Anda di halaman 1dari 44

UJIAN PRAKTEK PKNAT KEHAMILAN

EXERCISE FOR LOW BACK PAIN

Dosen Pembimbing : Fauziah Winda Gurnita. M.Tr.Keb

Dosen Penguji : Fitria Hikmatul Ulya,SST.M.Tr.Keb

Kelas B Tegal

Disusun Oleh : Novita Ika Himmawati (2004320)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2021

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................. 3

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ 4

BAB I LATAR BELAKANG................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................... 7

A. NYERI PUNGGUNG .......................................................... 7

1. Definisi ............................................................................ 7

2. Klasifikasi low back pain ................................................ 7

3. Factor resiko LBP............................................................. 7

B. DEFINISI KEHAMILAN ................................................... 8

C. DEFINISI LBP PADA KEHAMILAN .............................. 11

1. Patologi LBP pada kehamilan ......................................... 18

2. Definisi Nyeri .................................................................. 18

3. Pemeriksaan Fisik............................................................. 20

BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 28

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 32

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 32

A. Kesimpulan ............................................................................... 33

B. Saran ......................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya,

Terimakasih kepada dosen pengajar telah memberikan kami tugas Praktik Natural
Advanced Therapy berjudul “Exercise For Low Back Pain“  dengan tugas ini kami dapat
menambah wawasan kami mengenai hal ini.

Terimakasih kepada teman-teman atas kerjasama nya, tanpa kalian semua makalah ini
tidak akan selesai. Meskipun masih banyak kekurangan dalam makalah ini, kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tegal, 30 November 2021

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah periode unik dalam kehidupan yang terkait dengan


perubahan hormonal dan fisiologis lainnya pada seorang wanita hamil, yang dapat
memicu atau mengubah jalannya gangguan neurologis dan kejiwaan. Selain itu,
banyak prosedur diagnostik yang dapat dilakukan pada wanita normal tidak hamil
yang dilarang selama kehamilan untuk alasan kesehatan ibu hamil.[1]
Keputusan terapeutik dan manajemen pasien hamil dengan keluhan nyeri
sangat tergantung pada masalah keseimbangan yang wajar terjadi selama kehamilan,
yang dikaitkan antara risiko yang terjadi tanpa adanya pengobatan versus pengobatan
aktif untuk ibu dan janinnya. [2]
Berbagai masalah yang timbul pada kehamilan trimester II dan III merupakan
masalah psikologis yang sering dikeluhkan pada ibu hamil, seperti kecemasan dan
nyeri, Di antara keluhan tersebut, nyeri punggung bawah yang paling umum
dilaporkan, terjadi pada 60%-90% ibu hamil, dan merupakan salah satu penyebab
angka kejadian persalinan sesar. Nyeri merupakan masalah yang sangat sering terjadi
pada kehamilan khususnya pada trimester II dan III kehamilan. Fenomena nyeri saat
ini telah menjadi masalah kompleks yang didefinisikan oleh International Society for
The Study of Pain sebagai “pengalaman sensorik dan emosi yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial”. [4]
Nyeri menyebabkan ketakutan dan kecemasan sehingga dapat meningkatkan
stres dan perubahan fisiologis yang drastis selama kehamilan. Nyeri dan kecemasan
bekerja secara sinergis , yang saling memperburuk satu sama lain4, 5. Fenomena nyeri
pada bagian punggung ibu hamil adalah salah satu keluhan yang paling sering
dilaporkan di kalangan ibu hamil, bervariasi dari 50% sampai 80%, berdasarkan pada
penelitian di berbagai negara sebelumnya, bahkan 8% diantaranya mengakibatkan
kecacatan berat .
Saat ini hanya ada sedikit bukti empiris yang menunjukkan bahwa hal ini telah
berdampak di bidang perawatan individu yang menderita nyeri, nyeri akut yang
ditangani dengan buruk meningkatkan risiko rasa sakit terus-menerus, mengurangi

4
kualitas hidup dan meningkatkan penggunaan layanan kesehatan yang bersifat kuratif.

Meskipun angka kejadiannya cukup tinggi, masih sedikit para ibu hamil yang
mencari informasi mengenai masalah yang timbul pada nyeri punggung bawah selama
kehamilan dan dampaknya.Tersedianya informasi mengenai nyeri selama kehamilan
dan permasalahannya, khususnya nyeri punggung bawah pada trimester trimester II
dan III III merupakan hal yang penting untuk perkembangan pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil.
Berdasarkan hasil kunjungan ke Puskesmas Danasari yang dilakukan pada
tanggal 29 November 2021 terdapat ibu hamil Trimester III yang mengeluh nyeri
pada punggung bawah yaitu Ny .P sehingga penulis akan melakukan asuhan Exercise
Low Back Pain sehingga diharapkan akan mengurangi keluhan yang dirasakan pada
Ny.P.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh Ny.P penulis akan merumuskan masalah
terkait Asuhan Exercise Low Back Pain yang akan dilakukan pada Ny.P yaitu:
1. Apa yang dimaksud Low Back Pain?
2. Apa indikasi dilakukan Exercise Low Back Pain?
3. Apa saja kontraindikasi exercise low back pain?
4. Bagaimana cara melakukan exercise low back pain?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan senam hamil Exercise Low Back Pain pada
Ny.P
2. Tujuan Khusus
Melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan Execise for Low Back Pain pada
Ny.P
Melakukan Asuhan exercise Low back pada Ny.p

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi LBP (Low Back Pain)

Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya (Mahadewa, 2009) [6] . LBP
merupakan muskuloskeletal yang sering dikeluhkan pasien. Bahkan seringkali
menyebabkan gangguan aktifitas sehari-hari, disabilitas dan produktifitas penderitanya
(Setiyohadi, 2013)[7]

1. Klasifikasi Low Back Pain


LBP disebabkan oleh berbagai kelainan atau perubahan patologik yang mengenai
berbagai macam organ atau jaringan tubuh. Beberapa ahli mengklasifikasikan
berdasarkan kelainan atau jaringan yang mengalami kelainan tersebut. Macnab
menyusun klasifikasi LBP sebagai berikut:
a) Viserogenik : LBP yang bersifat viserogenik disebabkan oleh adanya proses
patologik di ginjal atau visera di daerah pelvis, serta tumor retroperitoneal
(Muttaqin, 2013) [8]
b) Neurogenik : LBP yang bersifat neurogenik disebabkan oleh keadaan patologik
pada saraf yang dapat menyebabkan LPB (Muttaqin, 2013).
c) Vaskulogenik : Aneurisma atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan LPB
atau nyeri yang menyerupai iskialgi (Muttaqin, 2013).
d) Psikogenik : LBP psikogenik pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa
atau kecemasan, dan depresi, atau campuran antara kecemasan dan depresi
(Muttaqin, 2013).
e)Spondilogenik : LBP spondilogenik ini ialah suatu nyeri yang disebabkan oleh
berbagai proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang
(osteogenik), diskus intervertebralis (dikogenik), dan miofasial (miogenik), dan
proses patologik di artikulasio sakroiliaka (Muttaqin, 2013).

6
2. Faktor resiko LBP

Beberapa faktor risiko low back pain adalah usia, jenis kelamin, kebiasaan
merokok, bekerja dalam waktu yang lama, body mass index (BMI), frekuensi
mengangkat beban berat, dan beban kerja (Sopajareey et al, 2009). [10] Menurut OSH
(2000) pekerjaan yang memerlukan pengulangan yang berlebihan, posisi yang
menimbulkan peregangan yang berlebihan, posisi statis, gerakan-gerakan seperti
membungkuk dan juga memutar. Sedangkan menurut Fathoni, Handoyo & Girindra
(2009) [11] mengatakan faktor risiko terjadinya LPB antara lain usia, indeks massa tubuh,
kehamilan dan faktor psikologi.

B. Definisi Kehamilan

Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional, 2008; Rusmita, 2011) [12]
. Kehamilan ialah proses bergabungnya sperma
dan ovum (gamet pria dan wanita) untuk menciptakan suatu sel tunggal yang disebut
dengan zigot, yang kemudian menggandakan diri berkali-kali melalui pembelahan sel
untuk menjadi lahir (Papalia, 2008). [13] 13 Proses kehamilan yang normal berjalan selama
38-40 minggu, yang dibagi menjadi 3 fase yaitu trimester I pada minggu 1-12, dimana
pada masa ini merupakan masa perkembangan dan pembentukan organ. Trimester II
pada minggu 13-27 yang merupakan tahap perkembangan dan pertumbuhan lanjutan dan
trimester III pada minggu 28 sampai dengan persalinan (28-40 minggu) yang merupakan
masa tumbuh kembang dan persiapan kelahiran karena pada awal masa ini janin telah
dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa bantuan medis (ferry, et al, 2010; Rusmita,
2011). [14]

1. Perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan

Adaptasi anatomis, fisiologis dan biokimia terhadap kehamilan sangat besar.


Banyak dari perubahan - perubahan segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut
sepanjang kehamilan. Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil
sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama
kehamilan. Perubahan – perubahan ini merupakan respons terhadap janin. Satu hal
yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan kembali seperti

7
keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai (Cunningham,
2005;Kumalasari 2015) [15]

].

Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil

a. Perubahan pada Sistem Reproduksi

1) Vagina dan Vulva

Hormon estregon mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi

peningkatan vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan vulva (Kumalasari,

2015) [16]

2) Serviks

Perubahan serviks merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga

menyebabkan massa dan kandungan air meningkat (Kumalasari, 2015) [17]

3) Uterus

Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia

dan hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat hormon estrogen dan progesteron.

Penyebab pembesaran uterus antara lain sebagai berikut :

a. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah.


b. Hiperplasia dan hipertrofi.
c. Perkembangan desidua.
4) Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Korpus luteum graviditatum berdiameter 3 cm


masih ada saat awal kehamilan. Setelah plasenta terbentuk, korpus luteum
graviditatum mengecil dan mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
(Kumalasari, 2015) [17]

b. Sistem Muskuloskeletal

1) Sendi pelvic sedikit dapat bergerak

8
2) Bahu tertarik lebih kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung sebagai akibat
dari penyesuaian diri karena janin yang membesar dalam abdomen sehingga tulang
belakang menjadi kifosis (Kumalasari, 2015). [18]

3) Sikap tubuh lordosis suatu keadaan dikarenakan kompensasi beban uterus

yang membesar dan menggeser daya berat ke belakang lebih tampak pada masa
trimester III yang menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada bagian tubuh belakang
karena meningkatnya beban kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh ibu
hamil (Rusmita, 2011) [19]

4) Peningkatan hormon progesteron dan relaxin menyebabkan pengenduran jaringan ikat


dan otot. Sehingga symphysis pubis dan articulatio cocsigeal melunak dan bergeser.
Hal inilah yang menyebabkan munculnya back pain pada masa kehamilan. Ibu hamil
yang kurus biasanya lekukan lumbalnya lebih lordosis dan gaya beratnya berpusat
pada kaki bagian belakang. Hal ini juga menjadi penyebab sakit yang berulang
terutama di bagian punggung bawah (Megasari, 2014) [20]

c. Perubahan pada Sistem Pernapasan

1) Timbul keluhan sesak dan napas pendek. Hal ini disebabkan karena usus yang tertekan
ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.

2). Hal ini Volume tidal (volume udara yang diinspirasi maupun diekspirasi setiap kali
bernafas normal) akan meningkat disebabkan pernapasan yang cepat dan perubahan
bentuk rongga toraks sehingga O2 dalam darah meningkat (Kumalasari, 2015) [21]

d. Perubahan Sistem Gatrointestinal

1) Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga
terjadi sembelit (konstipasi) [22]

2) Wanita hamil seing mengalami rasa panas di dada dan sendawa, yang kemungkinan
terjadi karena makanan yang lebih lama berada di dalam lambung dan karena rilaksasi
sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir
kembali ke kerongkongan (Kumalasari, 2015) [23]

3) Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita yang hamil dan jika sebelumnya ibu
hamil menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena menghasilkan asam
lambung lebih sedikit (Kumalasari, 2015) [24]

9
2. Keluhan-keluhan pada kehamilan
Pada awal kehamilan ibu akan merasa mual, muntah, meriang dan lemas. Rasa
mual dan muntah ini akan berkurang sampai trimester pertama berakhir. Pada trimester
kedua tubuh sudah mulai beradaptasi dan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang.
Pada trimester ketiga terjadi pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan
hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-keluhan pada ibu hamil (Venkata &
Venkateshiah, 2009). Keluhan-keluhan tersebut diantaranya adalah low back pain, sesak
napas, varises, haemorrhoid, ganggaun tidur, diastasis recti, nyeri pelvis dan lain-lain
(Santiago et al, 2001;Wahyuni & Ni’mah, 2013).

C. Definisi LBP pada kehamilan


LBP akibat kehamilan merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang belakang dari
rusuk terakhir atau V Th 12 sampai bagian pantat atau anus karena pengaruh hormon
yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan jaringan
penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot, dan
juga bisa disebabkan faktor mekanika tubuh yang mempengaruhi kelengkungan tulang
belakang dikarenakan perubahan sikap dan penambahan beban pada saat ibu hamil
(Wahyuni & Prabowo, 2012) [25]

1. Epidemiologi LBP pada kehamilan


Prevalensi terjadinya low back pain pada ibu hamil terjadi lebih dari 50% di
Amerika Serikat, Kanada, Iceland, Turki, Korea, dan Israel. Sementara yang terjadi
di negara non-Skandinavia seperti Amerika bagian utara, Afrika, Timur Tengah,
Norwegia, Hongkong maupun Nigeria lebih tinggi prevalensinya yang berkisar
antara 21% hingga 89,9% (Anshari, 2010) [26] Survey online yang dilaksanakan oleh
University of Ulster pada tahun 2014, dari 157 ibu hamil yang mengisi kuisioner,
70% pernah
mengalami low back pain (Sincler et al, 2014). Penelitian serupa di Women’s Health
Clinic Kuwait tahun 2012, dari 280 pasien yang hamil, 91% (255) mengalami low
back pain (Al- Sayegh, 2012) [27]
Prevalensi low back pain saat kehamilan di Indonesia baru didapatkan dari
penelitian yang dilaksanakan oleh Suharto 2001, menjelaskan bahwa dari 180 ibu
hamil yang diteliti, 47% mengalami low back pain. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lichayati dan Kartikasari (2013) [28] tentang hubungan senam hamil
10
dengan back pain pada ibu hamil di polindes desa lanak kecamatan kedungpring
Kabupaten lamongan tahun 2013, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (75%)
atau lebih dari sebagian ibu hamil yang tidak pernah melakukan senam hamil
mengalami back pain dan seluruh (100%) ibu hamil yang sering melakukan senam
hamil tidak mengalami back pain. Hasil pengujian statistik diperoleh nilai r = 0,544
dan p = 0,001 (p < 0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara senam
hamil dengan back pain. Dapat disimpulkan ibu hamil yang melakukan senam hamil
secara teratur maka semakin kecil kemungkinannya mengalami keluhan low back
pain. 2. Anatomi Tulang Belakang Tulang belakang dibagi dalam dua bagian. Pada
bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang mana dibatasi oleh discus intervebra
dan ditahan ligamen longitudinal ventral dan dorsal. Pada bagian dorsal tidak begitu
kuat dikarenkan terdiri dari masing-masing arcus vertebra, lamina dan pedikel yang
diikat oleh ligamen- ligamen di antaranya ligamen interspinal, ligamen
intertransversa dan ligamen flavum. Pada processus spinosus dan transversus melekat
otot-otot yang yang berfungsi melindungi columna vertebra (Inding, 2016) [29]

Gambar 2.1 Columna vertebralis (Paulsen & Waschke, 2013) [30]


Columna
vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari segmen anterior dan
posterior (Inding, 2016) [31]

a. Segemen anterior, sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga
badan. Segemen ini meliputi korpus vertebrae dan diskus intervertebralis yang
diperkuat oleh ligamen longitudinale anterior di bagian depan dan ligamentum
longitunale posterior di bagian belakang. Sejak dari oksiput, ligamen ini

11
menutup seluruh bagian belakang diskus. Mulai ligamen ini menyempit, hingga
pada daerah L5-S1 lebar ligamen hanya tinggal separuh saja.

b. Segmen posterior, dibentuk oleh arkus, prosesus transverses dan prosesus


spinosus. Dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh otot dan
ligamen. Struktur lain pada low back pain adalah discus intervertebra yang
berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut. Diskus ini terbentuk oleh
annulus fibrosus yang merupakan anyaman serat-serat fibrolastik. Tepi atas dan
bawah melekat pada “end plate” vertebra, hingga terbentuk rongga antar vertebra
yang berisi nukleus pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak
mengandung air posterior (Inding, 2016) [32]

3. Otot-otot yang memperkuat gerakan lumbal adalah:


a. Otot errector Spine adalah group otot yang luas dan terletak dalam pada
bagian dalam lumbodorsal, serta muncul dari suatu aponeurosis pada sacrum,
crista illiaca dan procesus spinosus thoraco lumbal. Terdiri dari: m. longissimus,
m.tranverso spinalis, m.iliocostalis, m.spinalis, m.paravertebral. Group otot ini
berfunsi sebgai penggerak utama gerakan extensi lumbal dan sebagai stabilisator
vertebra lumbal saat tubuh dalam keadaan tegak.

b. Otot abdominal adalah group otot extrinsik yang membentuk dan


memperkuat dinding abdominal. Pada group otot ini ada 4 otot abdominal yang
penting yaitu m. obliqus external dan internal, m.rectus abdominis, dan
m.transversalis abdominis. Yang berfungsi sebagai fleksor trunk di samping
itu m.obliqus internal dan external juga berfungsi sebagai rotasi trunk.
c. Deep lateral muscle adalah group otot intrinstik pada bagian lateral lumbal
yang terdiri dari m.quadratus lumborum, m.psoas, Group otot ini berfungsi pada
gerakan lateral fleksi dan rotasi lumbal.
Jika pada pemeriksaan ditemukan kelainan yang ringan berupa spasme ringan
pada otot-otot punggung bawah dan otot – otot perut serta keterbatasan
pergerakan tulang belakang. Spasme otot biasanya pada m.erector spine dan
pada m. quadratus lumborum.Keterbatasan gerak fleksi, ekstensi dan side
fleksi, karena kencangnya jaringan lunak sehingga menyebabkan nyeri
(Amelia,2016) [33] .

12
4. Etiologi LBP pada kehamilan

Penyebab terjadinya low back pain pada kehamilan diantaranya disebabkan


karena kenaikan berat badan saat kehamilan, perubahan postur, peregangan otot
rectus abdominis, stress dan emosional (Johnson, 2014) [34].

a. Berat badan selama kehamilan dapat mencapai 12,5 kilogram (Henderson &
Jones, 2010). [35]
Tulang belakang harus mampu untuk menopang pertambahan
berat badan saat kehamilan (Rukiyah, 2009) [36]
.Pertambahan beban inilah yang
menambah beban kerja tulang belakang dan perubahan gravitasi sehingga
menyebabkan nyeri tulang belakang (Wong, 2006). [37]]
Pertambahan ukuran dan
volume janin maupun uterus dapat menekan pembuluh darah dan serabut syaraf
disekitar tulang belakang. Peningkatan berat badan yang terjadi selama kehamilan
mengakibatkan tumpuan beban yang meningkat hampir seratus persen pada
berbagai sendi ekstrimitas bawah khususnya pada sendi tulang belakang dan lutut
dalam melakukan berbagai aktifitas fisik baik berjalan, duduk, maupun berlari.
Pertumbuhan ukuran abdomen dalam kehamilan mengakibatkan perubahan pada
titik tumpuan gravitasi tubuh, dimana titik tumpu jatuh lebih ke arah depan dari
pada posisi normal. Perubahan titik tumpu gravitasi ini mengakibatkan penonjolan
kelengkungan tulang belakang dan penambahan tekanan ke sendi tulang belakang,
yang akan memberikan kontribusi untuk mengencangkan otot-otot tulang belakang.
Hal tersebut juga akan memberikan tambahan beban pada sendi yang berdampak
pada beban yang semakin berlebih pada otot punggung, sehingga sering mencul
keluhan nyeri pada daerah punggung belakang,perubahan postur tubuh, gangguan
keseimbangan, dan meningkatkan risiko jatuh pada ibu hamil (Cunninghan et al,
2010). [38]

Gambar 2.3 Tulang Belakang Lumbal dan pelvis

13
(Mc Crory et al, 2011)

b. Penyebab lainnya yaitu perubahan postur saat kehamilan (Leifer,2008)


Kehamilan dapat merubah pusat gravitasi tubuh, akibatnya secara perlahan
[39].

perubahan postur ini akan merubah gaya dan posisi saat berjalan (Henderson &
Jones, 2010) [40]
. Perubahan gaya gravitasi dan gaya berjalan ini yang akan
menyebabkan oto-otot sekitar tulang belakang menjadi tegang dan nyeri (Wong,
2006) [41].

c. Perubahan hormonal terjadi saat kehamilan menjadi salah satu penyebab nyeri
tulang belakang (Johnson, 2014) [41]
. Peningkatan hormon relaksin yang
diproduksi membuat ligamen dan area panggul rilaksasi dan sendi menjadi
semakin meregang sebagai persiapan proses melahirkan (Wong, 2006) [42]
.
Kejadian ini yng membuat ligamen yang menyokong tulang belakang semakin
regang dan terjadi ketidakstabilan yang menyebabkan low back pain (Rukiyah,
2009) [43].

d. Penyebab low back pain saat kehamilan lainnya yaitu peregangan otot terjadi
saat uterus mulai membesar (Leifer, 2008) [44]. Dua otot yang berhubungan yaitu
rectus abdominis yang menghubungkan antara rongga dada sampai ke area
pubis, memungkinkan terjadinya pemisahan. Pemisahan ini akan memperburuk
kondisi low back pain (Salma, 2006) [45].

e. Faktor stress dan emosional menyebabkan tegangan otot yang ada di punggung
semakin meregang (ACPWH, 2011). Tegangan ini yang menyebabkan
terjadinya low back pain yang semakin parah (Johnson, 2014). [46]

5. Patologi LBP pada kehamilan

Low back pain saat kehamilan disebabkan adanya ketidakseimbangan kerja


otot bagian anterior dan bagian posterior pada daerah lumbal. LPB pada trimester
terakhir kehamilan disebabkan karena nyeri akibat perubahan postur dikarenakan
penambahan beban kandungan yang semakin besar sehingga menyebabkan
pertambahan sudut lengkungan tulang belakang. Pertambahan sudut lengkungan

14
menyebabkan fleksibilitas dan mobilitas lumbal menjadi menurun (Wahyuni &
Prabowo, 2012) [47]
Perubahan yang terjadi pada wanita hamil adalah pertambahan
berat dan pembesaran rahim disebabkan terjadinya kombinasi antara hipertrofi atau
peningkatan ukuran sel dan pengaruh mekanis tekanan interior terhadap dinding
rahim seiring perkembangan janin didalam kandungan. Sejalan dengan pertambahan
berat badan secara bertahap selama kehamilan dan semakin membesarnya ukuran
rahim menyebabkan postur tubuh dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok.
Apabila ibu hamil tidak memperperhatikan postur tubuhnya akibatnya ibu akan
berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini
kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa nyeri (Varney,
2006) [48]

6. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya LBP pada kehamilan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya back pain (nyeri
punggung) pada ibu hamil diantaranya; Berubahnya titik berat tubuh seiring dengan
membesarnya rahim, Postur tubuh, Posisi tidur, Meningkatnya hormon, Kehamilan
kembar, Riwayat nyeri pada kehamilan yang lalu, dan kegemukan (Sincleir, 2009) [49]

a. Berubahnya titik berat tubuh seiring membesarnya rahim dengan adanya

pertumbuhan janin titik berat tubuh lebih condong ke depan akibatnya tubuh akan
berusaha menarik bagian punggung agar lebih ke belakang tulang punggung bagian
bawah pun lebih melengkung serta otot otot tulang belakang memendek (Sincleir,
2009).

b. Postur tubuh yang berubah seiring perkembangan janin yang ada didalam perut
yang dapat merubah susunan tulang panggul seiring membesarnya rahim dan
pertumbuhan janin yang bertahap secara fisiologis (Sincleir, 2009) [50]

c. Posisi tidur merupakan suatu kebiasaan di mana posisi tidur sebelum hamil dan
sesudah hamil harus berbeda dimana ibu hamil harus mampu melepaskan posisi
tidur favorit dan membiasakan posisi tidur yang baru dimana perut yang semakin
membesar sehingga mempersulit ibu hamil untuk tidur dengan nyaman yang dapat
menyebabkan timbulnya nyeri ibu hamil yakni back pain (Sincleir, 2009) [51].

Posisi tidur yang tidak tepat saat hamil karena di dalam perut ibu hamil
terdapat janin yang dapat menekan punggung, usus, dan dua pembuluh darah

15
utama yaitu aorta dan vena cava inferior. Jika posisi tidurnya kurang tepat dapat
memperparah keluhan back pain (Murkoff, 2006) [52]. Posisi tidur yang baik pada
ibu hamil trimester III adalah yang pertama tidur dengan posisi miring ke kiri
karena janin akan mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang lebih maksimal. Pada
posisi ini juga dapat membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari
dalam tubuh sehingga mengurangi pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan
tangan (Mafikasari & Kartikasari, 2015) [53]. Kedua tidur dengan posisi miring ke
kanan jika posisi punggung bayi berada di sebelah kanan dikarenakan posisi
punggung dapat memicu pergerakan bayi yang dapat menimbulkan rasa nyeri
(Mafikasari & Kartikasari, 2015) [54]..

d. Mingkatnya hormon, hormon yang dilepaskan selama kehamilan akan membuat


persedian tulang punggul meregang hal ini dapat mempertinggi resiko terjadinya back
pain (Sincleir, 2009).

e. Kehamilan kembar dapat memicu terjadinya back pain akibat berat janin yang dapat
mempengaruhi pemopangan postur tubuh (Sincleir, 2009).

f. Mc Evog et al (2001) dalam Lichayati & Kartikasari (2013) menemukan bahwa back
pain terdahulu pada kehamilan merupakan prediktor back pain pada kehamilan
berikutnya. Sedangkan menurut Fraser (2009) mengatakan bahwa wanita yang pernah
mengalami back pain sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama
ketika hamil.

g. LPB terjadi pada ibu hamil trimester II-III karena merupakan nyeri yang terjadi akibat
perubahan postur yang terjadi akibat penambahan beban kandungan yang semakin
besar yang menyebabkan pertambahan sudut lengkungan tulang belakang.
Pertambahan sudut lengkungan menyebabkan fleksibilitas dan mobilitas dari lumbal
menjadi menurun (Brayshaw & Eileen, 2008).

LPB kadang akan menyebar sampai ke panggul paha dan turun ke kaki, kadang akan
meningkatkan nyeri tekan di atas simpisis pubis. Nyeri tersebut bisa muncul seiring
dengan pertambahan berat badan (Brayshaw & Eileen, 2008) [55]..

h. Faktor yang terakhir adalah paritas dan aktivitas.

Wanita grandemultipara yang tidak pernah melakukan latihan setelah melahirkan


lebih sering mengalami kelemahan otot abdomen. Sedangkan wanita primigravida

16
biasanya memiliki otot abdomen yang sangat baik karena otot tersebut belum pernah
mengalami peregangan sebelumnya. Dengan demikian, keparahan nyeri punggung
bagian bawah biasanya meningkat seiring paritas. Nyeri punggung juga dapat
merupakan akibat membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat,
mengangkat beban, terutama bila wanita tersebut sedang lelah (Varney, 2006). [56].

7. Tanda dan gejala terjadinya low back pain saat kehamilan

Nyeri pada area panggul, tulang belakang, maupun diantara anus dan vagina
dikeluhkan secara subjektif pada ibu hamil yang mengalami low back pain

(Hakiki, 2015). [57].

Nyeri tersebut terjadi terutama saat posisi tubuh fleksi kearah depan, hal ini
terjadi karena terbatasnya ruang gerak tulang belakang pada area lumbal dan
memperburuk terjadinya low back pain (Vermani, 2009[58].). Nyeri dapat dirasakan
saat berjalan, menaiki tangga, berdiri menggunakan satu kaki, dan bangun dari tempat
tidur. Low back pain dilaporkan tidak hanya terjadi lokal pada area tulang belakang
melainkan dapat menyebar ke area panggul, paha, dan simpisis (ACPWH, 2011) [58]..

Nyeri juga dilaporkan menyebabkan ibu sulit bergerak terutama dalam


melangkah dari tempat satu ke tempat lainnya sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari (Leifer, 2008) [59]..

Low back pain pada kehamilan dapat terjadi sejak awal kehamilan, dan pada
setiap trimester intensitas nyeri akan mengalami perubahan. Trimester pertama terjadi
peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang belakang meregang
sehingga terjadi ketidakstabilan posisi tulang belakang. Perubahan nyeri semakin
meningkat pada trimester kedua, hal ini disebabkan karena pembesaran uterus dan
pusat gravitasi tubuh sehingga nyeri semakin terasa. Trimester ketiga kehamilan low
back pain semakin berat terasa, bahkan low back pain dirasakan sepanjang hari karena
uterus yang semakin membesar dan beban kerja tulang belakang untuk menopangnya
semakin berat (Innes, 2014) [60].

D. Definisi Nyeri

Tounaire dan Theau – Yonneau (2007) dalam judha M et al, (2012) [61]
.
menyatakan nyeri didefinisikan sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, baik

17
sensori maupun emosional yang berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan
jaringan tubuh. Selanjutnya, Arthur C. Curton ( 1983) [62]
. dalam Prasetyo (2010) [63]
.
mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul
ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri.

1. Mekanisme Timbulnya Nyeri

a. Transduksi

Transduksi merupakan proses ketika suatu stimuli nyeri (noxiousstimuli ) diubah


menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung – ujung saraf. Stimuli ini
dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu ( panas), atau kimia (substansi nyeri).
Terjadi perubahan patofisiologi karena mediator – mediator kimia seperti
prostaglandin dari sel rusak, bradikinin dari plasma, histamin dari sel
mast,serotonin dari trombosit, dan substansi P dari ujung saraf nyeri meluas.
Selanjutnya, terjadi proses sensitiasi perifer (Andarmoyo & Suharti, 2015) [63].

b. Transmisi

Transmisi merupakan proses penerusan implus nyeri dari nociceptor saraf


perifer melewati cornu dorsalis dan corda spinalis menuju korteks serebri. Transmisi
nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor) yang terdiri dari 2
macam, yaitu serabut A (A delta) yang peka terhadap nyeri tajam, panas disebut juga
juga dengan first pain / fast pain, dan serabut C (C fiber) yang peka terhadap nyeri
tumpul dan lama yang disebut second pain / slow pain (Andarmoyo & Suharti , 2015)
[64]
.

c. Modulasi
Modulasi merupakan suatu proses pengendalian sistem saraf yang berfungsi
meningkatkan maupun mengurangi implus nyeri. Hambatan terjadi melalui sistem
analgesia endogen yang melibatkan bermacam – macam neurotansmiter antara lain
endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis impuls ini bermula
dari area periaquaductuagrey (PAG) dan menghambat transmisi impuls pre maupun
pasca – sinaps di tingkat spinalis. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer
medula spinalis atau supraspinaslis (Andarmoyo & Suharti, 2015) [65]. .
d. Persepsi

18
Persepsi merupakan hasil rekontruksi sususnan saraf pusat tentang impuls nyeri yang
diterima. Rekontruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf sensoris, informasi
kognitif (konteks serebri) dan pengalaman emosional (hipokampus dan amigdala).
Persepsi menetukan beart ringanya nyeri yang dirasakan. Setelah sampai ke otak,
nyeri dirasakan secara sadar dan menimbulkan respon berupa perilaku dan ucapan
yang merespon adanya nyeri. Perilaku yang ditunjukkan, seperti menghidari
stimulasi nyeri,atau ucapan akibat respon seperti “ aduh”,:auw”,”ah” (Andarmoyo &
Suharti, 2015) [66]. .

2. Pengukuran Nyeri

Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scale) lebih digunakan sebagai

pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan
menggunakan skala 0 – 10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas
nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk
menilai nyeri, akan direkomendasikan patokan 10 cm (Perry & Potter,
2006;Andarmoyo & Suharti, 2015) [67]
. . Numeric Rating Scale (NRS) dianggap
sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis kelamin, dan
perbedaan etnis. Lebih baik dari pada VAS terutama untuk menilai nyeri akut.
Kelemahan dari pengukuran ini adalah keterbatasan pilihan kata untuk
menggambarkan rasa nyeri, kesulitan untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih
teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek
analgesik (Yudianta, Khoirunnisa & Novitasari, 2015).

Gambar 2.4 Numeric Pain Rating Scale (Evan, 2010).

E. Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

19
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melakukan observasi secara langsung
(Salmah, 2006). Memperhatikan gerakan aktif pada pasien dan menentukan mana yang
membuat nyeri dan berkurangnya lordosis serta adanya scoliosis. Berkurang sampai
hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot paravertebral.

2. Palpasi

Pada palpasi, harus dilakukan secara halus dengan cara memegang, menekan meraba
pada daerah yang nyerinya ringan. Apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang
atau spasme pada otot errector spine (Harsono, 2007; Priyambodo, 2008) [68]. .

3. Pemeriksaan khusus

Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan


diagnosa LBP antara lain (Nurrahman, 2016): Tes Laseque (straight leg raising), Tes
Bragard, Tes Neri (Positif bila dirasakan nyeri sepanjang distribusi n. Ischiadicus),
Kontra Patrick Tes ((+) menunjukkan sumber nyeri di sacroiliaka), Tes Valsalva (positif
pada hernia nukleus pulposus).

F. Definisi Senam Hamil

Senam hamil merupakan suatu bentuk latihan yang diberikan kepada ibu hamil untuk
menyiapkan mental dan jasmani dalam menghadapi proses persalinan yang aman, lancar
dan spontan. Senam hamil merupakan suatu metode untuk mempertahankan atau
memperbaiki keseimbangan fisik dan merupakan suatu latihan yang diberikan pada ibu
hamil dengan tujuan mencapai persalinan yang cepat, mudah dan aman (Inding, 2016)
[69]
. . Senam hamil merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mendapatkan
keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan kekuatan otot dinding perut dan
dasar panggul dan jaringan penyangganya serta dapat memperbaiki letak janin
(Kusmiyati, 2009).

Senam hamil adalah latihan jasmani yang bertujuan membuat elastis otot dan ligamen
yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi, serta
mengatur teknik pernapasan (Saminem, 2008 ) [70]. . Menurut Wulandari (2006) senam
hamil merupakan pelayanan prenatal efektif untuk menurunkan kecemasan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan pertama. Senam hamil juga efektif untuk menurunkan low
back pain pada trimester ketiga. Senam hamil juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin
(Wahyuni & Nida, 2010) [71]. .

20
1) Tujuan Senam Hamil

Indiarti (2008) [72]. menjelaskan secara umum senam hamil memiliki lima tujuan

penting, antara lain :

a. Senam hamil dilakukan dengan tujuan agar ibu hamil menguasai teknik pernapasan
dengan baik sehingga memperlancar suplai oksigen pada janin ibu.

b. Ibu hamil yang rajin mengikuti senam hamil otot-otot dindingnya semakin kuat,
sehingga elastisitas otot-otot dinding perut juga dapat dipertahankan. Hal tersebut
diharapkan mampu mencegah maupun mengatasi keluhan nyeri pada bagian
bokong serta nyeri pada bagian perut bawah dan keluhan wasir.

c. Diharapkan ibu hamil akan terlatih untuk melakukan relaksasi sempurna.


Kemampuan relaksasi sempurna tersebut dapat dilakukan dengan berlatih secara
rutin bagaimana cara berkonsentrasi dan berelaksasi dengan benar. Relaksasi ini
diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit pada saat menghadapi
proses persalinan.

d. Ibu hamil yang rajin mengikuti senam hamil diharapkan akan menjadi terlatih
ketika melakukan sikap tubuh yang baik dan benar selama menjalani kehamilan.
Sikap tubuh yang baik yang akan membantu ibu mengurangi keluhan yang terjadi
akibat perubahan bentuk tubuh pada hamil.

e. Ibu hamil diharapkan dapat menjalani proses kelahirannya dengan lancar dan aman
tanpa mengalami berbagai macam kesulitan yang berarti. Sehingga ibu dan bayi
tetap sehat setelah proses persalinan.

2. Manfaat Senam Hamil

Senam hamil atau latihan dapat memberikan keuntungan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi
keluhan kram atau pegal-pegal, back pain, mempersiapkan pernafasan, aktifitas otot dan
panggul untuk menghadapi proses persalinan (Bandiyah, 2009) [73]
. . Menjaga kondisi
otot-otot dan, memperkuat dan mempertahankan elastisitas oto-otot, ligamen, dan jaringan
yang berperan dalam mekanisme persalinan, serta membentuk sikap tubuh yang prima &
memberikan kenyamanan (relaksasi) (Wahyuni & Nida, 2010) [74]. .

21
Senam hamil yang teratur dapat mengurangi ketidaknyamanan dan keluhan- keluhan
ibu dalam menghadapi kehamilan, seperti; nyeri punggung, mual, kejang tungkai,
konstipasi, sesak nafas, serta kecemasan (Kusmiyati, 2009) [75]
. . Senam hamil juga
berguna melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih
baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak (Sulistyawati, 2009) [76]. .

3. Indikasi Senam Hamil yaitu (wahyuni & layinatun 2013) [77]. :

a. Mengurangi stress selama kehamilan dan pada masa pasca melahirkan Beberapa
penelitian yang membuktikan bahwa senam hamil dapat mengatasi kecemasan bagi ibu
hamil. Senam hamil secara rutin dapat mengurangi stress bagi ibu hamil. Hal ini terkait
dengan hasil penelitian Wulandari pada tahun 2006 mengatakan bahwa senam hamil
merupakan asuhan prenatal yang efektif untuk mengatasi kecemasan pada saat
menghadapi persalinan.

b. Meningkatkan pertumbuhan janin dan plasenta pada trimester pertama

dan kedua

c. Mengurangi insiden komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan Senam hamil


merupakan suatu bentuk latihan yang tidak melelahkan, tetapi dapat membantu wanita
hamil agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul selama proses kehamilan
dan persalinan berlangsung. Hasil penelitian Syahrul (2013) [78]
. menunjukkan bahwa
ibu yang aktif mengikuti senam hamil 90,9 % melahirkan bayi dengan berat normal,
sedangkan ibu yang tidak mengikuti senam hamil 27,3% melahirkan bayi dengan
BBLR.

d. Memperbaiki sirkulasi darah

Senam hamil memberikan efek yang baik bagi sistem kardiovaskular. Dengan senam
hamil tubuh ibu dapat memberikan cardiac respons yang baik bagi ibu dan bayi.

e. Memudahkan proses persalinan

Hasil penelitian Inding (2016) [79]. menyebutkan bahwa ibu yang aktif mengikuti
senam hamil memiliki angka persalinan normal lebih tinggi dibandingkan yang tidak
mengikuti senam hamil. Selain itu, ibu dengan senam hamil memiliki waktu partus
yang lebih singkat dibandingkan yang tidak senam hamil.

22
f. Mengurangi back pain selama trimester ketiga Menurut Inding (2016) [90]
. melakukan
senam hamil secara teratur dapat menurunkan keluhan back pain salah satunya dengan
melakukan latihan transversus, latihan dasar pelvis dan peregangan pada umumnya.

4. Kontraindikasi Senam Hamil

Indivara (2009) [91]. menjelaskan ada beberapa kontraindikasi senam hamil yang

harus diperhatikan:

a. Kontraindikasi Absolut atau Mutlak

Apabila seorang wanita hamil mempunyai riwayat penyakit jantung, riwayat pendarahan
vagina pada trimester II dan III, penyakit paru, serviks inkompeten, kehamilan kembar,
kelainan letak plasenta, seperti: plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi.
Preeklamsia, Ketuban Pecah Dini (KPD), Perdarahan trimester II dan III, Diabetes,
Anemia, Thyroid, Riwayat perdarahan, Penurunan atau kenaikan berat badan berlebihan
(Inding, 2016) [92].

b. Kontraindikasi Relatif

Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung tidak teratur, paru
bronchitis kronis, riwayat diabetes mellitus, obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan
riwayat operasi tulang ortopedi dan perokok berat (Indivara, 2009) [93]. .

5. Faktor – faktor yang mempengaruhi senam hamil

a. Usia Kehamilan

Senam hamil pada kehamilan normal dapat dimulai pada kehamilan kurang lebih 16-38
minggu (Jannah, 2012) [94]. . Sumber lain mengatakan bahwa senam hamil mulai diberikan
setelah keluhan-keluhan yang biasanya timbul pada periode kehamilan muda seperti mual,
muntah dan tidak ada perdarahan saat kehamilan. Pada trimester II kehamilan yaitu sekitar
usia 20 minggu kehamilan plasenta telah terbentuk sempurna sehingga kemungkinan
ancaman terjadinya keguguran lebih kecil (Wagey, 2011) [95]. .

b. Pendidikan dan pengetahuan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi keikutsertaan ibu dalam


mengikuti senam hamil. Semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil
maka semakin tinggi minat ibu hamil melakukan senam hamil (Sa’adah, 2013) [96].

23
c. Status kesehatan ibu

Ibu yang dapat melakukan senam hamil ialah ibu yangstatus kesehatan baik dan
memenuhi syarat untuk melakukan senam hamil. Maka dari itu, sebelum melaksanakan
senam hamil ibu terlebih dahulu diperiksa kesehatannya, apakah ibu memiliki kondisi
dengan kontraindikasi senam hamil atau tidak (Yuliasari, 2010) [97]. .

BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Ny. P G1P0A0 UMUR 24 TH USIA KEHAMILAN 37 MINGGU


DI PUSKESMAS DANASARI

Tanggal : 30 November 2021


Jam : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Danasari

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
Nama Ibu : Ny. P Nama : Tn. S

Umur : 24 th Umur : 35 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan: SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Tembongwah Rt 2/3
1. Alasan Kunjungan :
Ibu mengatakan merasa sakit didaerah punggang bawah sejak 2 hari yang lalu
2.Keluhan utama : Nyeri Bawah Punggung sejak 2 hari yang lalu
3. Riwayat menstruasi
Menarche :15
Tahun Siklus : 28 hari

24
Teratur/tidak : Teratur
Lama hari : 7 hari

Banyak : 3 x ganti pembalut/hari


Dismenorea/tidak : Tidak ada

4. Riwayat kelahiran,persalinan dan nifas yang lalu :

Anak Tg U Jenis Tem Pe Kompli Bayi Nifas


ke l K persal pat nolo kasi
Ba Ibu PB/B keadaan Keadaan Lakta
la inan pers ng
yi B/JK si
hir alina
/ n
Umu
r
Hamil
ini
5. Riwayat kehamilan sekarang

a. G3P2A0
b. HPHT : 14 -03-2021 HPL 21-12-2021
c. UK : 37 minggu
d. Gerakan janin : 10x sehari, Pergerakan janin pertama kali usia 5
bulan
e.Imunisasi Toxoid Tetanus : sebanyak 1 kali,yaitu :TT III
f. Kecemasan : ada
g. Tanda-tanda bahaya : keluar flek hitam dari jalan lahir / vagina
h. Tanda-tanda persalinan : tidak ada

5. Riwayat penyakit yang pernah diderita


Jantung : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Diabetes Melitus : tidak ada

25
Malaria : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
Riwayat operasi dinding abdomen SC : Tidak ada
6. Riwayat Penyakit keluarga
Hipertensi : tidak ada
Diabetes mellitus : tidak ada
Asma : tidak ada

Lain-lain :tidak ada riwayat kembar

7. Riwayat KB : Ibu tidak pernah menggunakan KB jenis apapun

8. Riwayat Psikososial
Status perkawinan : Sah pernikahan kedua
Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : senang
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah : Kepala Keluarga
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan : RS Tempat
rujukan jika terjadi komplikasi : RS
Persiapan menjelang persalinan : Tabungan

9. Activity Daily Living :


a. Pola makan dan minum
Frekuensi :3 kali
Jenis :nasi,lauk,sayur dan buah
Porsi: : 1 porsi/hari

Keluhan/pantangan : tidak ada


b. Pola istirahat
Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 8 jam
c. Pola eliminasi
BAK : 9 kali/hari, Warna : kuning jerami
BAB : 1 kali/hari, Konsistensi : lembek

26
d. Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Ganti pakaian/pakaian dalam : 3 kali/hari
e. Pola aktivitas
Pekerjaan sehari-hari : IRT
f. Kebiasaan hidup
Merokok : tidak ada
Minum-minuman keras : tidak ada
Obat terlarang : tidak ada
Minum jamu : tidak ada

10. Riwayat penyakit yang pernah diderita


Jantung : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Diabetes Melitus : tidak ada
Malaria : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
Riwayat operasi dinding abdomen SC : Tidak ada

11. Riwayat Penyakit keluarga


Hipertensi: tidak ada
Diabetes mellitus : tidak ada
Asma : tidak ada
Lain-lain :tidak ada riwayat kembar

B.DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/80mmHg
b. Nadi : 80x/menit

27
c. Suhu :36 0C
d. RR : 20 x/menit
4. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
1) Berat badan : 64 kg
2) Kenaikan BB selama hamil 12 kg
3) Tinggi badan : 155 cm
4) LILA : 25 cm

5.PEMERIKSAAN FISIK
a.Postur tubuh : Lordosis
b. Kepala
1) Muka : bersih
2) Cloasma : tidak ada
3) Oedema : tidak ada
4) Mata :bersih
5) Conjungtiva : (-) anemis Sclera:(-) ikterik : ( -)
6) Hidung : bersih Polip : tidak ada
7) Mulut/bibir: bersih
c.Leher : simetris , tidak ada Kelainan
d.Payudara :
Bentuk simetris : ya

Keadaan puting susu: menonjol

Aerola mamae : pigmentasi Colostrum : ada


e. Perut
1) Inspeksi : Simetris
2) Palpasi
a) Leopold I: TFU = 28 cm Teraba bagian besar lunak melenting
(Kepala)
b) Leopold II: Kanan Teraba bagian datar dan keras ( Punggung )
Kiri Teraba bagian kecil (Ekstermitas)
c) Leopold III :Teraba bagian terbawah janin ( Punggung
d) Leopold IV: masuknya kepala diatas panggul
e.TBJ : 2635gr

28
f.TFU : 28 cm
g.Kontraksi :-
Auskultasi DJJ : 150 x /mnt

f. Ekstermitas
Atas : Tidak ada Oedem
Bawah : Tidak ada Oedem
g.Genetalia : Tidak ada Varises
h.Anus : Tidak Ada Hemoroid

6.Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan


7.Pemeriksaan penunjang :
Hematologi : Hb : 12 gram %

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN

Diagnosa :Ny. P G1 P0 A0, usia 24 tahun, umur kehamilan 37 minggu dengan Nyeri
Punggung bawah
Diagnosa Potensial : Tidak Ada

Masalah: Nyeri Punggung bawah


Kebutuhan segera : Exercise for lowback pain

III.INTERVENSI

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Beritahu ibu tentang kondisi nyeri punggung bawah yang dialami ibu

3. Berikan ibu inform consent untuk dilakukan lowback pain

4. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan Exercise for lowback pain

a. Lakukan gerakan cat and cow position

b. Lakukan gerakan cat and cow position 8 kali hitungan

c. Lakukan gerakan Child pose balasana

d. Lakukan gerakan downhard Facing dog

29
e. Lakukan gerakan memeluk birthing ball dan menggoyangkan pinggul

f. Pose kayang dengan menggunakan birthing ball

g. Pose menggoyangkan kaki seperti bayi (baby pose)

5. Beritahu ibu tindakan telah selesai

6. Dokumentasi tindakan

IV.IMPLEMENTASI

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu memahami kondisi nyeri punggung bawah adalah normal

3. Ibu bersedia dilakukan tindakan exercise for lowback pain

4. Ibu telah dilakukan tindakan exercise for lowback pain

5. Dokumentasi telah dilakukan

V.EVALUASI

Ibu bersedia melakukan exercise for lowback pain di rumah.

Nyeri Punggung berkurang yang dirasakan pada Ny. P Berkurang

Ibu dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

30
BAB IV

PEMBAHASAN

Nyeri biasanya memuncak pada usia gestasi 36 minggu dan akan


menurun kemudian. Biasanya secara substansial membaik 3 bulan pasca
persalinan. Nyeri punggung yang terus-menerus dapat terjadi pada wanita
dengan nyeri pinggang belakang dan panggul belakang, nyeri punggung pada
awal kehamilan, kelemahan otot ekstensor belakang, individu yang lebih tua,
dan orangorang yang memiliki ketidakpuasan kerja . Sepanjang kehamilan,
wanita mengalami perubahan fisiologis yang disebabkan oleh kebutuhan
anatomis dan fungsional. Perubahan higienis mempengaruhi sistem
muskuloskeletal dan biasanya menimbulkan rasa sakit, termasuk sakit punggung
bawah3

Peningkatan berat badan yang terjadi selama kehamilan mengakibatkan

tumpuan beban yang meningkat hampir seratus persen pada berbagai sendi

ekstrimitas bawah khususnya pada sendi tulang belakang dan lutut dalam

melakukan berbagai aktifitas fisik baik berjalan, duduk, maupun berlari.

Pertumbuhan ukuran abdomen dalam kehamilan mengakibatkan perubahan pada

titik tumpuan gravitasi tubuh, dimana titik tumpu jatuh lebih ke arah depan dari

pada posisi normal.

Ny.P umur 24 tahun G1P0A 0 uk 37 mgg dengan nyeri

pungggung telah dilakukan Exercise For Low Back Pain sehingga

31
diharapkan keluhan nyeri punggung dapat dikurangi

BAB V

KESIMPULAN

LPB terjadi pada ibu hamil trimester II-III karena merupakan nyeri yang

terjadi akibat perubahan postur yang terjadi akibat penambahan beban kandungan

yang semakin besar yang menyebabkan pertambahan sudut lengkungan tulang

belakang. Pertambahan sudut lengkungan menyebabkan fleksibilitas dan mobilitas

dari lumbal menjadi menurun (Brayshaw & Eileen, 2008).

LPB kadang akan menyebar sampai ke panggul paha dan turun ke kaki, kadang

akan meningkatkan nyeri tekan di atas simpisis pubis. Nyeri tersebut bisa muncul

seiring dengan pertambahan berat badan (Brayshaw & Eileen, 2008).

Senam hamil merupakan suatu bentuk latihan yang diberikan kepada ibu hamil

untuk menyiapkan mental dan jasmani dalam menghadapi proses persalinan yang

aman, lancar dan spontan. Senam hamil merupakan suatu metode untuk

mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik dan merupakan suatu latihan

yang diberikan pada ibu hamil dengan tujuan mencapai persalinan yang cepat,

mudah dan aman (Inding, 2016).

32
Senam hamil merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk

mendapatkan keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan kekuatan otot

dinding perut dan dasar panggul dan jaringan penyangganya serta dapat

memperbaiki letak janin (Kusmiyati, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

1. Kartikasari, Indah, Ratih. 2016. Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Penurunan


Intensitas Nyeri Punggung Ibu Hamil, [Online]. Dari: https://media.neliti.com/media/
publications/176146-IDnone.pdf. [07 November 2018
2. Wardani, A.S.K. (2017). Penerapan Effleurage Massage untuk Mengurangi Nyeri
Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III Di BPM Yuspoeni Kecamatan Klirong
Kabupaten Kebumen. Jurnal Stikes, 1-28
3. Li, M.Y., Kan, C.W., Wong, A.S.W., Kwok, Y.L., Yip, J., & lao, T.H.T. (2016).
Effectiveness of Physical Therapy for Pregnant Low Back Pain - A literature
review.Hongkong. International Journal of Nursing and Midwifery.8 (7), pp. 55-60,
doi: 10.5897/IJNM2016.0215
4. Yosefa, Febriana ea all. (2013).Efektifitas Senam Hamil Terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil Jurnal Online Keperawatan, Vol 1,No 1
(2014),http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMSIK/articele/view/ 3537/3432(Di Akses
Tanggal 01 Febuary 2015).
5. Maliawan S. dan Mahadewa T. 2009. Diagnosa Dan Tatalaksana Kegawat
Daruratan Tulang Belakang. Jakarta.
6. Setiyohadi B.(2013). Kumpulan Makalah temu ilmiah Reumatologi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/RS. Dr. Ciptomangunkusumo.h.91-6
7. Muttaqin, 2013. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.

33
8. Sopajareey et al. (2009). Low Back Pain (LBP). Diakses 14 Januari 2020.
(http://documents/bab-ii-kajian-pustaka-perubahan-anatomi-dan-fisiologi.html).
9. Himawan Fathoni, Handoyo, Keksi Girindra Swasti. Hubungan Sikap dan
Posisi Kerja dengan Low Back Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga.
Jurnal Keperawatan Soedirman; 2009: 3(4): 131-139.
10. Federasi Obstetri dan Ginekologi International. (2012). Three Years Report 2009-
2012. London: FOGI.
11. Papalia,Diane. 2008. Psikologi Perkembangan, edisis IX. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
12. Ferry E Shannon, et,al. (2010). Maternal child nursing care.(4thed). Mosby
Elsevier.Maryland heights, Missouri.
13. Kumalasari I. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal,Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi.
Jakarta: Salemba
14. Rusmita, Eli. 2011. Pengaruh Senam Hamil Yoga Terhadap Kesiapan Fisik dan
Psikologis dalam Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil Trimester III di RSIA
Limijati Bandung. Thesis. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
15. Megasari, Miratu dkk. 2015. Asuhan Kebidanan 1. Ed.1. Cet.2. Yogyakarta:
Deepublish.
16. Venkata C. & Venkatashiah S. B. 2009. Sleep Disordered Breathing During
Pregnancy. The Journal of the American Board of Family Medicine 22(2):158-168.
17. Wahyuni. Ni’mah, L. (2013). Manfaat Senam Hamil Untuk Meningkatkan Durasi
Tidur Ibu Hamil. KEMAS 8 (2) 145-152. Surakarta.
18. Prabowo, Eko. 2012. Perbandingan Pemberiaan Back Exercise Dan Back Exercise
Disertai Pemberiaan Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah
(NPB) Pada Ibu Dengan Kehamilan Trimester 3
19. Inding, Ilmiati. 2016. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Perubahan Derajat Nyeri
Pada Ibu Hamil Yang Menderita Nyeri Pinggang Bawah (NPB,[Online].
Dari:http://repository.unhas.ac.i d/bitstream/handle/123456789/ 22933/skripsi
%20ilmi.pdf?sequ ence=1. [10 Oktober 2018]
20. Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum
dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.
21. Putz, R, dan Pabst, R, 2002; Atlas Anatomi Manusia; Sobotta Anatomi,Edisi XXI,
Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
34
22. Amelia, G. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Low Back Pain
Myogenic di RST Dr. Soejono Magelang, 1–9.
23. Alvonco, Johnson. 2014. Practical Communication Skill. Jakarta : Penerbit PT Elex
Media Komputindo.
24. Henderson, C., & Jones, K. (Eds.). (2006). Buku ajar-Konsep kebidanan (Ria
Anjarwati, Renata Komalasari & Dian Adiningsih, Penerjemah). Jakarta: EGC.
25. Rukiyah dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Cetakan Pertama. Jakarta:
Trans Info Media.
26. Cunningham, et al. 2012 Obtetri Williams. Volume 1. Jakarta : EGC.
27. Leifer. G. (2012). Maternity Nursing an Introductory Text. Canada: Elseiver
28. Wong, 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan pertama. Jakarta : EGC.
29. Association of Chartered Physiotherapist In Woman Health.(2011) Pregnancy
Related Pelvic Girdle Pain Formely Known As Symphysis Pubis Disfunction
ACPWH.
30. Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.1. Jakarta : EGC
31. Sincleir, Marlene et al. (2014). How do Women Manage Pregnancy-Related Low
Back and/or Pelvic Pain? Descriptive Findings from An Online Survey. Newabey:
The Royal Collage of Midwifes.
32. Murkoff, Heidi. (2006). Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Perbulan. Jakarta:
Arcan.
33. Lichayati, I & Kartikasari, R .(2013). Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan, Vol 01. No. 14.
34. Brayshaw & Eileen. (2008). Senam Hamil Dan Nifas Pedoman Praktis Bidan.
Jakarta: EGC
35. Hakiki, Nuzulul, Ilzam. 2015. Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang
Belakang Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Pisangan,
36. Vermani, Era. (2009). Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in Pragnancy: A
Review. Warrington. World Institute of Pain.
37. Innes, Wendi.(2014). Physical Change During Pregnancy for First, Second,and Third
Ttimester. U.S: Symptomfind.
38. Judha, M et al.(2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Nuha Medika:
Yogyakarta.

35
39. Andarmoyo, S.,& Suharti. (2015). Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep
Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
40. Yudianta., Khoirunnisa, N., & Novitasari, R,W. (2015). Assesment Nyeri. CDK,
Vol.42, No.3.
41. Salma. (2006).Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
42. Priyambodo, Hanung.(2008). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi LowBack
Pain MiogenikDi RSUD Boyolali.Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Braxshaw, E.2007.Senam Hamil dan Nifas.Jakarta: EGC.

Fauziah dan Sutejo.2012. Keperawatan Maternitas Kehamilan. Jakarta:Kencana


Prenada Media Group

Indiarti, 2008.Senam Hamil dan Balita. Yogyakarta: Cemerlang Publising

Kumalasari, Intan.2015. Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal , Bayi Baru Lahir


dan Kontrasepsi.. Jakarta : Salemba Medika

Mochtar Rustam.20212. Sinopsis Obstetri Jakarta:EGC

Rukiyah Ai Yeyeh, dkk.2011. Diktat Kuliah Asuhan Kebidanan IV. Jakarta TIM;
2011

36
CHEKLIST
Exercise for Low back Pain

Hari/Tanggal : …………………………………………
Waktu : …………………………………………
Penguji : …………………………………………

NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI

A SIKAP
Menyambut klien dengan ramah
1
dan sopan
2 Memperkenalkan diri kepada klien
3 Merespon reaksi klien
4 Percaya diri
5 Menjaga privasi klien
Total score sikap: jumlah score/5 x 10%
B Content
Menjelaskan maksud dan tujuan
exercise for low back pain
1 Gerakan olah tubuh yang bertujuan
untuk membantu mengurangi nyeri
punggung bawah pada ibu hamil
2 Melakukan apersepsi

37
Meminta persetujuan klien dan
memberikan inform consent pada klien
3
untuk dilakukan exercise for low back
pain.
Mempersiapkan alat
 Matras yoga
4
 Handuk/Selimut
 Birthing ball
Cuci Tangan
5
Menanyakan kesiapan klien untuk
6 memulai exercise

Letakkan handuk/selimut yang telah


terlipat diatas matras yoga sebagai alas
7
lutut klien.

38
NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI

Cat And Cow Position (Ashtanga


Namaskar).
a. Langkah 1 Table position
Topang tubuh dengan kedua tangan
dan lutut.
Sejajarkan kedua lutut di bawah
pinggul dan tempatkan tangan di
bawah bahu sehingga membentuk
sudut 900.
Kedua tangan harus pada posisi
hasta banda (jari-jari tangan
ditebarkan)

b. Langkah 2 Cow Pose


Tarik napas dan tekan dada dan
tulang ekor saling menjauh
sekaligus lengkungkan tulang
8 punggung.

c. Langkah 3 Cat pose


Buang napas dan kencangkan
bagian perut untuk menarik ke
dalam dan melengkungkan tulang
punggung, gerakkan kepala dan
tulang ekor mendekat satu sama
lain.

Lakukan cat and cow position


selama 8 hitungan (8 siklus nafas)

39
NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI

Child Pose (Balasana)

LANGKAH 1
Mulailah pada posisi berlutut dengan
kedua lutut sedikit melebar.

LANGKAH 2
Merangkak ke depan dengan tangan,
lengan lurus dan di posisi depan.

9
LANGKAH 3
Pertahankan posisi tubuh relaks pada
paha dan kening untuk beristirahat di
lantai.
Pastikan pantat untuk tetap menempel
pada tumit kaki (pantat tidak boleh
menungging keatas)

Bernapaslah di posisi ini sekurangnya


3 kali tarikan napas panjang.

40
NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI

Downward Facing Dog Pose


(Adho Mukha Svanasana) dengan
Walking
LANGKAH 1
Mulailah dengan table position, tangan
pada posisi hasta banda.

LANGKAH 2
Tekuk jari kaki dan angkat pinggul
tinggi, mencapai tulang duduk ke arah
langit-langit.
Luruskan tumit ke belakang ke arah
matras tanpa menyentuhnya.
Turunkan kepala sehingga leher lurus.

10

LANGKAH 3
Lipatan pergelangan tangan tetap
sejajar dengan tepi depan matras.
Tekan ke buku jari telunjuk dan ibu jari
Anda untuk meredakan tekanan dari
Pergelangan Tangan.
Gerakkan kaki kanan dan kiri secara
bergantian seperti berjalan ditempat
(walking).
Bernapaslah di posisi ini sekurangnya
3 kali tarikan napas panjang.

Setelah itu kembali ke table position


untuk bangun kembali.

41
NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI

Memeluk birthing ball dan


menggoyangkan pinggul.
a. Lakukan posisi berlutut sambil
kedua tangan memeluk birthing
ball, serta dada dan dagu
menempel pada bola.
b. Pastikan perut pasien tidak
menempel dengan bola guna
menghindari adanya tekanan.
c. Kemudian, angkat kepala ke atas
perlahan sehingga terasa sedikit
tarikan di bagian punggung dan
pinggang.
11 d. Hal ini bermanfaat untuk
menguatkan otot pinggang.
e. Goyangkan pinggul ke kanan, ke
kiri serta memutar searah dengan
jarum jam
f. Lakukan selama 8 kali hitungan

Pose kayang dengan menggunakan


birthing ball.

a. Ibu duduk di depan birthing ball.

12

42
NOMOR
NO BUTIR YANG DINILAI

b. Bantu ibu untuk melakukan posisi


kayang diatas birthing ball.
c. Pastikan bahwa ibu menekuk
kakinya sehingga dapat
menggoyangkan birthing ball ke
arah depan dan belakang.

d. Pastikan selalu menjaga keamanan


tubuh ibu.
e. Lakukan selama 5 menit

Pose menggoyangkan kaki seperti


bayi (baby pose).

a. Lakukan posisi tiduran


b. Naikkan kedua kaki keatas
c. Pegang telapak kaki
d. Goyangkan badan kekanan dan
kekiri.

13

Lakukan pose ini selama 8 hitungan


(8 siklus nafas)

43
NOMOR
NO BUTIR YANG
DINILAI

14 Rapikan klien ke posisi


semula
15 Beritahu bahwa tindakan
telah selesai
16 Bereskan alat-alat
17 Evaluasi setelah pemijatan
Total score content: jumlah
score/17 x 80
%
C TEKNIK
1 Teruji menjelaskan secara
sistematis
Komunikatif,
2
menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti
3 Penggunaan media
Melakukan
4
pendokumentasian dengan
benar
Total score teknik: jumlah score/4
x 10%

Nilai Akhir = (A+B+C) x 100

Tanggal Ujian :
………………………………………..

Nama Penguji :
(………………………………………..)

44

Anda mungkin juga menyukai