Pengolahan Tanah
Pengolahan Tanah
(AGT 223)
ACARA I
PENGOLAHAN TANAH
Semester:
Genap 2009/2010
Oleh:
NIM : A1L008084
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan bercocok tanam, tanah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Dalam hal ini dimaksudkan tanah
mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tanaman, antara lain:
1. Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar,
2. Menyediakan unsure hara dan air bagi tanaman,
3. Menyediakan udara bagi akar tanaman,
4. Merupakan media bagi pertumbuhan flora dan fauna, khususnya
mikroflora dan mikrofauna yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Sifat fisik dan kimia tanah sangat erat hubungannya dengan jenis kondisi
tanah serta iklim setempat, dimana langsung atau tidak langsung sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat tanah yang baik selain
dipengaruhi oleh bahan induk dan proses pembentukannya juga oleh tindakan
pengolahan tanah. Sturktur, tekstur dan solum tanah mempengaruhi aerasi tanah,
perkembangan atau dalamnya perakaran dan perkembangan faktor biotis. Dari
wacana diatas maka dalam budidaya tanaman masalah pengolahan tanah perlu
mendapat perhatian.
Kegiatan pengolahan mempunyai maksud untuk memecahkan gumpalan
tanah menjadi gembur dan mengatur permukaan tanah sehingga sesuai untuk
ditanami. Menurut intensitasnya pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu: no tillage (tanpa olah tanah), minimum tillage (pengolahan tanah
minimal), dan maximum tillage (pengolahan tanah intensif).
B. Tujuan
Diharapkan setelah praktikum mahasiswa mampu memahami dan
melakukan pengolahan tanah dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk pengusaha pertanian, tanah adalah lapisan atas bumi yang dapat
diolah menurut kepentingannya (AAK, 1984). Menurut Haryadi (1979), tanah
merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting yang dapat
dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman.
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebidang tanah.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah cangkul, sabit, dan
tali raffia.
C. Cara Kerja
1. Pengolahan tanah dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengolahan tanah I
bertujuan untuk membajak tanah dan menghilangkan gulma yang tumbuh.
2. Pengolahan tanah II bertujuan untuk menggemburkan dan menghaluskan
tanah sehingga tanah menjadi gembur dan rata.
3. Pengolahan tanah II dilakukan sampai tanah siap untuk ditanami.
4. Dibuat plot/petak percobaan dengan ukuran petak 4mx3,2m.
BAB IV
A. HASIL PENGAMATAN
1. Struktur tanah sebelum diolah
a. Beberapa vegetasi gulma tumbuh di areal/petak sawah.
1) Cyperus rotundus (tekian)
2) Solunia molesta (daun lebar)
3) Imperata sykindrica (rumput-rumputan)
b. Struktur tanah cukup pejal (tidak gembur)
kurangnya unsure hara dalam tanah (BO)
c. Saluran pengairan (irigasi) belum baik
permukaan tanah rata (belum terbentuk parit)
d. Adanya batu-batu kecil disekitar petak
e. Aerasi kurang baik
pori-pori tanah tertutup
KESIMPULAN
(AGT 223)
ACARA II
PENANAMAN
Semester:
Genap 2009/2010
Oleh:
NIM : A1L008084
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanaman merupakan langkah awal bagi tanaman untuk memulai
kehidupannya di tempat yang tetap. Maksud dari penanaman adalah memperoleh
hasil yang sebanyak-banyaknya dengan mutu yang sebaik-baiknya Menanam
merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam.
Kekeliruan yang terjadi pada tahap ini bukan saja dapat menurunkan produksi,
melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum
menghasilkan.
Untuk meningkatkan hasil produksi, tata cara penanaman harus
diperhatikan. Cara penanaman benih tanaman berbeda, maksudnya benih dapat
ditanam dengan dua cara. Cara tersebut adalah langsung ditanam pada media
tanam atau melalui persemaian terkebuh dahulu. Tanaman yang ditanam dengan
tata cara yang benar sesuai dengan ketentuan akan menghasilkan produksi
tanaman yang baik dan maksimal.
Waktu tanam dan persiapan tanah merupakan menjadi faktor yang utama
dalam penanaman, selain itu benih juga berpengaruh terhadap hasil tanam.
Pemilihan varietas benih yang mempunyai kualitas baik akan mempengaruhi hasil
produksi yang baik pula. Dalam penggunaan varietas unggul perlu diperhatikan
cara mempertahankan kemurnian varietas agar nutu dan kualitas hasil tetap
terjaga.
B. TUJUAN
Tujuan praktikum kali ini yaitu :
TINJAUAN PUSTAKA
3. Pertimbangan ekonomi
Saat menanam suatu jenis tanaman dilakukan pada waktu petani tidak
banyak menanamnya sehingga harga-harga tanamannya lebih tinggi
karena jumlah permintaan akan hasil pertanian lebih banyak dari jumlah
produksinya.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah benih kedelai,
benih jagung, pupuk urea, SP 36, dan KCl.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah tugal, pancong, tali raffia,
gembor dan cangkul.
C. Cara Kerja
1. Lahan diolah dengan baik, dibuat petakan sehingga siap untuk ditanami.
Jarak tanam benih jagung 160 x 40 sedangkan jarak tanam untuk benih kedelai
40x20
5. Pupuk dasar diberikan pada saat tanam diletakkan 5 cm dari tanaman yaitu pupuk
SP 36, Urea dan KCl.
BAB IV
A. HASIL PENGAMATAN
Keterangan:
α : lubang tanaman jagung
x : lubang tanaman kedelai
Luas lahan
= x
a. Kebutuhan benih jagung Jarak tanam jumlah biji perlubang
12,8m
= x2
160 x 40
128.000
= x2
6400
=40 biji
Luas lahan
= x
b. Kebutuhan benih kedelai Jarak tanam jumlah biji perlubang
12,8m
= x2
40 x 20
128 .000
= x2
800
= 320 biji
= 320 biji – 40 biji
= 280 biji
dosis / hektar
c. Kebutuhan pupuk per petak = Luas 1 ha x luas petak
1. Tumpangsari jagung-kedelai
50 kg
= x128 . 000 cm=0 , 064 kg
Pupuk N 10 . 000
75 kg
= x 128 .000 cm=0 , 096 kg
Pupuk P 10 . 000
50 kg
= x128 . 000 cm=0 , 064 kg
Pupuk K 10 . 000
0 , 064
= x 100=0 ,139
Pupuk Urea 46 kg urea/petak
0 , 096
= x 100=0 , 267
Pupuk SP 36 36 kg urea/petak
0 , 064
= x 100=0 ,139
Pupuk KCl 46 kg urea/petak
B. PEMBAHASAN
Jagung (Zea mays) dalam bahasa Inggris disebut maice atau corn, berasal
Amerika Tengah. Tanaman jagung merupakan bahan baku industri pakan dan
pangan serta sebagai makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia. Dalam
bentuk biji utuh, jagung dapat diolah misalnya menjadi tepung jagung, beras
jagung, dan makanan ringan (pop corn dan jagung marning). Jagung dapat pula
diproses menjadi minyak goreng, margarin, dan formula makanan. Pati jagung
dapat digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan seperti es
krim, kue, dan minuman. Karena cukup beragamnya kegunaan dan hasil olahan
produksi tanaman jagung tersebut diatas, dan termasuk sebagai komoditi tanaman
pangan yang penting, maka perlu ditingkatkan produksinya secara kuantitas,
kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan (Subandi, 2003).
Pola tumpang sari bisa diterapkan untuk tanaman semusim yang umurnya
tak jauh berbeda atau dengan tanaman berumur panjang yang nantinya menjadi
tanaman pokok. Bila tumpang sari hanya dilakukan antar tanaman semusim maka
setelah semua jenis tanaman dipanen diganti dengan tanaman baru. Inti
penanaman memang untuk memperoleh sayurannya. Sedangkan tumpang sari
dengan tanaman berumur panjang dimaksudkan sebagai pemanfaatan lahan saja.
Tanaman yang ditumpangsarikan hanya sebagai tanaman sela dari tanaman pokok
yang belum besar. Tanaman utamalah yang dipertahankan (Karnomo, 1989).
KESIMPULAN
Akil, M., M. Rauf, I.U. Firmansyah, A.F. Fadhly, Syafruddin, Faesal, R. Efendi,
dan A. Kamaruddin 2005. Pengelolaan Hara, Air, dan Tanaman Jagung
Mendukung Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Jagung.
Laporan Akhir. Balai Penelitian Tanaman Serealia: Maros. 39 p.
Effendi, Suryatna. 1980. Bercocok Tanam Jagung. C.V.Yasaguna: Jakarta.
(AGT 223)
ACARA III
PEMELIHARAAN TANAMAN
Semester:
Genap 2009/2010
Oleh:
NIM : A1L008084
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah ditanam, tanaman memerlukan pemeliharaan karena selama
pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti
: gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagainya.
Gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil. Oleh karena itu, perlu adanya
tindakan untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor penghambat tersebut.
Yang dimaksud dengan pemeliharaan tanaman adalah semua tindakan
manusia yang bertujuan untuk member kondisi lingkungan yang menguntungkan
sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil yang
maksimal. Pada prinsipnya pemeliharaan tanaman menyangkut tindakan:
1. Crop management
2. Soil management
3. Pest management
4. Water management
Dalam hal ini, pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena
merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik
cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman
dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan
semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang
menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu
memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Oleh karena itu, pemeliharaan
sangatlah penting dalam proses budidaya tanaman karena merupakan salah satu
faktor utama.
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mempelajari berbagai macam pemeliharaan tanaman
pada berbagai macam tanaman khususnya pada tanaman jagung dan kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan bibit unggul, bercocok tanam yang baik, tata air yang baik,
pemupukan dengan macam dan dosis yang tepat, serta pemberantasan hama dan
penyakit. Semua itu adalah cara – cara pemeliharaan tanaman yang sering disebut
dengan panca usaha tani (Sastroutomo, 1991). Selain lima cara di atas, tindakan
yang juga termasuk dalam pemeliharaan tanaman adalah pendangiran
pemangkasan. Pendangiran dimaksudkan agar tanah menjadi gembur dan bisa
bernafas karena dengan pendangiran tanah dibalik.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pupuk NPK dan
air.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tugal.
C. Cara Kerja
1. Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, pengairan, dan pengendalian
OPT.
2. Pemupukan dasar dilakukan serempak saat tanam kacang hijau.
3. Pupuk N saat tanam hanya diberikan 1/3.
4. Pada saat pemupukan, diberikan juga Furadan 3 G untuk mencegah hama
dalam tanah.
5. Pemupukan susulan sebanyak 2/3 bagian pupuk N dilakukan pada saat
awal primordial bunga.
6. Pemberian air dilakukan bila tanaman kekurangan air atau kekeringan,
tergantung kepada curah hujan pada hari tersebut.
7. Pengendalian hama dan penyakit serta gulma dilakukan trgantung kepada
serangan, dengan menggunakan pestisida.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Penyiraman
Cara paling ekonomis dan praktis untuk memenuhi kebutuhan air pada
budidaya tanaman semusim adalah dengan mengandalkan curah hujan atau
saluran irigasi yang ada. Pada saat ini musim hujan jadi pelaksanaan penyiraman
masih mengandalkan dari adanya hujan, namun apabila tidak hujan dilakukan
penyiraman yang intensif. Apabila tanaman jagung kekurangan air pada masa
pertumbuhan dan pembentukkan tongkol dapat menyebabkan tongkol menjadi
kerdil dan akan tetap kerdil meskipun diberi perlakuan apapun. Sedangkan pada
kedelai pengairan harus diperhatikan agar tanaman kedelai yang diharapkan bisa
diperoleh, karena bila lahan kekurangan air maka kedelai tidak tumbuh secara
optimal sehingga harus dilakukan penyiraman.
2. Pemberian pupuk
4. Penyiangan
Penyiangan sangat perlu dilakukan agar tanaman jagung dan kangkung
tidak sampai terganggu tanaman liar (gulma). Gulma yang paling banyak terdapat
pada lahan adalah rumput teki. Penyiangan dilakukan dengan cara
membersihkan/ mencabuti tanaman liar (gulma). Gulma yang dibiarkan tumbuh
akan menjadi pesaing bagi tanamn jagung maupun kangkung. Oleh karena itu
penyiangan harus dilakukan sesering mungkin.
5. Rouguing
Rouguing adalah kegiatan membuang tanaman yang bersifat menyimpang
dari tanaman yang diharapkan. Ini dapat dilihat antara lain dengan ciri-ciri sebagai
berikut : penampilan yang terlalu subur dengan daun yang lebar, warna pangkal
batang yang merah, serta warna bunga yang merah. Perlakuan ini dilakukan baik
pada tanaman jantan maupun betina, berfungsi untuk menjaga kemurnian induk
sebagai penghasil benih, dan dilakukan dengan kontrol setiap minggu.
BAB V
KESIMPULAN
Tim Penulis PS. 1996. Sweet Corn – Baby Corn. Penebar Swadaya: Jakarta.
(AGT 223)
ACARA IV
Semester:
Genap 2009/2010
Oleh:
NIM : A1L008084
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris mempunyai tanah yang subur dan letak
negara yang sangat strategisini memudahkan Indonesia menjadi negara
pengekspor hasil – hasil pertanian yang maju. Kemungkinan ini akan dapat
diperoleh jika Indonesia mampu bersaing dalam hal kulitas dan kuantitas. Kita
mengetahui bahwa produk pertanian mempunyai sifat yang mudah rusak dan tidak
tahan lama. Oleh karena itu peningkatan produksi dan perbaikan mutu dari hasil
pertanian merupakan masalah yang penting sepanjang jaman karena seiring
dengan permintaan akan hasil pertanian dan bahan olahannya yang semakin
meningkat.
Peningkatan produksi dan perbaikan mutu dari hasil pertanian, tampaknya
merupakan masalah yang penting sepanjang jaman karena permintaan akan hasil
pertanian dan bahan olahannya terus menunjukkan kenaikan. Oleh karena itu
setelah melakukan pemanenan hasil tanaman yang diusahakan, maka sebelum
hasil yang dipanen mempunyai mutu baik tindakan tersebut dinamakan dengan
penanganan pasca panen.
Tujuan penanganan saat panen yaitu agar diperoleh hasil yang
memuaskan, baik kualitas maupun kuantitas (sesuai dengan yang diharapkan
pasar atau konsumen) yang kesemuanya itu akan lebih menguntungkan petani
penanamnya.
B. Tujuan
Setelah melakukan acara praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan penanganan panen dalam usaha meningkatkan
produksi tanaman, serta mampu menerapkannya pada beberapa macam komoditas
tanaman pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah jagung hibrida dan
kedelai.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pisau, timbangan
analitik, oven, kertas pembungkus, dan kantong plastik.
C. Cara Kerja
1. Bahan dan alat disiapkan.
2. Jagung dan kedelai dipanen dengan cara dicabut hingga ke akar-akarnya.
3. Jagung dan kedelai dipisahkan dari kulitnya.
4. Setiap biji jagung dan kedelai ditimbang.
5. Setelah dilakukan penimbangan pada masing-masing sampel dilanjutkan
dengan pengovenan.
6. Kemudian timbang kembali bobot keringnya.
BAB IV
A. HASIL PENGAMATAN
Data : Tinggi Tanaman Jagung Hari I
Tabulasi data
Blok Standar
Perlakuan Total Rataan
1 2 3 Deviasi
SD sampel = 9.360
Perlakua
n 3 6.6388 2.212 0.0766 4.76 9.78
Tabulasi data
Standar
Perlakua Total Rataan
Blok Deviasi
n
1 2 3
SD sampel = 23.088
Perhitungan jumlah kuadrat (JK)
FK = 728.59^2 / 12 = 44236.949
JK Total = ( 0.00^2 +...+ 72.91^2 ) - FK = 5863.6819
JK Blok = ( 230.11^2 +...+ 292.98^2 ) / 4 - FK = 1017.5866
JK Perl = ( 112.71^2 +...+ 209.12^2 ) / 3 - FK = 2285.9954
JK Error = JK Total - JK Blok - JK Perlakuan = 2560.0999
Perlakua
n 3 2285.9954 761.998 1.7859 4.76 9.78
Tabulasi data
Standar
Perlakua Total Rataan
Blok Deviasi
n
1 2 3
Rataan
144.688 140.695 147.223
SD sampel = 16.051
Perlakua
n 3 283.4550 94.485 0.2301 4.76 9.78
Tabulasi data
Perlakua Blok Standar
Total Rataan
n 1 2 3 Deviasi
SD sampel = 65.895
Perlakua
n 3 7788.5940 2596.198 0.4876 4.76 9.78
Ringkasan Hasil
Data ke 1 ke 2 ke 3 ke 4
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNT 5%
Keterangan:
250
200
Hari 1
150
Hari 2
100
Hari 3
50
Hari 4
0
P1 P2 P3 P4
Data : Tinggi Tanaman Kedelai Hari 1
Tabulasi data
Standar
Total Rataan
Perlakuan Blok Deviasi
1 2 3
SD sampel = 5.718
Tabulasi data
SD sampel = 13.897
Perlakua
n 2 357.4884 178.744 0.7826 6.94 18.00
Tabulasi data
SD sampel = 11.467
Perlakua
n 2 86.2193 43.109 13.2902 * 6.94 18.00
Tabel : BNT P
Perlakua
n P1 P2 P3
P3 1.323 5.803*
P2 7.127**
P1
Pemberian tanda pembeda
1 P1 44.167 a P1 44.167 a
2 P3 42.843 a P2 37.040 b
3 P2 37.040 b P3 42.843 a
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNT 5%
Tabulasi data
SD sampel = 17.816
Perlakua
n 2 232.7564 116.378 0.2675 6.94 18.00
Ringkasan Hasil
Data ke 1 ke 2 ke 3 ke 4
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNT 5%
Keterangan:
P1 Monokultur kedelai
P2 Tumpangsari kedelei jg.manis
50
45
40
35 Hari 1
30
25 Hari 2
20
Hari 3
15
10 Hari 4
5
0
P1 P2 P3
Tabulasi data
Perlakua
n 2 668.2687 334.134 0.8027 6.94 18.00
Tabulasi data
Blok Standar
Perlakuan Total Rataan
1 2 3 Deviasi
SD sampel = 34.542
Perlakua
n 2 505.6527 252.826 0.1216 6.94 18.00
Tabulasi data
SD sampel = 61.778
Perlakua
n 2 2349.1233 1174.561 0.2324 6.94 18.00
20213.279
Error 4 9 5053.320 SD = 71.087
30531.928
Total 8 4 KK = 99.622 %
Data : Luas Daun Tanaman Kedelai Hari 4
Tabulasi data
Standar
Total Rataan
Perlakuan Blok Deviasi
1 2 3
SD sampel = 82.860
Ringkasan Hasil
Data ke 1 ke 2 ke 3 ke 4
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNT 5%
140
120
100 Hari 1
80 Hari 2
60
40 Hari 3
20 Hari 4
0
P1 P2 P3
Tabulasi data
295.701
P3 28.605 42.220 816.280 887.105 7 450.8855
SD sampel = 228.4815
Perlakua
n 3 166072.3920 55357.464 1.0520 4.76 9.78
Tabulasi data
Blok Standar
Perlakuan Total Rataan
1 2 3 Deviasi
SD sampel = 209.5421
11819.51
Blok 2 23639.0379 8 0.2635 5.14 10.92
44851.18
Error 6 269107.0973 2 SD = 211.781
Tabulasi data
Standar
Total Rataan
Perlakuan Blok Deviasi
1 2 3
1616.20
Total 7 1571.590 1946.580 5134.377 427.8648
404.051
Rataan 8 392.8975 486.6450
SD sampel = 276.7288
Perlakua 104663.15
n 3 313989.4644 4 1.2376 4.76 9.78
Tabulasi data
566.661
P1 0.000 400.909 1118.480 1519.389 506.4630 8
267.914
P2 468.500 0.000 9.050 477.550 159.1833 3
2292.52
Total 0 1952.056 2831.500 7076.076 589.6730
573.130
Rataan 0 488.0140 707.8750
SD sampel = 451.2787
Perlakua
n 3 1414168.8569 471389.619 3.8867 4.76 9.78
Ringkasan Hasil
Data ke 1 ke 2 ke 3 ke 4
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNT 5%
1200
1000
Hari 1
800
600 Hari 2
400 Hari 3
200 Hari 4
0
P1 P2 P3 P4
Data : Bobot Biji Tanaman Kedelai (Gr)
Tabulasi data
SD sampel = 3.886
Perlakua
n 2 12.4570 6.228 0.8697 6.94 18.00
Error 4 28.6454 7.161 SD = 2.676
Tabulasi data
SD sampel = 0.3348
Perlakua
n 3 0.2050 0.068 0.5010 4.76 9.78
B. PEMBAHASAN
Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dari
tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dikonsumsi, diolah, dipasarkan
atau digunakan untuk keperluan lainnya (Tim Penulis PS, 1996). Pada praktikum
ini dilakukan pemanenan terhadap tanaman jagung dan kedelai.
Panen jagung dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis yang ditandai
oleh adanya black layer pada biji. Panen merupakan tahap awal yang penting dari
seluruh rangkaian penanganan pascapanen jagung, karena berpengaruh terhadap
jumlah dan mutu hasil. Panen terlalu awal menyebabkan jumlah butir muda
banyak, sehingga mutu biji dan daya simpannya rendah. Sebaliknya, terlambat
panen mengakibatkan penurunan mutu dan peningkatan kehilangan hasil. Secara
umum, saat panen yang tepat ditentukan oleh tingkat kemasakan biji, namun yang
utama adalah berdasarkan penampilan visual, yaitu menuanya klobot atau bagian-
bagian tanaman secara keseluruhan, mulai dari daun yang telah berwarna
kecoklatan.
Tanda-tanda jagung siap panen: (a) umur tanaman mencapai maksimum,
yakni setelah pengisian biji optimal; (b) daun menguning dan sebagian besar
mulai mengering; (c) klobot sudah kering atau kuning; (d) bila klobot dibuka, biji
terlihat mengkilap dan keras, bila ditekan dengan kuku tidak membekas pada biji;
dan (e) kadar air biji 25-35%.
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning,
tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah
warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah
kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang
terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering,
sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan.
Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari
cabangnya. Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar
buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan
secara bertahap, beberapa kali.
Pada praktikum ini didapatkan data analisis dengan menggunakan Rancangan
percobaan yaitu dengan Rancangan Acak Kelompok. Analisis variansi pada
jagung P1 (monokultur jagung manis), P2 (monokultur jagung hibrida), P3
(tumpangsari jagung manis), P4 (tumpangsari jagung hibrida) didapatkan hasil
untuk luas daun dan tinggi tanaman hasilnya tidak signifikan, tetapi untuk
intensitas cahayanya signifikan.
Hasil analisis bobot kering pada jagung hasilnya tidak signifikan, sedangkan
bobot kering pada kedelai hasilnya signifikan. Sehingga perbedaan antara
keduanya sangat terlihat.
BAB V
KESIMPULAN