Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ‘S’ DENGAN LOW BACK PAIN (LBP)


DI RUANG MERPATI SARI MULIA
BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

Nama : Husnul Khatimah


NIM : S.13.1385

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA


BANJARMASIN
2014

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan
ini. Kegiatan ini saya laksanakan mulai tanggal 21 Februari sampai 23 februari
2014.
Dalam penyusunan laporan ini saya banyak mendapatkan bimbingan
pengalaman dan bantuan dari berbagai pihak untuk menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang kesehatan. Khususnya saya mahasiswa Akademi
Kebidanan yang masih butuh banyak bimbingan dan pengajaran yang baik dan
benar. Untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Anggrita Sari,S.Si.T,.M.Pd,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Sari mulia Banjarmasin sekaligus dosen pembimbing Akademi yang telah
memberi pengesahan serta memberi arahan kepada saya
2. Ibu Nurul Hidayati,S.S.T selaku penanggung jawab praktik klinik
3. Ibu Norpah,S,Kep.,Ns selaku pembimbing dilahan praktik
4. Staf dan karyawan karyawati Rumah sakit sari mulia banjarmasin yang telah
memberikan dukungan selama praktik dilapangan
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moral, material
dan spiritual.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengkajian laporan ini masih
banyak kekurangannya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan di waktu yang akan datang.
Demikian, terimakasih.

Banjarmasin, 1 Maret 2014

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Pengertian .................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................ 3
C. Manfaat ...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................ 5
A. Pengertian .................................................................................. 5
B. Etiologi ....................................................................................... 5
C. Gejala Klinis ............................................................................... 7
D. Patofisiologi ................................................................................ 8
E. Komplikasi .................................................................................. 10
F. Penatalaksanaan ........................................................................ 10
G. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 11
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 12
A. Data Subjektif ............................................................................ 12
B. Data Objektif .............................................................................. 14
C. Analisa Data .............................................................................. 15
D. Penatalaksanaan ....................................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 17
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 19
A. Kesimpulan................................................................................. 19
B. Saran ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah
satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang
kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). LBP dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang
salah. Menurut Rakel (2002), LBP adalah nyeri punggung bawah yang
berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah
tersebut. Dengan demikian LBP adalah gangguan muskuloskeletal yang
pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan
aktivitas tubuh yang kurang baik (Samara, 2004).
Nyeri pinggang di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang
nyata. Ia merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza
(Dr.Rahajeng Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah
sekali merasakan nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 %
penduduk menderita nyeri pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa
negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian
besar merupakan nyeri pinggang akut maupun kronik, termasuk tipe benigna.
Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002 menunjukkan jumlah
penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi
populasi dl daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2%
pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan
Semarang insidensinya sekitar 5,4 – 5,8%, frekwensi terbanyak pada usia
45-65 tahun.
Dalam penelitian multisenter di 14 rumah sakit pendidikan Indonesia,
yang dilakukan kelompok studi nyeri (pokdi nyeri) PERDOSSI pada bulan Mei
2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri sebanyak 4456 orang (25% dari
total kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%) merupakan penderita nyeri
kepala dan 819 orang (18,37%) adalah penderita nyeri punggung bawah
(NPB) (Meliala, 2004). Keluhan Lob Back Pain ini ternyata menempati urutan
kedua tersering setelah nyeri kepala. Dari data mengenai pasien yang

1
berobat ke poliklinik Neurologi menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia
40 tahun yang datang dengan keluhan low back pain ternyata jumlahnya
cukup banyak (Seanin,S, 2002:2).
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low
back pain dan di negara kita sendiri diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi.
Nyeri punngung bawah merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika
Serikat dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%. Puncak insidensi
nyeri punggung bawah adalah pada usia 45-60 tahun (Bratton, 2000). Pada
penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari pada 40% penderita, dan gangguan tidur pada 20% penderita.
Sebagian besar (75%) penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25%
diantaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut (Cohen, 2001).
Usiamerupakan faktor yang mendukung terjadinya LBP, sehingga
biasanya di derita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi
tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda
Klooch (2006). Selain itu faktor risiko terhadap pekerjaan dipengaruhi
aktivitas terlalu banyak duduk atau berdiri juga merupakan factor yang
mrndukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh kerja statis, pekerjaan yang
membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang dilakukan para
masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering mengangkat
dan menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr. Suherman,
Sp.S, 2009)
Manusia dalam menjalankan pekerjaannya dipengaruhi oleh berbagai
faktor, ada yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan yang
dapat menyebabkan penyakit akibat kerja seperti nyeri punggung bawah
(Low Back Pain). Faktor tersebut antara lain adalah faktor fisiologis. Faktor
fisiologis yang disebabkan oleh sikap badan yang kurang baik dan posisi alat
kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan kelelahan fisik bahkan lambat
laun dapat menimbulkan perubahan fisik dari tubuh pekerja. Dan dapat juga
dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin tua usia seseorang semakin tinggi
angka kejadian nyeri punggung bawah. Suatu penelitian menyatakan bahwa
85% dari para anggota masyarakat pernah paling sedikit satu kali dari
hidupnya, diserang nyeri pinggang (Kloch, 2006).

2
Biasanya nyeri pinggang membutuhkan waktu 6-7 minggu untuk
penyembuhan baik terhadap jaringan lunak maupun sendi, namun 10%
diantaranya tidak mengalami perbaikan dalam kurun waktu tersebut. Nyeri
punggung bawah merupakan gejala, bukan suatu diagnosis. Nyeri punggung
bawah merupakan kelainan dengan berbagai etiologi dan membutuhkan
penanganan simtomatis serta rehabilitasi medik (Dr. Rahajeng Tunjung,
2005).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pada Ny “S” dengan Low
Back Pain di ruang rawat Merpati RS Sari Mulia Banjarmasin tanggal 28
Februari 2014
2. Tujuan Khusus
a) Mampu memahami Pengertian Low Back Pain
b) Mampu memahami Etiologi Low Back Pain
c) Mampu memahami Gejala Klinis Low Back Pain
d) Mampu memahami Patofisiologi Low Back Pain
e) Mampu memahami Komplikasi Low Back Pain
f) Mampu memahami penatalaksanaan Low Back Pain

C. Manfaat
1. Bagi institusi
Sebagai bahan masukan bagi institusi dan pengembangan program
pendidikan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
aktual dan professional pada masyarakat.
2. Bagi Rumah sakit
Diharapkandapat memberikan informasi atau masukan bagi tenaga
kesehatan yang ada di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin dalam

3
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk Low
Back Pain.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan agar
lebih memahami dan mengerti hal-hal yang berhubungan dengan asuhan
pada ibu dengan Low Back Pain.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral
dan sakroiliakal nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki. (Harsono, 2000:265).
Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan didaerah
punggung bawah, dapat merupakan nyeri local maupun radikuler atau
keduanya, nyeri ini terasa diantara sudut rusuk terbawah (torakal XII) dan
lipat bokong bawah yaitu didaerah lumbal dan lumbasakral dan sering
disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki.
Low back pain adalah salah satu nyeri yang paling sering dijumpai
dalam praktek sehari-hari, juga merupakan persoalan mayarakat karena
sering mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja dalam kesehariannya.
Low back pain dapat berupa rasa kemeng atau sedikit pegal sampai
nyeri sekali, sakit ini dapat timbul secara mendadak ataupun secara
perlahan-lahan dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Rasa sakit
dapat dirasakan pada tubuh bagian belakang, dari tulang iga terakhir sampai
bagian bawah bokong dan juga dapat menjalar ketungkai. Sering kali
penderita cemas apabila LBP nya berasal dari penyakit ginjal atau kencing
batu, namun anggapan itu tidaklah selalu benar.
Jika diperhatikan secara seksama keluhan LBP sangat bervariasi,
kualitas nyeri, intensitas serta penyebarannya sangat bervariasi, berbagai
sikap badan seperti berdiri, duduk atau berbaring sangat berpengaruh
terhadap timbulnya rasa nyeri.

B. Etiologi
Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :
1. LBP Viserogenik (organ abdomen)
Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor
retroperitoneal, fibroid retrouteri.

5
2. LBP Verkulogenik (pembuluh darah)
Aneurisme diabdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari arteri
glutea superior
a) LBP Neuvogenik
Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar
sering menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik.
b) LBP Spondilogenik

Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi :


1. LBP Traumatik
a) LBP pada unsur miofasial
b) LBP akibat trauma pada komponen keras susunan neuromus-
kuloskeletal
2. LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
a) Spondilosis
b) HNP
c) Stenosis spinalis
d) Oesteoartritis
3. LBP akibat penyakit inflamasi yaitu
a) Artritis rematoid
b) Spondilitis angkilopoetika
c) Spondylitis
4. LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
5. LBP akibat neoplasma
a) Tumor myelum
b) Retikulosis
6. LBP akibat kelainan congenital
7. LBP sebagai refered pain
8. LBP akibat gangguan sirkulatorik
9. LBP oleh karena psikoneurotik

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari


berbagaimasalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut,
ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang

6
belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis,
ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi obesitas,
gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal
dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan
muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat
keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .

C. Gejala Klinis
Secara praktis manifestasi klinis diambil dari pembagian berdasarkan
sistem anatomi :
1. LBP Viscerogenik
Tipe ini sering nyerinya tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas
maupun istirahat. Umumnya disertai gejala spesifik dari organ viseralnya.
Lebih sering disebabkan oleh faktor ginekologik, kadang-kadang
didapatkan spasme otot paravertebralis dan perubahan sudut ferguson
pada pemeriksaan radiologik, nyeri ini disebut juga nyeri pinggang akibat
referred pain.
2. LBP vaskulogenik
Tahap dini nyerinya hanya sakit pinggang saja yang dirasakan, nyeri
bersifat nyeri punggung dalam, nyeri sering menjalar kebokong, belakang
paha, dan kedua tungkai.Nyeri tidak timbul karena adanya stress spesifik
pada kolumna vertebralis (membungkuk, batuk dan lain-lain). Diagnosa
ditegakkan apabila ditemukan benjolan yang berpulpasi.
3. LBP Neurogenik
Nyeri sangat hebat, bersifat menetap, sedikit berkurang pada saat bediri
tenang, terutama dirasakan pada saat malam hari. Nyeri dapat
dibangkitkan dengan aktivitas, dan rasa nyeri berkurang saat penderita
berbaring, sering didapat kompresi akar saraf, ditemukan juga spasme otot
paravertebralis.
4. LBP Spondilogenik
Yang sering ditemukan adalah :
a) HNP : Nyeri disertai iskialgia, dirasakan sebagai nyeri pinggang,
menjalar kebokong, paha belakang tumit sampai telapan kaki.

7
b) Miofasial : Nyeri akibat trauma pada otot fasia atau ligamen, keluhan
berupa nyeri daerah pinggang, kurang dapat dilokasikan dengan tepat,
timbul mendadak waktu melakukan gerakan yang melampau batas
kemampuan ototnya.
c) Keganasan : Tumor ganas pada daerah vertebrae dapat bersifat primer
atau sekunder. Pada foto rontgen terlihat adanya destruksi,
pemeriksaan laboratorium terlihat adanya peningkatan alkalifostase.
d) Osteoporotik : Terjadi pada lansia terutama wanita, nyeri bersifat pegal
atau nyeri radikuler karena adanya fraktur kompresi sebagai komplikasi
osterporosis tulang belakang.
5. LBP Psikogenik
Keluhan nyeri hebat tidak seimbang dengan kelainan organik yang
ditemukan, penderita memilih suatu mekanisme pembelaan terhadap
ancaman rasa amannya dengan menghindarkan diri bila tidak melakukan
hal tertentu. Keadaan ini akan menyebabkan otot-otot dalam keadaan
tegang sehingga meningkatkan spasme otot dan timbul rasa nyeri.

D. Patofisiologi
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi
nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system
nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara
individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama
mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang
mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak,
dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri
merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang
sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke
pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat.
Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral

8
dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis
paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar.
Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri
meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin
dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri
dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor
terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam
konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses
sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system
assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor
nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena
adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini
kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik
yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang
diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot
paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang
maksimal terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang
akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang
tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan
toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah
dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang
dapat berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas
fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi
fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra
merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5
dan L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat.
Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan

9
pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri
yang menyebar sepanjang saraf tersebut.

E. Komplikasi
1. Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis,
osteoartritis.
2. Penyakit inflamasi.
3. Osteoporotik
4. Kelainan congenital
5. Gangguan sirkulatorik

F. Penatalaksanaan
1. Tirah Baring
Tempat tidur dengan alat yang keras dan rata untuk mengendorkan otot
yang spasme, sehingga terjadi relaksasi otot maksimal. Dibawah lutut
diganjal batal untuk mengurangi hiperlordosis lumbal, lama tirah baring
tidak lebih dari 1minggu.
2. Medika Mentosa
Menggunakan obat tunggal atau kombinasi dengan dosis semiminimal
mungkin, dapat diberikan analgetik non-steroid, muscle relaxant,
tranguilizer, anti depresan atau kadang-kadang obat blokade neuratik.
3. Fisioterapi
Dalam bentuk terapi panas, stimulasi listrik perifer, traksi pinggul, terapi
latihan dan ortesa (kovset)
4. Psikoterapi
Diberikan pada penderita yang pada pemeriksaan didapat peranan
psikopatologi dalam timbulnya persepsi nyeri, pemberian psikoterapi
dapat digabungkan dengan relaksasi, hyprosis maupun biofeedback
training.
5. Akupuntur
Kemungkinan bekerja dengan cara pembentukan zat neurohumoral
sebagai neurotras mitter dan bekerja sebagai activator serat intibitor
desenden yang kemudian menutup gerbang nyeri.

10
6. Terapi operatic
Dikerjakan apabila tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang
nyata, atau kasus fraktur yang langsung mengakibatkan defisit
neurologik, ataupun adanya gangguan spinger
7. Latihan
Latihan perlu dilakukan dengan hati-hati dan terarah agar tidak
memperburuk keadaan, dapat dimulai pada hari ke 2 dan ke 3 kecuali jika
penyebabnya adalah herniasi diskus

G. Pemeriksaan Penunjang
HASIL LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN KET


HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,4 *(-) Gr/dl 11,5-15,5
Leukosit 10200 /Ul 4000-11000
Eritrosit 2,92 *(-) Juta/Ul 4,50-5,50
Trombosit 239000 /ul 150000-350000
Hematokrit 28,1 *(-) % 35,0-45,0
KIMIA KLINIK
GULA DARAH
Glukosa Darah Sewaktu 193 Mg/dl <200
FUNGSI GINJAL
Ureum 90,14 *(+) Mg/dl 20,00-50,00
BUN 42,12 *(+) 10,00-20,00
Creatinin 2,71 *(+) Mg/dl 0,50-1,20
FUNGSI HATI
SGOT 16 U/L <31
SGPT 12 U/L <32

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Data Subjektif
1. Identitas
Pasien
Nama : Ny ’S’
Umur : 77 Tahun
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Bumi Mas Raya Banjarmasin

2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan Nyeri bagian pinggul pada bagian belakang dan
badannya lemah pada pukul 22.00 Wita 27 Februari 2014

3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Pasien
Pasien mengatakan bahwa dia mempunyai penyakit nyeri bagian
punggung bawah dan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti
jantung, diabetes, dan penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, dan
penyakit kronis lainnya.
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya pernah menderita penyakit
Amandel dan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti jantung,
diabetes, dan penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, dan penyakit
kronis lainnya.

12
4. Pola Kebutuhan Sehari hari
a) Nutrisi
Terakhir makan : 2 jam yang lalu
Banyaknya : ± 1 piring
b) Eliminasi
 BAB
Terakhir BAB : Baru saja
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
 BAK
Terakhir BAK : ± 1 jam yang lalu
Banyaknya : ± 50 cc
Warna : Kuning jernih
c) Personal Hygiene
Terakhir mandi 1 hari yang lalu dan gosok gigi tadi malam.
d) Aktivitas
Pasien mengatakan hanya berbaring sejak 3 jam yang lalu.
e) Tidur dan istirahat
 Siang 1jam sehari
 Malam 6-8 jam sehari

5. Data psikososial dan spiritual


a) Tanggapan pasien terhadap keadaan dirinya : Baik
b) Ketaatan ibu beribadah :ibu melakukan sholat
5 waktu
c) Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Anak
d) Jumlah penghasilan keluarga : Tidak menentu

13
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda – tanda vital :
TD =120/80mmHg
S = 36,6° C
R = 19 x/menit
N = 68 x/menit

2. Pemeriksaan Khusus
a) Inspeksi
 Kepala : Kepala nampak bersih tak berketombe, pertumbuhan
rambut tampak sehat dan rambut tidak rontok.
 Muka : Nampak tidak pucat, terlihat cloasma gravidarum.
 Mata : Bentuk simetris, tidak nampak ikterik pada
sklera,konjungtiva nampak tidak pucat, dan tidak
adapembengkakan di palpebra.
 Telinga : Bentuk simetris, kondisi telinga baik dan tidak ada
serumen.
 Hidung : Bentuk simetris dan tidak ada polip dan sekret.
 Mulut : Bibir nampak pucat, lidah tampak bersih, gigi tidak ada
berlubang dan gusi tidak berdarah
 Leher : Tidak nampak ada pembengkakan vena jugularis dan
kelenjar tiroid.
 Dada : Tampak simetris pada saat inspirasi dan ekspresi.
 Abdomen : tidak ada luka bekas operasi
 Genetalia : Tidak ada odema
b) Palpasi
Abdomen : Tidak kembung
c) Auskultasi
Tidak dilakukan

14
C. Analisa Data
1. Diagnosa : Pasien dengan umur 77 tahun dengan Low Back Pain
2. Masalah : Nyeri
3. Kebutuhan : Konseling dan Kolaborasi
 Diberikan Infus RL : 16 tetes/menit
Injeksi Antrain : 3x sehari
Pumpicel : 1x1 (kalo perlu)
 PO : Meonal 3x sehari
Aminoral 3x2

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan pada pasien hasil pemeriksaan TTV(tanda-tanda vital)
 TD : 120/70mmHg
N : 68x/menit
S : 36,6 o C
R : 19x/menit
"Pasien mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Memberi tahu pasien tentang penyakit yang dialaminya yaitu Low Back
Pain
“Pasien dan keluarga mengetahui penyakit yang dialami pasien”
3. Menganjurkan pasien untuk tirah baring dengan alas yang rata untuk
mengedorkan otot sehingga relaksasi otot maksimal
“Pasien bersedia untuk tirah Berbaring “
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi :
 Infus RL 16 tpm
 Injeksi Antrain 3x1
 Pumpicel 1x1
 Meonal 3x1
 Aminoral 3x2
“ Pasien bersedia di berikan terapi dan obat obatan “

15
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/Tanggal Data Perkembangan
1 28 Februari S : Pasien mengeluh nyeri pada bagian pinggul dan
2014 perut
Jum’at O : Keadaan umum pasien lemah
TD :120/70 mmHg
T :36,6 0C
R : 19x/menit
N : 68x/menit

A : Nyeri
P :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan
menjelaskan pada keluarga tentang penyakit
yang diderita pasien
2. Memberitahu tentang penyebab penyebab
penyakit Low Back Pain
3. Menyarankan kepada pasien agar Istirahat
berbaring
4. Melakukan Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi

Infus RL : 16 tetes/menit
Injeksi Antrain 3x1 (meringankan rasa sakit dan nyeri )
Pumpicel 1x1 (kalo perlu )
PO :
 Myonal 3x1 (Meringankan Gejala kejang otot )
 Aminoral 3x2 (Vitamin Ginjal )

16
BAB IV
PEMBAHASAN

Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan


sakroiliakal nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai
kaki. (Harsono, 2000:265).
Low back pain adalah salah satu nyeri yang paling sering dijumpai dalam
praktek sehari-hari, juga merupakan persoalan mayarakat karena sering
mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja dalam kesehariannya.
Low back pain dapat berupa rasa kemeng atau sedikit pegal sampai nyeri
sekali, sakit ini dapat timbul secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Rasa sakit dapat dirasakan
pada tubuh bagian belakang, dari tulang iga terakhir sampai bagian bawah
bokong dan juga dapat menjalar ketungkai.keluhan LBP sangat bervariasi,
kualitas nyeri, intensitas serta penyebarannya sangat bervariasi, berbagai sikap
badan seperti berdiri, duduk atau berbaring sangat berpengaruh terhadap
timbulnya rasa nyeri.
Dari pengkajian yang telah saya lakukan kepada Ny.S Ruang Merpati
Rumah Sakit Sari mulia Banjarmasin pada hari Jum’at 28 Februari 2014
mengalami Low Back Pain . Hal ini dapat dilihat dari gejala yang dialami pasien
yaitu ,terdapat nyeri pinggang sering menjalar kebokong, belakang paha, dan
kedua tungkai.
Pertolongan pertama yang diberikan kepada pasien adalah dengan segera
membawa pasien ke RSUD Sari Mulia Banjarmasin. pasien ditangani oleh dokter
dan diberi pertolongan pertama, yaitu memasangkan infuse RL dengan 16 t/m
yang berguna untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dan memperbaiki
keadaan umum pasien. Selain itu pasien diberikan terapi sesuai dengan advis
dokter dan jadwal pemberiannya, terapi yang diberikan antara lain adalah injeksi
antrain3x1 dan pumpicel 1x1(kalo perlu).perOral myonal 3x1 dan aminoral 3x2

17
Pemeriksaan tanda tanda Vital
 TD : 120/70 mmHg
 T : 36,60C
 R :19x/menit
 N :68x/menit

Jadi antara teori dan tinjauan kasus dapat disimpulkan berkaitan, dapat
dilihat dari tanda-tanda dan gejala yang dialami Ny S, cara penanganan terhadap
Low Back Pain pada Ny S diRuangan Merpati RSUD SarimuliaBanjarmasinsama
dengan yang terdapat pada teori.

18
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral
dan sakroiliakal nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki. (Harsono, 2000:265).
Low back pain dapat berupa rasa sedikit pegal sampai nyeri sekali,
sakit ini dapat timbul secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan dalam
waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Rasa sakit dapat dirasakan pada
tubuh bagian belakang, dari tulang iga terakhir sampai bagian bawah bokong
dan juga dapat menjalar ketungkai.
Dari pemeriksaan didapatkan hasil keadaan umum pasien tampak
lemah, kesadaran sadar, tidak ada kelainan pada anggota tubuh mulai dari
kepala sampai ujung kaki
Penatalaksanaan pasien dengan diagnosa Low Back Pain sudah
sesuai dengan teori yaitu Pemberian injeksi Antrain dan pumpicel (kalo
perlu) dan obat peroral Myonal serta Aminoral
Asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan untuk
mengatasi Low Back Pain yang dialami.

B. Saran
a) Bagi Pendidikan
Menambah wawasan tentang penyakit Low Back Pain bagi tenaga
kesehatan.
b) Bagi Rumah sakit
Diharapkan dalam melakukan praktik dan memberikan pelayanan
kesehatan sarana dan prasarana lengkap dan optimal bagi pasien
dengan Low Back Pain
c) Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan mengenai tanda dan gejala Low Back Pain
serta cara pengobatan yang diberikan

19
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 1998.
Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997

20

Anda mungkin juga menyukai