KELOMPOK 11
DISUSUN OLEH
NO NAMA NIM
Segala puji syukur bagi sang kholik yang telah memberikan rahmat dan
Laporan Studi Kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. A
Dengan Lbp Di Ruang Rawat Inap Zaal Penyakit Dalam Rumah Sakit
tanpa nikmat sehat yang diberikan-Nya sekiranya penulis tidak akan mampu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Studi Kasus ini masih
penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifat membangun dari pembaca. Harapan
penulis semoga Laporan Studi Kasus ini dapat bermamfaat bagi semua pihak, baik
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum........................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................3
1.3 Mamfaat Penulisan.............................................................................4
1.3.1 Bagi Penulis............................................................................4
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan........................................................4
1.3.3 Bagi Institusi Rumah Sakit......................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian.......................................................................................67
4.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................68
4.3 Intervensi Keperawatan.................................................................70
4.4 Implementasi Keperawatan.............................................................71
4.5 Evaluasi...........................................................................................73
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................75
5.1.1 Pengkajian..........................................................................75
5.1.2 Diagnosa Keperawatan......................................................75
5.1.3 Intervensi Keperawatan........................................................76
5.1.4 Implementasi Keperawatan................................................76
5.1.5 Evaluasi..............................................................................76
5.2 Saran...............................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari
salah yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Masalah nyeri
pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi
LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada
kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu.
Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor
resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi
Low back pain myogenic dapat terjadi dengan tanda dan gejala
sebagai berikut : 1) adanya nyeri dimulai dari nyeri pada daerah punggung dan
menetap. Nyeri yang dirasakan akan bertambah ketika melakukan aktivitas dan
m.erector spine dan quadratus lumborum dan rasa kaku pada daerah punggung.
3) keterbatasan gerak pada low back pain pergerakanya pada tulang vertebra
menjadi terbatas ketika melakukan gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi dan
rotasi. Hal ini terjadi karena kencangnya jaringan lunak dan rasa nyeri. 4)
nyeri. Dan dikarenakan adanya nyeri membatasi terjadinya gerakan yang akan
Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan paling umum yang
membuat orang tidak dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik.
dikutip oleh Yulianto A (2008), sebanyak 80% populasi orang dewasa dalam
akibatkan oleh nyeri punggung bawah pada seseorang sangat berat. Kehilangan
ekonomi yang cukup besar. Nyeri punggung bawah merupakan penyebab kedua
kunjungan ke dokter setelah penyakit saluran nafas atas. Sekitar 12% orang yang
diperoleh pravelensi LBP adalah 19,9%. LBP lebih banyak terjadi pada
perempuan (67,5%) dari pada laki-laki (33,5%). Penderita LBP dari kelompok 31-
50 tahun 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok umur 16-30 tahun.
Poliklinik Neurologi adalah pasien LBP dan merupakan urutan kedua tertinggi
Seluruh Indonesia (PERDOSSI) ditemukan 18,13% pasien LBP dengan rata- rata
nilai VAS (Visual Analog2 Scale) sebesar 5,46 ± 2,56 yang berarti nyeri sedang
2
Hasil penelitian menunjukan di RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib Quzwain
inap Zaal penyakit dalam ditemukan yang mengeluh nyeri pada bagian punggung
bawah.
3
5. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan
klien.
4
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
LBP (Low Back Pain) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada
ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah
10 penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. LBP yang lebih dari 6
baik. LBP adalah salah satu keluhan yang dirasakan oleh sebagian
sistem syaraf.
1. Anatomi Muskuloskeletal.
anggota gerak.
6
Sistem otot dan rangka merupakan rangkaian alat gerak
7
Kemungkinan beberapa gerakan memutar dapat
Gambar :
8
Pada tulang belakang terdapat bantalan yaitu intervertebral disc yang
dari bantalan ini terdiri dari annulus fibrosus yang terbuat dari tulang
melompat. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini maka tulang dapat
belakang ini harus dipertahankan dalam kondisi yang baik agar tidak
9
Gambar : penampung tulang belakang potongan sagital.
gerakan.
1
asam piruvat dan ATP yang menghasilkan energy untuk
otot.
Terdapat dua jenis kerja otot, yaitu kerja otot statis dan
2.1.3 Etiologi
otot.
1
Pada lansia : akibat faktur tulang belakang, osteoporosis
masalah psikosomatik.
akan semakin jelas pada gerakan. Juga dievaluasi cara jalan pasien,
menghilang.
1
Kadang – kadang, dasar organik nyeri punggung tak dapat
itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah
terjadi, resiko LBP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja.
sebagainya.
korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan dikenal sebagai
nodusschmorl.
kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau kronis yang
1
kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai
bersama-sama arteria radipularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu
terjadi jika penjebolan berada di sisi lateral tidak aka nada radiks yang
Pada tingkat L2 dan terus ke bawah tidak terdapat medulla spinalis lagi,
bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas
HNP sentral dan HNP lateral. HNP sentral akan menunjukan paraparesis
bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada
dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex
1
Pada percobaan tes laseque atau tes mengangkat tungkai yang lurus
iliaka) ditekan.
1
penyebab nyeri punggung yang biasa diskus lumbal bawah, L4-L5 dan
sendi faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar
1
Web of Caution:
Nukleus
Kelumpuhan Kelumpuhan
Gangguan
otot Cemas Syok spinal
mobilitas
Gangguan
Kesulitan Skiatika, nyeri
Kurang punggung bawah
bernafas
Kelemahan fisik
1
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
lengkap :
1. Pemeriksaan Laboratorium.
(protein myeloma).
2. Pemeriksaan Radiologis.
a. Foto Rontgen.
b. MRI.
1
level neurologis yang belum jelas, kecurigaan
neoplasma.
c. CT.
1
vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan
aktivitas.
2. Medis.
a. Formakoterapi.
c. Bedah.
progresif.
Defisit neurologik
2
Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan
2.1.8 Komplikasi
2
2.2Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
I.Pengkajian.
a) Identistas Klien.
b) Keluhan Utama.
belakang kaki.
sebelumnya.
2
e) Riwayat Pekerjaan.
a) Keadaan umum.
TD : Tekanan darah.
N : Nadi.
P : Pernapasan.
S : Suhu.
c) Antropometri.
BB : Berat badan.
TB : Tinggi badan.
d) Sistem pengidraan.
e) Sistem pernapasan.
2
f) Sistem kardiovaskuer.
bunyi jantung.
g) Sistem gastrointestinal.
h) Sistem integumen.
permukaan kuku.
i) Sistem muskuloskletal.
j) Sistem endokrin.
k) Sistem reproduksi.
reproduksi.
l) Sistem neurologis.
1) Fungsi cerebral.
4) Kemampuan bicara.
5) Fungsi kranial.
Nervus I (Olfaktorius) :
2
Suruh klien menutup mata dan menutuo
Nervus II (Optikus) :
Nervus IV (Troklearis) :
Nervus V (Trigeminus) :
2
Nervus VI (Abdusen) :
Uji pendengaran.
Nervus IX (Glosofaringeus) :
Nervus X (Vagus) :
epiglotitis.
Nervus XI (Asesorius) :
2
Nervus XII (Hipoglasus) :
mengucapkan ‘R’.
6) Fungsi motorik :
7) Fungsi sensorik :
8) Fungsi cerebrum :
1. Neurologik.
disfugsi radiks.
2. Radiologik.
tulang.
2
3. Laboratorium.
(atas indikasi).
informasi.
2
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan Medis.
2
12. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan 3 x 24 jam ketidak seimbangan nutrisi 2. Kaji intake dan output klien
faktor biologis. ter atasi. 3. Tingkatkan intake makan melalui :
3
12. Monitor turgor kulit.
13. Monitor mual dan muntah.
14. Informasikan pada klien dan
keluraga tentang manfaat nutrisi.
15. Anjurkan banyak minum.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitoring vital sign sebelum dan
dengan nyeri. 3 x 24 jam gangguan mobilitas fisik sesudah latihan dan lihat respon
teratasi. pasien saat latihan.
2. Koreksi tingkat kemampuan
mobilisasi.
Kriteria hasil :
3. Konsultasikan dengan terapi fisik
tentang rencana ambulansi sesuai.
Klien meningkat dalam aktifitas 4. Bantu klien dalam perubahan gerak.
fisik. 5. Observasi / kaji terus kemampuan
Mengerti tujuan dari gerak motorik, dan keseimbangan.
peningkatan mobilitas. 6. Ajarkan pasien tenaga kesehatan
Memverbalisasikan perasaan lain tentang teknik ambulansi.
dalam meningkatakan kekuatan 7. Anjurkan keluarga klien untuk
dan kemampuan berpindah. melatih dan memberi motivasi.
8. Kaji kemampuan pasien dalam
Memperagakan penggunaan alat
mobilisasi.
bantu.
9. Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain (fisioterapi untuk pemasangan
konset).
10. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLS secara mandiri.
11. Berikan alat bantu jika diperlukan.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Posisikan pasien untuk
3
dengan nyeri. 3 x 24 jam pasien menunjukan memaksimalkan ventilasi.
keefektifan jalan nafas. 2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
3. Keluarkan sekret atau batuk
Kriteria Hasil : menggunakan suction.
4. Auskultasi suara nafas, dan catat
suara tambahan.
Mendemonstrasikan batuk 5. Atur intake untuk cairan
efektif dan suara nafas yang mengoptimalkan keseimbangan.
bersih, tidak ada sianosis dan 6. Monotor respirasi dan status O2.
dyspneu. 7. Bersihkan mulut, hidung dan trakea.
Menunjukan jalan nafas yang 8. Pertahankan jalan nafas yang paten.
paten. 9. Observasi adanya tanda – tanda
Tanda – tanda vital dalam hipoventilasi.
rentang normal. 10. Monitor vital sign.
11. Ajarkan bagaimana batuk efektif.
12. Monitor pola nafas.
5. Kurang pengetahuan berhungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
tidak mengetahui sumber informasi. 3 x 24 jam pasien menunjukan keluarga.
pengetahuan tentang proses penyakit. 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi fisisologi, dengan
cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang
Kriteria Hasil : biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat.
Pasien dan keluarga 4. Gambarkan poses penyakit dengan
menyatakanpemahaman tentang cara yang tepat.
penyakit, kondisi, prognosis dan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
program pengobatan. dengan cara yang tepat.
3
Pasien dan keluaraga mampu 6. Sediakan informasi pada pasien
menjelaskan kembali apa yang di tentang kondisi, dengan cara yang
jelaskan perawat / tim kesehatan. tepat.
7. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat.
8. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan.
9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan.
10. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat.
6. Defisit perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor kemampuan klien untuk
dengan nyeri. 3 x 24 jam defisit perawatan diri perawatan diri yang mandiri.
teratasi. 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat
– alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakain, berhias, toileting dan
makan.
3. Sediakan bantuan sampai klien
Kriteria Hasil : mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
Klien terbebas dari bau badan. 4. Dorong klien untuk melakukan
Menyatakan keamanan terhadap aktivitas sehari – hari yang normal
kemampuan untuk melakukan sesuai kemampuan yang dimiliki.
ADLS. 5. Dorong untuk melakukan secara
Dapat melakukan ADLS dengan mandiri, tapi beri bantuan ketika
3
bantuan. klien tidak mampu untuk
melakukannya.
6. Berikan aktivitas rutin sehari – hari
sesuai kemampuan.
7. Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari – hari.
8. Ajarkan klien / keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
3
2.2.4 Implementasi.
2012).
2.2.5 Evaluasi.
3
36
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH
PROGRAM STUDI Ners
IKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
DATA KLINIS
Nama Klien : TN. A No. Rek. Medis : 100.01.89.00
Jenis Kelamin : Laki-laki Ruangan : Penyakit dalam
Usia : 70 th TB : 160 cm BB : 56 kg (aktual/potensial)
Suhu : 37 0 C Nadi : 90 x/i RR : 22 x/i
Tekanan Darah : 130/ 90 mmHg
Tanggal Kedatangan : 09 juli 2021 Waktu/ Jam : 10.00 WIB
Tanggal Pengkajian
Orang yang bisa dihubungi : Ny. W Telepon : 085371452563
Catatan Kedatangan : Kursi roda Ambulans Brankar
Lain-lain mobil pribadi
PENGGUNAAN
Tembakau : V Tidak Ya Sudah Berhenti
Berhenti (Tanggal) :
Jumlah penggunaan 1-2 bks/hari >2 bks/hari
Alkohol : <1 bks/hari
: Tidak
Ya, Jumlah penggunaan: / hari
Obat lain Tidak
Ya, Jenis: Penggunaan : _ .
:
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna) : .
Reaksi Alergi : _.
Masalah Keperawatan: .
.
3
POLA NUTRISI / METABOLISME
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
1. Selera makan
biasa, tidak ada
5. Cara pemenuhan
nasi biasa nasi lunak
3
Makan malam : nasi biasa
:
Masalah Keperawatan: nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
.
POLA ELIMINASI
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
b. Eliminasi urine
6 x sehari 4 x sehari
2. Konsistensi feses
padat padat
Lain-lain :
3
1 = Dengan Alat Bantu 3 = Bantuan peralatan dan orang lain
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum 0
Mandi 0
Berpakaian/berdandan 0
Toileting 0
Mobilisasi di tempat tidur 0
Berpindah 0
Berjalan 0
4
Bahasa sehari-hari I ndonesia Daerah, TidakLain-lain, .
: Ya
: Kemampuan
memahami
Keterampilan interaksi: Tepat Tidak tepat, .
Tingkat ansietas: Ringan Sedang
Berat Panik
Vertigo : Tidak Ya
Nyeri : Tidak Nyeri akut Nyeri kronis
Penalaksanaan nyeri : _ _.
Masalah Keperawatan:_ koping individu .
.
POLA PERAN HUBUNGAN
Status pekerjaan : Bekerja Tidak
bekerja Jenis pekerjaan : Petani
Sistem pendukung : Tidak ada Pasangan Tetangga
Teman Keluarga Lain-lain _.
Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di Rumah Sakit :
.
.
.
Lain-lain :
_
Masalah Keperawatan: .
.
POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI
Masalah menstruasi : _ .
Masalah seksualitas b.d penyakit : _.
Lain-lain :
4
POLA KOPING – TOLERANSI STRES
Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit ( finansial, perawatan diri ) :
pasien selalu mandi saat di rawat di rumah sakit
Kehilangan / perubahan di masa lalu : Tidak ada Ada
Hal yang dilakukan jika ada
: tidak ada masalah .
masalah
.
Keadaan emosi dalam sehari-hari
v Santai Tegang
:
Lain-lain, .
Masalah Keperawatan:_koping individu .
.
POLA KEYAKINAN-NILAI
Agama : v Islam Katolik Protestan
Hindu Budha
Pantangan keagamaan : Tidak ada Ada
Pengaruh agama dalam kehidupan : iya
.
Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini: T ak Ya
Masalah Keperawatan: .
.
PEMERIKSAAN FISIK
4
1. Pemeriksaan head to toe (IPPA)
Uraikan temuan abnormal pasien :
Inspeksi
mulut dan gigi Mukosa mulut kering, terdapat karies pada gigi, lidah kotor.
Palpasi
punggung : Nyeri pada saat ditekan, didaerah lumbal 3 – 5.
Perkusi
tidak ada masalah semua dalam batas normal
auskultasi
4
Format Pengkajian Sistem Neurologi
1. Data Subjektif
2. Mental Status
Orang Tempat Waktu
Orientasi:
Jangka panjang Jangka pendek
Memori :
3. Kemampuan Bahasa
Afasia v Afasia
broca wernicke
Afasia global
4. Fungsi Intelektual
Tidak
mampu
menghitung
mundur
Tidak
mampu
menentukan
pilihan
5. Daya Pikir
Kesulitan
berpikir Khayalan
4
Pikiran Halusinasi
paranoid
6. Status Emosional
Lekas
Afek datar marah Cemas
apatis Euforia
7. Tingkat Kesadaran
Compos v
mentis Apatis Somnolent
Stupor Coma
4
8. Penilaian Pupil
4
7 N.Glassopharyngeus Untuk saraf sensorik dan motorik sensai rasa- normal
N. Vagus
4
Corneal refleks 2+ 2+
Abdominal refleks 2+ 2+
Marche a
petits pas Apraxic gait
Scissoring Hemiplegic
Ataksia Foot
sensorik droop
Ataksia
cerebral Painful gait
15. Diagnostik
1. Lumbal pungsi/ tes cairan serebro spinal
Analisis cairan serebrospinal :
Warna : Jernih, tidak berwarna
Glukosa : 120 mg/dl- normal < 200mg/dl
Protein : (-) negatif
Gama globulin : -
Sel darah : leukosit 7580 sel/ mm3 - normal 5000-10000 sel/mm3
4
2. Diagnostik testing :
A. Non invasive tests of strukture
Electroencephalogram
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
Doppler Ultrasonography
Doppler Scanning
Lumbar Puncture
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
Myelography
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
Cerebral Angiography
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
RENCANA PEMULANGAN
Rencana Tindak Lanjut rawat inap di zaal penyakit dalam
Kelompok II
5
XII. DATA FOKUS.
1. Data subjektif.
Klien mengatakan + 3 minggu sebelum masuk rumah sakit tidak
ada makan.
berkurang.
2. Data objektif.
Klien tampak nafsu makan berkurang. Klien tampak susah menelan.
BB : 50 kg / TB : 160 cm.
Lidah kotor.
5
ANALISA
DATA
5
3.2 Diagnosa Keperawatan
5
3.3 INTERVENSI (RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN).
5
kebutuhan nutrisi klien hangat.
berhubungan terpenuhi. Kriteria Hasil : Selingi makan dengan
dengan faktor Pemenuhan nutrisi klien minum. Berikan makan tapi
biologis. terpenuhi. Nafsu makan sering.
Data Subjektif : meningkatkan. Albumim serum. 3. Kaji tanda – tanda vital klien.
Klien mengatakan + 4. Berikan makanan sering tapi sedikit pada
3 minggu sebelum Pre albumim serum. klien.
masuk rumah sakit 5. Berikan semangat dan pujian positif
tidak ada makan. Hematokrit. untuk mendorong kepatuhan.
Klien mengatakan
susah untuk Hemoglobin.
menelan pengkajian
makam masih Total iron binding capacity.
berkurang. Keluarga
klien mengatakan Jumlah limfosit.
sudah diberikan nasi
1 porsi tidak habis
hanya habis 4
sendok.
Data Objektif :
Klien tampak nafsu
makan berkurang.
Klien tampak
susah untuk
menelan.
Lidah kotor.
TD :
110/70 mmHg.
5
N : 70 x/i
Suhu : 37oC
P : 22 x/i
BB : 50 kg.
3 Diagnosa : Tujuan : 1. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi.
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawata n2. Bantu klien dalam perubahan gerak.
fisikberhubungan selam 3 x 24 jam klien mampu 3. Observasi / kaji terus kemampuan
dengan nyeri. mobilisasi gerak motorik, dan keseimbangan.
fisik. Kriteria 4. Anjurkan keluarga klien untuk melatih
Data Subjektif : Hasil : dan memberi motivasi.
Klien mengatakan di Klien dapat melakukan 5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
bantu keluarga mobilitas secara bertahap (fisioterapi untuk pemasangan konset).
untuk melakukan dengan tanpa merasakan nyeri.
aktivitas. Menggerakan otot dan sendi.
Klien mengatakan Mampu pindah tempat
nyeri bertambah tanpa bantuan.
berat saat Berjalan tanpa bantuan.
beraktivitas. Klien meningkat dalam
Data Objektif : aktifitas fisik.
Klien tampak
dibantu keluarga Mengerti tujuan dari
untuk peningkatan mobilitas.
beraktivitas.
TD:110/70 mmHg. N : Memverbalisasikan
70x/i, perasaan dalam meningkatakan
kekuatan dan kemampuan
Suhu : 370C.
berpindah.
P : S2k2axla/i nyeri 6.
Memperagakan penggunaan
alat bantu.
5
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.
F
1 jumat Dx JAM JAM S:
09 juli 1 09.0 1. Melakukan pengkajian nyeri 13.00 Klien mengatakan nyeri di daerah
2021 0 secara komprehensif. pinggang dan nyeri pinggang yang
2. Mengobservasi reaksi dirasakan menjalar ke punggung.
09.3 non verbal dari ketidak mengatakan nyeri pada sa Klien
0 nyamanan. yang bergerak. at
3. Kaji kultur budaya
10.0 mempengaruhi respon nyeri. O: Klien tampak meringis
0 kesakitan.
4. Gunakan teknik
komunikasi teraupetik Skala nyeri 6.
11.3 untuk Klien tampak saat duduk
0 mengetahui pengalaman nyeri. klien nyeri terasa
5. Memberikan analgetik berat.
untuk mengurangi nyeri klien.
A : Masalah belum teratasi. P :
12.3 Intervensi di lanjutkan :
0 1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
2. Mengobservasi reaksi non
verbal dari ketidak
nyamanan.
3. Kaji kultur budaya yang
5
mempengaruhi
respon nyeri.
4. Gunakan teknik komunikasi
teraupetik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri.
5. Memberikan analgetik
untuk mengurangi nyeri
klien.
1. sabtu Dx JAM JAM S:
10 2 09.0 1. Memberikan makanan 13.00 Klien mengatakan
juli 0 sering tapi sedikit pada klien. + 3 minggu
2021 2. Meningkatkan intake sebelum masuk
09.3 makan melalui : rumah sakit tidak
0 Menyajikan makanan ada makan.
dalam kondisi hangat. Klien mengatakan
Menyelingi makan susah untuk menelan
dengan minum. pengkajian makam masih
Memberikan makan berkurang. Keluarga klien
tapi sering. mengatakan sudah
3. Mengkaji intake dan diberikan nasi 1 porsi tidak
output klien habis hanya habis 4
10.0 4. Mengkaji tanda – tanda O: sendok.
0 vital klien.
5. Memberikan semangat Klien tampak nafsu
11.3 dan pujian positif untuk makan berkurang.
0 mendorong kepatuhan. Klien tampak susah untuk
menelan.
12.3 Lidah kotor.
0 TTV.
P : 22 x/i
BB : 50 kg.
5
A : Masalah belum teratasi. P
: Intervensi lanjut :
1. Memberikan makanan
sering tapi sedikit
pada klien.
2. Meningkatkan intake
makan melalui :
Menyajikan makanan
dalam kondisi hangat.
Menyelingi makan
dengan minum.
Memberikan makan
tapi sering.
3. Mengkaji intake dan output
klien.
4. Mengkaji tanda – tanda
vital klien.
5. Memberikan semangat
dan pujian positif
untuk mendorong
kepatuhan.
5
untuk melatih dan memberi keluarga untuk
motivasi. beraktivitas. TTV.
11.3 5. Mengkolaborasi dengan tim P : 22x/i
0 kesehatan lain (fisioterapi untuk
Skala nyeri 6.
pemasangan konset).
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan :
12.3 1. Mengkoreksi tingkat
0 kemampuan
mobilisasi.
2. Membantu klien dalam
perubahan gerak.
3. Mengobservasi/kaji terus
kemampuan gerak motorik,
dan keseimbangan.
4. Menganjurkan keluarga
klien untuk melatih dan
memberi motivasi.
5. Mengkolaborasi dengan tim
kesehatan lain
(fisioterapi untuk
pemasangan konset).
2. sabtu Dx JAM JAM S:
10 1 09.0 1. Melakukan pengkajian 13.15 Klien mengatakan nyeri di
juli 0 nyeri secara daerah pinggang dan nyeri
2021 komprehensif. pinggang yang dirasakan
09.1 2. Mengobservasi reaksi menjalar ke punggung.
5 non verbal dari ketidak Klien mengatakan nyeri
nyamanan.
pada saat bergerak.
3. Mengkaji kultur budaya
09.5 O:
yang mempengaruhi respon
0 nyeri. Klien tampak meringis
4. Mengunakan teknik komunikasi kesakitan.
teraupetik untuk
mengetahui pengalaman nyeri.
6
11.2 5. Memberikan analgetik untuk Skala nyeri 6.
0 mengurangi nyeri klien. Klien tampak saat klien
duduk nyeri terasa berat.
A : Masalah sebagian teratasi. P
12.0 : Intervensi di lanjutkan :
0 1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif.
2. Mengobservasi reaksi
non verbaldari
ketidak nyamanan.
3. Mengkaji kultur budaya
yang mempengaruhi
respon nyeri.
4. Memberikan
analgetik untuk
mengurangi nyeri klien.
6
09.5 4. Mengkaji tanda – tanda Klien tampak nafsu makan
0 vital klien. berkurang.
5. Memberikan semangat Klien tampak susah untuk
11.2 dan pujian positif untuk menelan.
0 mendorong kepatuhan.
Lidah kotor.
TTV.
12.0 P : 22 x/i
0 BB : 50 kg.
A : Masalah sebagian
teratasi. P : Intervensi
lan1ju. tM: emberikan
makanan
sering tapi sedikit pada
klien.
2. Meningkatkan intake
makan melalui :
Menyajikan
makanan dalam
kondisi hangat.
Menyelingi makan
dengan minum.
Memberikan makan
tapi sering.
3. Mengkaji intake dan output
klien.
4. Mengkaji tanda – tanda
vital klien.
6
2. Membantu klien dalam aktivitas.
09.1 perubahan gerak. Klien mengatakan nyeri
5 3. Mengobservasi/kaji terus bertambah berat saat
kemampuan gerak beraktivitas.
09.5 motorik, dan keseimbangan. O:
0 4. Menganjurkan keluarga
klien untuk melatih Klien tampak dibantu
dan keluarga untuk
memberi motivasi. beraktifitas. TTV.
11.2
5. Mengkolaborasi dengan tim P : 22x/i
0
kesehatan lain (fisioterapi untuk Skala nyeri 6.
pemasangan konset). A : Masalah sebagian teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan :
12.0 1. Mengkoreksi tingkat
0 kemampuan mobilisasi.
2. Membantu klien dalam
perubahan gerak.
3. Mengobservasi/kaji terus
kemampuan gerak
motorik, dan keseimbangan.
4. Mengkolaborasi dengan tim
kesehatan lain
(fisioterapi untuk
pemasangan konset).
6
09.3 4. Mengunakan teknik komunikasi O:
5 teraupetik untuk Klien tampak meringis
mengetahui pengalaman nyeri. kesakitan.
11.0 5. Memberikan analgetik Skala nyeri 6.
0 untuk mengurangi nyeri klien. Klien tampak saat klien
duduk nyeri terasa berat.
A : Masalah sebagian teratasi. P
11.1 : Intervensi di lanjutkan :
5 1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif.
2. Mengobservasi reaksi
non verbaldari
ketidak nyamanan.
3. Memberikan
analgetik untuk
mengurangi nyeri klien.
6
09.3 4. Mengkaji tanda – tanda Klien tampak nafsu makan
5 vital klien. berkurang.
5. Memberikan semangat Klien tampak susah untuk
11.0 dan pujian positif untuk menelan.
0 mendorong kepatuhan.
Lidah kotor.
TTV.
11.1 P : 22 x/i
5 BB : 50 kg.
A : Masalah sebagian teratasi. P
: Intervensi lanjut :
1. Memberikan makanan
sering tapi sedikit pada
klien.
2. Meningkatkan intake
makan melalui :
Menyajikan
makanan dalam
kondisi hangat.
Menyelingi makan
dengan minum.
Memberikan makan
tapi sering.
3. Mengkaji intake dan output
klien.
6
3. minggu Dx Jam Jam S:
11 juli 3 08.3 1. Mengkoreksi tingkat 13.20 Klien mengatakan di bantu
2021 0 kemampuan mobilisasi. keluarga untuk melakukan
2. Membantu klien dalam aktivitas.
08.5 perubahan gerak. Klien mengatakan nyeri
5 3. Mengobservasi/kaji terus bertambah berat saat
kemampuan gerak beraktivitas.
09.3 motorik, dan keseimbangan. O:
4. Menganjurkan keluarga
5 Klien tampak dibantu
klien untuk melatih
dan keluarga untuk
memberi motivasi. beraktifitas. TTV.
11.0 P : 22x/i
5. Mengkolaborasi dengan tim
0 kesehatan lain (fisioterapi untuk Skala nyeri 6.
pemasangan konset). A : Masalah sebagian teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan :
11.1 1. Mengkoreksi tingkat
5 kemampuan mobilisasi.
2. Membantu klien dalam
perubahan gerak.
3. Mengobservasi/kaji terus
kemampuan gerak
motorik, dan keseimbangan.
4. Mengkolaborasi dengan tim
kesehatan lain
(fisioterapi untuk
pemasangan konset).
6
67
BAB IV
PEMBAHASA
N
inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib Quzwain pada tanggal 09
sd 11 juli 2021, ada beberapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam
Asuahn Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain (Nyeri Punggung Bawah)
sesuai dengan teori – teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas asuhan keperawatan
yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai, akan diuraikan sesuai
4.1 Pengkajian
tentang individu, keluarga, dan kelompok (Carpenito & Moyet, 2007). Dalam
kesulitan untuk mendapatkan data dari klien karena klien mengalami gangguan
komunikasi secara verbal sehingga kata – kata yang dikeluarkan oleh klien tidak
jelas. Namun keluarga klien dapat memberikan banyak informasi tentang klien
jika di tanya. Keluhan utama klien mengatakan masuk melalui IGD dengan
keluhan tidak ada makan + 3 minggu yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit,
dan klien mengatakan nyeri di daerah pinggang nyeri yang dirasakan menjalar
ke punggung.
klinis pada klien dengan Low Back Pain ditemukan adanya bahwa klien
tidak ada makan, sudah diberikan nasi 1 porsi tidak habis, habis hanya 4
keluarga klien mengatakan bahwa klien 3 bulan yang lalu pernah dirawat
dengan penyakit yang sama pinggang terasa sakit, Keluarga klien mengatakan
saaa itu klien juga tidak ada makan. Klien juga pinggang terasa sakit dan
kesehatan keluarga keluarga klien tidak ada mengalami penyakit yang sama
teoritis dan tinjauan kasus tidak terdapat adanya kesenjangan data karena
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual / potensial) dari
6
perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
yang sering muncul pada klien dengan Low Back Pain, yaitu :
informasi.
informasi.
6
Diagnosa yang lainnya tidak muncul pada tinjauan kasus karena tidak ada data
efesien.
7
tanda – tanda vital klien, berikan makanan sering tapi sedikit
kepatuhan.
4.3 Implementasi
pada klien low back pain, hal ini tidaklah mudah. Terlebih dahulu penulis
dihadapkan klien.
7
a. Untuk diagnosa pertama.
7
Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis tidak menemukan
4.4 Evaluasi
pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Dari 3
diagnosa keperawata yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang penulis
lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu
memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan
tim kesehatan lainnya. Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut – turut dari
7
a. Pada diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
karena klien mengatakan masih tidak ada nafsu makan, susah untuk
menelan.
dibantu keluarga.
7
75
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaa asuhan keperawatan pada klien dengan low back pain
dapat disimpulkan :
1. Konsep dasar teori dan asuhan keperawatan secara teoritis tentang Low
Tn. A di ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H.
penulis.
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
Quzwain tahun 2021 dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengalami
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
kasus.
5. Pada implemetasi asuhan keperawatan dengan klien Low Back Pain di
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
6. Evaluasi pada klien dengan Low Back Pain di ruangan rawat inap Zaal
2021
5.2 Saran
tersebut.
7
5.2.2 Bagi rumah sakit
mempertahan kan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan
yang optimal. Dan adapun untuk klien yang telah mengalami kasus
low back pain maka harus segera dilakukan perawatan, agar tidak
7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Rehabilitasi Medik Cegah Kecacatan Pasien. Pikiran Rakyat Cyber
Media. Bandung. http//:www.pikiranrakyatcybermed. co.id. Diakses
tanggal 2 Juli 2006.
Bowman JM. The meaning of chronic low back pain. AAOHN-J 1991 Aug;
39(8):381-384.
Chase JA. Outpatient mana8ement of low back pain. Orthop Nur 1992
Jan/Feb;11(1):11-21.
Brunner & Suddarth. 2002. Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2002. Alih Bahasa Monika Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3. Jakarta : EGC.
Yunus, M (2008). Jurnal Hubungan antara posisi duduk dan masa duduk dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada pemecah batu granat. Universitas
Diponegoro. http://www.fkm.undip.ac.id (diakses pada 27 Mei 2018)