Oleh Kelompok 4:
Oleh Kelompok 4:
Laporan Seminar Hasil Stase KDP Di Ruang Di Ruang Merpati (NIFAS) RSD
IDAMAN Banjarbaru
Mengetahui,
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak makalah ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan, bantuan, dukungan,
dan saran kepada Bapak Nasrullah Wilutono, SST., MARS.
Penulis menyadari bahwa kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang
penulis miliki sangat terbatas, sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
maupun pembaca lainnya.
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................5
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)...................................6
A. Masalah Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)...................................6
B. Pengertian........................................................................................................7
C. Etiologi............................................................................................................8
D. Tanda dan Gejala.............................................................................................8
E. Pohon Masalah Keperawatan..........................................................................9
F. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................10
G. Penatalaksanaan.............................................................................................10
H. Pengkajian Keperawatan Fokus....................................................................11
I. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul.............................................16
J. Intervensi Keperawatan.................................................................................22
BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN...................................................28
BAB IV REVIEW JURNAL DAN PEMBAHASAN............................................51
A. Daftar Hasil Pencarian...................................................................................51
B. Pembahasan...................................................................................................57
BAB V PENUTUP................................................................................................60
A. Kesimpulan....................................................................................................60
B. Saran..............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................61
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat rusaknya jaringan yang aktual atau potensial yang
dirasakan pada tempat kerusakan (International Assosciation for the Study of
Pain [IASP], 2011).
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih
setelah kala III selesai setelah plasenta lahir). Fase dalam persalinan dimulai dari
kala I yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm sampai penurunan kepala
dimulai, kemudian kala II dimana serviks sudah membuka lengkap sampai 10
cm atau kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan dengan kala III
persalinan yang dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran
plasenta. Perdarahan postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai
(Saifuddin, 2014).
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun
merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini
juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang
mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok (Saifuddin,
2014).
Pendarahan post-partum didefinisikan oleh The World Health Organization
(WHO) sebagai keadaan kehilangan darah >500 ml pada 24 jam setelah
melahirkan. Beberapa pengertian lain menyebutkan >500 ml merupakan jumlah
darah yang hilang melalui persalinan normal, sedangkan >1000 ml untuk
seksiocaesarean.3,4 Definisi populer lainnya mengatakan penurunan 10%, baik
hemoglobin maupun hematokrit. Namun, definisi tersebut sering tidak
merefleksikan keadaan hemodinamik pasien.
3
4
Nyeri dirasakan ibu pada kala I atau saat kontraksi berlangsung. Pada
kondisi ini terjadi nyeri visceral dan terasa seperti rasa mules yang berasal dari
uterus dan serviks. Rasa nyeri disebabkan oleh meregangnya uterus dan dilatasi
serviks. Nyeri dapat dirasakan pada dinding abdomen, daerah lumbosakralis,
krista iliaka, bokong dan paha. Pada kala I aktif sensasi nyeri dirasakan amat
sangat kuat. Sensasinya membuat ekspresi ibu terlihat tidak berdaya, kemampuan
pendengaran, dan konsentrasi ibu juga menurun. (Indrayani dkk, 2016 : 93-95)
Tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri bisa secara
farmakologi maupun nonfarmakologi. Tindakan farmakologi biasanya dengan
pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri. Sedangkan secara non
farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi, teknik pernapasan,
pergerakan/perubahan posisi, massage, akupressur, terapi panas/dingin,
hypnobirthing, musik, dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
(Zees, 2012; Yus, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar gangguan rasa aman dan nyaman: Nyeri?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan rasa
aman dan nyaman: Nyeri?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar gangguan rasa aman dan
nyaman: Nyeri
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan rasa aman dan nyaman: Nyeri
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan, refrensi, serta
rujukan bagi mahasiswa dalam menegakkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan rasa aman dan nyaman: Nyeri
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)
6
7
B. Pengertian
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman dan sangat subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut (Mubarak, W.I., Indrawati, L.,& Susanto, J. 2015).
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan
sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan social. (SDKI,
2016). Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan nyeri
merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, presepsi nyeri
seseorang sangat ditentukan oleh pengalaman dan status emosionalnya.
Presepsi nyeri bersifat sangat pribadi dan subjektif. Oleh karena itu, suatu
rangsang yang sama dapat dirasakan berbeda oleh dua orang yang berbeda
bahkan suatu rangsang yang sama dapat dirasakan berbeda oleh satu orang
karena keadaan emosionalnya yang berbeda.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau
yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Bahrudin, 2017).
Nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Nyeri akut adalah
keadaan ketika individu mengalami dan mengeluhkan adanya rasa
ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama
enam bulan atau kurang. 2) Nyeri kronis adalah keadaan ketika individu
mengalami nyeri yang menetap atau intermiten dan berlangsung lebih dari
enam bulan.
8
C. Etiologi
Menurut SDKI (2016), penyebab nyeri adalah sebagai berikut:
1. Agen pencedera fisik; penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh (misal amputasi, abses, terbakar, terpotong, prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebih dan mengangkat berat)
2. Agen pencedera kimiawi; penyebab nyeri karena bahan kimia (terbakar,
bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisiologis (misal inflamasi, iskemia, neoplasma)
4. Dilatasi servik atau pengeluaran janin
Trauma Jaringan,
infeksi, persalinan
Kerusakan sel
Medula Spinalis
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainya
2. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
di abdomen.
3. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
(Asmadi, 2010).
4. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak.
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi, dengan pemberian obat-obatan
- Analgesik narkotik, berupa berbagai derivat opium (morfin dan
kodein)
- Analgesik nonnarkotik, seperti aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen
2. Non farmakolongi
a. Distraksi pendengaran (Music theraphy)
b. Distrksi/relaksasi
c. Imaging guide
d. Fisik dan psikis
e. Akupresus/akupuntur
f. Hipnotis
g. Stimulus kutaneus: massage, rendam air hangat
h. Kompres:
1) Kompres panas basah (dilakukan pada pasien yang mengalami
nyeri, risiko terjadi infeksi luka, dan kerusakan fisik (mobilitas).
2) Kompres panas kering (dilakukan untuk membebaskan rasa nyeri,
spamus otot, peradangan atau kongesti, dan memberikan rasa
hangat)
11
rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tak kunjung hilang, sakit, dan
lain-lain.
- Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat. Contoh sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong
kecil atau laserasi, dan lain-lain. Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu,
dan lain-lain. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia
ketahui; nyeri kepala: ada yang membentur.
- R (Region), daerah perjalanan nyeri. Untuk mengetahui lokasi nyeri,
perawat meminta utnuk menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak
nyaman. Untuk melokalisasi nyeri dengan baik dengan lebih spesifik,
perawat kemudian meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari
titik yang paling nyeri. Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat
difusi (nyeri menyebar kesegala arah), meliputi beberapa tempat atau
melibatkan segmen terbesar tubuh.
- S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri. Karakteristik
paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas
nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun makna istilah-istilah
ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi
jenis ini juga sulit untuk dipastikan.
- T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
Perawat mengajukan pertanyaan utnuk menentukan awitan, durasi
dan rangsangan nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan? Sudah berapa
lama nyeri yang dirasakan? Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada
waktu yang sama setiap hari? Seberapa sering nyeri kembali
kambuh?
3. Macam skala nyeri
Menurut Potter & Perry (2013) cara mengkaji nyeri dengan
menggunakan beberapa macam skala nyeri yaitu:
a. Skala Numerik Nyeri
13
Keterangan :
0: tidak nyeri
1-3: nyeri ringan
4-6: nyeri sedang
7-9: sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10: sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
b. Visual Analog Scale
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa
bebas mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah
kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang
sedang. Visual Analog Scale (VAS)
14
c. Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan
wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk
"mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai
anak usia 3 (tiga) tahun.
4. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan,
minum, eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri,
pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi,
prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh,
warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.
b. Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi
c. Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas
bawah.
- Inspeksi: kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatan sirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding
dada.
15
(mis. fisik,
psikologis,
seksual)
- Riwayat
penyalahgunaan
obat/zat
D.0075 Perasaan tidak - Trauma Subjektif Subjektif: (tidak Kondisi pasca
Ketidaknyamana nyaman yang perinium selama - Mengeluh tersedia) persalinan
n Pasca Partum berhubungan persalinan dan tidak nyaman Objektif
dengan kondisi kelahiran Objektif - Tekanan darah
setelah - Involusi uterus, - Tampak meningkat
melahirkan proses menangis - Frekuensi nadi
pengembalian - Terdapat meningkat
ukuran rahim ke kontraksi - Brkeringat
ukuran semula uterus berlebihan
- Pembekuan - Lika - menangis/merintih
payudara dimana epislotomi - Haemorroid
alveoli mulai - Payuadara
terisi ASI bengkak
- Kekurangan
dukungan dari
keluarga dan
tenaga kesehatan
- Ketidaktepatan
posisi duduk
- Faktor budaya
(D.0054) Keterbatasan - Kerusakan Subjektif Subjektif - Stroke
Gangguan dalam gerakan integritas - Mengeluh - Nyeri saat - Cedera
mobilitas fisik fisik dari satu struktur tulang sulit bergerak medula
atau lebih - Perubahan menggerakkan - Enggan spinalis
19
terpapar
informasi
tentang aktivitas
fisik
- Kecemasan
- Gangguan
kognitif
- Keengganan
melakukan
pergerakan
- Gangguan
sensoripersepsi
(D.0080) Kondisi emosi - Krisis Subjektif. Subjektif. - Penyakit
Ansietas dan pengalaman situasional. - Merasa - Mengeluh Kronis.
subyektif - Kebutuhan bingung. pusing. - Penyakit
terhadap objek tidak terpenuhi. - Merasa - Anoreksia. akut
yang tidak jelas - Krisis khawatir - Palpitasi. - Hospitalisasi
dan spesifik maturasional. dengan akibat. - Merasa tidak - Rencana
akibat antisipasi - Ancaman - Sulit berdaya. opersai
bahaya yang terhadap konsep berkonsenstrasi. Objektif. - Kondisi
memungkinkan diri. Objektif. - Frekuensi napas diagnosis
individu - Ancaman - Tampak meningkat. penyakit belum
melakukan terhadap gelisah. - Frekuensi nadi jelas
tindakan untuk kematian. - Tampak meningkat. - Penyakit
menghadapi - Kekhawatiran tegang. - Tekanan darah neurologis
ancaman mengalami - Sulit tidur meningkat. - Tahap
kegagalan. - Diaforesis. tumbuh
- Disfungsi - Tremos. kembang
sistem keluarga. - Muka tampak
- Hubungan pucat.
21
J. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Rencana Keperawatan (SIKI)
(SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 (D.0077) Nyeri akut bd Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
agen pencedera fisik, keperawatan dalam 3x24 jam, Observasi
kimia, fisiologis. diharapkan masalah nyeri akut - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dapat diatasi dengan kriteria intensitas nyeri
hasil : - Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyerimenurun - Identifikasi respon nyeri nonverbal
2. Meringismenurun - Identifikasi factor yang memperingan dan memperberat
3. Sikap protektif menurun nyeri
4. Vital sign membaik - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
5. Pola tidur membaik - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup pasien
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
Terapeutik
- Fasilitasi istirahat tidur
- Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (misal:
suhuruangan, pencahayaan dan kebisingan).
- Beri teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri
(aromaterapi, terapi pijat, teknik imajinasi terbimbimbing,
teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/ dingin.
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
23
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. S
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 29 Tahun
4. Status Kawin : Belum menikah
5. Suku/ Bangsa : Dayak/Indonesia
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : MRT
9. Alamat : Jl. Komet raya GG. Enam, komet, Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru
10. Sumber Biaya : SKTM/JAMKESDA
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: Pasien datang ke IGD diantar oleh kerabatnya pada tanggal 28
september 2021 pukul : 09.15 WITA, pasien mengatakan ia mengeluh
nyeri perut sebelah kanan sejak 4 hari yang lalu, nyeri saat bergerak dan
saat ditekan, pasien juga mengeluh demam. Pasien dipindahkan keruang
Merpati pada pukul 17.13 WITA.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Mandi
Berpakaian/dandan
Toileting
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
POLA ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB) : 1-2 kali/hari 7-8 kali/minggu Tgl. Defekasi terakhir: 27
September 2021
Pola BAB saat ini : dalam batas normal Konstipasi Diare Inkontinensia
Nyeri Keluar darah Warna faeces: Cokelat
Colostomy : tidak Ya Dapat merawat sendiri Tidak
Kebiasaan BAK : 3-5 kali/hari Jumlah: 1.500 cc/hari Malam sering berkemih
Kesukaran menahan/beser Nyeri/disuri Menetes/oliguri
Anuri
Warna Urin : Kuning jernih Alat Bantu: Folley kateter kondom kateter
POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur : 7-8 jam/malam hari 1 jam/tidur siang
Nyenyak tidur : Ya tidak
Masalah tidur : Tidak ada Ya terbangun malam hari Sulit
tidur/Insomnia Mimpi buruk Nyeri/tdk nyaman Gangg.
Psikologis,
Hasil pengkajian lain: Klien mengatakan biasanya tidur selama 7-8 jam perhari saat malam dan kadanga
tidur sian 1 jam, namun selama di Rumah Sakit klien tidak bisa tidur pada malam hari karena nyeri yang
dirasakan sangat mengganggu.
POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental : stabil Afasia Sukar bercerita Disorientasi
Kacau mental Menyerang/agresif Tidak ada respons
Berbicara : Normal Bicara tidak jelas Berbicara inkoheren
Tidak dapat berkomunikasi verbal
Bahasa yang dikuasai : Indonesia Lain-lain: Banjar
Kemampuan memahami : Ya Tidak
Ansientas : Ringan Sedang Berat
Panik Ketakutan : Tidak Ya
Pendengaran : DBN Terganggu ( Ka Ki) Tuli ( Ka Ki)
Alat Bantu dengar Tinitus
Penglihatan : DBN Kacamata Lensa kontak Mata kabur ( Ka Ki)
33
POLA SEXSUALITAS/
REPRODUKSI
:
Periode Menstruasi Terakhir (PMT)
Masalah Menstruasi/Hormonal : Tidak Ya
POLA PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : Istri dan Seorang Ibu
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : Tidak ada masalah Ada
masalah, Sebutkan :-
Sistem pendukung : Pasangan(Istri/Suami) Saudara/famili
Orang tua/wali teman dekat tetangga
35
POLA NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut : Islam
Pantangan agama : Tidak Ya
(sebutkan)
Meminta dikunjungi : Ya Tidak
Rohaniawan
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita: Klien mengatakan kehamilan dan memiliki bayi
adalah anugerah dari tuhan YME
Distres Spiritual : Tidak Ya, sebutkan
Hasil pengkajian lain: -
j. Lain-lain:
........................................................................................................................................................
6. Sistem pencernaan
Masalah Keperawatan
(B5)
:
a. TB : 157 cm BB : 60 kg
b. IMT : 24 Interpretasi : Normal
38
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
b. Tes Audiometri
c. Keluhan nyeri : ya tidak
d. Luka operasi : ada tidak
e. Alat bantu dengar: -
9. Sistem muskuloskeletal (B6)
a. Pergerakan sendi: bebas terbatas
b. Kekuatan otot: 5 5
Masalah Keperawatan :
5 5
b. Warna
c. Pitting edema: +/- grade:................ Masalah Keperawatan :
d. Ekskoriasis: Ya tidak
e. Psoriasis: Ya tidak
f. Pruritus: ya tidak tidak
g. Urtikaria: ya
h. Lain-lain:
Masalah
Keperawatan :
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN
Jelaskan :
Klien mengatakan rutin mandi 2 kali sehari dan menggosok gigi, klien juga selalu
menjaga kebersihan badan dan pakaiannya.
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah Keperawatan
:Ketidakefektifan
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah: koping
Hasil pengkajian lain: Saat nyeri datang pasien diminta untuk berzikir dan berdoa, saat diminta berzikir
dan berdoa klien langsung menangis karena merasa sedih dengan keadaanya
sekarang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANALISA DATA
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Hari ke-2
TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 85 x/menit
R : 19 x/menit
T : 36,5ºC
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
BAB IV
REVIEW JURNAL DAN PEMBAHASAN
52
pada saat itu
wawancara adalah
53,9% di Survei 1,
57,1% di Survei 2
dan kemudian turun
menjadi 37,1% di
Survei 3. Gangguan
nyeri rata-rata
dengan fungsi fisik
dan emosional
umumnya berkurang
di seluruh survei
setelah pengenalan
manajemen nyeri
berbasis perawat
program.
Pengurangan ini
signifikan secara
statistik dengan p
<0,05.
2 Yu Management of 2017 Google Desain : Proyek Perbaikan dalam Adanya peningkatan
Zhang, Li Perineal Pain Schoolar Implementasi Bukti praktek diamati yang signifikan
Huang, Among JBI untuk semua enam dalam membangun
Yan Postpartum Sampel : 18 Perawat, kriteria. Perbaikan praktik manajemen
Ding, Women in an 3 Bidan, 30 pasien signifikan nyeri perineum
Yajing Obstetric and Variabel : ditemukan sebagai berbasis bukti di
Shi, Gynecological Manajemen Nyeri berikut: pendidikan antara wanita
Jiaying Hospital in China Perineal dan Ibu Post staf meningkatkan postpartum di
Chen, : A Best Practice Partum di obstetrik kepatuhan sebesar rumah sakit
53
Alexa Implementation dan ginekologi 76% (dari 24% ginekologi dan
McArthur Project Instrumen : Alat JBI menjadi 100%). obstetrik di
practical, PACES, Edukasi tentang Shanghai. Ini telah
GRiP teknik pijat efektif dalam
Analisis : - perineum antenatal meningkatkan
meningkat sebesar kepatuhan staf dan
97% (dari 3% mengurangi nyeri
menjadi 100%). perineum di antara
Tingkat kepatuhan wanita postpartum.
untuk penggunaan
kantong es
meningkat sebesar
63% (dari 17
menjadi 80%).
Tingkat kepatuhan
untuk penilaian
nyeri perineum
harian yang
dilakukan selama
tiga hari setelah
melahirkan
meningkat sebesar
100%, dan tingkat
pemberian analgesia
meningkat sebesar
27% (dari 1%
menjadi 40%).
Tingkat kepatuhan
untuk penerimaan
54
perempuan terhadap
pendidikan
perawatan perineum
pascakelahiran
meningkat sebesar
70% (dari 30
menjadi 100%).
3 Herinawa Pengaruh 2019 Google Desain : Kuantitatif 1. Sebelum Terdapat pengaruh
ti, Titik Effleurage Schoolar Sampel : Ibu bersalin dilakukan effleurage yang signifikan
Hindriati, Massage terhadap kala 1 fase aktif 30 massage sebagian antara effleurage
Astrid Nyeri Persalinan orang besar 16 (53%) massage terhadap
Novilda Kala I Fase Aktif Variabel : Effleurage responden penurunan nyeri
di Praktik Massage dan Nyeri merasakan nyeri kala I fase aktif
Mandiri Bidan pada Persalinan Kala sedang, 14 (47%)
Nuriman Rafida 1 Fase Aktif merasakan nyeri
dan Praktik Instrumen : Lembar berat dan tidak ada
Mandiri Checklist responden yang
Bidan Latifah Analisis : Univariat merasakan nyeri
Kota Jambi dan Bivariat ringan. 2. Setelah
Tahun 2019 dilakukan effleurage
massage terjadi
penurunan respon
nyeri persalinan kala
I fase aktif
didapatkan sebagian
besar (57.0%)
responden
merasakan nyeri
ringan, masih
55
sebagian (33%)
responden yang
merasakan nyeri
sedang, dan hanya
sebagian kecil
(10%) responden
yang merasakan
nyeri berat
kemungkinan karena
ibu dengan
primipara belum
memiliki
pengalaman dalam
melahirkan,
sehingga kadang
timbul ketakutan
dan kecemasan yang
dapat merangsang
keluarnya hormone
stress dalam jumlah
besar yang
mengakibatkan
timbulnya nyeri
persalinan yang
lama dan lebih berat.
3. Terdapat
pengaruh yang
signifikan antara
effleurage massage
56
terhadap penurunan
nyeri kala I fase
aktif di Praktik
Mandiri Bidan
Nuriman Rafida dan
Praktik Bidan
Mandiri Latifah
Kota Jambi Tahun
2019 dengan P
(value) 0.000 < 0.05
57
B. Pembahasan
58
dingin atau panas yang dapat disediakan oleh petugas ruangan. Umumnya pada
pasien dengan nyeri sedang hingga berat akan mengalami penurunan nyeri. Hal
ini dapat mencegah pasien dari ketidaknyamanan parah dan gangguan hemostatis
fisiologis maupun emosional dan perasaan negatif (cemas, tertekan, takut, dan
tidak berdaya) menurun secara signifikan pada hasil (Germossa et al., 2019).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di AS menyatakan obat
nyeri yang umum digunakan di rumah sakit penelitian adalah tramadol, Non-
Steroidal. Obat Antiinflamasi (NSAID) (parasetamol, ibuprofen, diklofenak,
indometasin), dan, jarang, petidin. Pasien-pasien yang berasal dari kabupaten di
mana asuransi kesehatan berbasis masyarakat didirikan dan secara hukum
diizinkan untuk menerima layanan kesehatan gratis (miskin, ibu hamil) secara
otomatis menerima semua obat nyeri yang tersedia di rumah sakit. Beberapa
pasien juga menggunakan intervensi nonfarmakologis seperti pijat, doa, atau
aplikasi panas atau dingin. Di sisi lain, fakta bahwa pendapatan bulanan rata-rata
pasien hanya di atas satu dolar AS per hari berarti bahwa banyak pasien yang
membayar sendiri mungkin tidak mampu membeli obat atau mendapatkan obat
tepat waktu. Alasan lain yang mungkin adalah sifat rasa sakit (Felix Ribeiro et
al., 2012).
Jurnal lainnya membahas mengenai penatalaksanaan nyeri dengan
melakukan pijat perineum dari hasil hanya 15 dari 30 wanita yang melakukan
karena merasa bertentangan dengan budaya tionghoa dan merasa tidak nyaman
saat melakukannya, selain itu peneliti juga meneliti penggunaan kompres es dan
analgesia yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan (Zhang et
al., 2017).
Penelitian lainnya membahas mengenai effleurage massage yang
dilakukan pada ibu dengan nyeri kala 1 dengan nyeri sedang hingga berat
setelah diberikan sebagian merasa nyeri jadi ringan-sedang (Herinawati et al.,
2019). Penelitian lain juga menyatakan ada pengaruh massage effleurage
terhadap tingkat nyeri persalinan kala 1 dimana sebelum dilakukan massage
diperoleh rata-rata 3,78 mengalami penurunan jadi 2,96 (Wulandari & Hiba,
59
2018). Penelitian lain juga menyatakan ada pengaruh massage effleurage
terhadap tingkat nyeri persalinan sebelum dilakukan massage rata-rata hasil yaitu
7,8 setelah dilakukan menurun menjadi 6,3 (Lante et al., 2021). Pemberian
massage effleurage dapat membantu menutup gerbang atau menghambat impuls
nyeri jadi hanya sedikit nyeri yang akan dihantarkan ke system syaraf pusat dan
membantu merilekskan serta menurunkan hormon-hormon stress pada ibu nifas.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Nyeri merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri seringkali dikaitkan dengan
kerusakan pada tubuh yang merupakan peringatan terhadap adanya ancaman
yang bersifat aktual maupun potensial.
Rasa nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran
adrenalin. Nyeri dirasakan ibu pada kala I atau saat kontraksi berlangsung.
Pada kondisi ini terjadi nyeri visceral dan terasa seperti rasa mules yang
berasal dari uterus dan serviks. Rasa nyeri disebabkan oleh meregangnya
uterus dan dilatasi serviks. Nyeri dapat dirasakan pada dinding abdomen,
daerah lumbosakralis, krista iliaka, bokong dan paha.
B. Saran
Setelah perawat memahami asuhan keperawatan dengan gangguan
rasa aman nyaman nyeri diharapkan perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif, serta diharapkan perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan berkaitan dengan nyeri sesuai dengan evidence based
practice.
61
DAFTAR PUSTAKA
Felix Ribeiro, S. B., Pinto, J. C. P., Ribeiro, J. B., Santos Felix, M. M.,
Barroso, S. M., de Oliveira, L. F., Felix, A. A., Nascimento, V. das G.,
Felix Ribeiro, M. F., & Emm Faleiros Sousa, F. A. (2012). Pain
Management at Inpatient Wards of a University Hospital. Revista
Brasileira de Anestesiologia, 62(5), 599–611.
https://doi.org/10.1016/S0034-7094(12)70160-5
Indrayani, dkk. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : CV.
Trans Info Media
Lante, N., Yulianti, & Badar, H. (2021). The Effect of Effleurage Massage on
Reducing Level of the First Stage of Labor Pain in the PONED Room at
the Kalumata Health Center Ternate City 2019. PROMOTIF: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 11(1), 69–74.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI
62
63
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI
Zhang, Y., Huang, L., Ding, Y., Shi, Y., Chen, J., & McArthur, A. (2017).
Management of perineal pain among postpartum women in an obstetric
and gynecological hospital in China: A best practice implementation
project. JBI Database of Systematic Reviews and Implementation Reports,
15(1), 165–177. https://doi.org/10.11124/JBISRIR-2016-003232
Lampiran