Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN SEMINAR AKHIR STASE KDP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktek Profesi


Keperawatan Departemen Keperawatan Dasar Profesi

Di Ruang Merpati (NIFAS) RSD IDAMAN Banjarbaru

Oleh Kelompok 4:

Diah Oktaviani (P17212215095)


Eka Herlinda Oktavianti (P17212215096)
Muhammad Andriannoor (P17212215106)
Muhammad Rizky (P17212215108)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2021
LAPORAN SEMINAR AKHIR STASE KDP
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktek Profesi
Keperawatan Departemen Keperawatan Dasar Profesi

Di Ruang Merpati (NIFAS) RSD IDAMAN Banjarbaru

Oleh Kelompok 4:

Diah Oktaviani (P17212215095)


Eka Herlinda Oktavianti (P17212215096)
Muhammad Andriannoor (P17212215106)
Muhammad Rizky (P17212215108)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Seminar Hasil Stase KDP Di Ruang Di Ruang Merpati (NIFAS) RSD
IDAMAN Banjarbaru

Periode tanggal 27 September – 09 Oktober 2021

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal......... bulan……………..


Tahun…………….

Banjarbaru, Oktober 2021

Preseptor Lahan RS Preseptor Akademik

Mengetahui,

Kepala Ruang bedah


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak makalah ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan, bantuan, dukungan,
dan saran kepada Bapak Nasrullah Wilutono, SST., MARS.
Penulis menyadari bahwa kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang
penulis miliki sangat terbatas, sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
maupun pembaca lainnya.

Banjarbaru, Oktober 2021

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................5
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)...................................6
A. Masalah Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)...................................6
B. Pengertian........................................................................................................7
C. Etiologi............................................................................................................8
D. Tanda dan Gejala.............................................................................................8
E. Pohon Masalah Keperawatan..........................................................................9
F. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................10
G. Penatalaksanaan.............................................................................................10
H. Pengkajian Keperawatan Fokus....................................................................11
I. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul.............................................16
J. Intervensi Keperawatan.................................................................................22
BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN...................................................28
BAB IV REVIEW JURNAL DAN PEMBAHASAN............................................51
A. Daftar Hasil Pencarian...................................................................................51
B. Pembahasan...................................................................................................57
BAB V PENUTUP................................................................................................60
A. Kesimpulan....................................................................................................60
B. Saran..............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................61

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat rusaknya jaringan yang aktual atau potensial yang
dirasakan pada tempat kerusakan (International Assosciation for the Study of
Pain [IASP], 2011).
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih
setelah kala III selesai setelah plasenta lahir). Fase dalam persalinan dimulai dari
kala I yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm sampai penurunan kepala
dimulai, kemudian kala II dimana serviks sudah membuka lengkap sampai 10
cm atau kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan dengan kala III
persalinan yang dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran
plasenta. Perdarahan postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai
(Saifuddin, 2014).
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun
merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini
juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang
mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok (Saifuddin,
2014).
Pendarahan post-partum didefinisikan oleh The World Health Organization
(WHO) sebagai keadaan kehilangan darah >500 ml pada 24 jam setelah
melahirkan. Beberapa pengertian lain menyebutkan >500 ml merupakan jumlah
darah yang hilang melalui persalinan normal, sedangkan >1000 ml untuk
seksiocaesarean.3,4 Definisi populer lainnya mengatakan penurunan 10%, baik
hemoglobin maupun hematokrit. Namun, definisi tersebut sering tidak
merefleksikan keadaan hemodinamik pasien.

3
4

Menurut penelitian tahun 2008, dikatakan setiap wanita meninggal tiap


menitnya saat melahirkan, dimana 24% disebabkan karena pendarahan berat
(Gambar 1). Sekitar 529.000 wanita meninggal saat hamil setiap tahunnya dan
hampir semuanya (99%) terjadi pada negara berkembang. Empat puluh persen
kematian karena pendarahan post-partum terjadi pada 24 jam pertama dan 66%
terjadi saat minggu pertama. Dari data Nationwide Inpatient Sample (NIS)
Amerika serikat pada tahun 2004, didapatkan 25.654 kasus pendarahan post-
partum dari 876.641 kehamilan. Tujuh puluh sembilan persen disebabkan karena
atonia uteri. Dari 1995 hingga 2004 terjadi peningkatan kasus pendarahan post-
partum sebanyak 27,5% yang umumnya terjadi karena peningkatan atonia uteri.
Muttaqin (2012) mengemukakan intervensi medis dengan penatalaksanaan
pembedahan menimbulkan luka insisi yang menjadi pintu masuknya organism
pathogen serta akan menimbulkan masalah resiko tinggi infeksi paska bedah.
Masalah yang muncul pada tindakan setelah operasi fraktur pada umumnya
disebabkan adanya akibat dari insisi adalah robekan jaringan yang menimbulkan
perubahan kontinuitas sehingga pasien merasa nyeri. Pasien post fraktur
merasakan nyeri terutama saat bergerak. Nyeri dirasakan paling hebat 12 sampai
36 jam setelah pembedahan dan menurun setelah hari kedua atau ketiga (Kozier,
2010).
Rasa nyeri pada persalinan terjadi pada awal persalinan sampai pembukaan
lengkap akan berlangsung 12-18 jam, dilanjutkan kala pengeluaran janin sampai
pengeluaran plasenta. Rasa nyeri ini dipengaruhi oleh kelelahan, keletihan,
kecemasan dan rasa takut yang akan menyebabkan peningkatan rasa nyeri. Rasa
nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran adrenalin.
Pengeluaran adrenalin ini akan mengakibatkan pembuluh darah berkontraksi
sehingga akan mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke uterus dan
mengakibatkan penurunan kontraksi uterus yang akan menyebabkan
memanjangnya waktu persalinan, sehingga menghilangkan rasa takut dan nyeri
selama proses persalinan menjadi hal yang cukup penting.
5

Nyeri dirasakan ibu pada kala I atau saat kontraksi berlangsung. Pada
kondisi ini terjadi nyeri visceral dan terasa seperti rasa mules yang berasal dari
uterus dan serviks. Rasa nyeri disebabkan oleh meregangnya uterus dan dilatasi
serviks. Nyeri dapat dirasakan pada dinding abdomen, daerah lumbosakralis,
krista iliaka, bokong dan paha. Pada kala I aktif sensasi nyeri dirasakan amat
sangat kuat. Sensasinya membuat ekspresi ibu terlihat tidak berdaya, kemampuan
pendengaran, dan konsentrasi ibu juga menurun. (Indrayani dkk, 2016 : 93-95)
Tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri bisa secara
farmakologi maupun nonfarmakologi. Tindakan farmakologi biasanya dengan
pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri. Sedangkan secara non
farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi, teknik pernapasan,
pergerakan/perubahan posisi, massage, akupressur, terapi panas/dingin,
hypnobirthing, musik, dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
(Zees, 2012; Yus, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar gangguan rasa aman dan nyaman: Nyeri?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan rasa
aman dan nyaman: Nyeri?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar gangguan rasa aman dan
nyaman: Nyeri
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan rasa aman dan nyaman: Nyeri

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan, refrensi, serta
rujukan bagi mahasiswa dalam menegakkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan rasa aman dan nyaman: Nyeri
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)

A. Masalah Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)


Dalam meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat lebih
memberikan kekuatan, harapan, dorongan, hiburan, dukungan dan bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia.
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri).
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan bagi sebagian
orang. Nyeri seringkali dikaitkan dengan kerusakan pada tubuh yang
merupakan peringatan terhadap adanya ancaman yang bersifat aktual maupun
potensial. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan kepada
seorang pasien (Andarmoyo, 2013).
Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia
merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang
ditunjukkan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien. Pada gangguan
kebutuhan rasa nyaman nyeri terdapat beberapa masalah yang mungkin
muncul yaitu:
1. (D.0077) Nyeri akut
2. (D.0078) Nyeri kronis
3. D.0075 Ketidaknyamanan Pasca Partum
4. (D.0054) Gangguan mobilitas fisik
5. (D.0080) Ansietas.

6
7

B. Pengertian
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman dan sangat subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut (Mubarak, W.I., Indrawati, L.,& Susanto, J. 2015).
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan
sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan social. (SDKI,
2016). Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan nyeri
merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, presepsi nyeri
seseorang sangat ditentukan oleh pengalaman dan status emosionalnya.
Presepsi nyeri bersifat sangat pribadi dan subjektif. Oleh karena itu, suatu
rangsang yang sama dapat dirasakan berbeda oleh dua orang yang berbeda
bahkan suatu rangsang yang sama dapat dirasakan berbeda oleh satu orang
karena keadaan emosionalnya yang berbeda.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau
yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Bahrudin, 2017).
Nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Nyeri akut adalah
keadaan ketika individu mengalami dan mengeluhkan adanya rasa
ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama
enam bulan atau kurang. 2) Nyeri kronis adalah keadaan ketika individu
mengalami nyeri yang menetap atau intermiten dan berlangsung lebih dari
enam bulan.
8

C. Etiologi
Menurut SDKI (2016), penyebab nyeri adalah sebagai berikut:
1. Agen pencedera fisik; penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh (misal amputasi, abses, terbakar, terpotong, prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebih dan mengangkat berat)
2. Agen pencedera kimiawi; penyebab nyeri karena bahan kimia (terbakar,
bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisiologis (misal inflamasi, iskemia, neoplasma)
4. Dilatasi servik atau pengeluaran janin

D. Tanda dan Gejala


1. Gangguan tidur.
2. Posisi menghindari nyeri.
3. Gerakan menghindari nyeri.
4. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih).
5. Perubahan nafsu makan.
6. Tekanan darah meningkat.
9

E. Pohon Masalah Keperawatan

Fisiologis Kimiawi Fisik

Otak (korteks Bahan kimia Tekanan mekanis,


somatio deformasi suhu

Trauma Jaringan,
infeksi, persalinan

Kerusakan sel

Pelepasan mediator nyeri (histamine,


bradikinin, prostaglandin, serotonin, ion
kalikim dll)

Merangsang nosireseptor (reseptor


nyeri)

Dihantarkan serabut tipe A, serabut tipe


C

Medula Spinalis

Sistem aktivitas Sistem aktivasi Apla grisea perlakue duktus

Talamus Hipotalamus dan system limbik Talamus

Persepsi nyeri Ansietas

Lebih dari 6 bulan Nyeri

Nyeri Kronis Gangguan Rasa


nyaman
10

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainya
2. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
di abdomen.
3. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
(Asmadi, 2010).
4. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak.

G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi, dengan pemberian obat-obatan
- Analgesik narkotik, berupa berbagai derivat opium (morfin dan
kodein)
- Analgesik nonnarkotik, seperti aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen
2. Non farmakolongi
a. Distraksi pendengaran (Music theraphy)
b. Distrksi/relaksasi
c. Imaging guide
d. Fisik dan psikis
e. Akupresus/akupuntur
f. Hipnotis
g. Stimulus kutaneus: massage, rendam air hangat
h. Kompres:
1) Kompres panas basah (dilakukan pada pasien yang mengalami
nyeri, risiko terjadi infeksi luka, dan kerusakan fisik (mobilitas).
2) Kompres panas kering (dilakukan untuk membebaskan rasa nyeri,
spamus otot, peradangan atau kongesti, dan memberikan rasa
hangat)
11

3) Kompres dingin basah, (dilakukan untuk mengurangi aliran darah


ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema).
4) Kompres dingin kering, (dilakukan pada pasien dengan suhu
tubuh tinggi, perdarahan hebat, kesakitan, misalnya infiltrasi
apendikuler, sakit kepala berat, pasien pascabedah tongsil)
Mubarak, et al (2015)

H. Pengkajian Keperawatan Fokus


1. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari
bantuan
b. Riwayat kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu: Apakah kemungkinan pasien belum pernah
sakit seperti ini atau sudah pernah
d. Riwayat kesehatan keluarga: Meliputi penyakit yang turun temurun
atau penyakit tidak menular
e. Riwayat nyeri: keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri,
kualitas, dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara
‘PQRST’:
- P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan tahanan terhadap nyeri adalah
alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan, pengalihan
perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor
yang dapat menurunkan tahanan terhadap nyeri adalah kelelahan,
12

rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tak kunjung hilang, sakit, dan
lain-lain.
- Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat. Contoh sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong
kecil atau laserasi, dan lain-lain. Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu,
dan lain-lain. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia
ketahui; nyeri kepala: ada yang membentur.
- R (Region), daerah perjalanan nyeri. Untuk mengetahui lokasi nyeri,
perawat meminta utnuk menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak
nyaman. Untuk melokalisasi nyeri dengan baik dengan lebih spesifik,
perawat kemudian meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari
titik yang paling nyeri. Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat
difusi (nyeri menyebar kesegala arah), meliputi beberapa tempat atau
melibatkan segmen terbesar tubuh.
- S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri. Karakteristik
paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas
nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun makna istilah-istilah
ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi
jenis ini juga sulit untuk dipastikan.
- T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
Perawat mengajukan pertanyaan utnuk menentukan awitan, durasi
dan rangsangan nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan? Sudah berapa
lama nyeri yang dirasakan? Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada
waktu yang sama setiap hari? Seberapa sering nyeri kembali
kambuh?
3. Macam skala nyeri
Menurut Potter & Perry (2013) cara mengkaji nyeri dengan
menggunakan beberapa macam skala nyeri yaitu:
a. Skala Numerik Nyeri
13

Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi.Berat


ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan
mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0
hingga 10, di bawah ini, dikenal juga sebagai Visual Analog Scale
(VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan
sepuluh (10) , suatu nyeri yang sangat hebat.

Keterangan :
0: tidak nyeri
1-3: nyeri ringan
4-6: nyeri sedang
7-9: sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10: sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
b. Visual Analog Scale
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa
bebas mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah
kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang
sedang. Visual Analog Scale (VAS)
14

c. Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan
wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk
"mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai
anak usia 3 (tiga) tahun.

4. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan,
minum, eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri,
pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi,
prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh,
warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.
b. Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi
c. Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas
bawah.
- Inspeksi: kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatan sirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding
dada.
15

- Palpasi: daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan


jaringan payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler.
- Perkusi: mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau
kerja diafragma.
- Auskultasi: bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi
gesekan, atau suara napas tambahan.
16

I. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. (D.0077) Nyeri akut
2. (D.0078) Nyeri kronis
3. (D.0075) Ketidaknyamanan Pasca Partum
4. (D.0054) Gangguan mobilitas fisik
5. (D.0080) Ansietas
Diagnosa Definisi Etiologi Gejala dan Tanda Gejala dan Tanda Kondisi Klinis
Mayor Minor Terkait
(D.0077) Nyeri Pengalaman - Agen pencedera Subjektif: (tidak Subjektif: (tidak - Kondisi
akut sensorik atau fisiologis (mis. tersedia) tersedia) pembedahan
emosional yang infarmasi, Objektif: Objektif - Cedera
berkaitan lakemia, - Tampak - Tekanan darah traumatis
dengan neoplasma) meringis meningkat - Infeksi
kerusakan - Agen pencedera - Bersikap - pola napas - Sindrom
jaringan aktual kimiawi (mis. protektif (mis. berubah koroner akut
atau fungsional, terbakar, bahan waspada, - nafsu makan - Glaukoma
dengan onset kimia iritan) posisi berubah
mendadak atau - Agen pencedera menghindari - proses berpikir
lamat dan fisik (mis. abses, nyeri) terganggu
berintensitas amputasi, - Gelisah - Menarik diri
ringan hingga terbakar, - Frekuensi - Berfokus pada
berat yang terpotong, nadi meningkat diri sendiri
berlangsung mengangkat - Sulit tidur - Diaforesis
kurang 3 bulan. berat, prosedur
operasi, trauma,
Latihan fisik
berlebihan)
17

D.0078) Nyeri Pengalaman - Kondisi Subjektif Subjektif - Kondisi


kronis sensorik atau muskuloskeletal - Mengeluh - Merasa takut kronis (mis
emosional yang kronis nyeri mengalami cedera arthritis
berkaitan - Kerusakn sistem - Merasa berulang reumatoid)
dengan saraf depresi Objektif - Infeksi
keruskan - Penekanan saraf (tertekan) - Bersikap - Cedera
jaringan aktual - Infiltrasi tumor Objektif protektif (mis. modula
tau fungsional, - Ketidakseimbang - Tampak posisi spinalis
dengan onset an meringis menghindari - Kondisi
mendadak atau neurotransmiter, - Gelisah nyeri) pasca trauma
lambat dan neuromodulator, - Tidak - Waspada - Tumor
berintensitas dan reseptor mampu - Pola tidur
ringan hingga - Gangguan menuntaskan berubah
berat dan imuntas (mis. aktivitas - Anoreksia
konstan, yang neuropati terkait - Fokus
berlangsung HIV, virus menyempit
lebih dari 3 varicella-zoster) Berfokus pada diri
bulan. - Gangguan fungsi sendiri
metabolic
- Riwayat posisi
kerja statis
- Peningkatan
indeks massa
tubuh
- kondisi pasca
trauma
- Tekanan
emosional
- Riwayat
penganiayaan
18

(mis. fisik,
psikologis,
seksual)
- Riwayat
penyalahgunaan
obat/zat
D.0075 Perasaan tidak - Trauma Subjektif Subjektif: (tidak Kondisi pasca
Ketidaknyamana nyaman yang perinium selama - Mengeluh tersedia) persalinan
n Pasca Partum berhubungan persalinan dan tidak nyaman Objektif
dengan kondisi kelahiran Objektif - Tekanan darah
setelah - Involusi uterus, - Tampak meningkat
melahirkan proses menangis - Frekuensi nadi
pengembalian - Terdapat meningkat
ukuran rahim ke kontraksi - Brkeringat
ukuran semula uterus berlebihan
- Pembekuan - Lika - menangis/merintih
payudara dimana epislotomi - Haemorroid
alveoli mulai - Payuadara
terisi ASI bengkak
- Kekurangan
dukungan dari
keluarga dan
tenaga kesehatan
- Ketidaktepatan
posisi duduk
- Faktor budaya
(D.0054) Keterbatasan - Kerusakan Subjektif Subjektif - Stroke
Gangguan dalam gerakan integritas - Mengeluh - Nyeri saat - Cedera
mobilitas fisik fisik dari satu struktur tulang sulit bergerak medula
atau lebih - Perubahan menggerakkan - Enggan spinalis
19

ekstremitas metabolisme ekstremitas melakukan - Trauma


secara mandiri - Ketidakbugar Objektif pergerakan - Fraktur
an fisik - Kekuatan - Merasa cemas - Osteoarthirti
- Penurunan otot menurun saat bergerak s
kendali otot - Rentang  Objektif - Ostemalasia
- Penurunan gerak (ROM) - Sendi kaku - Keganasan
massa otot menurun - Gerakan tidak
- Penurunan terkoordinasi
kekuatan otot - Gerakan
- Keterlambata terbatas
n perkembangan - Fisik lemah
- Kekakuan
sendi
- Kontraktur
- Malnutrisi
- Gangguan
muskuloskeletal
- Gangguan
neuromuskular
- Indeks masa
tubuh diatas
persentil ke-75
sesuai usia
- Efek agen
farmakologis
- Program
pembatasan
gerak
- Nyeri
- Kurang
20

terpapar
informasi
tentang aktivitas
fisik
- Kecemasan
- Gangguan
kognitif
- Keengganan
melakukan
pergerakan
- Gangguan
sensoripersepsi
(D.0080) Kondisi emosi - Krisis Subjektif. Subjektif. - Penyakit
Ansietas dan pengalaman situasional. - Merasa - Mengeluh Kronis.
subyektif - Kebutuhan bingung. pusing. - Penyakit
terhadap objek tidak terpenuhi. - Merasa - Anoreksia. akut
yang tidak jelas - Krisis khawatir - Palpitasi. - Hospitalisasi
dan spesifik maturasional. dengan akibat. - Merasa tidak - Rencana
akibat antisipasi - Ancaman - Sulit berdaya. opersai
bahaya yang terhadap konsep berkonsenstrasi. Objektif. - Kondisi
memungkinkan diri. Objektif. - Frekuensi napas diagnosis
individu - Ancaman - Tampak meningkat. penyakit belum
melakukan terhadap gelisah. - Frekuensi nadi jelas
tindakan untuk kematian. - Tampak meningkat. - Penyakit
menghadapi - Kekhawatiran tegang. - Tekanan darah neurologis
ancaman mengalami - Sulit tidur meningkat. - Tahap
kegagalan. - Diaforesis. tumbuh
- Disfungsi - Tremos. kembang
sistem keluarga. - Muka tampak
- Hubungan pucat.
21

orang tua-anak - Suara bergetar.


tidak - Kontak mata
memuaskan. buruk.
- Faktor - Sering
keturunan berkemih.
(temperamen - Berorientasi
mudah teragitasi pada masa lalu.
sejak lahir)
- Penyalahguna
an zat.
- Terpapar
bahaya
lingkungan (mis.
toksin, polutan,
dan lain-lain).
- Kurang
terpapar
informasi
22

J. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Rencana Keperawatan (SIKI)
(SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 (D.0077) Nyeri akut bd Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
agen pencedera fisik, keperawatan dalam 3x24 jam, Observasi
kimia, fisiologis. diharapkan masalah nyeri akut - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dapat diatasi dengan kriteria intensitas nyeri
hasil : - Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyerimenurun - Identifikasi respon nyeri nonverbal
2. Meringismenurun - Identifikasi factor yang memperingan dan memperberat
3. Sikap protektif menurun nyeri
4. Vital sign membaik - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
5. Pola tidur membaik - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup pasien
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
Terapeutik
- Fasilitasi istirahat tidur
- Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (misal:
suhuruangan, pencahayaan dan kebisingan).
- Beri teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri
(aromaterapi, terapi pijat, teknik imajinasi terbimbimbing,
teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/ dingin.
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
23

- Pemberian analgetik, jika perlu


2. (D.0078) Nyeri kronis bd Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
kerusakan system syaraf, keperawatan dalam 3x24 jam, Observasi
kondisi muskulo- skeletal diharapkan masalah nyeri kronis - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
kronis, kondisi dapat diatasi dengan kriteria frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
pascatrauma. hasil : - Identifikasi skala nyeri
1. Kemampuan - Identifikasi respons nhyeri non verbal
menuntaskan aktivitas - Identifikasi faktor yang memperberat dan
meningkat memperingan nyeri
2. Keluhan nyeri - Identifikasi pengetahuan dan keyaninan
menurun tentang nyeri
3. Meringis menurun - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
4. Sikap protektif nyeri
menurun - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
5. Gelisah menurun hidup
6. Kesulitan tidur - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
menurun sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
24

- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat


- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Perawatan kenyamanan
Observasi
- Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan
(mis. Mual, nyeri, gatal, sesak
- Identifikasi pemahaman tentang kondisi,
situasi, dan perasaanya
- Identifikasi masalah emosional dan spiritual
Terapeutik
- Berikan posisi yang nyaman
- Berikan kompres dingin datau hangat
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Diskusikan mengenai situasi dan pilihan
terapi/pengobatan yang diinginkan
Edukasi
- Jelaskan mengenai kondisi dan
pilihanterapi/pengobatan
- Ajarkan terapi relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesic,antipruiritus, anthistamin, jika perlu
3. D.0075 Ketidaknyamanan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
Pasca Partum keperawatan 3x24 jam status Observasi:
kenyamanan pasca partum - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
meningkat dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
1. Ketuban tidak nyaman - Identifikasi skala nyeri
25

menurun - Identifikasi respons nyeri non verbal


2. Meringis menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Luka epiostomy menurun memperingan nyeri
4. Kontraksi uterus menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
5. Payudara bengkak menurun nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4 (D.0054) Gangguan Setelah dilakukan tindakan Pengaturan Posisi
mobilitas fisik keperawatan 3x24 mobilitas Observasi
fisik meningkat dengan - Monitor statusoksigenasi sebelum dan sesudah mengubah
kriteria hasil: posisi
1. Pergerakan ekstremitas - Monitor alat traksi agar selalu tepat
meningkat skala 5 Terapeutik
2. Kekuatan otot meningkat - Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yangtepat
skala 5 - Tempatkan pada posisi terapeutik
3. Rentang gerak (ROM) - Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
26

meningkat skala 5 - Berikan bantal yangtepat padaleher


4. Kelemahan fisik - Hindari menempatkanpada posisi yang dapat
menurun skala 5 meningkatkannyeri
- Ubah posisi pada setiapdua jam
Edukasi
- Informasikan saat akan dilakukan perubahanposisi
- Ajarkan caramenggunakan postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan perubahan
posisi.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah
posisi, jikaperlu
Dukungan pengungkapan kebutuhan
Observasi
- Periksa gangguan komunikasi verbal(mis.
Ketidakmampuanberbicara, kesulitan mengekspresikan
fikiran secaraverbal)
5. (D.0080) Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
keperawatan 3x24 mobilitas Observasi:
fisik meningkat dengan kriteria - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
hasil: - Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
1. Konsentrasi meningkat - Monitor tanda-tanda ansietas
2. Pola tidur membaik Terapeutik:
3. Perilaku gelisah menurun - Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan
4. Verbalisasi kebingungan kepercayaan
menurun - Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
5. Verbalisasi khawatir akibat memungkinkan
kondisi yang dihadapi - Pahami situasi yang membuat ansietas
menurun - Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Perilaku tegang menurun - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
27

- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu


kecemasan
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
- Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
- Latih teknik relaksasi
28

BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal MRS : 28 September 2021 Jam Masuk : 17.13


Tanggal Pengkajian : 28 September 2021 No. RM :34XXXX
Jam Pengkajian : 17.20
Hari rawat ke : 1 (Satu)
Diagnosa Medis : Nifas H+ 11+ P e r d a r
a h a n p e r v a g i n a

IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. S
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 29 Tahun
4. Status Kawin : Belum menikah
5. Suku/ Bangsa : Dayak/Indonesia
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : MRT
9. Alamat : Jl. Komet raya GG. Enam, komet, Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru
10. Sumber Biaya : SKTM/JAMKESDA

IDENTITAS KELUARGA PASIEN (Yang dapat Dihubungi)


1. Nama : Ny. N
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur :-
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : -
6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Baruyan No.22, Rt. 2, Rw. 2, komet, Banjarbaru utara, kota banjarbaru
8. Hubungan dengan klien:

KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: Pasien datang ke IGD diantar oleh kerabatnya pada tanggal 28
september 2021 pukul : 09.15 WITA, pasien mengatakan ia mengeluh
nyeri perut sebelah kanan sejak 4 hari yang lalu, nyeri saat bergerak dan
saat ditekan, pasien juga mengeluh demam. Pasien dipindahkan keruang
Merpati pada pukul 17.13 WITA.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan semenjak 4
hari yang lalu, merasa demam dan pasien mengatakan sudah
dua hari dia tidak selera makan, kesulitan tidur pada malam
hari karena mengeluh nyeri perut sebelah kanan yang sangat
menggangu.
29

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Riwayat penyakit keluarga: Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti Hipertensi,
DM dll.dan
- Genogram:

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:
Alkohol ya tidak  keterangan……….....................
Merokok ya tidak 
keterangan……………………........................................
.................
Obat ya tidak 
keterangan…..............................................................
………………
Olah raga ya  tidak
Keterangan pasien mengatakan rajin berolahraga untuk
memperlancar persalinan
30

POLA AKTIVITAS LATIHAN


KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI:
0 = Mandiri 1 = Alat Bantu 2 = Dibantu orang lain

3 = Dibantu orang dan peralatan 4 = Ketergantungan/tidak mampu


0 1 2 3 4
Makan minum 

Mandi 

Berpakaian/dandan 

Toileting 

Mobilitas ditempat tidur 

Berpindah 

Berjalan 

Naik tangga 

Berbelanja 

Memasak 

Pemeliharaan rumah 

ALAT BANTU:  Tidak  Kruk  Pispot disamping


tempat tidur  Walker
 Tongkat  Kursi Roda  Lain-Lain, sebutkan:

Hasil pengkajian lain:

POLA NUTRISI DAN METABOLIK

Jenis diet khusus/suplemen :


Diet/makanan pantangan : Tidak  Ya Macam:
Instruksi diit saat ini : Tidak  Ya Macam:
Jumlah porsi setiap kali makan : 1 Porsi Frekwensi dalam 1 hari: 3 Kali sehari
Nafsu :  Normal  Bertambah Berkurang  Penurunan sensasi
makan rasa
 Mual  Muntah  Stomatitis
31

Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir :  tidak naik/turun …….. Kg  naik......Kg


Kesukaran menelan :  Tidak  Ya  padat  cairan
Gigi palsu :  Tidak  Ya  bagian atas  bagian bawah
Gigi ompong :  Tidak  Ya  Bagian atas  Bagian bawah 
Sebagaian besar
Jumlah cairan/minum :  < 1 ltr/hari  1-2 ltr/hari  > 2 ltr/hari
32

POLA ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB) :  1-2 kali/hari  7-8 kali/minggu Tgl. Defekasi terakhir: 27
September 2021
Pola BAB saat ini :  dalam batas normal  Konstipasi  Diare  Inkontinensia
 Nyeri  Keluar darah Warna faeces: Cokelat
Colostomy :  tidak  Ya  Dapat merawat sendiri  Tidak
Kebiasaan BAK : 3-5 kali/hari Jumlah: 1.500 cc/hari Malam sering berkemih
Kesukaran menahan/beser Nyeri/disuri Menetes/oliguri
Anuri
Warna Urin : Kuning jernih Alat Bantu:  Folley kateter  kondom kateter

Hasil pengkajian lain: Klien terpasang urine kateter

POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur : 7-8 jam/malam hari 1 jam/tidur siang
Nyenyak tidur :  Ya  tidak
Masalah tidur :  Tidak ada  Ya  terbangun malam hari  Sulit
tidur/Insomnia  Mimpi buruk  Nyeri/tdk nyaman  Gangg.
Psikologis,

Hasil pengkajian lain: Klien mengatakan biasanya tidur selama 7-8 jam perhari saat malam dan kadanga
tidur sian 1 jam, namun selama di Rumah Sakit klien tidak bisa tidur pada malam hari karena nyeri yang
dirasakan sangat mengganggu.

POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental :  stabil  Afasia  Sukar bercerita  Disorientasi
 Kacau mental  Menyerang/agresif  Tidak ada respons
Berbicara :  Normal  Bicara tidak jelas  Berbicara inkoheren
 Tidak dapat berkomunikasi verbal
Bahasa yang dikuasai :  Indonesia Lain-lain: Banjar
Kemampuan memahami :  Ya  Tidak
Ansientas :  Ringan  Sedang  Berat 
Panik Ketakutan :  Tidak  Ya
Pendengaran :  DBN  Terganggu ( Ka  Ki)  Tuli ( Ka  Ki)
 Alat Bantu dengar  Tinitus
Penglihatan :  DBN  Kacamata  Lensa kontak Mata kabur ( Ka  Ki)
33

 Buta ( Ka  Ki) Vertigo:  Ya  Tidak


Nyeri :  Tidak  Ya  Akut
Kronis

Lokasi Nyeri : Di bagian abdomen kanan


Nyeri berkurang dengan cara dalam posisi miring, atau dalam posisi yang sama selama beberapa saat
 Tidak Dapat
34

Hasil pengkajian lain:


P : abnormal organ dalam
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : nyeri di bagian abdomen kanan
S : 8 (1-10)
T : Hilang timbul

POLA TOLERANSI KOPING STRES/PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI


Masalah utama sehubungan dengan dirawat di rumah sakit atau penyakit:
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan :  Tidak  Ya

Adakah penurunan harga diri :  Tidak  Ya


Adakah ancaman kematian :  Tidak  Ya
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit :  Tidak  Ya
Adakah masalah biaya perawatan di RS : Tidak  Ya

Pola koping individual :  Konstruktif/efektif  Tidak efektif  Tidak mampu

Hasil pengkajian lain: adanya permasalahan pada biaya perawatan di RS

POLA SEXSUALITAS/
REPRODUKSI
:
Periode Menstruasi Terakhir (PMT)
Masalah Menstruasi/Hormonal :  Tidak  Ya

Pap Smear Terakhir :-


Pemeriksaan Payudara/Testis :  Ya  Tida

sendiri Gangguan seksual :- k


Penyebab :-
Hasil pengkajian lain: Klien sedang menjalani masa nifas

POLA PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : Istri dan Seorang Ibu
Penampilan peran sehubungan dengan sakit :  Tidak ada masalah Ada
masalah, Sebutkan :-
Sistem pendukung : Pasangan(Istri/Suami)  Saudara/famili
Orang tua/wali  teman dekat  tetangga
35

Interaksi dengan orang lain :  Baik  Ada masalah


Menutup diri :  Tidak  Ya
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain :  Tidak  Ya
Hasil pengkajian lain: Klien mengatakan tidak merasa memiliki masalah pada peran dan hubungan
dengan orang lain, klien pun kooperatif dalam proses perawatan.

POLA NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut : Islam
Pantangan agama : Tidak  Ya
(sebutkan)
Meminta dikunjungi :  Ya Tidak
Rohaniawan
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita: Klien mengatakan kehamilan dan memiliki bayi
adalah anugerah dari tuhan YME
Distres Spiritual :  Tidak  Ya, sebutkan
Hasil pengkajian lain: -

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda tanda vital
TD : 82/62 mmHg N : 109 x/menit T : 37,1ºC RR : 20 x/menit
Kesadaran Compos Mentis  Apatis Somnolen Sopor Koma

2. Sistem Pernafasan (B1)


a. RR: 20 x/menit
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas orthopnea
Batuk produktif tidak
Masalah Keperawatan :
produktif
Penggunaan otot bantu nafas: Tidak ada
c. PCH ya tidak
d. Irama nafas  teratur tidak teratur
f. Pleural Friction rub:
g. Pola nafas Dispnoe Kusmaul Cheyne St
h. Suara nafas Cracles Ronki Wheezing
i. Alat bantu napas ya  tidak

j. Lain-lain:
........................................................................................................................................................

3. Sistem Kardio vaskuler (B2)


a. TD : 82/62 mmHg Masalah Keperawatan :
b. N : `109 x/menit
c. Keluhan nyeri dada: ya
tidak
d. Irama jantung:  reguler ireguler
e. Suara jantung:  normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain
f. CR : < 2 detik
36

g. Akral:  hangat kering merah basah pucat


dingin panas
Sikulasi perifer: normal menurun
h. ECG & Interpretasinya: -

2. Sistem Persyarafan (B3)


a. GCS : E4V5M6 Masalah
b. Refleks fisiologis  patella  tricep  biceps Keperawatan :
c. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
Lain-lain
d. Keluhan pusing ya  tidak

4. Sistem Persyarafan (B3)


a. GCS : E : 4, V : 5, M : 6 Masalah
b. Tidak ada keluhan pusing Keperawatan :
c. Pemeriksaan saraf kranial:
N1 : Normal, bisa mencium bau Gangguan pola tidur
N2 : Normal, bisa melihat
N3 : Normal, mengering
N4 : Normal, mengunyah
N5 : Normal, gerak bola mata
N6 : Normal, gerak bola mata
N7 : Normal, mimik muka, mengecap
N8 : Normal, keseimbangan dan mendengar
N9 : Normal, menelan, mengecap
N10 : Normal, menelan, mengecap
N11 : Normal, bicara, menggerakkan kepala
N12 : Normal, bicara, mengunyah, menelan
d. Pupil : isokor
e. Sclera : anikterus
f. Konjungtiva : ananemis
g. Ny. S mengatakan tidak bisa tidur

5. Sistem perkemihan (B4) Masalah Keperawatan


a. Kebersihan genetalia:  Bersih Kotor
b. Sekret: Ada  Tidak
c. Ulkus: Ada  Tidak
d. Kebersihan meatus uretra: Bersih Kotor
e. Keluhan kencing: Ada Tidak
Kemampuan berkemih:
 Alat bantu,
f. Produksi urine : ± 60 ml/jam
g. Kandung kemih : Membesar ya tidak
h. Nyeri tekan ya  tidak
37

6. Sistem pencernaan
Masalah Keperawatan
(B5)
:
a. TB : 157 cm BB : 60 kg
b. IMT : 24 Interpretasi : Normal
38

c. Mulut:  bersih kotor berbau


d. Membran  lembab kering stomatis
mukosa:
e. Tenggorokan: kesulitan menelan
 sakit menelan
 pembesaran nyeri tekan
tonsil
f. Abdomen: tegan Kembung ascites
g. Nyeri tekan: g ya tidak
h. Luka ada  tidak
operasi:
Tanggal
operasi Jenis
operasi
Lokasi
Keadaan
- Kondisi area sekitar insersi :...................
d. Peristaltik: 12 x/menit
j. BAB: 1 – 2 x/hari Terakhir tanggal : 27 September 2021
k. Konsistensi: keras  lunak cair lendir/darah
l. Diet: padat lunak cair
m. Diet Khusus:
n. Nafsu makan:  baik menurun  Frekuensi:
3x/hari
o. Porsi makan:  habis tidak  Keterangan: 1
porsi
7. Sistem Penglihatan
Masalah Keperawatan :
a. Keluhan nyeri :  ya  tidak
b. Luka operasi : ada  tidak
a. Pemeriksaan penunjang lain : .........................
c. Lain-lain :-

8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
b. Tes Audiometri
c. Keluhan nyeri :  ya  tidak
d. Luka operasi :  ada  tidak
e. Alat bantu dengar: -
9. Sistem muskuloskeletal (B6)
a. Pergerakan sendi: bebas  terbatas
b. Kekuatan otot: 5 5
Masalah Keperawatan :
5 5

c. Kelainan ekstremitas : ya tidak 


d. Kelainan tulang belakang: ya tidak 
Frankel: ................................................................................
e. Fraktur: ya tidak 
f. Traksi: ya tidak 
g. Penggunaan spalk/gips: ya tidak 
h. Keluhan nyeri:ya tidak 
i. Sirkulasi perifer: ..............................................
j. Kompartemen syndrome ya tidak 
k. Kulit : ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
l. Turgor : baik kurang jelek
m. Luka operasi : ada 
tidak
n. ROM : .................
o. Cardinal Sign : .......

10. Sistem Integumen


a. Penilaian resiko decubitus
Aspek Yang Kriteria Penilaian Nilai
Dinilai 1 2 3 4
Persepsi Sensori Terbatas Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada 4
Sepenuhnya Ringan Gangguan
Kelembaban Terus Menerus Sangat Lembab Kadang2 Basah Jarang Basah 4
Basah
Aktifitas Bedfast Chairfast Kadang2 Jalan Lebih Sering 3
jalan
Mobilisasi Immobile Sangat Terbatas Keterbatasan Tidak Ada 3
Sepenuhnya Ringan Keterbatasan
Nutrisi Sangat Buruk Kemungkinan Adekuat Sangat Baik 4
Tidak Adekuat
Gesekan & Bermasalah Potensial Tidak 3
Pergeseran Bermasalah Menimbulkan
Masalah
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko Total Nilai 21
mengalami dekubisus (pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less = high risk)

b. Warna
c. Pitting edema: +/- grade:................ Masalah Keperawatan :
d. Ekskoriasis: Ya  tidak
e. Psoriasis: Ya  tidak
f. Pruritus: ya  tidak  tidak
g. Urtikaria: ya
h. Lain-lain:

11. Sistem Endokrin


a. Pembesaran tyroid: ya  tidak Masalah Keperawatan :
b. Pembesaran kelenjar getah ya  tidak
bening:
c. Hipoglikemia: ya  tidak
d. Hiperglikemia: ya  tidak
e. Kondisi kaki DM
- Luka gangren ya  tidak
- Infeksi ya  tidak
Riwayat luka sebelumya ya  tidak
- Riwayat amputasi sebelumya ya tidak
Masalah keperawatan :

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Ansietas


a. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
Klien mengatakan bahwa kehamilan yang dia jalani sampai lahirnya bayi adalah
anugerah dari tuhan dan merupakan karunia yang tidak ada bandingannya
Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah tegang marah/menangis curiga
a. Reaksi saat interaksi  kooperatif tidak kooperatif
b. Gangguan konsep diri: -
Hasil pengkajian lain: Klien mengatakan sedih karena dulu anak keduanya harus diadopsi orang
lain, karena factor ekonomi pada keluarga klien sehingga tidak bisa membayar biayaya Rumah
Sakit dan mengharuskan klien memperbolehkan orang lain untuk mengadopsi anaknya karena
sudah membantu untuk membiayayai perawatan selama di Rumah Sakit. Selain itu juga klien ingin
menyerah dalam menjalani hidup karena penyakit yang dideritanya.

Masalah
Keperawatan :
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN
Jelaskan :
Klien mengatakan rutin mandi 2 kali sehari dan menggosok gigi, klien juga selalu
menjaga kebersihan badan dan pakaiannya.

PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah
- Sebelum sakit sering  kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering  kadang- kadang tidak pernah Keperawatan
:Ketidakefektifan
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah: koping

Hasil pengkajian lain: Saat nyeri datang pasien diminta untuk berzikir dan berdoa, saat diminta berzikir
dan berdoa klien langsung menangis karena merasa sedih dengan keadaanya
sekarang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium, Tgl. 28 September 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan


URINALISIS
Kekeruhan Jernih
Warna Kuning
pH 6,0 4,5-8,0
Berat Jenis 1,020 1,005-1,030
Glukosa NEGATIF NEGATIF
Protein NEGATIF NEGATIF
Keton POSITIF (+) NEGATIF
Bilirubin NEGATIF NEGATIF
Urobilinogen POSITIF (+) NEGATIF
Nitrit NEGATIF NEGATIF
Lekosit POSITIF (+) NEGATIF
Darah NEGATIF NEGATIF
Mikroskopis 10X
Epitel
- Epitel Squamous 3-5 /LPK <=2
- Epitel NEGATIF /LPK <=2
Transisional
- Epitel Renalis NEGATIF /LPK <=2
Silinder
- Silinder Hialin NEGATIF /LPK <=2
- Silinder Berbutir NEGATIF /LPK NEGATIF
- Silinder Lain-Lain NEGATIF /LPK
Mikroskopis 40 X
- Eritrosit 1-2 /LBP <=3
- Lekosit 1-3 /LBP <=5
- Kristal NEGATIF /LBP NEGATIF
- Bakteri NEGATIF
- Jamur
TERAPI MEDIS

NAMA OBAT MANFAAT


Inj. Ranitidin 2x1 Menurunkan produksi asam lambung
Inj. Omeprazol 2x40 Mencegah pendarahan saluran cerna
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/IV Antibiotik, menghambat pertumbuhan bakteru
atau membunuh bakteri
Inf. Metronidazole 3x500 mg Antibiotik, mengobati infeksi
Inj. Gentamicin 2x80 mg/IV Antibiotik, menghambat pertumbuhan kuman-
kuman penyebab infeksi kulit
Inf. Rl 30 tpm Penambah cairan dan elektrolit tubuh
Inf. Paracetamol 3x500 mg Menurunkan demam

ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. S


Umur : 29 Tahun
No. Register : 34XXXX

Hari/tgl Data Etiologi Masalah


/jam
Selasa/ Ds: Agen injuri (Fisik) Nyeri akut
28 - Ny. S mengatakan
septemb nyerinya sejak 4 hari yang
er 2021/ lalu
17.20 - Ny. S mengatakan nyeri
pada perut bagian kanan
- Ny. S mengatakan sakit
saat bergerak dan ditekan
Do:
- Ny. S nampak meringis
kesakitan
- Berteriak saat ditekan pada
abdomen sebelah kanan

P : abnormal organ dalam


Q : nyeri seperti di tusuk-
tusuk
R : nyeri di bagian abdomen
kanan
S : 8 (1-10)
T : Hilang timbul
TTV :
TD : 82/62 mmHg
N : 109 x/menit
R : 20 x/menit
T : 37,1ºC

Selasa/ Ds: Hambatan fisiologis Gangguan pola tidur


28 - Ny. S mengatakan (nyeri)
septemb nyerinya sangat
er 2021/ menggangu aktivitas
17.20 - Ny. S mengatakan tidak
bisa tidur pada malam hari
- Ny. S mengatakan
kesulitan memulai tidur
- Ny. S mengatakan
istirahat/tidur terganggu
Do :
- Ny. S terlihat lemas
- Ny. S terlihat menguap
terus
- Matanya terlihat sayu
TTV :
TD : 82/62 mmHg
N : 109 x/menit
R : 20 x/menit
T : 37,1ºC

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (Fisik)


2. (D.0055) Gangguan pola tidur berhubungan dengan Hambatan fisiologis (nyeri)
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. S


Umur : 29 Tahun
No. Register : 34XXXX

NO. DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TANDA


KEPERAWATAN MUNCUL TERATASI TANGAN
1. (D.0077) Nyeri akut 28 September 30 September
berhubungan dengan agen injuri 2021 2021
(Fisik)

2. (D.0055) Gangguan pola tidur 28 September 30 September


berhubungan dengan Hambatan 2021 2021
fisiologis (nyeri)
RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S
Umur : 29 Tahun
No. Register : 34XXXX
N Hari/t Diagnosa Luaran Intervensi
O. gl/ja Keperawatan
m
1. Selasa (D.0077) Nyeri SLIKI : SIKI :
/ akut Setelah dilakukan asuhan Manjemen nyeri Observasi
28 berhubungan keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
septe dengan agen 3x24 jam diharapkan
durasi, frekuensi, kualitas,
mber injuri (Fisik) nyeri berkurang dengan
2021/ kriteria hasil : intensitas nyeri
17.20 Tingkat Nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
1. Nyeri berkurang
dengan skala 2 3. Identifikasi respon nyeri nonverbal
2. Pasien tidak
4. Identifikasi factor yang
mengeluh nyeri
3. Pasien tampak memperingan dan memperberat
tenang
nyeri
4. Pasien tidur
dengan tenang 5. Identifikasi pengetahuan dan
5. Frekuensi nadi
keyakinan tentang nyeri
dalam batas
normal (60-100 6. Identifikasi budaya terhadap respon
x/menit)
nyeri
6. Tekanan darah
dalam batas 7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
normal (90/60
kualitas hidup pasien
mmHg-10/80
mmHg) 8. Monitor efek samping penggunaan
7. RR dalam batas
analgetik
normal (16-20
x/menit) 9. Monitor keberhasilan terapi
Kontrol Nyeri
komplementer yang sudah
1. Melaporkan
bahwa nyeri diberikan
berkurang dengan
Terapeutik
menggunakan
manajemen nyeri - Fasilitasi istirahat tidur
2. Mampu mengenali
- Kontrol lingkungan yang
nyeri (skala,
intensitas, memperberat nyeri ( missal: suhu
frekuensi, tanda
ruangan, pencahayaan dan
nyeri)
Status Kenyamanan kebisingan).
1. Menyatakan rasa
- Beri teknik non farmakologis
nyaman setelah untuk meredakan nyeri
nyeri berkurang
(aromaterapi, terapi pijat, hypnosis,
biofeedback, teknik imajinasi
terbimbimbing, teknik tarik napas
dalam dan kompres hangat/ dingin)
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2. Selasa (D.0055) Tujuan: Setelah Dukungan Tidur
/ Gangguan pola Observasi:
dilakukan tindakan
28 tidur - Identifikasi pola aktivitas dan
septe berhubungan keperawatan 3x24 jam tidur
mber dengan - Identifikasi faktor pengganggu
diharapkan pola tidur
2021/ Hambatan tidur (fisik dan/atau psikologis)
17.20 fisiologis (nyeri) membaik, dengan - Identifikasi makanan dan
minuman yang mengganggu tidur
kriteria hasil :
(mis. kopi, teh, alkohol, makanan
1. Keluhan sulit tidur mendekati waktu tidur, minum
banyak air sebelum tidur)
menurun
- Identifikasi obat tidur yang
2. Keluhan sering dikonsumsi
Terapeutik:
terjaga menurun
- Modifikasi lingkungan (mis.
3. Keluhan tidak puas pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
tidur menurun
- Batasi waktu tidur siang, jika
4. Keluhan pola tidur perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres
berubah menurun
sebelum tidur
5. Keluhan istirahat - Tetapkan jadwal tidur rutin
tidak cukup menurun - Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(mis. pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
psikologis:gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
Ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara nonfarmakologi lainnya

IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN


Hari ke-1
Hari/t Diagnosa jam Implementasi Evaluasi Par
gl/shif af
t
Rabu/ (D.0077) Nyeri akut 14.45 SIKI : S :
29 berhubungan dengan Wita Manjemen nyeri Observasi - Ny. S
septe agen injuri (Fisik) 1. Mengidentifikasi lokasi, mengatakan
mber nyerinya
frekuensi nyeri (lokasi :
2021/ berkurang
Siang abdomen, frekuensi : - Ny. S
mengatakan
hilang timbul)
nyeri pada
2. Mengidentifikasi skala perut bagian
kanan
nyeri ( skala: 8 (1-10)
- Ny. S
3. Mengidentifikasi respon mengatakan
sudah tidak
nyeri nonverbal (Ny.S
terlalu sakit
membungkukan saat bergerak
- Ny. S
badannya)
mengatakan
4. Mengidentifikasi factor nyeri saat
ditekan
yang memperingan dan
masih terasa
memperberat nyeri (saat O:
- Ny. S nampak
bergerak/ditekan)
tenang
5. Mengidentifikasi budaya - Masih
berteriak saat
terhadap respon nyeri
ditekan pada
( Ny.S berzikir) abdomen
sebelah
6. Memonitor efek samping
kanan
penggunaan analgetik
P : abnormal
(pemberian ranitidin,
organ dalam
mengurangi nyeri)
Q : nyeri seperti
7. Memonitor keberhasilan
di tusuk-tusuk
terapi komplementer
R : nyeri di
yang sudah diberikan
bagian abdomen
Terapeutik
kanan
- Memfasilitasi istirahat
S : 4 (1-10)
tidur (menutup
T : Hilang
sampiran, memberikan
timbul
selimut)
TTV :
- Mengontrol lingkungan
TD : 77/58 mmHg
yang memperberat nyeri N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
(menutup jendela,
T : 36,4ºC
mengurangi kecepatan
A:
kipas angin).
Masalah teratasi
- Memberi teknik non
sebagian
farmakologis untuk
P:
meredakan nyeri Intervensi
dilanjutkan
(menganjurkan tehnik
relaksasi napas dalam)
Edukasi
- Menjelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri (terjadinya
abnormal organ dalam)
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri (tehnik
relaksasi napas dalam)
- Menganjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
- menganjurkan monitor
nyeri secara mandiri
(tehnik relaksasi napas
dalam)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu,
(ranitidin)
Rabu/ (D.0055) Gangguan 14.45 Dukungan Tidur S:
29 pola tidur Wita Observasi: - Ny. S
septe berhubungan dengan - Mengidentifikasi mengatakan
mber Hambatan fisiologis faktor pengganggu tidur nyerinya
2021/ (nyeri) (kondisi fisik/kesehatan) sudah
Siang berkurang
Terapeutik: - Ny. S
- Memodifikasi mengatakan
lingkungan (menutup sudah bisa
jendela dan sampiran, tidur
mengurangi meskipun
kecepatan kipas kadang-
angin) kadang
- Membatasi waktu terbangun
tidur siang, jika perlu pada malam
- Memfasilitasi hari
menghilangkan stres - Ny. S
sebelum tidur (tehnik mengatakan
relaksasi napas istirahat/tidur
dalam) masih
- Lakukan prosedur terganggu
untuk meningkatkan O:
kenyamanan - Ny. S
(pemberian minuman bertenaga
hangat) dan bisa
- Menyesuaikan jadwal berjalan ke
pemberian obat WC
dan/atau tindakan meskipun
untuk menunjang masih
siklus tidur-terjaga ditemani
Edukasi perawat/petu
- Menjelaskan gas yang
pentingnya tidur berjaga
cukup selama sakit - Kondisi fisik
- Menganjurkan Ny. S terlihat
menepati kebiasaan segar
waktu tidur TTV :
- Menganjurkan TD : 77/58 mmHg
menghindari N : 84 x/menit
makanan/minuman R : 22 x/menit
yang mengganggu T : 36,4ºC
tidur A:
Mengajarkan relaksasi Masalah teratasi
cara nonfarmakologi
sebagian
(relaksasi napas dalam)
P:
Intervensi
dilanjutkan

Hari ke-2

Hari/t Diagnosa Keperawatan Jam Evaluasi (SOAP) Paraf


gl/shif
t
Kamis (D.0077) Nyeri akut 21.00 S :
/ berhubungan dengan agen Wita - Ny. S mengatakan nyerinya
30 injuri (Fisik) berkurang
septe - Ny. S mengatakan nyeri pada
mber perut bagian kanan
2021/ - Ny. S mengatakan sudah tidak
Mala terlalu sakit saat bergerak dan
m beraktivitas
- Ny. S mengatakan nyeri saat
ditekan masih terasa
O:
- Ny. S nampak tenang
- Masih kesakitan saat ditekan
pada abdomen sebelah kanan

P : abnormal organ dalam


Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : nyeri di bagian abdomen kanan
S : 2 (1-10)
T : Hilang timbul
TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 85 x/menit
R : 19 x/menit
T : p36,5ºC
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Kamis (D.0055) Gangguan pola 21.00 S:
/ tidur berhubungan dengan Wita - Ny. S mengatakan nyerinya
30 Hambatan fisiologis sudah berkurang
septe (nyeri) - Ny. S mengatakan sudah bisa
mber tidur
2021/ - Ny. S mengatakan istirahat/tidur
Mala sudah membaik
m O:
- Ny. S bertenaga dan bisa
melakukan aktivitas mandiri

- Kondisi fisik Ny. S terlihat segar

TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 85 x/menit
R : 19 x/menit
T : 36,5ºC
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
BAB IV
REVIEW JURNAL DAN PEMBAHASAN

A. Daftar Hasil Pencarian


No Author Judul Tahu Sumber Metode (Desain, Outcome Hasil
n Jurnal Sampel, Variable,
Instrument Analisis)
1 Gugsa Hospitalized 2019 Google Desain : quasi Semua sampel Program
Nemera Patients’ Pain Schoolar experiment dengan memiliki latar manajemen nyeri
Gemossa, Experience Pre test dan Post test belakang sosial berbasis perawat
Ragnhild Before and After Sampel : 845 pasien budaya yang sama. secara positif
Hellesø, the Introduction (Survei 1 : 282, Proporsi pasien yang mempengaruhi
Ingeborg of a nurse-based survey 2 : 283, survey melaporkan rata-rata intensitas nyeri yang
Strømseng Pain Management 3 : 280) intensitas nyeri dilaporkan pasien
Sjetne Programme : a Variabel : Pasien sedang dan berat dan gangguan
Separate Sample Hospitalisasi dan dalam 24 jam fungsional.
Pre and Post Pengalaman Nyeri terakhir adalah
sebelum dan sesudah 68,8% pada Survei
dikenalkan program 1, 72,8% pada
Instrumen : Interview Survei 2 dan
dan kuesioner kemudian turun
Analisis : Analysis Of menjadi 48,53%
Variance (ANOVA) pada Survei 3
dengan post-hoc sedangkan mereka
Bonferroni Test yang melaporkan
intensitas nyeri
sedang dan berat

52
pada saat itu
wawancara adalah
53,9% di Survei 1,
57,1% di Survei 2
dan kemudian turun
menjadi 37,1% di
Survei 3. Gangguan
nyeri rata-rata
dengan fungsi fisik
dan emosional
umumnya berkurang
di seluruh survei
setelah pengenalan
manajemen nyeri
berbasis perawat
program.
Pengurangan ini
signifikan secara
statistik dengan p
<0,05.
2 Yu Management of 2017 Google Desain : Proyek Perbaikan dalam Adanya peningkatan
Zhang, Li Perineal Pain Schoolar Implementasi Bukti praktek diamati yang signifikan
Huang, Among JBI untuk semua enam dalam membangun
Yan Postpartum Sampel : 18 Perawat, kriteria. Perbaikan praktik manajemen
Ding, Women in an 3 Bidan, 30 pasien signifikan nyeri perineum
Yajing Obstetric and Variabel : ditemukan sebagai berbasis bukti di
Shi, Gynecological Manajemen Nyeri berikut: pendidikan antara wanita
Jiaying Hospital in China Perineal dan Ibu Post staf meningkatkan postpartum di
Chen, : A Best Practice Partum di obstetrik kepatuhan sebesar rumah sakit

53
Alexa Implementation dan ginekologi 76% (dari 24% ginekologi dan
McArthur Project Instrumen : Alat JBI menjadi 100%). obstetrik di
practical, PACES, Edukasi tentang Shanghai. Ini telah
GRiP teknik pijat efektif dalam
Analisis : - perineum antenatal meningkatkan
meningkat sebesar kepatuhan staf dan
97% (dari 3% mengurangi nyeri
menjadi 100%). perineum di antara
Tingkat kepatuhan wanita postpartum.
untuk penggunaan
kantong es
meningkat sebesar
63% (dari 17
menjadi 80%).
Tingkat kepatuhan
untuk penilaian
nyeri perineum
harian yang
dilakukan selama
tiga hari setelah
melahirkan
meningkat sebesar
100%, dan tingkat
pemberian analgesia
meningkat sebesar
27% (dari 1%
menjadi 40%).
Tingkat kepatuhan
untuk penerimaan

54
perempuan terhadap
pendidikan
perawatan perineum
pascakelahiran
meningkat sebesar
70% (dari 30
menjadi 100%).
3 Herinawa Pengaruh 2019 Google Desain : Kuantitatif 1. Sebelum Terdapat pengaruh
ti, Titik Effleurage Schoolar Sampel : Ibu bersalin dilakukan effleurage yang signifikan
Hindriati, Massage terhadap kala 1 fase aktif 30 massage sebagian antara effleurage
Astrid Nyeri Persalinan orang besar 16 (53%) massage terhadap
Novilda Kala I Fase Aktif Variabel : Effleurage responden penurunan nyeri
di Praktik Massage dan Nyeri merasakan nyeri kala I fase aktif
Mandiri Bidan pada Persalinan Kala sedang, 14 (47%)
Nuriman Rafida 1 Fase Aktif merasakan nyeri
dan Praktik Instrumen : Lembar berat dan tidak ada
Mandiri Checklist responden yang
Bidan Latifah Analisis : Univariat merasakan nyeri
Kota Jambi dan Bivariat ringan. 2. Setelah
Tahun 2019 dilakukan effleurage
massage terjadi
penurunan respon
nyeri persalinan kala
I fase aktif
didapatkan sebagian
besar (57.0%)
responden
merasakan nyeri
ringan, masih

55
sebagian (33%)
responden yang
merasakan nyeri
sedang, dan hanya
sebagian kecil
(10%) responden
yang merasakan
nyeri berat
kemungkinan karena
ibu dengan
primipara belum
memiliki
pengalaman dalam
melahirkan,
sehingga kadang
timbul ketakutan
dan kecemasan yang
dapat merangsang
keluarnya hormone
stress dalam jumlah
besar yang
mengakibatkan
timbulnya nyeri
persalinan yang
lama dan lebih berat.
3. Terdapat
pengaruh yang
signifikan antara
effleurage massage

56
terhadap penurunan
nyeri kala I fase
aktif di Praktik
Mandiri Bidan
Nuriman Rafida dan
Praktik Bidan
Mandiri Latifah
Kota Jambi Tahun
2019 dengan P
(value) 0.000 < 0.05

57
B. Pembahasan

Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih


setelah kala III selesai setelah plasenta lahir). Fase dalam persalinan dimulai dari
kala I yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm sampai penurunan kepala
dimulai, kemudian kala II dimana serviks sudah membuka lengkap sampai 10
cm atau kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan dengan kala III
persalinan yang dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran
plasenta. Perdarahan postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai
(Saifuddin, 2014).
Muttaqin (2012) mengemukakan intervensi medis dengan penatalaksanaan
pembedahan menimbulkan luka insisi yang menjadi pintu masuknya organism
pathogen serta akan menimbulkan masalah resiko tinggi infeksi paska bedah.
Masalah yang muncul pada tindakan setelah operasi fraktur pada umumnya
disebabkan adanya akibat dari insisi adalah robekan jaringan yang menimbulkan
perubahan kontinuitas sehingga pasien merasa nyeri. Pasien post fraktur
merasakan nyeri terutama saat bergerak. Nyeri dirasakan paling hebat 12 sampai
36 jam setelah pembedahan dan menurun setelah hari kedua atau ketiga (Kozier,
2010).
Tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri bisa secara
farmakologi maupun nonfarmakologi. Tindakan farmakologi biasanya dengan
pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri. Sedangkan secara non
farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi, teknik pernapasan,
pergerakan/perubahan posisi, massage, akupressur, terapi panas/dingin,
hypnobirthing, musik, dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
(Zees, 2012; Yus, 2012).
Jurnal yang dibahas pada penelitian ini menjelaskan mengenai teknik yang
dapat digunakan bervariasi pada terapi farmakologis pemberian obat anti nyeri
baik secara intramuscular ataupun intravena mengalami peningkatan selain itu
terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan seperti doa, pijat, dan aplikasi

58
dingin atau panas yang dapat disediakan oleh petugas ruangan. Umumnya pada
pasien dengan nyeri sedang hingga berat akan mengalami penurunan nyeri. Hal
ini dapat mencegah pasien dari ketidaknyamanan parah dan gangguan hemostatis
fisiologis maupun emosional dan perasaan negatif (cemas, tertekan, takut, dan
tidak berdaya) menurun secara signifikan pada hasil (Germossa et al., 2019).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di AS menyatakan obat
nyeri yang umum digunakan di rumah sakit penelitian adalah tramadol, Non-
Steroidal. Obat Antiinflamasi (NSAID) (parasetamol, ibuprofen, diklofenak,
indometasin), dan, jarang, petidin. Pasien-pasien yang berasal dari kabupaten di
mana asuransi kesehatan berbasis masyarakat didirikan dan secara hukum
diizinkan untuk menerima layanan kesehatan gratis (miskin, ibu hamil) secara
otomatis menerima semua obat nyeri yang tersedia di rumah sakit. Beberapa
pasien juga menggunakan intervensi nonfarmakologis seperti pijat, doa, atau
aplikasi panas atau dingin. Di sisi lain, fakta bahwa pendapatan bulanan rata-rata
pasien hanya di atas satu dolar AS per hari berarti bahwa banyak pasien yang
membayar sendiri mungkin tidak mampu membeli obat atau mendapatkan obat
tepat waktu. Alasan lain yang mungkin adalah sifat rasa sakit (Felix Ribeiro et
al., 2012).
Jurnal lainnya membahas mengenai penatalaksanaan nyeri dengan
melakukan pijat perineum dari hasil hanya 15 dari 30 wanita yang melakukan
karena merasa bertentangan dengan budaya tionghoa dan merasa tidak nyaman
saat melakukannya, selain itu peneliti juga meneliti penggunaan kompres es dan
analgesia yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan (Zhang et
al., 2017).
Penelitian lainnya membahas mengenai effleurage massage yang
dilakukan pada ibu dengan nyeri kala 1 dengan nyeri sedang hingga berat
setelah diberikan sebagian merasa nyeri jadi ringan-sedang (Herinawati et al.,
2019). Penelitian lain juga menyatakan ada pengaruh massage effleurage
terhadap tingkat nyeri persalinan kala 1 dimana sebelum dilakukan massage
diperoleh rata-rata 3,78 mengalami penurunan jadi 2,96 (Wulandari & Hiba,

59
2018). Penelitian lain juga menyatakan ada pengaruh massage effleurage
terhadap tingkat nyeri persalinan sebelum dilakukan massage rata-rata hasil yaitu
7,8 setelah dilakukan menurun menjadi 6,3 (Lante et al., 2021). Pemberian
massage effleurage dapat membantu menutup gerbang atau menghambat impuls
nyeri jadi hanya sedikit nyeri yang akan dihantarkan ke system syaraf pusat dan
membantu merilekskan serta menurunkan hormon-hormon stress pada ibu nifas.

60
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Nyeri merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri seringkali dikaitkan dengan
kerusakan pada tubuh yang merupakan peringatan terhadap adanya ancaman
yang bersifat aktual maupun potensial.
Rasa nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran
adrenalin. Nyeri dirasakan ibu pada kala I atau saat kontraksi berlangsung.
Pada kondisi ini terjadi nyeri visceral dan terasa seperti rasa mules yang
berasal dari uterus dan serviks. Rasa nyeri disebabkan oleh meregangnya
uterus dan dilatasi serviks. Nyeri dapat dirasakan pada dinding abdomen,
daerah lumbosakralis, krista iliaka, bokong dan paha.

B. Saran
Setelah perawat memahami asuhan keperawatan dengan gangguan
rasa aman nyaman nyeri diharapkan perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif, serta diharapkan perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan berkaitan dengan nyeri sesuai dengan evidence based
practice.

61
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan


Aman Nyaman Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.
Carpenito. Buku Saku

Felix Ribeiro, S. B., Pinto, J. C. P., Ribeiro, J. B., Santos Felix, M. M.,
Barroso, S. M., de Oliveira, L. F., Felix, A. A., Nascimento, V. das G.,
Felix Ribeiro, M. F., & Emm Faleiros Sousa, F. A. (2012). Pain
Management at Inpatient Wards of a University Hospital. Revista
Brasileira de Anestesiologia, 62(5), 599–611.
https://doi.org/10.1016/S0034-7094(12)70160-5

Germossa, G. N., Hellesø, R., & Sjetne, I. S. (2019). Hospitalized patients’


pain experience before and after the introduction of a nurse-based pain
management programme: A separate sample pre and post study. BMC
Nursing, 18(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12912-019-0362-y

Herinawati, H., Hindriati, T., & Novilda, A. (2019). Pengaruh Effleurage


Massage terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Praktik Mandiri
Bidan Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota Jambi
Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(3), 590.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i3.764

Indrayani, dkk. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : CV.
Trans Info Media

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman


dan Nyaman.

Lante, N., Yulianti, & Badar, H. (2021). The Effect of Effleurage Massage on
Reducing Level of the First Stage of Labor Pain in the PONED Room at
the Kalumata Health Center Ternate City 2019. PROMOTIF: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 11(1), 69–74.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis.


Jakarta: Mediaction

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. (2016). Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI

62
63

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: PPNI

Wulandari, P., & Hiba, P. D. N. (2018). Pengaruh Massage Efflurage


Terhadap Pengurangan Tingkat Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Pada
Primigravida di Ruang Bougenville RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal
Keperawatan Maternitas, 3(1), 59–67.
http://join.if.uinsgd.ac.id/index.php/join/article/view/v2i28

Zhang, Y., Huang, L., Ding, Y., Shi, Y., Chen, J., & McArthur, A. (2017).
Management of perineal pain among postpartum women in an obstetric
and gynecological hospital in China: A best practice implementation
project. JBI Database of Systematic Reviews and Implementation Reports,
15(1), 165–177. https://doi.org/10.11124/JBISRIR-2016-003232
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai