Laporan Pemicu 4 Blok 10 4 PDF Free
Laporan Pemicu 4 Blok 10 4 PDF Free
PEMICU 4 BLOK 10
“KENAPA YA KOK SUSAH MAKAN”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan hasil diskusi kelompok
pemicu dua blok sepuluh mengenai “Istri Terganggu Tidur Malam” ini
bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada fasilitator yang sudah
membantu kami dalam menyelesaikan masalah dan membantu mencari
titik tengah terhadap skenario pemicu dua blok sepuluh ini. Rasa terima
kasih juga diucapkan pada seluruh pihak terkait dalam proses
penyelesaian makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat.
TIM PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Otot Mastikasi
Fungsi Gambar
Tambahan
1.Suprahyoid
-elevasi dan depresi hyoid
-Digastricus
bone
-elevasi dan retraksi hyoid
bone
-elevasi lidah
-elevasi dan protrusi hyoid
-Geniohyoid
bone
-elevasi hyoid bone
-menunjang dasar mulut
-elevasi dan retraksi hyoid
-Mylohyoid
bone
-Stylohyoid
2.Infrahyoid
-Omohyoid -depresi dan retreksi
hyiodeus bone
-Sternohyoid
-depresi hyoid bone
-Sternothyroid
-depresi laring
-Thyrohyoid
-mendekatkan cartilage
thyroid dengan hyoid bone
4. Persarafan
Otot mastikasi dipersarafi oleh cabang motorik nervus trigeminal cabang
cranial dan dikontrol oleh nucleus otak belakang. Perangsangan formasi
retikuler dekat pusat otak belakang berguna untuk pengecapan sehingga
menimbulkan pergerakan ritmik mengunyah secara kontinu.
5. TMJ
Sendi temporomandibular (TMJ) adalah sendi sinovial dimana kondilus
dari mandibula menempel ke fosa mandibula di dasar tengkorak. Rongga
sendi dibagi ke dalam kompartemen atas dan bawah oleh intra-artikular
disc. Gerakan pada satu TMJ akan memiliki reaksi dalam TMJ dari sisi
lain. Perkembangan massa otot pengunyahan memungkinkan kekuatan
mengigit meningkat, sedangkan perkembangan dari artikulasi TMJ terkait
dengan meningkatnya presisi dari gerakan yang kompleks.
6. Bibir dan pipi
Fungsi sensoris untuk temperatur dan sentuhan, sehingga dapat
meyakinkan material yang berbahaya dicegah masuk ke dalam mulut.
Fungsi mekanisnya yaitu mentransfer makanan terutama dalam bentuk
cairan dalam mulut ( mencegah keluarnya cairan dan makanan keluar )
7. Palatum durum
Palatum mencegah kesalahan dalam peletakan makanan, mengukur
kekerasan makanan oleh bagian akhir palatum durum yang sensitif dan
membantu lidah memilih porsi makanan yang tepat untuk ditelan.
8. Lidah
Molar 2 (37,47)
T idak memiliki distobuccal developmental groove. Lereng cusp M2
tidak sehalus M1. Bentuk permukaan oklusalnya persegi panjang.
2.1.5 Pengertian Atrisi, Abrasi, Erosi, Abfraksi, Karies, Oklusi pseudo klas
III, Oklusi edge to edge, Fisur lidah dalam, Mukosa lidah licin
Atrisi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat
kontak antar gigi selama pengunyahan atau karena adanya parafungsi/kelainan
fungsi, seperti bruksism. Gambaran klinis atrisi, sebagai berikut: a. Kerusakan
yang terjadi sesuai dengan permukaan gigi yang berkontak saat pemakaian. b.
Permukaan enamel yang rata dengan dentin. c. Kemungkinan terjadinya fraktur
pada tonjol gigi atau restorasi
Oklusi pseudo klas III, saat relasi sentrik diperoleh overjet yang normal
atau posisi insisivus yang edge to edge. Maloklusi pseudo Klas III dapat ditandai
dengan terjadinya gigitan terbalik habitual dari seluruh gigi anterior, tanpa kelainan
skeletal, dan dihasilkan dari pergeseran fungsional mandibula saat menutup. Pada
maloklusi pseudo Klas III ditandai dengan oklusi yang prematur akibat kebiasaan
menempatkan mandibula ke depan.
Pada Oklusi pseudo klas III nilai overbite dan overjetnya adalah 0
Oklusi edge to edge yaitu bertemunya ujung insisal rahang atas dan bawah
dalam keadaan oklusi sentrik. Atrisi terjadi pada permukaan insisalnya akibatnya
mandibula didudukkan kedepan sehingga gigi-gigi insisivus berada dalam keadaan
oklusi edge to edge.
Mukosa lidah licin yakni jaringan mukosa atrofi dengan tanda-tanda tipis,
merah, mengkilap, kering. Terjadi perubahan struktur, fungsi, dan elastisitas
jaringan mukosa mulut disebabkan proses aging. Karena terganggunya mitosis
taste bud tadi, yang seharusnya berganti 10 hari sekali bisa terbentuk atau tidak
sama sekali.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Riadani B, Dewi RS, Ariani N, Gita F. Tooth Loss and Perceived Masticatory
Ability in Post Menopausal Women. J Dent Indonesia 2014; 21(1): 11-15
2. Ganong, WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit
buku kedokteran.
3. Dayal PK. 1998. Textbook of Oral Medicine. New Delhi: Jaypee Brother
Medical Publisher
4. Shafer, Hine, Levy. 2012. Shafer’s Textbook of Oral Pathology. New Delhi:
Elsevier
5. Scheid RC, Weilss G. 2014. Anatomi gigi. Jakarta: EGC Penerbit bukuu
kedokteran
6. Nasution, MI.2015. Peran Gigi Geligi pada Rongga Mulut. Medan: USU Press