Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN IKM-IKK LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN Maret 2021


UNIVERSITAS HALU OLEO

LOW BACK PAIN PADA PEKERJA BANGUNAN DI KECAMATAN


MANDONGA

Oleh :
Ika Mustika Haringi, S.Ked (K1A1 15 016)
Mustaufan Dwi Wibowo S.Ked (K1A1 15 091)

PEMBIMBING:
dr. Arimaswati, M. Sc

KEPANITRAANKLINIKKEDOKTERAN OKUPASI
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Ika Mustika Haringi, S.Ked (K1A1 15 016)


Mustaufan Dwi Wibowo S.Ked (K1A1 15 091)
Judul Laporan : Low Back Pain Pada Pekerja Bangunan Di Kecamatan
Mandonga
Program Studi : Profesi Dokter
Fakultas : Kedokteran

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus Kedokteran Okupasi dalam rangka


kepanitraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, Maret 2021


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Arimaswati, M. Sc
NIP. 19821213 200912 2 003

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
kasus ini dengan baik. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan kasus ini
sebagai tugas dalam rangka menyelesaikan stase ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu kedokteran komunitas dengan judul “Low Back Pain pada pekerja
bangunan di Kecamatan Mandonga”
Penulis tentu menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan
kasus ini, supaya nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pembimbing kami yang telah membimbing dalam penulisan laporan
kasus ini.Demikian, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, Maret 2021

Tim Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................2
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien....................................................................................3
B. Anamnesis Okupasi.............................................................................3
C. Anamnesis Okupasi.............................................................................4
D. Pemeriksaan Fisik................................................................................6
E. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................7
F. Resume.................................................................................................7
G. Diagnosis Okupasi...............................................................................8
H. Penatalaksanaan..................................................................................12
I. Prognosis.............................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN
A. Hubungan Pajanan Dengan Low Back Pain Pada Kasus....................13
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................18
B. Saran...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

4
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 1 Bahaya Potensial Di Lingkungan Kerja Pasien 5
Tabel 2 7 langkah diagnosis okupasi 8
Tabel 3 Hubungan Pajanan Dengan Low Back Pain Pada 13
Kasus

BAB I

5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja
dalam hubungan dengan kerja, baik faktor risiko karena kondisi tempat kerja,
peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara kerja. Penyakit
akibat kerja timbul karena hubungan kerja atau yang disebabkan oleh
pekerjaan dan sikap kerja. Salah satu penyakit akibat kerja adalah gangguan
tulang belakang atau nyeri punggung bawah. Low back pain yang timbul
karena posisi statis dalam bekerja dan bersifat continue dapat mengakibatkan
kehilangan jam kerja sehingga mengganggu produktivitas kerja (Suryadi,
2020).
Low back pain adalah suatu keadaan nyeri yang terjadi pada regio
punggung bagian bawah yang disebablan oleh berbagai faktor. Gangguan ini
paling banyak ditemukan pada lingkungan kerja, terutama pada individu
dengan sikap kerja yang salah (widjya, 2019). Low back pain dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan
mobilisasi yang salah (Fathoni dkk, 2012).
Faktor risiko terjadinya low back pain seperti hereditas, usia, jenis
kelamin, deformitas postur tubuh, aktivitas fisik, masa kerja, dan porsi kerja.
Faktor lainnya adalah faktor fisik yang mencakup ketegangan fisik, seringnya
mengangkat beban, dan postur kerja yang kurang tepat. Postur merupakan
faktor pendukung low back pain. Kesalahan postur seperti kepala menunduk
ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis
lumbal berlebihan dapat menyebabkan spasme otot (ketegangan otot). Hal ini
merupakan penyebab terbanyak dari low back pain (Kaur, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bahaya potensial yang didapatkan pada pekerja kuli bangunan
di kecamatan Mandonga?
2. Bagaimana mengidentifikasi kejadian Low Back Pain sebagai penyakit
akibat kerja pada kuli bangunan di Kecamatan mandonga ?

6
3. Apakah rencana penatalaksanaan Low Back Pain pada kuli bangunan di
Kecamatan mandonga?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi bahaya potensial pada pekerja kuli bangunan di
Kecamatan Mandonga
2. Mengidentifikasi penyakit Low Back Pain sebagai penyakit akibat kerja
pada kuli bangunan di Kecamatan mandonga
3. Mengetahui rencana penatalaksanaan Low Back Pain pada kuli bangunan
di Kecamatan mandonga
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah :
1. Manfaat Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran okupasi
b. Mampu melakukan penilaian bahaya potensial dan mampu
melakukan pendekatan diagnosis penyakit akibat kerja (PAK) dan
penyakit akibat hubungan kerja (PAHK).
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar memberikan
penanganan kepada pasien LBP secara holistik, terpadu, paripurna dan
berkesinambungan serta mempertimbangkan diagnosis penyakit akibat
kerja dantata laksana medis dan okupasi.
3. Bagi Pasien
a. Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit yang dialami
b. Mengetahui bahaya potensial yang dapat terjadi di lingkungan kerja.

7
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Usia : 48 Tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : kuli bangunan
Pendidikan : Sekolah Menegah Atas (SMA)
Agama : Islam
Suku : Buton
Tanggal pemerikssan : 8 Februari 2020
B. Anamnesis Pasien
1. Keluhan Utama :
Nyeri pada pinggang bagian belakang
2. Anamnesis Terpimpin :
Tn. A datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bagian belakang
sejak 1 tahun yang lalu, tetapi semakin memberat sejak 3 minggu
terakhir. Nyeri menjalar ke tungkai sebelah kanan, nyeri seperti tertusuk-
tusuk. Selain itu, pasien kadang-kadang merasa keluhan memberat bila
berdiri dan duduk ataupun saat mengangkat barang. Nyeri pada piggang
tidak berkurang pada saat istirahat Pasien merasa terganggu dengan
keadaan ini karena mengurangi kualitas kerjanya. Pasien belum pernah
berobat di puskesmas maupun dirumah sakit
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi
4. Riwayat Penyakit Dalam keluarga : tidak ada
5. Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama (-)
6. Riwayat Kebiasaan :
berolahraga rutin (-), riwayat merokok (+), riwayat mengkonsumsi
alkohol (-)
7. Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya

8
9

8. Riwayat Sosial Ekonomi :


Ekonomi keluarga Tn. A termaksud kategori ekonomi menengah ke
bawa Tn. A tinggal bersama istri dan satu anaknya. Keuangan keluarga
Tn. A bersumber dari penghasilannya. Pembiayaan kesehatan Tn. A
menggunakan KIS
C. Anamnesis Okupasi
1. Jenis Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh bangunan yang terletak di kecamatan
mandonga
2. Uraian Tugas
a. Pasien bekerja sebagai pemngangkut hasil olahan semen dan pasir
serta besi dan juga pasien bekerja sebagai penyususn batu bata.
Pasien ketika mengangkat hasil olahan semen dan bahan bangunan
dari posisi jongkok kemudian berdiri dan pekerja lain membantu
menyimpan di punggung pasien, setelah menyelesaikan pekerjaan
mengankut semen dan besi, pasien melanjutkan dengan menyusun
batu bata sampai jam kerja pasien selesai. Pasien sudah bekerja sejak
5 bulan terakhir
b. Jadwal kerja
Kerja pasien dalam 1 minggu yaitu 8 jam kerja setiap harinya,
dimulai pukul 08.00-16.00. waktu istrahat pasien pukul 12.00-13.00
wita.
10

3. Bahaya Potensial
Tabel 1. Bahaya Potensial Di Lingkungan Kerja Pasien
Bahaya Potensial
Risiko
Daftar
Kegiatan Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Gangguan
Kecelaka
Kesehatan
Tertimpa
Posisi kerja beban be
Stress Gangguan
Mengangkat Sinar UV (bungkuk, akibat
kerja Muskulo-
hasil produk Suhu - - berdiri) posisi
Kerja yang skeletal,
panas Mengangkat mengangk
monoton Stress
beban berat yang tid
benar
Mengaduk
adonan
Gangguan
Mengaduk Suhu Menghir semen
Kerja yang Muskulo-
adonan panas up debu - berulang, -
monoton skeletal,
smen Sinar UV semen membungku
Stress
k terlalu
lama
Posisi
Gangguan
Suhu Serpihan mengakat
Menyusun Kerja yang Muskulo-
panas debu dari - batu dan -
batako monoton skeletal,
Sinar UV batako menyusun
Stress
batako

4. Hubungan Pekerjaan dengan Penyakit yang Dialami


Pasien mengeluh nyeri punggung bawah sejak 1 tahun yang lalau
tetapi semakin berat sejak 3 minggu, nyeri menjalar ke tungkai sebelah
kanan, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk tusuk. Selain itu nyeri yang
dirasa meberat bila berdiri, duduk atupun mengangkat barang, nyeri tidak
11

berkurang saat istrahat. Pasien didiagnosis oleh dokter dengan low back
pain (LBP).
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum:
Tampak baik, sakit ringan, kesadaran komposmentis (GCS E4V5M6)
2. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 140/90 mmHg
b. Frekwensi nadi : 82x/menit
c. Frekwensi napas : 20 x/menit
d. Suhu : 37,5oC
e. Berat badan : 70 Kg
f. Tinggi badan : 165 cm
g. IMT : 25, 7 (Obes 1)
3. Status Generalisata
a. Kepala : Normocephal, rambut dalam batas normal
b. Kulit : Pucat (-), peteki (-), ekimosis (-).
c. Mata : Pupil isokor
d. Telinga : Otore (-)
e. Hidung : Rinore (-)
f. Mulut : Stomatitis (-), lidah kotor (-)
g. Tonsil : T1/T1
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
i. Thorax
1) Inspeksi : Dada simetris kiri = kanan, retraksi (-),
2) Palpasi : Sela iga kiri = kanan, vocal fremitus normal kiri =
kanan
3) Perkusi : sonor kiri = kanan
4) Auskultasi : Bronchovesikuler, BT : Rhonki -/-; Wheezing : -/-
j. Cor
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
2) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
12

3) Perkusi : Pekak
a) Batas kiri pada ICS V linea midclavicularis sinistra
b) Batas kanan pada ICS IV linea parasternalis dextra
4) Auskultasi : Bunyi Jantung I/II murni regular, murmur (-)
k. Abdomen
1) Inspeksi : Tampak cembung
2) Auskultasi : Bising usus kesan normal
3) Palpasi : nyeri tekan abdomen
4) Perkusi : Timpani
4. Status neurologis
a. Kekuatan otot : Tn. R didapatkan tidak ada tahanan gerak dari setiap
perlakuan untuk melihat adanya kelainan pada otot
b. Tes Laseque : Didapatkan nyeri (+) yang menjalar kedaerah lutut
pada sudut <70 derajat
c. Kernig Sign : Tidak terdapat tahanan sebelum terbentuk sudut 35
derajat antara tungkai bawah dengan pinggul
d. Tinnel Test : Tidak didapatkan nyeri tekan pada pergelangan tangan
diantara ibu jari dan jari telunjuk
E. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
F. Resume
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bagian belakang
sejak 1 tahun yang lalu menjalar ke tungkai sebelah kanan, nyeri seperti
tertusuk-tusuk. kerja Tn. A di bagian pengangkutan bahan bangunan dan
penyusun batako, dimana setiap hari Tn. R bekerja selama 8 jam dalam waktu
1 tahun terakhir. Sehari-hari Tn. R menggunakan Alat Pelindung Diri berupa
sepatu boots. Selain itu, pasien kadang-kadang merasa keluhan memberat bila
berdiri dan duduk ataupun saat mengangkat barang. Nyeri pada piggang tidak
berkurang pada saat istirahat Pasien merasa terganggu dengan keadaan ini
karena mengurangi kualitas kerjanya. Pasien belum pernah berobat di
puskesmas maupun dirumah sakit. Pasien merokok dan tidak mengkonsumsi
13

alkohol. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital, tekanan darah


Hipertensi grade 1. Status generelisata dalam batas normal, status lokalisasi
nyeri ditemukan pada daerah lumbal menjalar ke arah tungkai sebelah kanan,
tidak ditemukan tanda-tanda fraktur.
Status neurologis didapatkan kekuatan otot pasien didapatkan tidak ada
tahanan gerak dari setiap perlakuan dalam melihat adanya kelainan pada otot
dan tes laseque : didapatkan nyeri (+) yang menjalar kedaerah lutut pada
sudut <70 derajat
G. Diagnosis Okupasi
Tabel 2. 7 langkah diagnosis okupasi
Langkah Diagnosis
1. Diagnosis klinis Low back pain (LBP)
Dasar diagnosis Tn. A datang dengan keluhan nyeri pada pinggang
bagian belakang sejak 1 tahun yang lalu, tetapi semakin
memberat sejak 3 minggu terakhir. Nyeri menjalar ke
tungkai sebelah kanan, nyeri seperti tertusuk-tusuk.
Selain itu, pasien kadang-kadang merasa keluhan
memberat bila berdiri dan duduk ataupun saat
mengangkat barang. Nyeri pada piggang tidak berkurang
pada saat istirahat Pasien merasa terganggu dengan
keadaan ini karena mengurangi kualitas kerjanya. Pasien
belum pernah berobat di puskesmas maupun dirumah
sakit.
Pasien sebelumnya perna mengalami keluhan nyeri
punggung sebelumnya tetapi tidak separah keluhan yang
dirasakan saat ini.
Tekanan darah: 140/90 mmHg, Nadi : 95x/menit,
pernapasan:20x/ menit, suhu :37,0C
Status neurologis
a. Kekuatan otot : Tn. A didapatkan tidak ada tahanan
gerak dari setiap perlakuan untuk melihat adanya
14

kelainan pada otot


b. Tes Laseque : Didapatkan nyeri (+) yang menjalar
kedaerah lutut pada sudut <70 derajat
c. Kernig Sign : Tidak terdapat tahanan sebelum
terbentuk sudut 35 derajat antara tungkai bawah
dengan pinggul
d. Tinnel Test : Tidak didapatkan nyeri tekan pada
pergelangan tangan diantara ibu jari dan jari telunjuk
2. Pajanan di tempat kerja
Fisik : radiasi sinar uv, suhu tinggi
Kimia : menghirup debu semen dan batako
Biologi : -
Ergonomi : mengangkat bahan bangunan yang berat, posisi pengangkutan barang
bangunan yang tidak sesuai, duduk dan membungkuk yang terlalu lama
Psikologi : pekerjaan yang monoton, stress
3. Hubungan Hasil analisis dari hubungan posisi kerja dengan
pajanan dengan kejadian LBP menunjukan bahwa dari kelompok posisi
diagnosa klinis kerja yang buruk sebanyak 18 orang (85,7%) yang
mengalami risiko tinggi LBP dari jumlah total 21 yang
bekerja dengan posisi buruk. Hasil penelitian ini dapat
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mayrika 2009 pekerja yang mengankat dan membawa
beban setiap hari, maka tulang belakangnya akan terus
mengalami penekanan sehingga lama kelamaan sikap
tubuhnya akan berubah. Saat mengangkat beban berat
dan dalam frekuensi yang lama otot disekitar
lumbosakral memberikan beban yang berat sehingga jika
sudah melampaui dari kekuatan otot inilah yang
menyebabkan nyeri. Posisi tubuh fleksi, ekstensi, dan
rotasi punggung saat bekerja akan menyebabkan otot
pada perut menjadi lemah sehingga menyebabkan
lordosis yang berlebihan. (Rinaldi dkk, 2015)
15

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtias


(2012) lama masa kerja 8 jam, maka 8 jam x 60 menit =
480 menit, jika batu bata yang diangkat 1m3 = 1700kg
jika berat bebat yang diangkat perhari 4 kubik maka total
6800 kg, sehingga berat total yang diangkat pekerja
dalam waktu satu menit adalah 6800kg/480 menit = 14,2
kg/menit. Menurut penelitian beban yang berlebihan pada
punggung akan meningkatkan tekanan di discuss
intervertebralis. Hal ini akan memperbesar kemungkinan
terjepitnya serabut saraf yang keluar dari foramen
intervertebralis dan pembuluh darah kecil yang
memperdarahi daerah lumbal, sehingga dapat
menyebabkan kelelahan otot dan nyeri (rinaldi dkk,
2015)
4. Apakah pajanan Penentuan Besarnya Pajanan
cukup Durasi waktu terpajan faktor risiko terbagi atas 3
yaitu durasi singkat jika kurang dari 1 jam/hari, durasi
sedang 1-2 jam/hari dan durasi lama lebih 2 jam/hari.
Durasi terjadinya postur janggal yang berisiko bila postur
dipertahankan selama lebih dari 10 detik (andini, 2015)
Berdasarkan penelitian Rinaldi (2015), kejadian
Low Back Pain yang diteliti dari 52 orang responden
sebanyak 30 responden (57%) yang memiliki risiko
tinggi LBP yang disebabkan oleh posisi mengangkat
beban dan lama jumlah jam kerja yang melebihi ambang
batas yaitu 28,3 kg permenit
5. Apa ada faktor Usia Pasien yang beumur 43 tahun,
individu yang Keluhan LBP jarang dijumopai pada kelompaok
berpengaruh umur muda dan lebih sering dijumpai pada uaia yang
terhadap lebih tua. Nyerri LBPmulai dirasakan pada mereka yang
timbulnya berumur 30 tahun dan insiden tertinggi dijumpai pada
16

diagnosis klinik usia 50 tahun. Bahkan LBP semakin lama semakin


meningkat hingga umur 55 tahun (Harwanti, 2018).
Posisi kerja yang mengangkut barang beban yang
diangkut berat, menurut penelitian Adriawan tahun 2015
yang termasuk ke dalam posisi janggal adalah
pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai,
berputar, memiringkan badan, berlutut, jongkok,
memegang dalam posisi statis dan menjepit dengan
tangan. Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh seperti
bahu, punggung dan lutut karena daerah inilah yang
paling sering mengalami cedera.

6. Apa terpajan Tidak ada, setelah bekerja Tn. A segerah pulang ke


bahaya potensial rumah untuk istrahat, T. A menggunaka kendaraan motor
yang sama diluar dengan jarak dari rumah ke tempat kerja sekitar 350
tempat kerja? meter

7. Diagnosis Dari uraian di atas, maka low back pain yang


Okupasi. Apa dialami oleh Tn. A adalah penyakit akibat kerja, dimana
diagnosis klinis Tn.A mulai merasakan keluhan setelah bekerja sebagai
ini termasuk pekerja bangunan
penyakit akibat
kerja?

H. Penatalaksanaan
Penanganan LBP harus dilakukan secara menyeluruh dimulai dari
pencegahan hingga tahap rehabilitatasi.
Terapi Non Medika Mentosa :
1. Istirahat
17

2. Edukasi berupa bekerja mengangkut benda dengan posis yang benar


Terapi Medika Mentosa
1. Asam Mefenamat 500 mg/ 8 jam/oral, dalam penggunaan obat ini perlu
diperhatikan riwayat penyakit asam lambung
Terapi Okupasi
1. Pengurangan waktu kerja menjadi 4-6 jam perhari
2. Penggunaan baju pengaman (korset)
3. Melakukan peregangan setelah bekerja dan Istirahat yang cukup
I. Prognosis
Prognosis kondisi Tn. A tergantung dari banyak aspek diantaranya upaya
pencegahan terhadap penyebab yang dapat menjadi pencetus LBP dan
pengobatan penyakit sehingga prognosisnya adalah:
 Ad vitam : Bonam
 Ad functionam : Dubia ad bonam
 Ad sanationam : Dubia ad bonam
18
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hubungan Pajanan Dengan Low Back Pain Pada Kasus


Tabel 3. Hubungan Pajanan Dengan Low Back Pain Pada Kasus
Teori Kasus
Low back pain atau nyeri Pada kasus pasien datang dengan
punggung bawah merupakan keluhan nyeri pada pinggang bagian
nyeri didaerah punggung antara belakang. Keluhan dirasakan sejak 1
sudut bawah kosta sampai daerah tahun yang lalu, tetapi semakin
lumbal sakral. Low back pain memberat sejak 3 minggu terakhir.
dapat disebabkan oleh maslah Nyeri menjalar ke tungkai sebelah
syaraf, iritasi otot atau lesi pada kanan, nyeri seperti tertusuk-tusuk
tulang. Nyeri ini dapat mengikuti
cedera atau trauma pada
punggung dan dapat juga
isebabkan oleh kondisi
degeneratif seperti penyakit atritis
dan osteoatritis, obesita, berat
badan saat hamil,postur tubuh
saat beraktifitas dan posisi tidur
yang buruk juga dapat
menyebabkan low back pain
(Sidemen, 2016).
Angka kejadian pasti dari LBP Pada kasus pasien berusia
di Indonesia tidak diketahui, 48 tahun dan merupakan
namun diperkirakan angka seorang kuli bangunan.
prevalensi LBP bervariasi antara Pasien bekerja sebagai
7,6% sampai 37%. Masalah LBP pengangkut hasil olahan
pada pekerja pada umumnya semen dan pasir serta besi
dimulai pada usia dewasa muda dan juga pasien bekerja
dengan puncak prevalensi pada sebagai penyususn batu bata.

13
14

kelompok usia 45-60 tahun


dengan sedikit perbedaan
berdasarkan jenis kelamin
(Rohmawan dan Haryono, 2017).
Menurut Andini (2015) faktor Faktor Individu yang
risiko LBP disebabkan oleh terdapat pada Tn. A yang
kombinasi berbagai faktor, yang merupakan faktor resiko
dapat digolongkan atas tiga terjadinya LBP yaitu berusia
faktor, yaitu faktor individu, 48 tahun, memiliki masa
faktor pekerjaan dan faktor kerja 8 jam perhari, merokok
lingkungan dan tingkat pendapatan yang
 Faktor individu terdiri dari usia, jenis rendah.
kelamin, indeks massa tubuh, masa Faktor pekerjaan yang
kerja, kebiasaan merokok, riwayat terdapat pada Tn. A yang
pendidikan, tingkat pendapatan, merupakan faktor resiko
aktivitas fisik, riwayat penyakit terjadinya LBP yaitu beban
 Faktor pekerjaan terdiri dari beban kerja yang berat dari aktivitas
kerja, posisi kerja, repetisi, durasi fisik perkerjaanya, posisi
 Faktor lingkungan fisik terdiri dari janggal saat bekerja, sering
getaran dan kebisingan mengalami pengulangan
gerakan dan pola yang sama
saat bekerja, dan durasi
terpaan faktor resiko yang
lama > 2 jam
Low Back Pain Pada kasus gejala yang dirasakan
Penderita LBP biasanya pasien berupa nyeri pada pinggang
mengeluh nyeri punggung yang bagian belakang sejak 1 tahun yang
tersamar pada tulang belakang lalu, tetapi semakin memberat sejak
bagian bawah dan berlangsung 3 minggu terakhir. Nyeri menjalar ke
selama beberapa tahun. Nyeri tungkai sebelah kanan, nyeri seperti
terutama dirasakan sehabis tertusuk-tusuk. Selain itu, pasien
15

istirahat dari aktivitas. Rasa kadang-kadang merasa keluhan


sakitnya bisa tiba-tiba atau memberat bila berdiri dan duduk
meningkat secara bertahap. Pada ataupun saat mengangkat barang.
tingkat selanjutnya terjadi spasme Nyeri pada piggang tidak berkurang
otot paravertebralis (peningkatan pada saat istirahat Pasien merasa
tonus otot tulang postural terganggu dengan keadaan ini karena
belakang yang berlebihan) mengurangi kualitas kerjanya.
disertai hilangnya lengkung Pasien belum pernah berobat di
lordotik lumbal (Helmi, 2013). puskesmas maupun dirumah sakit

Penegakkan diagnosis kasus Diagnosis pada kasus


LBP memerlukan beberapa ditegakan
tahapan seperti anamnesis, Anamnesis : Pasien datang dengan
pemeriksaan fisik, dan keluhan nyeri pada pinggang bagian
pemeriksaan penunjang. belakang sejak 1 tahun yang lalu,
Informasi yang diperlukan saat tetapi semakin memberat sejak 3
anamnesis yaitu : minggu terakhir. Nyeri menjalar ke
 Usia pasien. tungkai sebelah kanan, nyeri seperti
 Lokasi, penjalaran, sifat dan intensitas tertusuk-tusuk. Selain itu, pasien
nyeri. kadang-kadang merasa keluhan
 Kapan, lama, saat dan keadaan awitan. memberat bila berdiri dan duduk
Awitan spontan atau berhubungan ataupun saat mengangkat barang.
dengan trauma mayor atau kumulatif Nyeri pada piggang tidak berkurang

 Perjalanan penyakit pada saat istirahat Pasien merasa

 Faktor yang memberatkan atau terganggu dengan keadaan ini karena

meringankan nyeri. mengurangi kualitas kerjanya.


Pasien belum pernah berobat di
 Bagaimana hubungan dengan
puskesmas maupun dirumah sakit.
gerakan, istirahat dan waktu
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Gangguan motorik.
Hipertensi
 Gangguan sensibilitas.
Riwayat Paparan : Pasien bekerja
 Gangguan sfingter.
16

 Aktivitas harian, pekerjaan, jenis dan sebagai kuli bangunan dengan masa
olahraga. kerja 8 jam perhari tiap hari. Pasien
 Keluhan viseral seperti riwayat haid, berkata saat bekerja sering
alat reproduksi, traktus urogenital, mengangkat beban dari posisi
traktus gastrointestinal. membungkuk kemudian berdiri.
 Riwayat penyakit dahulu Tanda-tanda vital : Tekanan darah

 Riwayat keluarga. 140/90 mmHg

 Status psikologis Status Neurologis : Tes Laseque :

Pada anamnesis LBP, pasien biasanya Didapatkan nyeri (+) yang menjalar

mengeluh nyeri punggung pada tulang kedaerah lutut pada sudut <70

belakang bagian bawah dan berlangsung derajat

selama beberapa tahun. Nyeri terutama di


rasakan sehabis istrahat dari aktivitas.
Kualitas nyeri bersifat tajam pada
punggung bawah (Helmi, 2013).
Pemeriksaan Fisik LBP menurut
Sandella (2012) ada beberapa tahapan :
inspeksi, palpasi, range of motion
(rentang gerak aktif), kekuatan otot, dan
tes persarafan.
Pemeriksaan penunjang pada kasus
LBP lebih difokuskan pada pemeriksaan
radiologi seperti foto polos, CT scan dan
MRI untuk melihat apakah ada kelainan
pada struktur tulang belakang, otot dan
persarafan (Lateef & Patel, 2009)
Penatalaksanaan LBP (Helmi, Terapi Medikamentosa
2013) terdiri dari : Asam Mefenamat 500 mg/ 8
1. Konservatif jam/oral
a. Istirahat Terapi Non-Medikamentosa
b. Manajemen nyeri non farmakologis Pasien diminta untuk
17

meliputi Relaksasi nafas dalam, mengangkat beban dengan


Teknik distraksi (alih fokus cara dan posisi yang benar
perhatian), Masase atau pijat pada serta sering beristirahat saat
beberapa area otot untuk bekerja.
meningkatkan sirkulasi jaringan
c. Terapi obat
 Analgetik dan NSAID
 Pelemas otot, di gunakan untuk
mengatasi spasme otot
 Opioid
 Kortikosteroid oral
 Analgetik ajuvan.
d. Terapi fisik
2. Terapi Bedah
Terapi bedah berguna untuk
menghilangkan penekanan dan
iritasi pada saraf. Jenis prosedur
di sesuaikan dengan faktor
etiologi yang mendasari.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Bahaya yang ada pada profesi pekerja bangunan cukup banyak. Potensi
bahaya tersebut antara lain fisika (Sinar UV, Suhu panas), kimia (debu
semen dan batako), ergonomic (Posisi kerja saat bungkuk lalu berdiri,
Mengangkat beban berat, membungkuk terlalu lama saat Mengaduk
adonan semen), dan psikologi (Stress kerja, Kerja yang monoton). Hal ini
dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa Gangguan Muskulo-
skeletal, stres, . Risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi adalah
Tertimpa beban berat akibat posisi mengangkat yang tidak benar
2. Low Back Pain berkaitan erat dengan faktor pekerjaan yaitu beban kerja
yang berat dari aktivitas fisik perkerjaan berupa mengangkat beban berat,
posisi janggal saat bekerja berupa bungkuk dan berdiri, serta sering
mengalami pengulangan gerakan dan pola yang sama saat bekerja.
3. Tatalaksana yang dapat diberikan berupa medikamentosa dan edukasi.
Terapi medikamentosa berupa Analgetik dan NSAID, Pelemas otot,
Opioid, Kortikosteroid oral, dan Analgetik ajuvan. Edukasi berupa
mengangkat beban dengan cara dan posisi yang benar serta sering
beristirahat saat bekerja.
B. Saran
Melakukan penyuluhan kepada komunitas pekerja bangunan untuk
bekerja dengan lebih memperhatikan cara dan teknik yang benar saat bekerja
karena beresiko terjadinya Low Back Pain pada pekerja bangunan

18
19

DAFTAR PUSTAKA

Andini, F. 2015. Risk Factors Of Low Back Pain In Workers. Jurnal MAJORITY
4(1): 12-19
Fathoni, H., Handoyo., Swasti, KG. 2012. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja
dengan Low Back Pain Pada Perawat RSUD Purbalingga. Jurnal
Keperawatan Soediman. Vol 7 (2)
Harwanti S., Ulfah N., Nurcahyo PJ. 2018. Faktor- Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Low Back Pain Pada Pekerja Di Home Industri Batik Sokaraja
Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesmas Indonesia. Vol 10 (2): 109-123
Helmi, Zairin Noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba
Medika. Jakarta
Kaur, K., 2015. Prevalensi Keluhan Low Back Pain (LBP) Pada Petani di Wilayah
Keja UPT Kesmas Payangan Gianyar. Vol 5 (1)
Lateef, H., & Patel, D. 2009. What is the role of imaging in acute low back pain?
Pubmed Medical Journal. 2(69-73).
Rinaldi, E., Utumo, W., Nauli, F.A. 2015. Hubungan Posisi Kerja Pada Pekerja
Industri Batu Bata Dengan Kejadian Low Back Pain. JOM. Vol 2 no 2.
Universitas Riau. Riau. Hal 1085-1093
Rohmawan, E.A. dan Hariyono, W. 2017. Masa Kerja, Sikap Kerja Dan Keluhan
Low Back Pain (LBP) Pada Pekerja Bagian Produksi PT Surya Besindo
Sakti Serang . Prosiding Seminar Nasional Ikakesmada “Peran Tenaga
Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs”. 171-180. Andini, F. 2015. Risk
Factors Of Low Back Pain In Workers. Jurnal MAJORITY 4(1): 12-19.
Sidemen, S. Manajemen Nyeri Pada Low Back Pain. 2016. Bagian/SMF Ilmu
Anastesi dan Reanimasi FK Undu/RSUP SANGLAH
Suryadi I., Rachmawati S. 2020. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Low
Backpain Pada Pekerja Bagian Pengepakan Pt ‘X’ Industri Hasil
Tembakau. Journal Of Vocational Health Studies 03 (2020): 126–130
20

Widjya DMAA., Adiputra LMISH. 2019. Hubungan Antara Sikap Kerja


Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Pengarjin Batik Di Desa Pejeng,
Gianyar. Jurnal Medika Udayana Vol. 80 (10)

Anda mungkin juga menyukai