Dosen Pembimbing :
Esyuananik, SST.,M.Keb
Disusun oleh :
Kelompok 2
Melisa Nuraini (P27824321001)
Dian Jessica (P27824321006)
Tasya Frescilia Safiti W. (P27824321008)
Yashinta shafa amalia (P27824321009)
Marsyanda Riskia T (P27824321011)
Dewi Syafitri (P27824321012)
Susi Wulandari (P27824321026)
Dian Maulya Rosada (P27824321033)
Dwi Melisa (P27824321034)
Firda Nailis Sa’adah (P27824321036)
Insani Sogmawati Wijaya (P27824321037)
Jelita Anggelina Setya Dewi ( P27824321038 )
Rhenata Nurshabrina (P27824321040)
Nur Indah Sulistiyowati (P27824321044)
Nurul Anisa Avrilia (P27824321045)
BAB I …………………………………………………………………………………….4
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….4
1. Latar Belakang ………………………………………………………………….4
2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………4
3. Tujuan ……………………………………………………………………………4
BAB II …………………………………………………………………………………….5
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………….5
1. Pusing ……………………………………………………………………………..5
2. Nyeri perut bagian bawah ………………………………………………………5
3. Nyeri punggung ………………………………………………………………….6
4. Flek kehitaman di wajah dan sikatri ………………………………………….8
5. Skret vagina berlebihan …………………………………………………………8
6. Konstipasi …………………………………………………………………………9
7. Penambahan berat badan ……………………………………………………….10
8. Pergerakan janin ………………………………………………………………....12
9. Perubahan psikologis …………………………………………………………….14
1. Latar belakang
Kehamilan yaitu sebuah proses yang dimulai dari penyatuan spermatozoa dengan
ovum yang disebut fertilisasi kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan yang normal umumnya berlangsung selama 9 atau 10 bulan. Kehamilan
terbagi menjadi 3 trimester yaitu Trimester pertama pada 1-12 minggu usia kehamilan,
Trimester dua pada 13-27 minggu usia kehamilan, dan Trimester ketiga pada 28-40
minggu usia kehamilan.
Kehamilan menjadi pengalaman baru bagi seorang perempuan. Dalam proses
kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu, yang semuanya membutuhkan
adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan ini dapat menimbulkan
kecemasan dan ketidaknyamanan bagi ibu hamil. Meskipun perubahan yang terjadi pada
saat kehamilan merupakan hal yang normal, namun tetap perlu diberikan pencegahan dan
perawatan. Ketidaknyamanan ini dapat terjadi selama kehamilan dimulai dari trimester
pertama, kedua, dan ketiga.
Pada Trimester kedua terdapat beberapa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu. Hal
ini disebabkan ada perubahan kondisi janin seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ketidaknyamanan ini memiliki penyebab dan juga cara pencegahan
agar tidak berlanjut dan menimbulkan stress berlebih pada ibu.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester dua, dan bagaimana cara
mencegahnya?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui beberapa ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester kedua
kehamilan, dan mengetahui cara mencegahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pusing
Pusing merupakan timbulnya perasaan melayang karena peningkatan volume plasma
darah yang mengalami peningkatan hingga 50% peningkatan volume plasma akan
meningkatkan sel darah merah besar 15-18%. Peningkatan jumlah sel darah merah akan
mempengaruhi Kadar haemoglobin darah, sehingga jika peningkatan volume dan sel
darah merah tidak diimbangi dengan kadar haemoglobin yang cukup, akan
mengakibatkan terjadinya anemia.
Perubahan pada komposisi darah tubuh ibu hamil terjadi mulai minggu ke 24
kehamilandan akan memuncak pada minggu ke 28-32.Keadaan tersebut akan menetap
pada minggu ke 36.
Bidan sebagai pemberi asuhan yang berpusat pada pemenuhan kebutuhan Wanita
harus dapat memberikan asuhan yang tepat guna. Terkait keluhan pusing, lemas dan
mudah Lelah yang ibu alami, bidan harus dapat melakukan penapisan terhadap
anemia.Jika telah telah diyakini bahwa keluhan yang terjadi merupakan efek dari
perubahan fisiologi yang terjadi, anjurkan ibu untuk cukup beristirahat baik dimalam hari
maupun dikurangi dengan menghindari berdiri secara tiba tiba dari keadaan duduk,
berbaring dalam keadaan miring serta waspadai keadaan anemia. Selain itu, anjurkan ibu
untuk menghindari melakukan Gerakan secara tiba-tiba dari keadaan berbaring atau
duduk. Anjurkan ibu untuk melakukannya secara bertahap dan perlahan.
3. Nyeri punggung
Nyeri Punggung Bawah pada ibu hamil trimester II merupakan keluhan umum yang
sering terjadi di kalangan ibu hamil. Nyeri menyebabkan ketakutan dan kecemasan
sehingga dapat meningatkan stress dan perubahan fisiologis yang drastis selama
kehamilan.
Penyebab nyeri punggung bawah yaitu :
Pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen
dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih
kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi
1.000 gram. Perubahan tersebut meningkatkan tekanan pada lordosis lumbal
dan tekanan pada otot paraspinal. Membesarnya rahim dan meningkatnya
berat badan menyebabkan otot bekerja lebih berat sehingga dapat
menimbulkan tegangan pada otot dan sendi.
Peregangan berulang
Salah satu faktor penyebab nyeri punggung bawah yaitu pembesaran payudara
yang mengakibatkan ketegangan otot, keletihan, posisi tubuh membungkuk
ketika mengangkat barang dan meningkatnya kadar hormone relakin sehingga
menyebabkan kartilage pada sendi besar menjadi lembek dan posisi tulang
belakang hiperlordosis.
Peningkatan kadar hormon pada ligamen
Nyeri punggung bagian bawah disebabkan berbagai faktor, di antaranya:
perubahan hormonal selama kehamilan terutama perubahan hormon
relaksin,estrogen dan progesteron, postur tubuh lordosis, peningkatan
mobilitas sendi sakroiliaka dan sakrokogsigeal.
Penanganan Nyeri Punggung Bawah pada Ibu Hamil
a) Metode farmakologi
Manajemen nyeri dengan metode farmakologi merupakan cara
menghilangkan rasa nyeri dengan pemberian obat-obatan analgesia yang
disuntikan melalui infus intravena, inhalasi pernafasan atau dengan
blokade saraf yang menghantarkan rasa sakit. Syarat terpenting dalam
tindakan ini adalah tidak membahayakan dan menimbulkan efek samping,
baik bagi ibu maupun bayinya (Suwondo dkk., 2017).
b) Metode non farmakologi
Menurut Brunner dan Suddarth (2012) dalam Safitri (2019), metode
pengontrolan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak
membahayakan, metode ini seperti :
1. Relaksasi
Seluruh sistem saraf, organ tubuh dan panca indra dapat
beristirahat, untuk melepaskan ketegangan yang ada dan pada
dasarnya tetap sadar, salah satunya dengan control pernafasan.
2. Pemijatan/massage
Massageadalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada daerah pinggang dan bahu. Massage menstimulasi
reseptor tidak nyeri. Massage membuat ibu hamil lebih nyaman
karena meberikan relaksasi otot.
3. Memberi rangsangan alternatif yang kuat
Penanganannya berupa kompres hangat dan kompres dingin
4. Prenatal yoga
Prenatal yoga adalah salah satu modifikasi hatha yoga yang
disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan prenatal yoga adalah
mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental, dan spiritual untuk
menghadapi proses persalinan. Gerakan peregangan otot dalam
prenatal yoga dapat meminimalisasi bahkan menghilangkan
ketidaknyamanan yang seringkali dirasakan selama masa
kehamilan seperti hearth burn, nyeri di pinggul, atau tulang rusuk,
kram di kaki atau sakit kepala (Aprilia dan Setyorini, 2017).
5. Senam hamil
Senam hamil dapat memberikan manfaat untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar
peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegalpegal, dan
mempersiapkan pernafasan, aktivitas otot dan panggul untuk
menghadapi proses persalinan (Fitriani, 2018).
6. Konstipasi
Pengertian Konstipasi
Kata konstipasi/sembelit memiliki arti yaitu buang air besar yang jarang atau sulit.
Hal ini sering terjadi ketika makanan dicerna, bergerak terlalu lambat melalui
saluran pencernaan. Akibatnya, tubuh menyerap terlalu banyak air dari kotoran,
sehingga makanan menjadi keras, kering dan sulit untuk lewat.
Konstipasi adalah penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai kesulitan
saat pengeluaran feses atau rasa tidak tuntas dan feses keras, kering dan banyak
(NANDA, 2015-2017).
Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besar berupa berkurangnya
frekuensi buang air besar. Dikatakan konstipasi jika buang air besar kurang dari 3
kali seminggu atau 3 hari tidak buang air besar dan diperlukan mengejan secara
berlebihan (Dharmika, 2009).
Kejadian konstipasi dianggap remeh yang sesekali dialami dan tidak berdampak
pada gangguan sistem tubuh, tetapi jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan
komplikasi (Claudia et al, 2018).
Penyebab Konstipasi
Sembelit bisa terjadi akibat penyumbatan usus besar atau rektum (ujung usus
besar) atau gangguan pada saraf di sekitar usus besar dan rektum. Selain itu,
sembelit juga bisa dipengaruhi oleh faktor pertambahan usia, pola makan rendah
serat atau kurang aktif bergerak.
Cara mengatasi Konstipasi
Pada ibu hamil lainnya juga bisa dibantu dengan membagi porsi makan harian.
Jika biasanya Ibu Hamil bisa makan 3 kali dengan porsi yang cukup banyak, kini
usahakan untuk makan 5-6 kali dengan porsi yang lebih sedikit. Dengan begitu,
sistem pencernaan tidak terlalu bekerja keras untuk melumatkan makanan. Usus
pun bisa mengalirkan makanan dan feses dengan lancar. Sebaliknya, makan
makanan dalam jumlah terlalu banyak saat sembelit justru akan menyulitkan kerja
sistem pencernaan selama memproses makanan.
Terakhir, Ibu Hamil juga perlu berkonsultasi ke dokter mengenai dosis besi yang
Anda konsumsi. Mungkin saja konstipasi yang Anda derita akibat suplemen besi
yang berlebihan. Untuk menyiasatinya Anda bisa mengurangi dosis besi namun
tetap mengonsumsi makanan yang kaya zat besi agar kebutuhan zat besi Ibu
Hamil selama hamil tidak berkurang, Ibu hamil selama hamil tidak berkurang.
8. Pergerakan Janin
Pergerakan janin atau quickening yaitu keadaan dimana Ibu merasakan gerakan janin
pertama kali pada masa kehamilannya. Seorang multigravida, biasanya mulai merasakan
gerakan janin pertama kali pada usia 16-18 minggu, sedangkan pada primigravida
pergerakan mulai dirasakan pada minggu ke-18-20. Akan tetapi beberapa studi
menyatakan bahwa sebagian ibu merasakan pergerakan janin setelah 20 minggu usia
kehamilannya atau lebih.
Gambar 1. Keadaan janin dalam rahim, di mana janin berada dalam kantong amnion
yang berisikan cairan. Organ pernafasan luar janin belum berfungsi sehingga proses
oksigenisasi didukung oleh plasenta dan tali pusat, yang didapatkan dari ibu. Ketika usia
20 minggu janin memiliki ukuran yang cukup besar sekitar 262 gram (Argio, 2012)
sehingga gerakan dapat dirasakan oleh ibu. (sumber gambar : www.
welcomemother.com)
Pergerakan janin merupakan salah satu tanda yang menjadi petunjuk keadaan janin.
Jika terjadi gerakan janin Jika terjadi gerakan janin yang melambat atau lebih cepat dapat
menjadi penanda Bahwa kebutuhan janin tidak terpenuhi secara adekuat atau janin dalam
keadaan yang tidak baik saat ibu merasakan gerakan janin tidak seperti seharusnya
istirahat dan pemenuhan nutrisi dan hidrasi merupakan cara awal penstabilan keadaan
janin sebelum dilakukannya pemeriksaan untuk memastikan penyebab penurunan
kesejahteraan janin (Greenow dkk, 2013)
Pemenuhan kebutuhan janin yang tidak terpenuhi secara adekuat dapat karena
gangguan pada plasenta sebagai organ penghubung antara Ibu dan janin, maupun karena
gangguan pada adaptasi fisiologi ibu yang tidak terpenuhi dengan baik. Sehingga janin
akan mengalami hipoksia yang ditandai dengan dirasakan lebih banyak oleh ibu namun
diikuti dengan fase gerakan melambat secara signifikan.
Banyak cara untuk mengevaluasi gerakan janin secara sederhana yang dapat dianjurkan
bidan pada ibu untuk dapat mendeteksi dini keadaan janinnya yaitu dengan cara :
1. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan 2 buah wadah atau kantung
2. Menyiapkan manik-manik ataupun coin
3. Meminta ibu untuk memindahkan manik-manik tersebut dari tempat yang satu pada
tempat yang lainnya setiap kali Ibu merasakan pergerakan janin dalam waktu 2 jam
4. Jika dalam waktu 2 jam di dapatkan jumlah manik-manik atau hasil perhitungan Ibu
tidak seperti biasanya (kurang dari 4 atau tercatat lebih banyak 10) maka perlu
diwaspadai banyak keadaan kesejahteraan jaringan terganggu. Sarankan ibu untuk
beristirahat dari aktivitas yang dilakukannya, serta penuhi kebutuhan nutrisi dan
hidrasi nya.
5. Jika Ibu tidak merasakan gerakan selama waktu-waktu perhitungan, serta Ibu telah
beristirahat dan memenuhi kebutuhan dasar lainnya, sarankan Ibu segera mendatangi
tenaga kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan
Bidan harus mampu melakukan deteksi masalah perubahan gerakan janin. Apabila
terjadi gerakan janin yang tidak normal, bidan dapat memberikan penatalaksanaan awal
sebagai upaya penstabilan sebelum dilakukannya pemeriksaan lanjut untuk memastikan
penyebab penurunan kesejahteraan janin, yaitu dengan menganjurkan ibu untuk
beristirahat, memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi, serta memastikan keadaan janin
dengan menilai denyut jantung sebagai deteksi awal kemungkinan terjadinya Fetal
distress ataupun kematian janin. (Greenow dkk, 2013).
9. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis yang terjadi tidak lepas dari pengaruh keseimbangan hormonal serta
kemampuan ibu mengatasi ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologi yang terjadi sejak
awal kehamilan. Pada trimester II perubahan psikologis sangat dipengaruhi oleh
kemampuan ibu mengatasi ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester I serta
penerimaan ibu terhadap kehamilannya. Perubahan psikologis dari trimester II merupakan
suatu kelanjutan dari kemampuan ibu mengatasi perubahan yang terjadi (kopping stress)
pada trimester I. jika seorang Wanita selama kehamilan trimester I tidak dapat mengatasi
perubahan yang terjadi dengan baik maka kesulitan tersebut akan semakin besar pada
trimester II. Studi yang dilakukan oleh catono, dkk (2004) menunjukkan bahwa
perubahan tubuh yang mulai terjadi pada trimester II akan menjadikan ibu mengalami
krisis kepercayaan diri yang dikenal dengan krisis body image.
Asuhan yang dapat diberikan oleh bidan sehubungan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi pada masa kehamilan serta pengaruhnya pada keadaan psikologis ibu, yaitu :
1. Memberikan ketenangan pada ibu dengan memberikan informasi yang dibutuhkan
sehingga ibu mampu menerima perubahan yang terjadi selama kehamilan sebagai
suatu bagian yang menyenangkan.
2. Memberikan motivasi pada ibu bahwa apa yang dialami bukanlah hal yang perlu
dikhawatirkan karena Sebagian besar Wanita hamil akan mengalami hal yang
sama ;
3. Melibatkan orang terdekat dan atau keluarga disetiap asuhan yang diberikan pada
ibu, sehingga ibu mendapatkan dukungan psikologis yang baik dari semua bagian
dirinya
Kemampuan ibu dalam mempertahankan diri terhadap faktor stress yang memiu (stressor)
akan sangat menentukan kualitas hidup ibu pada trimester II ini. Jika dihubungkan
dengan seksualitas trimester II, pada keadaan ibu sudah dapat beradaptasi
terhadapperubahan yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis, permasalahan
mengenai seksualitas jarang dikeluhkan. Sebagian besar ibu pada trimester II telah dapat
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, sehingga muncul perasaan aman dan nyaman.
Karenanya keluhan seksualitas trimester ini jarang dikeluhkan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Health Education sangat diperlukan oleh semua ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan ke Tenaga Kesehatan agar ibu merasa nyaman dan tidak
khawatir akan kehamilannya, sehingga perubahan yang terjadi baik secara fisiologi
maupun psikologi tidak menjadi beban.
Bidan harus mampu melakukan deteksi masalah perubahan gerakan janin. Apabila
terjadi gerakan janin yang tidak normal, bidan dapat memberikan penatalaksanaan
awal sebagai upaya penstabilan sebelum dilakukannya pemeriksaan lanjut untuk
memastikan penyebab penurunan kesejahteraan janin, yaitu dengan menganjurkan ibu
untuk beristirahat, memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi, serta memastikan
keadaan janin dengan menilai denyut jantung sebagai deteksi awal kemungkinan
terjadinya Fetal distress ataupun kematian janin.
Bidan sebagai pemberi asuhan yang berpusat pada pemenuhan kebutuhan Wanita
harus dapat memberikan asuhan yang tepat guna. Terkait keluhan pusing, lemas dan
mudah Lelah yang ibu alami, bidan harus dapat melakukan penapisan terhadap
anemia.
DAFTAR PUSTAKA