KADEK LENI
NIRM. 07.1.2.15.1936
PERTANIAN 7C
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
yang berjudul “Pembuatan PGPR dari Urin Kambing dan Bonggol Pisang”
Disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan masukan dan saran
demi penyempurnaan laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................1
4.1 Hasil................................................................................................5
4.2 Pembahasan...................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk sebagai material yang diberikan ke dalam tanah atau melalui tajuk
dengan tujuan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara tanaman
sehingga dapat tumbuh dan berproduksi optimal. Setiap unsur hara yang ada
dalam tanah ialah berbeda untuk setiap tanaman. Tanaman membutuhkan
sedikitnya 13 unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya.Unsur hara
berperan sebagai nutrisi untuk tanaman, sedangkan sistem yang mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah substansi kimia yang
konsentrasinya sangat rendah, yang disebut substansi pertumbuhan tanaman,
hormon pertumbuhan tanaman (fitohormon), atau pengatur pertumbuhan
tanaman, yang salah satunya adalah Plant Growth Promoting Rhizobacteria atau
PGPR.
PGPR dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman melalui : produksi
hormon pertumbuhan dengan kemampuan fiksasi N untuk peningkatan
penyediaan N tanah, penghasil osmolit sebagai osmoprotektan pada kondisi
cekaman kekeringan dan penghasil senyawa tertentu yang dapat membunuh
patogen tanaman. Selain itu juga mampu menyediakan beragam mineral yang
dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan percobaan mengenai
bagaimana cara pembuatan PGPR dari bahan urine kambing dan bonggol
pisang yang berguna untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum pembuatan PGPR adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan PGPR dari urine kambing dan bonggol
pisang
2. Untuk mengetahui pH dan suhu PGPR yang telah dibuat
3. Untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pembuatn PGPR dari
urine kambing dan bonggol pisang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
8
5
BAB IV
4.1 Hasil
No. Tanggal pH Suhu
1. 10 Des 8,69 26,4
2. 11 Des 7,00 26,2
3. 12 Des 4,01 25,9
4. 13 Des 4,01 25,9
5. 14 Des 4,01 25,4
6. 15 Des 5,79 25,2
7. 16 Des 4,85 25,1
8. 17 Des 4,64 25,6
9. 18 Des 4,48 25,1
10. 19 Des 4,43 25,3
11. 20 Des 4,43 24,7
4.2 Pembahasan
8
7
Lalu terjadi kenaikan pH menjadi 5,79 pada hari ke enam, sedangkan ada hari
ketujuh pH mengalami penurunan menjadi 4,85 dan pada hari ke delapan pH
mengalalami penurunan yaitu 4,64 , pada hari ke sembilan sampai hari ke 11 ph
mengalami penurunan terus sampai menjadi 4,43. Berdasarkan data
pengamatan kadar pH dapat disimpulkan bahwa PGPR yang dibuat mengalami
penurunan ph hingga masuk dalam kategori pH asam. Hal ini menandakan
bahwa mikroorganisme yang berkembang biak di dalam PGPR adalah
mikroorganisme patogen. Padahal PGPR yang mengandung bakteri petogen
dapat membahaya tanaman apabila disiramkan pada tanaman, karena patogen
merupakan agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya yang
dapat merusak fisiologi normal tumbuhan multiselular.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa suhu PGPR pada hari
pertama sampai hari ke tujuh suhu cendurung mengalami penurunan dan
mengalami kenaikan sebanyak dua kali. Pada hari ppertama hingga hari ke tujuh
mengalami penurunan sedikit demi sedikit menjadi 25,1C. Sedangkan pada
hari ke delapan suhu mengalami kenaikan menjadi 25,6. Pada hari sembilan
suhu mengalami penurunan lagi menjadi 25,1C. Pada hari ke sepulah suhu
mengalami peningkatan sebanyak 25,3C. Pada hari terakhir suhu PGPR
mengalami penurunan dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 24,7C. Dari
hasil data tersebut , dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat aktivitas
mikroorganisme fermentor dalam PGPR, karena suhu didalam proses fermentasi
8
H = 15 H = 10
M = 10 M = 10
H = 17
M=6
H = 10 H=5
M=9 M=6
8
DAFTAR PUSTAKA