perlu tidaknya dilakukan
tindakan segera P (Planning) merupakan rencana dari tindakan yang akan
diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi diagnosis atau laboratorium
serta konseling untuk tindakan lanjut (Potter & Perry, 2010). Tahap evaluasi
adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Klien keluar dari siklus proses
keperawatan apabila kriteria hasil telah dicapai. Klien akan masuk
kembali kedalam siklus apabila kriteria hasil belum dicapai. Komponen
tahap evaluasi terdiri dari pencapaian kriteria hasil, keefektifan tahap-tahap
proses keperawatan dan revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan
(Asmadi, 2008).
30
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. Z
Medical record 544436
Umur : 58 tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Pensiun
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 14-11-2020
Tanggal pengkajian : 14-11-2020
Unit : Poliklinik saraf
Diagnosa medis saat masuk : LBP Kronis
2. Alasan Masuk
3. Riwayat Kesehatan
nyeri lebih parah pada saat bergerak. Klien mengatakan di bantu keluarga
2014, dan 4 bulan lalu pernah tindakan passed blok dengan dr. Iqbal, SpS
31
c. Riwayat Kesehatan Keluarga.
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis.
GCS : E : 4 V : 5 M : = 15
a. Kepala
1) Rambut
I : Rambut tampak kering, beruban
2) Mata
I : Simetris kiri dan kanan, pupil isokor, kelopak mata tidak ada
3) Telinga.
I : Simetris kiri dan kanan, kelainan tidak ada, fungsi pendengaran
baik.
4) Hidung
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret
5) Leher.
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran lymphe, kekauan
leher tidak ditemukan.
6) Thorak.
Paru-paru.
P: Sonor.
7) Jantung.
ternalaxtra.
8) Abdomen.
P: Tidak ada teraba pembengkakan, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
P: Tympani.
9) Punggung.
Tangan kanan : Tidak ada lesi dan tidak teraba pembengkakan. Tangan
Kekuatan Otot.
5 5
4 4
a. Reflek patologis : Babinski.
Genitalia.
Integumen.
5. Data Psikososial
b. Prilaku verbal.
c. Emosi.
Cara menjawab : klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan walaupun
jawaban kurang jelas.
Cara memberi informasi : degan cara tanya jawab. Klien tampak tenang pada
saat interaksi dengan perawat.
d. Persepsi penyakit.
Klien beranggapan penyakit adalah datangnya dari allah dan sebagai cobaan
e. Konsep diri.
f. Adaptasi.
Klien dapat beradaptasi dengan baik.
6. Data Sosial
a. Pola komunikasi.
Istri dan anak adalah orang yang dapat membuat klien merasa nyaman.
Orang yang paling berharga bagi klien adalah istri dan anaknya.
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, dan klien selalu mengikuti
7. Data Spiritual
a.Keyakinan.
b.Ketaatan beribadah.
8. Data Penunjang
9. Data Pengobatan
ANALISA DATA
NO Data Masalah Etiologi
1. Ds : Nyeri akut. Agen cedera
- Klien mengatakan nyeri di daerah fisik.
punggung dan menjalar kaki kiri.
- Klien mengatakan nyeri bertambah parah
pada saat bergerak.
Do : - Klien tampak meringis kesakitan.
- Skala nyeri 4.
- Klien tampak gelisah.
- TD : 169/105 mmHg. N : 97 x/i
- Suhu : 36,2oC P : 19 x/i
- BB : 61,9 kg. TB: 175
2 Ds : Gangguan Nyeri
- Klien mengatakan di bantu keluarga mobilitas fisik.
untuk melakukan aktivitas.
- Klien mengatakan nyeri bertambah berat
saat beraktivitas.
Do : -Klien tampak dibantu keluarga untuk
beraktifitas.
- Klien tampak menggunakan tongkat
30
4. : Sering menunjukkan
5 : Secara konsisten
menunjukkan
Level Nyeri (2102)
No Indicator Target
1 Nyeri yang 5
dilaporkan
2 Ekspresi akibat 5
nyeri
3 Vital sign 5*
Keterangan:
1. : berat
2. : cukup berat
3. : sedang
4. : ringan
5. : tidak ada (5* tidak ada
deviasi dari kisaran normal
No Diagnosa
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindkan Bantuan Bantuan perawatan diri
fisik penurunan keperawatan, pasien diharapkan Perawatan diri 1. Mengetahui tingkat
kekuatan otott mencapai kriteria hasil sebagai (1800) kemampuan perawatan
berikut: 1. Monitor kemampuan diri secara mandiri
Toleransi terhadap aktivitas perawatan diri 2. Memenuhi kebutuhan
(0005) 2. Berikan bantuan perawatan diri
No Indikztor Target perawatan diri 3. Keterlibatan keluarga
1 Kemudahan 4 3. Ajarkan keluarga meningkatkan
dalam perawatan kenyamanan kliendan
dalam
4. Mengubah posisi peran keluarga dalam
melakukan
klien merawat anggota
ADL
5. Dampingi klien pada keluarga yang sakit
2 Kemampuan 4
ketika saat latihan 4. Mencegah dekubitus
39
melakukan ambulansi (ROM dan mempercepat
aktivitas Terapi Latihan : proses pemulihan
fisik Ambulasi (0221) kondisi pasien
1. Bantu klienambulasi 5. Memantau kemampuan
Ambulasi (0200) awal klienterhadap latihan
No Indikator 2. Bantu
Target klien untuk ambulasi yang
1 Menopang 4perpindahan diberikan
berat badan 3. Kolaborasi: fisioterapi jika Terapi Latihan:
2 Berjalan 4diperlukan Ambulasi
dengan 4. Sediakan alat bantu 1. Untuk melakukan
langkah efektif seperti walker, kursi mobilisasi dini kepada
3 Berjalan 4 roda, tongkat klien
dengan pelan 5. Edukasi klien dan 2. Untuk memudahkan
4 Berjalan 4 keluarga mengenai kliendalam berpindah
mengelilingi permindahan dan 3. Melakukan
kamar Teknik ambulansi interprofessional
yang aman kolaborasi kepada
Keterangan: pasien
1: sangat terganggu 4. Untuk memfasilitasi
2: banyak terganggu klienpada saat
3: cukup terganggu ambulansi
4: sedikit terganggu 5. Untuk meningkatkan
5: tidak terganggu pengetahuan tentang
Teknik ambulansi yang
benar.
13. Implementasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Nyeri Akut - Mengkaji tingkat nyeri pasien S : Klien mengatakan nyeri punggung
berhubungan - Edukasi pasien tentang penyaki dan cara mengurangi
dengan agen cidera nyeri P :agen cidera fisik
fisik - Memberikan alternatif lain kepada klien teknik Q : seperti ditusuk
mengontrol nyeri dengan mendengarkan musik sesuai R : punggung bawah menjalar kaki kiri
kesenangan pasien. S : Skala 4
- Memotivasi klien untuk melakukan teknik nafas
T : hilang timbul
dalam untuk mengontrol nyeri
- Memotivasi klien untuk menggunakan teknik yang Klien mengatakan sakit sekali
disukai untuk mengontrol nyeri. O :- Klien tampak meringis
- Anjurkan klien berjemur dan berenang - Klien tampak gelisah, kesakitan
A : Diagnosa Keperawatan Nyeri akut belum
Raudhatul Hasanah teratasi
Kriteria Hasil T C
Menggunakan tindakan 5 2
mengurangi nyeri
Vital sign 5 5
P : Rencana intervensi
Kriteria Hasil T C
Kriteria Hasil T C
P : Rencana intervensi
Raudhatul Hasanah
BAB IV
PEMBAHASA
Pada bab ini akan membahas tentang kesesuaian dan kesenjangan antara teori
hasil studi pada penerapan dan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Low Back Pain Pada Tn ”Z” Di Poliklinik Saraf Rs Awal Bros Pekanbaru tanggal 12
November 2020 dan 14 November 2020 . Pembahasan ini dibuat berdasarkan landasan
teoritis dan studi kasus yang bertujuan agar tindakan direncanakan berdasarkan
rasional yang relevan yang dapat dianalisa secara teroritis untuk memudahkan
kesesuaian dan kesenjangan yang terjadi pada kasus ini.
A. Analisis Pengkajian
Data pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan yaitu
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga dapat diketahui
berbagai permasalahan yang dirasakan klien. Fase dari pengkajian meliputi:
pengumulan data, analisis data, pengelompokan data dan dokumentasi data.
Sedangkan pada proses pengkajian dimulai dari melakukan pengumpulan riwayat
kesehatan, melakukan pengkajian kesehatan, wawancara dengan klien dan orang
(Kusuma & Nurarif, 2015).
Dalam melakukan pengkajian pada klien Tn. Z data didapatkan dari klien,
beserta keluarga catatan medis serta tenaga kesehatan lainnya. Riwayat kesehatan
sekarang secara teoritis dilihat dari manifestasi klinis pada klien dengan Low Back
Pain ditemukan adanya bahwa klien tidak ada makan, sudah diberikan nasi 1 porsi
tidak habis, habis hanya 4 sendok. Klien juga pinggang terasa sakit,nyeri pinggang
yang dirasakan menjalar ke punggung. Klien juga untuk melakukan aktivitas dibantu
oleh keluarga, nyeri bertambah berat saat beraktivitas.
Riwayat kesehatan dahulu pada saat dilakukan pengkajian kesehatan dahulu
pasien mengatakan pernah melakukan operasi daraf terjepit tahun 2014. Pada saat itu
klien juga mengatakan punggung terasa sakit dan menjalar ke kaki kiri. Riwayat
kesehatan keluarga pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga keluarga klien tidak
ada mengalami penyakit yang sama seperti yang diderita klien.
45
pasien tampak meringis dan tampak menahan nyeri.
Diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri karena pada
saat pengkajian pasien mengatakan tidak bisa berdiri lama dan sulit untuk
melakukan aktifitas. Untuk kedua diagnosa yang diangkat, hal ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus pada pasien.
C. Analisis Intervensi
D. Analisis Implementasi
LBP adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan
nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga
terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan
sering disertai dengan 10 penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. LBP yang lebih
dari 6 bulan disebut kronikLBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau
tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2
kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12
minggu. Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam
faktor resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi
Hasil pengkajian pada Tn. Z dengan LBP didapatkan data subyektif bahwa
pasien mengatakan nyeri pinggang sejak tahun 2014 dan terasa nyeri serta data
objektif pasien tampak menahan nyeri, dan pasien tampak gelisah.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. Z yaitu nyeri berhubungan
dengan agen cidera fisik dan Hambatan mobilitas fisik. Pada tahap intervensi dan
implementasi, penulis membuat dan menyusun rencana tindakan yang disusun
berdasarkan aplikasi dari teori NIC-NOC, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
masalah klien. Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa nyeri dan
hambatan mobilitas fisik adalah pain management dan pengurangan kehambatan
mobilitas fisikan. Evaluasi akhir dari diagnosa keperawatan dapat teratasi.
B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk :
1. Penulis
Penulis diharapkan lebih mendalami kembali teori LBP sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan efektif sesuai dengan teori yang
ada. Untuk perawat perlu meningkatkan critical thinking dalam mengelola klien,
sehingga banyak menemukan clinical infinding dan terciptalah model asuhan
keperawatan yang profesional. Perawat diharapkan meningkatkan kemampuan
pendokumentasian dengan lengkap dan jelas.
2. Rumah Sakit
RS Awal Bros Pekanbaru lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan lebih
konservatif terhadap asuhan yang diberikan pada pasien dengan LBP
3. Pasien
Pasien dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang LBP dan melakukan
pengawasan melalui pemeriksaan rutin di RS.
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handcbock,
An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis
: Elsevier.
Amin. (2015). Apikasi Asuhan Keperawatan Beerdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-NOC. Jakarta: Mediaction.
Anonim. 2003. Rehabilitasi Medik Cegah Kecacatan Pasien. Pikiran Rakyat Cyber
Media. Bandung. http//:www.pikiranrakyatcybermed. co.id. Diakses tanggal 2
Juli 2006.
Bowman JM. The meaning of chronic low back pain. AAOHN-J 1991 Aug;
39(8):381-384.
Brunner, & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice.
14th Ed. Philadelphia : F. A. Davis Company.
Chase JA. Outpatient mana8ement of low back pain. Orthop Nur 1992
Jan/Feb;11(1):11-21.
Brunner & Suddarth. 2002. Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2002. Alih Bahasa Monika Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3. Jakarta : EGC.
Fernandez, C. 2009. Prevalence of neck and low back pain in community- Dwelling
adults in spain:A Population-Based National study.
http://journals.lww.com/spinejournal/fulltext/2011/0210/prevalence_o
f_neck_and_low_back_pain_in.21.aspx(diakses pada 6 Juli 2014).
Muttaqin, Arif. 2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan.Jakarta : Salemba Medika.
Nurna Ningsih, Lukman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Sadeli HA, Tjahjono B. 2001. Nyeri punggung bawah. Dalam: Meliala L,
Suryamiharja A, Purba JS. Nyeri neuropatik, patofisioloogi dan
penatalaksanaan. Jakarta: Perdossi. Hlm. 145-67.
Tailor, Cynthia M & Sheila Sparks Ralph. 2011.Diagnosa Keperawatan dengan
Rencana Asuhan.Jakarta : EGC.
Yunus, M (2008). Jurnal Hubungan antara posisi duduk dan masa duduk dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada pemecah batu granat. Universitas
Diponegoro. http://www.fkm.undip.ac.id (diakses pada 27 Mei 2018)
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN KASUS KEPERAWTAN