Anda di halaman 1dari 34

Tugas :

DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK


( RPP KROMATOGRAFI )

OLEH:

KIRANI PUSPITA SARI

A1L118012

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Jenjang Pendidikan : Perguruan Tinggi Negeri Universitas Halu Oleo


Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Pemisahan Analitik
Semester : IV (Empat)
Tema : Kromatografi
Alokasi Waktu : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami konsep materi dan jenis-jenisnya.
B. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang kromatografi, jenis-
jenis kromatografi serta prinsip kerjanya, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di perkuliahan secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan Kromatografi.  Menjelaskan Pengertian Kromatografi
 Menjelaskan Prinsip-Prinsip Dasar
Kromatografi
 Mengklasifikasi Jenis-Jenis Kromatografi
 Mampu memahami sifat-sifat dari kromatografi
 Mengetahui alat analisis kromatografi dan dapat
mengetahui apa fungsi dari masing-masing alat
kromatografi tersebut

3.2 Menjelaskan Kromatografi Cair.  Menjelaskan Pengertian Kromatografi Cair


 Memahami Prinsip dasar Kromatografi Cair
 Mengidentifikasi Mekanisme Kerja
Kromatografi Cair
 Mengetahui Jenis-jenis Kromatografi Cair

3.3 Menjelaskan Kromatografi Kertas.  Menjelaskan Pengertian Kromatografi Kertas


 Memahami Prinsip dasar Kromatografi Kertas
 Mengidentifikasi Mekanisme Kerja
Kromatografi Kertas
 Mengetahui Jenis-jenis Kromatografi Kertas

3.4 Menjelaskan Kromatografi Kolom.  Menjelaskan Pengertian Kromatografi Kolom


 Memahami Prinsip dasar Kromatografi Kolom
 Mengidentifikasi Mekanisme Kerja
Kromatografi Kolom
 Mengetahui Jenis-jenis Kromatografi Kolom

3.5 Menjelaskan Pengertian  Menjelaskan Pengertian Kromatografi Lapis


Kromatografi Lapis Tipis. Tipis
 Memahami Prinsip Kerja Kromatografi Lapis
Tipis
 Memahami Peralatan Kromatografi Lapis Tipis
 Memahami Cara Menggunakan Kromatografi
Lapis Tipis

3.6 Menjelaskan Pengertian  Menjelaskan Pengertian kromatografi penukar


Kromatografi Penukar Ion. ion
 Memahami Prinsip dasar kromatografi penukar
ion
 Mengetahui Jenis-jenis kromatografi penukar
ion
 Mengetahui Kelebihan dan kelemahan metode
kromatografi penukar ion
 Memahami Kegunaan kromatografi penukar
ion

3.7 Menjelaskan pengertian kromatografi  Menjelaskan Pengertian Elektroforesis


elektroforesis.  Memahami Prinsip Kerja Elektroforesis
 Mengidentifikasi Metode Kerja Elektroforesis
 Keuntungan dan Kekurangan Elektroforesis

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami pengertian dari kromatografi,
 Mengetahui jenis-jenis kromatografi,
 Mengetahui prinsip kerja dari masing-masing jenis kromatrgafi yang berbeda,
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kromatografi
 Memahami metode pemisahan kromatografi,
 Mengetahui manfaat kromatografi.

E. Materi Pembelajaran
Pengantar Kromatografi
 Pengertian kromatografi
 Jenis-jenis kromatografi
 Prinsip kerja kromatografi
 Faktor-faktor kromatografi
 Metode pemisahan kromatografi
 Manfaat kromatografi
Pembahasan Kromatografi
 Pengertian Kromatografi
 Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam
teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang
bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV, kromatografi adalah suatu
tekhnik atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu system yang terdiri dari 2 fase
atau lebih yang salah satu diantarnya bergerak secara berkesinambungan dalam arah
tertentu dan didalamnya, zat – zat itu menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh
adanya perbedaan dalam adsobsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau
kerapatan muatan ion.

 Pengertian lain kromatografi menurut IUPAC adalah suatu metode yang digunakan
untuk pemisahan komponen dalam sample dimana komponen tersebut terdistribusi
dalam 2 fase yang salah satunya diam dan yang lainnya bergerak.
 Jenis-Jenis Kromatografi
 Jenis-jenis kromatografi yaitu sebagai berikut:
a. Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)
Kromatografi cair adalah teknik yang sangat tepat untuk memisahkan ion atau molekul
yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner,
maka molekul-molekulnya yang ada didalam berinteraski dengan fase stasioner. Tetapi
interaksinya berbeda disebabkan adanya perberdaan daya serap (adsorption), pertukaran
ion (ion exchange), partisi (partitioning) atau ukuran.

Perbedaan tersebut menjadikan komponen terpisah satu dengan yang lain dan bisa
dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom.
Jenis dari kromatografi cair yaitu:

 Kromatografi Fase Terbalik (Reverse Phrase Chromatography)


Kromatografi fase terbalik adalah alat analitikal yang kuat dengan adanya perpaduan
sifat hidrofobik dan juga rendahnya polaritas fase stasioner yang terikat secara kimia
pada padatan inert seperti silika. Metode ini seringkali dipakai untuk proses ekstraksi
dan pemisahan senyawa yang sulit menguap (non-volatile)
 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, KCKT (High Performance Liquid
Chromatography, HPLC)
High performance liquid chromatography (HPLC) memiliki prinsip yang sama dengan
reverse phrase. Namun dalam metode ini, dipakai tekanan dan kecepatan yang tinggi.
Kolom yang dipakai dalam HPLC lebih pendek dan memiliki diameter kecil, tetapi bisa
menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium dengan jumlah besar.
 Size Exclusion Chromatography
Size exclusion chromatography disebut juga dengan gel permetation atau filtration
chromatography sering kali dipakai untuk memisahkan dan memurnikan protein.
Metode ini tidak mencampuri berbagai jenis penyerapan dan sangat cepat. Perangkat
kromatografinya serupa gel berpori yang bisa memisahkan molekul besar dan molekul
kecil. Molekul besar akan terelusi lebih dullu dikarenakan molekul tersebut tidak bisa
penetrasi pada pori-pori.
 Kromatografi Perkutarakan Ion (Ion Exchange Chromatography)
Kromatografi pertukaran ion sering kali dipakai dalam pemurnian materi biologis,
seperti asam amino, peptida, protein. Dengan metode ini bisa dilakukan dengan dua
tipe, yaitu dalam kolom ataupun ruang datar. Ada dua tipe pertukaran ion
o Pertukaran kation (cation exchange): fase stasioner mempunyai muatan negatif
o Pertukaran anion (anion exchange): fase stasioner mempunyai muatan positif.
Molekul bermuatan yang terletak pada fase cair akan melewati kolom. Jika muatan
pada molekul sama dengan kolom maka molekul tersebut akan terelusi. Tetapi
apabila muatan pada molekul tidak sama dengan muatan kolom. Untuk mengelusi
molekul yang menempel pada kolom dibutuhkan penambahan larutan dengan kadar
PH dan kekuatan ionik tertentu.

Pemisahan menggunakan metode ini sangat selektif dan karena biaya untuk
mengoperasikan metode ini murah dan juga kapasistasnya tinggi. Jadi metode ini
seringkali dipakai pada awal proses keseluruhan.

b. Kromatografi Kertas

Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin (1994),
yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan
selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air
diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap
analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak
sebagai fase diam yang terserap di antara struktur pori kertas.

Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan
mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan
yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen di antara
fase diam dan fase bergeraknya. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisis
kualitatif maupun kuntitatif. Senyawa – senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat
sangat polar, misalnya asam amino, gula – gula, dan pigmen – pigmen alam.

 Prinsip kromatografi kertas

Prinsipnya didasarkan pada adsorbsi dan kepolaran, di mana adsorbsi didasarkan pada
panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan
kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh
pelarut  jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan
fase gerak.

Dalam teknik kromatografi kertas, proses pengeluaran asam mineral dari kertas disebut
desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak
2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas
dikeringkan, diletakkan di ruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut
yang sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis.

Descending adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas
akibat gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler.
Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga
dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi – kondisi berikut
harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel.

Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5 oC. Kertas harus
didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai
kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa
pengerjaan yang parallel, Rfnya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02.

 Mekanisme kromatografi kertas adalah sebagai berikut:

1. Tahap penotolan cuplikan

Mula-mula menyiapkan kertas kromatografi dengan ukuran tertentu. Kertas yang


digunakan memiliki susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak
sebagai tempat untuk mengalirnya fase bergerak. Lalu membuat garis awal dengan jarak
2-3 cm dengan salah satu ujung kertas dengan menggunakan pensil. Selanjutnya
totolkan larutan cuplikan dengan menggunakan mikropipet atau pipa kapiler pada garis
awal tadi, kemudian keringkan. Misalkan Kita ingin mengetahui tinta mana yang
digunakan untuk menulis pesan. Dalam diagram pena diberi label 1, 2 dan 3 dan tinta
pesan sebagai M.

2. Tahap pengembangan

Pada tahap ini ujung kertas kromatografi dekat garis awal yang telah berisi totolan
cuplikan dicelupkan ke dalam pelarut (pelarut untuk contoh ini misalnya etanol) yang
terdapat di dalam bejana kromatografi. Pencelupan diusahakan tidak merendam totolan
cuplikan atau garis awal. Kemudian bejananya ditutup. Biarkan pelarut merembes
melewati totolan cuplikan. Komponen-komponen cuplikan akan terbawa oleh rembesan
cuplikan.

Perbedaan kelarutan komponen-komponen cuplikan dalam pelarut akan mengakibatkan


kecepatan bergerak komponen-komponen dalam kertas juga berbeda. Perbedaan
kecepatan bergerak komponen-komponen ini lebih umum disebut migrasi deferensial.
Pemisahan komponen-komponen ini terjadi karena migrasi deferensial.

Hasil pemisahan akan nampak sebagai noda-noda berwarna pada kertas dengan jarak
yang berbeda-beda dari garis awal. Noda-noda ini selanjutnya disebut sebagai
kromatogram. Perembesan pelarut dihentikan setelah pelarut hampir mencapai ujung
kertas. Pekerjaan selanjutnya adalah memberi tanda batas gerakan pelarut, dan
kemudian kertas diangkat dari cairan pengelusi untuk seterusnya dikeringkan.

3. Tahap identifikasi atau penampakan noda.

Dari contoh kromatogram yang dihasilkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
mengandung pewarna yang sama dengan pena yang digunakan untuk membuat pesan
adalah nomor 2. Pada kasus ini, tidak dibutuhkan pengukuran nilai , karena kita dapat
melihat secara langsung perbandingan warnanya pada kertas kromatogram. Tetapi, bila
kita menguji sampel dengan menggunakan satu kertas untuk satu sampel, maka kita
harus menghitung nilai  nya.

Menghitung nilai Rf 

Rf (rate of flow) menyatakan derajad retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena
itu Rf juga disebut faktor refensi. Rf adalah jarak tempuh relatif terhadap pelarut. Harga
Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona relatif terhadap garis depan pengembang.
Kromatografi yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan dengan nilai-nilai R f.
Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan:

Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona
campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tyiap zona. Nilai Rf
harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan
identitas suatu zat yang dicari.

Jika ada substansi yang memiliki nilai yang sangat serupa, maka dilakukan pemisahan
dengan menggunakan metode kromatografi kertas dua arah. Pada prosesnya
menggunakan dua pelarut yang berbeda.

Misalnya kita menggunakan zat warna sebagai sampel. Prosedur yang harus dilakukan
adalah:
1. Tahap pertama
Mula-mula titik tunggal campuran ditempatkan pada salah satu ujung garis dasar.
Kemudian masukkan kedalam pelarut seperti yang sebelumnya hingga pelarut
mendekati ke atas kertas.

2. Tahap kedua
Pada kromatogram, posisi depan pelarut ditandai dengan pensil sebelum kertas
mengering, diberi lebel sebagai SF1. Kemudian masukkan kedalam pelarut yang
pertama, dihasilkan titik sentral besar dalam kromatogram yaitu sebagian biru dan
sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai  yang sudah hampir
sama.

3. Tahap ketiga
Menunggu kertas kering sepenuhnya, dan kemudian memutar kertas sampai 900 dan
kemudian mengembangkan kromatografi lagi di dalam suatu pelarut yang berbeda.
Bintik-bintik akan bergerak dengan jumlah yang berbeda, hal ini menyebabkan
terjadinya perbedaan nilai.

Jika kita ingin mengidentifikasi titik-titik dalam campuran maka kita harus menghitung
nilai  nya untuk disetiap tempat, dan kemudian membandingkannya dengan nilai-nilai
yang telah diukur untuk senyawa yang dikenal dengan kondisi yang sama persis.
Apabila kita mengidentifikasinya dengan zat pembanding pada kromatogram yang sama
seperti yang dilakukan diawal dengan pena, maka kita tidak bisa mengidentifikasinya.
Karena campuran yang dipisahkan pada contoh ini terpisah menjadi empat tempat yang
berbeda.

Aplikasi teknik pemisahan kromatografi kertas dalam kehidupan sehari-hari adalah:


1. Menentukan komponen yang terkandung dalam uang logam
2. Menguji apakah bahan pewarna yang digunakan dalam makanan aman atu tidak untuk
dikonsumsi.
3. Menguji tinta yang digunakan pada pemalsuan dokumen, seperti surat perjanjian, cek
dan giro.
4. Menguji apakah terdapat obat terlarang dalam urin manusia.
5. Memeriksa apakah pestisida yang terdapat dalam sayuran atau bahan-bahan masih
dalam batas aman atau tidak.
6. Mengetahui kandungan asam amino tertentu dari campuran asam amino.
7. Dapat mengidentifikasikan keberadaan suatu unsur.

c. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk
memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas
yang dilengkapi suatu kran di bagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair.

 Prinsip Kerja

Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-


komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam.
Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat. Substrat padat
(adsorben) bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fase cair. Fase
bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang mengalir membawa komponen campuran
sepanjang kolom. Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada
bidang antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan
relatif komponen pada fase bergeraknya.

Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorpsi pada
permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara
bergantian tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase
bergerak. Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase
bergerak yang ditambahkan secara kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang
mempunyai afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan.
Komponen dengan afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran
pelarut.

 Jadi yang digunakan sebagai prinsip pada kromatografi kolom adalah:

1. Didasarkan pada absorbsi komponen-komponen campuran dengan afinitas


berbeda terhadap permukaan fase diam.
2. Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan yang
mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom.
3. Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif
tertahan dan afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.
4. Tahapan pemisahan kromatografi kolom adalah sebagai berikut:
5. Sampel yang dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui atas kolom
dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben (bahan penyerap).
6. Komponen dalam sampel diadsorbsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan
penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom.
7. Dengan penambahan pelarut secara terus menerus, masing-masing komponen
akan bergerak turun melalui kolom dan akan terbentuk pita yang setiap zona
berisi satu macam komponen.
8. Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona
yang lain keluar kolom.
Teknik pemisahan kromatografi kolom dalam memisahkan campuran, kolom yang telah
dipilih sesuai ukuran diisi dengan bahan penyerap (adsorben) seperti alumina dalam
keadaan kering atau dibuat seperti bubur dengan pelarut. Pengisian dilakukan dengan
bantuan batang pemanpat (pengaduk) untuk memanpatkan adsorben dengan gelas wool
pada dasar kolom. Pengisian harus dilakukan secara hati-hati dan sepadat mungkin agar
rata sehingga terhindar dari gelembung-gelembung udara.

Untuk membantu homogenitas pengepakan biasanya kolom setelah diisi divibrasi,


diketok-ketok atau dijatuhkan lemah pada pelat kayu. Sejumlah cuplikan dilarutkan
dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui sebelah atas kolom dan dibiarkan mengalir ke
dalam adsorben.

Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh


bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom, dengan penambahan
pelarut (eluen) secara terus-menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun
melalui kolom dan pada bagian atas kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara
bahan penyerap, komponen campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap bila
suatu komponen yang satu dengan lainnya bergerak ke bagian bawah kolom dengan
waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan.

Jika kolom cukup panjang dan semua parameter pemisahan betul-betul terpilih seperti
diameter kolom, adsorben, pelarut dan kecepatan alirannya, maka akan terbentuk pita-
pita (zona-zona) yang setiap zona berisi satu macam komponen. Setiap zona yang
keluar dari kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar
dari kolom. Komponen (eluat) yang diperoleh dapat diteruskan untuk ditetapkan
kadarnya, misalnya dengan cara titrasi atau spektofotometri.

Berdasarkan jenis fasa diam dan fasa gerak kromatografi kolom dibagi menjadi dua
yaitu:

1. Kromatografi Kolom Fase Normal


Kromatografi dengan kolom konvensional dimana fase diamnya “normal” bersifat
polar, misalnya silica gel, sedangkan fase geraknya bersifat non polar.

2. Kromatografi Kolom Fase Terbalik


Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase
geraknya bersifat polar; kebalikan dari fase normal. Jika kolom kromatografi dikemas
kering dalam keadaan vakum, maka metode kromatografi tersebut disebut kromatografi
cair Vakum.

d. Kromatografi Lapis tipis (KLT).


Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik pemisahan yang sederhana dan
banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang
ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan larutan cuplikan
pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu,
bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang
tertutup.

Lapisan tipis adsorben pada proses pemisahan berlaku sebagai fasa diam. Sebagai fasa
diam dalam KLT adsorben berupa serbuk halus dengan ukuran 5 – 50 mikrometer.
Serbuk halus ini dapat berupa adsorben penukar ion. Bahan adsorben sebagai fasa diam
dapat digunakan gel, alumina, dan serbuk selulosa. Partikel  silica gel mengandung
gugus hidrosil dipermukaannya yang akan membentuk ikatan hydrogen dengan molekul
– molekul pokar. Kromatografi lapis tipis lebih bersifat reproduksibel ( bersifat boleh
diulang) dari pada kromatografi kertas.

Untuk membuat lapisan tipis pada KLT perlu dibuat bubur (slurry) beri air dari serbuk
halus tadi. Zat pengikat dapat menggunakan gips, barium sulfat, polivenil alcohol atau
kanji perlu ditambahkan, untuk membantu peletakan lapisan tipis pada penyangga.
Bubuk halus ini kemudian ditebarkan pada papan penyangga (kaca, plastik atau
aluminium), secara merata sehingga diperoleh ketebalan lapisan 0,1 – 0,3 mm. lapisan
tipis adsorben diaktifkan dengan pengeringan didalam oven pada suhu 100 oC selama
beberapa jam.

Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis
(KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan
komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan
untuk memisahkan komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi
dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan berdasarkan
basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaraan eluen pada kolom
kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT.

Prinsip Kerja KLT


Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan
kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan
fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah
berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :
kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.

Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada
proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi
antara adsorbent dengan eluent  sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen.
Oleh sebab itu pemisahan komponen secara  kromatografi dipengaruhi oleh laju
alir eluent dan jumlah umpan.

Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau


campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan
adalah jenis  adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat
larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan
alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka
senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip
“like dissolved like”.

Prosedur Kerja Pemisahan dengan KLT


Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica
gel. Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan setetes larutan
campuran ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna untuk menunjukkan
posisi asli campuran.  Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua ini
dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram
berkembang. Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam gelas
tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan posisi fase gerak di bawah garis. Digunakan
gelas tertutup untuk memastikan bahwa suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.

Pelarut (fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik, komponen-komponen yang berbeda


dari campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda dan campuran dipisahkan memiliki
warna yang berbeda.
Gambar tersebut menunjukkan plat setelah pelarut telah bergerak. Pelarut diperbolehkan
untuk naik hingga hampir mencapai bagian atas plat yang akan memberikan pemisahan
maksimal dari komponen-komponen pewarna untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan
fase diam.

Untuk identifikasinya dapat di gunakan harga Rf meskipun harga-harga Rf dalam lapisan


tipis kurang tepat bila dibandingkan pada kertas. Harga-harga Rf untuk senyawa-
senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga-harga standard. Perlu diperhatikan
bahwa harga-harga Rf yang diperoleh berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan
penyerap yang digunakan, meskipun daftar dari harga-harga Rf untuk berbagai
campuran dari pelarut dan penyerap dapat diperoleh.

Kelebihan metode kromatografi lapis tipis adalah sebagai berikut :


1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi
atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
3. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan
cara elusi 2 dimensi.
4. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan
metode kertas tidak bisa
5. Hanya membutuhkan sedikit pelarut.
6. Waktu analisis yang singkat (15-60 menit)
7. Investasi yang kecil untuk perlengkapan (Biaya yang dibutuhkan ringan).
8. Preparasi sample yang mudah
9. Kemungkinan hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin
10. Kebutuhan ruangan minimum
11. Dalam analisis kualitatif dapat memberikan informasi semi kuantitatif tentang
konstituen utama dalam sampel
12. Cocok untuk memonitor identitas dan kemurnian sampel
13. Dengan bantuan prosedur pemisahan yang sesuai, dapat digunakan untuk analisis
kombinasi sampel terutama dari sediaan herbal.

Dalam bidang farmasi contoh penggunaan metode pemisahan secara Kromatografi


Lapis Tipis (KLT) dapat diterapkan dalam menganalisis adanya senyawa paracetamol
dan kafein dalam sediaan obat paten seperti poldanmig yang beredar di pasaran apakah
memenuhi persyaratan mutu obat atau tidak. Sehingga dengan kadar yang tepat obat
dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki.

e. Pengertian Kromatografi Pertukaran Ion

Kromatografi Pertukaran ion adalah proses pemurnian senyawa spesifik di dalam


larutan campuran atau proses substitusi satu jenis senyawa ionik dengan yang lain
terjadi pada permukaan fase stasioner. Fase stasioner tersebut merupakan suatu matriks
yang kuat (rigid), yang permukaannya mempunyai muatan, dapat berupa muatan positif
maupun negatif. Mekanisme pemisahan berdasarkan pada daya tarik elektrostatik.

Kromatografi pertukaran ion adalah jenis kromatografi yang melibatkan reaksi


kimia dalam pemisahannya. Dengan demikian, kesetimbangan yang terjadi di
permukaan berbeda dengan kesetimbangan kromatografi lainnya. Komponen ionik akan
tertahan secara selektif karena berkaitan dengan penukar ion yang ada pada fase diam.
Kromatografi ini mempunyai keterbatasan karena berkaitan dengan perhitungan kimia.
Bila matriks padat tersebut mempunyai gugus fungsional yang bermuatan negatif
seperti gugus sulfonat (-SO3-), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar kation.
Sebaliknya, bila bermuatan positif, misalnya mempunyai gugus amin kuaterner (-
N(CH)3+), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar anion. Kromatografi ini sangat
bermanfaat untuk memisahkan molekul – molekul bermuatan terutama ion – ion baik
anion maupun kation. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuwan
bernama Thompson pada tahun 1850. Secara umum, teradapat dua jenis kromatografi
pertukaran ion, yaitu:

1.    Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan


bermuatan positif dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan negatif. Kolom
yang digunakan biasanya berupa matriks dekstran yang mengandung gugus karboksil (-
CH2-CH2-CH2SO3- dan -O-CH2COO-). Larutan penyangga (buffer) yang digunakan
dalam sistem ini adalah asam sitrat, asam laktat, asam asetat, asam malonat, buffer MES
dan fosfat.

2.    Kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan


bermuatan negatif dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan positif. Kolom
yang digunakan biasanya berupa matriks dekstran yang mengandung gugus -N+(CH3)3,
-N+(C2H5)2H, dan –N+(CH3)3. Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam
sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-Tris, Tris, dan etanolamin.    

Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan


molekul protein (terutama enzim). Molekul lain yang umumnya dapat dimurnikan
dengan menggunakan kromatografi pertukaran ion ini antara lain
senyawa alkohol, alkaloid, asam amino, dan nikotin. Kromatografi penukar ion
dilakukan dengan fasa diam yang mempunyai gugus fungsi bermuatan.

 Prinsip dasar kromatografi penukar ion

Prinsip dasar pemisahan kromatografi penukar ion ini adalah perbedaan


kecepatan migrasi ion-ion didalam kolom penukar ion. Proses pertukaran ion ini
dikerjakan dengan cara pembebanan ion-ion pada kolom penukar ion. Kemudian ion-
ion yang terikat dalam resin di aliri eluen yang mampu memberi kondisi keseimbangan
yang berbeda. Keseimbangan yang berbeda ini mengakibatkan kecepatan migrasi ion
dalam kolom resin tidak sama.

 Komponen Dasar Kromatografi Pertukaran Ion


1.             Eluent, yang berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel tersebut
masuk ke dalam kolom pemisah.
2.             Pompa, yang berfungsi untuk mendorong eluent dan sampel tersebut masuk ke
dalam kolom. Kecepatan alir ini dapat dikontrol dan perbedaan kecepatan bisa
mengakibatkan perbedaan hasil.
3.             Injektor, tempat memasukkan sampel dan kemudian sampel dapat didistribusikan
masuk ke dalam kolom.
4.             Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam
sampel. Keterpaduan antara kolom dan eluent bisa memberikan hasil/puncak yang
maksimal, begitu pun sebaliknya, jika tidak ada kesesuaian, maka tidak akan
memunculkan puncak.
5.          Detektor, yang berfungsi membaca ion yang lewat ke dalam detektor.
6.          Rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengolah data yang masuk.
 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Kromatografi Penukar Ion
a. Kelebihan dari metode kromatografi penukar ion adalah sebagai berikut:
 Waktu pengerjaan relative singkat
 Memberikan hasil yang reproducible
 Menghasilkan bentuk peak yang tajam
 Dapat langsung memperoleh hasil pemisahan analit terionisasi dan tidak terionisasi
 Pemilihan zat tambahan (berupa reagen atau larutan buffer) lebih beragam untuk
meningkatkan proses pemisahan. Kemudian zat tambahan pada eluen mempengaruhi
reprodusibilitas dan keakuratan hasil percobaan.
 Jika dibandingkan dengan kromatograti cair, teknik ini mempunyai kelebihan untuk
medukung pemisahan spesies ion dan molekul
 Dapat memisahkan senyawa ionik dan non ionik dalam sampel yang sama

b. Kelemahan dari metode kromatografi penukar ion adalah sebagai berikut:


 Larutan ionik seringkali bersifat korosif dan mengakibatkan kolom tidak bertahan
lama
 Beberapa larutan ionik mengabsorbsi pada panjang gelombang UV tetapi membatasi
detektor UV
 Bahan berdasar silika terbatas pada pH di bawah 7,5
 Fase gerak tidak boleh dibiarkan semalaman tetapi diganti dengan air
 Beberapa kegunaan Kromatografi Pertukaran Ion lainnya :
1.      Untuk menghilangkan ion
Untuk menghilangkan ion-ion keseluruhannya, air tersebut dapat dialirkan melalui
penukar kation, kemudian dialirkan melalui penukar anion, yang akan menghilangkan
semua anion dan diganti dengan ion hidroksida. Bila kedua resin tersebut (kation dan
anion) dijadikan satu, penghilangan kedua jenis ion tersebut sekaligus dapat dikerjakan.
2.      Mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil
Ion-ion yang jumlahnya kecil (trace element) dapat dikonsentrasikan dengan penukar
ion. Setelah ion solut terikat dalam kolom, kemudian dielusi dengan jumlah eluen yang
kecil.
3.      Pemisahan asam-asam amino
Pada suatu pH, Asam-asam amino dapat dipisahkan menjadi tiga golongan berdasarkan
titik isoelektrisnya. Dengan demikian campuran asam-asam amino dapat dipisahkan
dalam suatu aliran fase mobil dengan secara gradual dengan merubah pH untuk elusi
(gradient elution). Perubahan pH sering dikombinasikan dengan perubahan suhu.

f. Pengertian Kromatografi Elektroforesis.


Dasar elektroforesis adalah pembentukan suatu ketidakhomogenan atau gradasi
konsentrasi sepanjang sistem. koloid, protein enzim menunjukkan mobilitas
elektroforesis spesifik dan titik isoelektrik yang dapat digunakan untuk identifikasi zat-
zat spesifik.
            Elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan komponen atau molekul yang
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik.
Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel-partikel  bermuatan
negatif (anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (katode),
sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub
negatif (anode).
            Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap
massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat
dijelaskan dengan gaya Lorentz yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang
diamati dan kondisi elektris lingkungan :
Fe = q.E
            Dimana F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E
adalah medan listrik.
            Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA. Hasil
elektroforesis yang terlihat adalah terbentuknya band yang merupakan fragmen DNA
hasil amplifikasi dan menunjukkan potongan-potongan  jumlah pasangan basanya.
            Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran dan  bentuk
suatu partikel baik DNA, RNA dan protein. Selain itu, elektroforesis juga digunakan
untuk fraksionasi yang dapat digunakan untuk mengisolasi masing-masing komponen
dari campurannya, mempelajari fitogenetika, kekerabatan dan mempelajari penyakit
yang diturunkan. Elektroforesis dalam bidang genetika, digunakan untuk mengetahui
ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuen DNA tertentu.

 Prinsip Dasar Elektroforesis


 Elektroforesis merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering dipakai
dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Secara prinsip, teknik ini mirip
dengan kromatografi : memisahkan campuran bahan-bahan  berdasarkan
perbedaan sifatnya. Dalam elektroforesis, pemisahan dilakukan berdasarkan
adanya pergerakan komponen bermuatan positif (+) pada kutub negative (-) serta
komponen bermuatan negative (-) pada kutub positif (+). Pergerakan yang terjadi
disebut elektrokinetik. Hasil yang didapatkan dari elektroforesis adalah
elektroforegram yang memberikan informasi mengenai seberapa cepat
perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut kecepatan migrasi.
 Gel poliakrilamid dan agarosa merupakan matriks penyangga yang  banyak
dipakai untuk separasi protein dan asam nukleat. Banyak molekul  biologi
bermuatan listrik yang besarnya tergantung pada pH dan komposisi medium
dimana molekul biologi tersebut terlarut. Bila berada dalam suatu medan listrik,
molekul biologi yang bermuatan positif akan bermigrasi ke elektroda negatif dan
sebaliknya. Prinsip inilah yang dipakai dalam elektroforesis untuk memisahkan
molekul-molekul berdasarkan muatannya. Dalam hal ini protein diberi muatan
negatif. Sampel protein dimasukkan ke dalam slot atau sumuran pada ujung agar.
Karena sampel ini memiliki berat, mereka akan turun ke dasar sumuran.

 Cara Kerja Elektroforesis


            Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen/molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Kecepatan
molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran.
Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti
protein dan asam nukleat). Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat dideteksi
dengan pewarnaan atau autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi dengan
densitometer.
            Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan pada kolom-kolom
(disebut well atau "sumur") pada sisi elektroda negatif, kemudian dialirkan listrik
dengan kutub yang terpisah satu sisi dengan sisi lainnya. Ketika aliran listrik diberikan,
maka terjadi pengaliran elektron, sehingga zat objek akan bergerak dari elektroda
negatif ke arah sisi elektroda positif. Molekul-molekul sampel tersebut akan bergerak di
dalam matriks gel ke arah salah satu kutub listrik sesuai dengan muatannya. Kecepatan
pergerakan ini berbeda-beda, tergantung dari muatan dan berat molekul DNA.
             Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan matriks penyangga untuk
mencegah terjadinya difusi karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan.
Pada elektroforesis terdapat dua material dasar yang disebut fase diam dan fase
bergerak. Fase diam berfungsi menyaring objek yang akan dipisah, sementara fase
bergerak berfungsi membawa objek yang akan dipisah. Elektroda positif dan negatif
diletakkan pada masing-masing ujung aparat elektroforesis.
            Berdasarkan bentuk alat, elektroforesis dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Elektroforesis Planar
2.      Elektroforesis Kolom
Pemisahan pada elektroforesis, selain disebabkan oleh fenomena
elektrokinetik juga dapat disebabkan karena adanya filtrasi, yakni interaksi dengan fasa
diam. Pemisahan yang disebabkan karena interaksi tersebut tidak disebut elektroforesis
melainkan “elektrokromatografi”. Arus yang digunakan pada elektroforesis adalah arus
DC dengan nilai tegangan kurang dari 1000 volt. Apabila digunakan lebih dari 1000
volt maka akan terjadi efek pemanasan pada media gel. Efek pemanasan tersebut
disebut “efek joule” yang disebabkan karena adanya tumbukan partikel electron. Efek
pemanasan dapat dihilangkan dengan dua cara, yakni :
1.      Pendinginan
2.      Efek Konveksi
           Efek konvensi adalah suatu cara untuk membebaskan panas dengan mengganti
bentuk planar menjadi bentuk kolom atau kapiler. Kapiler yang digunakan dibuat dari
silica yang bermuatan netral atau negative. Bagian luar kapiler dilapisi dengan polimer
agar bersifat lentur.

 Jenis-jenis elektroforesis
            Jenis elektroforesis antara lain, elektroforesis kertas, elektroforesis gel, dan
elektroforesis kapiler.
1. Elektroforesis Kertas
               Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai
fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem
pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung  pada muatan atau valensi zat
terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion,
pH, viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut.
2. Elektroforesis Gel
               Elektroforesis gel merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering
dipakai dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Elektroforesis gel ialah
elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-
molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel kanji (sebagai fase
diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih  besar seperti protein- protein.
Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan agarosa
dan poliakrilamida sebagai gel media.

F. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, ceramah, diskusi dan penugasan.

G. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 LCD Proyektor

Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus

H. Sumber Belajar
 Buku kimia
 Buku refensi yang relevan,
 Lingkungan setempat,

I. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi dengan cara :
rangsangan)  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi.
 Pemberian contoh-contoh materi Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dsb
 Membaca.
 Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi.
 Menulis
 Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Kromatografi
dan Jenis-Jenis Kromatografi.
 Mendengar
Pemberian materi Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
 Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan
identifikasi dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang materi :
masalah)  Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
(pengumpulan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian
data) Mengamati dengan seksama materi Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Kromatografi dan Jenis-
Jenis Kromatografi yang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Kromatografi dan
Jenis-Jenis Kromatografi yang telah disusun dalam daftar pertanyaan
kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang
rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara :
Data)  Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
 Mengolah informasi dari materi Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Kromatografi
dan Jenis-Jenis Kromatografi.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
(pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
 Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Kromatografi dan Jenis-
kesimpulan) Jenis Kromatografi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi:
 Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
materi Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan
untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi
 Menjawab pertanyaan tentang materi Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Kromatografi
dan Jenis-Jenis Kromatografi yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Kromatografi dan Jenis-
Jenis Kromatografi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi yang baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Kromatografi dan Jenis-Jenis Kromatografi.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Kromatografi dan Jenis-Jenis
Kromatografi kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang
rangsangan) Mempengaruhi Pemisahan dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor
yang Mempengaruhi Pemisahan.
 Pemberian contoh-contoh materi Prinsip Kerja Kromatografi dan
Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Prinsip Kerja Kromatografi
dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan.
 Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Prinsip Kerja
Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan.
 Mendengar
2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)
Pemberian materi Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang
Mempengaruhi Pemisahan oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
 Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi
Pemisahan
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan
identifikasi dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang materi :
masalah)  Keselamatan Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang
Mempengaruhi Pemisahan
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
(pengumpulan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian
data) Mengamati dengan seksama materi Prinsip Kerja Kromatografi dan
Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang sedang dipelajari
dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Prinsip Kerja Kromatografi
dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang sedang
dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor
yang Mempengaruhi Pemisahan yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Prinsip Kerja
Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang
telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-
Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Prinsip Kerja Kromatografi
dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang telah diperoleh
pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-
Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi
Pemisahan
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang
lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara :
Data)  Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi
Pemisahan
 Mengolah informasi dari materi Prinsip Kerja Kromatografi dan
Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Prinsip Kerja
Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
(pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi
Pemisahan
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
 Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Prinsip Kerja Kromatografi
kesimpulan) dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi:
 Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi
Pemisahan
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang materi
Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi
Pemisahan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Prinsip Kerja Kromatografi dan
Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang dilakukan dan
2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)
peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi
Pemisahan
 Menjawab pertanyaan tentang materi Prinsip Kerja Kromatografi dan
Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Prinsip Kerja
Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang
akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Prinsip Kerja Kromatografi
dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang
Mempengaruhi Pemisahan berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh
menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Prinsip Kerja Kromatografi dan
Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Prinsip Kerja Kromatografi dan
Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan yang baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Prinsip Kerja Kromatografi
dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Prinsip Kerja Kromatografi dan Faktot-
Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Pembelajara Kegiatan Pembelajaran
n
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi dengan
rangsangan) cara:
 Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi.
 Pemberian contoh-contoh materi Peran Kimia dalam kehidupan untuk
dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Metode Pemisahan dan
Manfaat Kromatografi.
 Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Metode
Pemisahan dan Manfaat Kromatografi.
 Mendengar
Pemberian materi Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi oleh
guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
 Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan
identifikasi dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang materi :
masalah)  Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
collection pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Metode Pemisahan dan Manfaat
data) Kromatografi yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Metode Pemisahan dan
Manfaat Kromatografi yang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengamati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Metode Pemisahan
dan Manfaat Kromatografi yang telah disusun dalam daftar pertanyaan
kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Metode Pemisahan dan
Manfaat Kromatografi yang telah diperoleh pada buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode
ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara :
Data)  Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
 Mengolah informasi dari materi Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Metode
Pemisahan dan Manfaat Kromatografi.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
(pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
 Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Metode Pemisahan dan
kesimpulan) Manfaat Kromatografi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi:
 Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang materi
Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan
untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi
 Menjawab pertanyaan tentang materi Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Metode
Pemisahan dan Manfaat Kromatografi yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Metode Pemisahan dan
Manfaat Kromatografi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi yang baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Metode Pemisahan dan Manfaat Kromatografi.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Metode Pemisahan dan
Manfaat Kromatografi.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Metode Pemisahan dan Manfaat
Kromatografi kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

J. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang Jumlah Skor Kode
N
Nama Siswa Dinilai Skor Sikap Nilai
o
BS JJ TJ DS
1 Kiran 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,
kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Tida Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya
k Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut 50 250 62,50 C
serta mengusulkan
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...
Jumla Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
h Skor Sikap Nilai
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
450 90,00 SB
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Jumla Skor Kode
Skala
N h Skor Sikap Nilai
Aspek yang Dinilai
o 10
25 50 75
0

1 Intonasi

2 Pelafalan

3 Kelancaran

4 Ekspresi

5 Penampilan

6 Gestur

- Penugasan (Lihat Lampiran)


Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Kuran
Sangat Tidak
Baik g
No Aspek yang Dinilai Baik Baik
(75) Baik
(100) (25)
(50)

Kesesuaian respon dengan


1
pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

Kesesuaian penggunaan tata


3
bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang pengertian kromatografi!
2) Jelaskan tentang jenis-jenis kromatografi!
3) Jelaskan tentang prinsip kerja kromatografi!

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator Bentuk Nilai


Nilai
No Peserta yang Belum Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan
Didik Dikuasai Remedial Remedial
1
2
3
Nama Indikator Bentuk Nilai
Nilai
No Peserta yang Belum Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan
Didik Dikuasai Remedial Remedial
4
dst

K. Evaluasi
Contoh Soal
1. Jelaskan pengertian kromatografi ? Bentuk soal:C2
JAWAB:
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahakan komponen (berupa molekul)
yang berada pada larutan. Pengertian lain dari kromatografi yaitu suatu teknologi yang dipakai
memisahkan sebuah campuran menjadi komponen-komponen penyusunnya. Teknologi ini
melibatkan bagian penting yang bagian yang bergerak dan bagian yang diam.

2. Sebutkan jenis-jenis kromatografi ? Bentuk soal:C1


JAWAB:
 Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)
 Kromatografi Kertas
 Kromatografi Kolom
 Kromatografi Lapis Tipis
 Kromatografi Penukar Ion
 Kromatografi Elektroforesis

3. Jelaskan jenis-jenis kromatografi ? Bentuk soal:C2


JAWAB:
 Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)
Kromatografi cair adalah teknik yang sangat tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang
terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka
molekul-molekulnya yang ada didalam berinteraski dengan fase stasioner. Tetapi interaksinya
berbeda disebabkan adanya perberdaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange),
partisi (partitioning) atau ukuran.
 Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas yaitu kromatografi yang memakai fase diam kertas yaitu kertas yang
terkandung selulosa didalamnya, sedangkan yang dipakai sebagai fase geraknya adalah pelarut
atau campuran pelarut yang sesuai. Kertas yang melakukan tindakan sebagai fase diam akan
dicelupkan ke dalam sampel atau pelarut, lalu sampel dan pelarut dengan gaya kapilaritas akan
terserap dan bergerak keatas. Kromatografi kertas ini dipakai dalam memisahkan tinta, zat
pewarna, senyawa tumbuhan misalnya klorofil, make up dan zat lain.
 Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom merupakan jenis kromatografi yang menggunakan kolom gelas pada
metodenya. Proses kromatografi jenis ini umumnya dipakai untuk memisahkan pigmen pada
tumbuhan. Campuran pigmen lalu dimasukkan pada kolom gelas yang isinya aluminia. Pelarut
lalu dialirkan supaya membawa campuran melalui kolom.
 Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis adalah teknik analisis kualitatif berasal dari sampel yang hendak
diperiksa dengan memisahkan komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip
kerja kromatografi lapis tipis adalah memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran
antara sampel dengan pelarut yang dipakai.
 Kromatografi Penukar Ion
Kromatografi Pertukaran ion adalah proses pemurnian senyawa spesifik di dalam larutan
campuran atau proses substitusi satu jenis senyawa ionik dengan yang lain terjadi pada
permukaan fase stasioner. Fase stasioner tersebut merupakan suatu matriks yang kuat (rigid),
yang permukaannya mempunyai muatan, dapat berupa muatan positif maupun
negatif. Mekanisme pemisahan berdasarkan pada daya tarik elektrostatik.
 Kromatografi Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan komponen atau molekul yang bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Prinsip kerja dari
elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel-partikel  bermuatan negatif (anion), dalam hal
tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (katode), sedangkan partikel-partikel
bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anode).

4.Jelaskan metode pemisahan dari kromatografi cair ? Bentuk soal:C2


JAWAB:
 Metode pemisahan dari kromatografi cair
Pertama, sampel cairan disiapkan. Sampel dicampur dengan pelarut dan disuntikkan ke
dalam kromatografi gas. Biasanya ukuran sampel kecil dalam kisaran mikroliter. Meskipun
sampel dimulai sebagai cairan, ia diuapkan ke fase gas. Gas pembawa inert juga mengalir
melalui kromatograf. Gas ini tidak boleh bereaksi dengan komponen campuran apa pun. Gas
pembawa umum termasuk argon, helium, dan kadang-kadang hidrogen. Sampel dan gas
pembawa dipanaskan dan memasuki tabung panjang, yang biasanya digulung untuk menjaga
ukuran kromatografi dapat dikelola. Tabung mungkin terbuka (disebut tubular atau kapiler)
atau diisi dengan bahan pendukung inert yang dibagi (dalam kolom padat). Tabungnya panjang
untuk memungkinkan pemisahan komponen yang lebih baik. Di ujung tabung adalah detektor,
yang mencatat jumlah sampel yang memukulnya. Dalam beberapa kasus, sampel juga dapat
dipulihkan pada akhir kolom. Sinyal dari detektor digunakan untuk menghasilkan grafik,
kromatogram, yang menunjukkan jumlah sampel yang mencapai detektor pada sumbu y dan
umumnya seberapa cepat mencapai detektor pada sumbu x (tergantung pada apa tepatnya yang
dideteksi oleh detektor tersebut.).
Kromatogram menunjukkan serangkaian puncak. Ukuran puncak berbanding lurus
dengan jumlah masing-masing komponen, meskipun tidak dapat digunakan untuk menghitung
jumlah molekul dalam sampel. Biasanya, puncak pertama adalah dari gas inert pembawa dan
puncak berikutnya adalah pelarut yang digunakan untuk membuat sampel. Puncak berikutnya
mewakili senyawa dalam campuran. Untuk mengidentifikasi puncak pada kromatogram gas,
grafik perlu dibandingkan dengan kromatogram dari campuran standar (yang diketahui), untuk
melihat di mana puncak itu terjadi.
Pada titik ini, komponen campuran terpisah ketika mereka didorong di sepanjang tabung.
Bagian dalam tabung dilapisi dengan lapisan tipis cairan (fase diam). Gas atau uap di bagian
dalam tabung (fase uap) bergerak lebih cepat daripada molekul yang berinteraksi dengan fase
cair. Senyawa yang berinteraksi lebih baik dengan fase gas cenderung memiliki titik didih yang
lebih rendah (mudah menguap) dan berat molekul rendah, sedangkan senyawa yang lebih
memilih fase diam cenderung memiliki titik didih lebih tinggi atau lebih berat. Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi laju perkembangan suatu senyawa ke kolom (disebut waktu elusi)
termasuk polaritas dan suhu kolom. Karena suhu sangat penting, biasanya dikontrol dalam
sepersepuluh derajat dan dipilih berdasarkan titik didih campuran.

5.Jelaskan prinsip kerja dari kromatografi kertas, kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis,
kromatografi cair, kromatografi elektroforesis, dan kromatografi penukar ion? Bentuk soal:C2
JAWAB:
 Kromatografi kertas
Prinsip Kerja Kromatografi Kertas Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen
bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak
warna.
 Kromatografi kolom
Prinsip Kerja Kromatografi Kolom, didasarkan pada absorbsi komponen-komponen campuran
dengan afinitas berbeda terhadap permukaan fase diam. Absorben bertindak sebagai fase diam
dan fase geraknya adalah cairan yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang
kolom. Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif tertahan
dan afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.
 Kromatografi Lapis Tipis
Prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis, KLT menggunakan sebuah lapis tipis silika atau
alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika
(atau alumina) merupakan fase diam. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut
yang sesuai. Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan gabungan dari
beberapa zat pewarna.
 Kromatografi Cair ( HPLC)
prinsip HPLC menggunakan prinsip kromatografi untuk mengukur sampel. Dalam
kromatografi, analisis dilakukan dengan cara memisahkan molekul berdasarkan perbedaan
struktur ataupun komposisinya. Pemisahan tersebut terjadi saat sampel bergerak melewati fase
diam (dapat berupa zat padat atau cair) karena terbawa oleh fase gerak (dapat berupa zat cair
atau gas). Beragam komponen dalam sampel akan terpisah berdasarkan perbedaan afinitasnya
terhadap fase diam. Komponen yang dapat berinteraksi secara kuat dengan fase diam akan
bergerak lebih lambat sehingga dapat terpisah dari komponen lain dengan interaksi yang lemah.
 Kromatografi Penukar Ion
Prinsip dasar pemisahan kromatografi penukar ion ini adalah perbedaan kecepatan migrasi ion-
ion didalam kolom penukar ion. Proses pertukaran ion ini dikerjakan dengan cara pembebanan
ion-ion pada kolom penukar ion. Kemudian ion-ion yang terikat dalam resin di aliri eluen yang
mampu memberi kondisi keseimbangan yang berbeda. Keseimbangan yang berbeda ini
mengakibatkan kecepatan migrasi ion dalam kolom resin tidak sama.
 Kromatografi Elektroforesis
Prinsip dasar elektroforesis merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering dipakai
dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Secara prinsip, teknik ini mirip
dengan kromatografi : memisahkan campuran bahan-bahan  berdasarkan perbedaan sifatnya.
Dalam elektroforesis, pemisahan dilakukan berdasarkan adanya pergerakan komponen
bermuatan positif (+) pada kutub negative (-) serta komponen bermuatan negative (-) pada
kutub positif (+). Pergerakan yang terjadi disebut elektrokinetik. Hasil yang didapatkan dari
elektroforesis adalah elektroforegram yang memberikan informasi mengenai seberapa cepat
perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut kecepatan migrasi.

6.Jelaskan faktor-faktor yang mempemgaruhi pemisahan kromatografi ? Bentuk soal:C2


JAWAB:
Faktor-faktor yang mempemgaruhi pemisahan kromatografi :
 Faktor Selektifitas (α)
“Selektifitas merupakan kemampuan instrumen dalam mengenali senyawa-senyawa dalam
campuran”
untuk mendapat selektifitas yang maksimum maka harus dicari interaksi yang sesuai (apakah
partisi, adsorpsi, size exclusion, atau ion exchange). Faktor selektifitas (α) dapat dicari dengan:
α = k2/k1 = (tR2-tm)/(tR1-tm)
Apabila kedua senyawa memiliki nilai K yang sama / α = 1 maka kedua senyawa tidak dapat
dipisahkan. karena waktu retensinya identik.
 Faktor Spesifisitas (Kd)
Sifat spesifisitas dari kromatografi didasarkan pada sifat dari senyawa yang spesifik. Senyawa
memiliki sifat spesifik karena memiliki Kd yang spesifik.
 Kapasitas Kolom (K’)
Menunjukkan kemampuan kolom menampung analit. Semakin lama analit berada dalam
kolom, akan semakinb esar nilai kapasitasnya. Nilai K’ yang bagus antara 1-10. Jika k’ terlalu
kecil, kemungkinan pemisahannya belum sempurna dan jika terlalu besar maka akan terjadi
pelebaran puncak.
 Resolusi (Rs)
Untuk taraf kepercayaan 95%, harga Rs yang baik adalah > 1,5. Jika kurang dari ini maka
puncak dari masing2 analit akan saling tumpang tindih
 Jumlah Lempeng Teoritis (Neff)
Merupakan parameter yang menghitung efisiensi kromatografi. Menyatakan jumlah peristiwa
partisi yang dialami oleh analit pada setiap saat yang dibawa oleh fase gerak selama elusi.

7. Jelaskan manfaat kromatografi ? Bentuk soal:C2


JAWAB:
 Manfaat Kromatografi
Berikut ini beragam manfaat atau penggunaan kromatografi secara umum, antara lain:
1. Pemurnian dari hasil reaksi sintesis kimia
Dalam kimia organik kita mengenal adanya arti reaksi kimia sintesis yang
memungkinkan pembentukan produk dari reaktan tertentu. Pada reaksi sintesis tersebut,
tidak selalu menghasilkan produk yang murni atau hanya satu jenis produk, tapi juga kadang
terdapat produk lain yang dinamakan produk sampingan hasil reaksi.
Untuk memisahkan produk sampingan dengan produk utama, maka harus dilakukan
pemurnian. Cara yang paling mudah yaitu dengan menggunakan kromatografi
kolom. Kromatografi kolom didasarkan pada perbedaan sifat kepolaran senyawa yang
dipisahkan maka dapat dihasilkan senyawa hasil reaksi yang murni.
2. Isolasi senyawa aktif dalam bahan alam
Kita seringkali menggunakan senyawa aktif dari bahan alam tertentu sebab
mempunyai aktivitas farmakologis seperti antibakteri, antijamur, antioksidan, dan lain lain.
Untuk mengisolasi senyawa tersebut secara murni dari suatu bahan alam seperti daun
daunan, dibutuhkan metode pemisahan seperti dengan menggunakan kromatografi kolom.
Dengan teknik kromatografi, sampel bahan alam akan dibuat ekstrak lalu dilakukan
pemisahan melalui elusi. Hasilnya akan diperoleh senyawa aktif yang diinginkan dan bisa
dikarakterisasi lebih lanjut menggunakan alat yang lebih kompleks seperti menggunakan
FTIR atau NMR.
3. Analisis limbah lingkungan
Kromatografi memainkan peran penting dalam banyak industri farmasi dan juga
dalam industri kimia dan makanan. Laboratorium pengujian lingkungan umumnya ingin
mengidentifikasi sejumlah kecil kontaminan seperti PCB dalam limbah minyak, dan
pestisida.
Badan Perlindungan Lingkungan membuat metode kromatografi untuk menguji air
minum dan memantau kualitas udara. Industri farmasi menggunakan metode ini untuk
menyiapkan bahan-bahan yang sangat murni dalam jumlah besar, dan juga untuk
menganalisis senyawa yang dimurnikan untuk melacak kontaminan.
4. Pemisahan Protein
Aplikasi lain dari kromatografi terutama HPLC (High performance liquid
chromatography) digunakan untuk memisahkan campuran biokimiawi berdasarkan afinitas
spesifik antara komponen kognitif yang berbeda seperti enzim dan substrat, antigen dan
antibodi, atau reseptor dan ligan
Dalam HPLC, campuran sampel dimasukkan ke dalam fase gerak (sering kali berupa
pelarut) dan ini kemudian dipompa ke dalam kolom analitik yang padat pada tekanan tinggi
untuk pemisahan molekul sampel secara cepat. Ini juga disebut kromatografi cair tekanan
tinggi.
5. Analisis dan pemeriksa kualitas dalam industri makanan
Kromatografi digunakan untuk analisis dan pemeriksa kualitas dalam industri
makanan, dengan pemisahan dan analisis aditif, pengawet, vitamin, dan arti protein. Selain
itu bisa juga digunakan untuk mendeteksi racun dan kontaminan dalam makanan.
6. Aplikasi dalam industri farmasi
Dalam kromatografi digunakan untuk memurnikan bahan dan menganalisis senyawa
kimia untuk melacak kontaminan, serta untuk memisahkan senyawa kiral.
7. Pengujian forensik
Kromatografi gas sering digunakan untuk menyelidiki kasus-kasus kriminal. Ini
dapat berupa pengujian TKP (analisis sampel darah atau kain), verifikasi pembakaran
(mengidentifikasi arti bahan kimia yang bertanggung jawab atas api untuk melihat apakah
ada permainan busuk) atau pengujian darah setelah kematian untuk menentukan kadar
alkohol, obat-obatan atau zat beracun dalam tubuh.
8. Pengujian obat-obatan (drug)
Tentu saja, tidak semua sampel darah diambil setelah kematian. Ketepatan
kromatografi dapat mengidentifikasi zat-zat dalam aliran darah membuatnya berharga dalam
pengujian untuk doping atau obat-obatan yang meningkatkan kinerja pada atlet juga.
Menariknya, dalam sebuah berita, tes doping juga bekerja pada kuda,
mengungkapkan bagaimana bentuk kromatografi cair hibrida baru yang dikombinasikan
dengan spektrometri massa juga dapat diterapkan pada kuda.
9. Skandal daging kuda (Horsemeat)
Berbicara tentang kuda, skandal tahun 2013 menyoroti fakta bahwa beberapa
pedagang daging yang tidak layak mengganti roti daging sapi dengan daging kuda. Karena
metode tradisional untuk deteksi dan analisis daging terbukti tidak dapat disimpulkan,
kromatografi digunakan untuk memisahkan kedua daging tersebut.
10. Imunisasi Ebola
Ternyata kromatografi juga penting dalam menyelamatkan jutaan nyawa. Virus
Ebola yang mematikan, yang telah merenggut lebih dari 5.000 nyawa sejak merebaknya
akhir tahun lalu, telah menyebabkan kepanikan di media dan di negara-negara Sierra Leone,
Guinea dan Liberia, tempat sebagian besar virus itu dikurung.
Ketika para ilmuwan berupaya memerangi penyakit ini, kromatografi telah
mengungkapkan dirinya sebagai sangat berguna dalam menentukan antibodi mana yang
lebih efektif dalam menetralkan Ebola.
Meskipun belum ada obat yang divalidasi secara meyakinkan, teknik ini berperan
penting dalam pengembangan imunisasi eksperimental Zmapp dan akan terus digunakan
dalam penelitian yang sedang berlangsung.

8. Sebutkan kelebihan dari kromatografi lapis tipis ? Bentuk soal:C1


JAWAB:
Kelebihan metode kromatografi lapis tipis adalah sebagai berikut :
 Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.
 Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi atau
dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
 Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara
elusi 2 dimensi.
 Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan metode
kertas tidak bisa
 Hanya membutuhkan sedikit pelarut.
 Waktu analisis yang singkat (15-60 menit)
 Investasi yang kecil untuk perlengkapan (Biaya yang dibutuhkan ringan).
 Preparasi sample yang mudah
 Kemungkinan hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin
 Kebutuhan ruangan minimum
 Dalam analisis kualitatif dapat memberikan informasi semi kuantitatif tentang konstituen
utama dalam sampel
 Cocok untuk memonitor identitas dan kemurnian sampel
 Dengan bantuan prosedur pemisahan yang sesuai, dapat digunakan untuk analisis kombinasi
sampel terutama dari sediaan herbal.

9. Jelaskan cara kerja kromatografi lapis tipis? Bentuk soal:C2


JAWAB:
 Prosedur Kerja Pemisahan dengan KLT
Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica gel.
Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan setetes larutan campuran
ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna untuk menunjukkan posisi asli
campuran.  Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan dengan
tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram berkembang. Ketika titik
campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak
dengan posisi fase gerak di bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan bahwa
suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.

Pelarut (fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik, komponen-komponen yang berbeda dari
campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda dan campuran dipisahkan memiliki warna yang
berbeda.

Pelarut diperbolehkan untuk naik hingga hampir mencapai bagian atas plat yang akan
memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen pewarna untuk kombinasi tertentu
dari pelarut dan fase diam.

Untuk identifikasinya dapat di gunakan harga R f meskipun harga-harga Rf dalam lapisan tipis
kurang tepat bila dibandingkan pada kertas. Harga-harga Rf untuk senyawa-senyawa murni
dapat dibandingkan dengan harga-harga standard. Perlu diperhatikan bahwa harga-harga
Rf yang diperoleh berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan penyerap yang digunakan,
meskipun daftar dari harga-harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan penyerap dapat
diperoleh.

10. Sebutkan Syarat-Syarat Utama Kromatografi? Bentuk soal:C1


JAWAB:
Persyaratan utama kromatografi adalah :
1) Ada fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam tidak boleh bereaksi dengan fasa gerak.
2) Komponen sampel harus larut dalam fasa gerak dan berinteraksi dengan fasa tetap (diam).
3) Fasa gerak harus bisa mengalir melewati fasa diam, sedangkan fasa diam harus terkait kuat
diposisinya.

Kendari, Juni 2020


Mengetahui,
Kepala, Guru Mata Pelajaran,

NIP : - NIP : -

Anda mungkin juga menyukai