Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIS

1. URAIAN
1.1. Keterangan Umum.
a. Pekerjaan : Revitalisasi Lapangan Sepakbola Kel. Pengawu
b. Lokasi Pekerjaan : Kelurahan Pengawu
1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang terlampir
1.3. Pada akhir kerja, Penyedia. Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan dari
segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya
1.4. Menyediakan Direksi Keet dan Los Kerja untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang
akan digunakan.
1.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-
bahan"' bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN


2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :
a. Rencana Kerja.dan Syarat-syarat
b. Gambar Kerja ( shop drawing )
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwidzing)
d. Perubahan - perubahan dalam pelaksanaan (bila ada).
Yang telah disyahkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan instansi yang berwenang /
terkait.
2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Algement Voorwarden AV 1941 Persyaratan Pernbangunan di Indonesia yang
disyahkan oleh Pemerintah. (Khususnya pasal-pasal yang rnasih berlaku /relevan)
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Urnum Nomor : 9/KVIS/M/2006 tentang Persyaratan
Teknis dan Bangunan.
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 18 Tabun 1999, Tanggal 7 Mei 1999,
tentang Undang-undang Jasa Konstruksi

1
d. Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 2000, tentang Usaha dan peran Masyarakat
Jasa Konstruksi;
e. Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun" 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
f. Peraturan pemerintah Nomor 30 Talutu 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi;
g. Standar Konstruksi dan Bangunan :
1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2) PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.
3) SNI Nomor 03-0106-1987 tentang : Penggunaan ubin lantai keramik marmer dan
cara uji
4) SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
5) SNI Nomor : 03-1726-1984 tentang Pedoman Perencanaan Tahan Gempa untuk
Rumah dan Gedung.
6) SNI Nomor 03-1734-1989 tentang : Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan
Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
7) SNI Nomor : 03-1736-1989 tentang : Tata Cara Perencanaan Struktur bangunan
untuk penanggulangan bahaya kebakaran
8) SNI Nomor : 03-2407-1991 tentang : Tata cara pengecatan kayu untuk Rumah dan
Gedung.
9) SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara pembuatan rencana Campuran Beton
Normal.
10) SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi Listrik
11) SNI Nomor : 03-1727-1989 tentang Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan
Gedung.
12) SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
13) Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998 tentang:
Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
14) Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang: Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.

2
15) Keputusan. Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 45/PRT/M/2007
tanggal 20 Desember 2007 Tenting Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
16) Peraturan tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa Menurut peraturan
setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan pembangunan dari instansi
yang berwenang.
2.3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam keadaan
selesai 100% (seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat
Perjanjian Pemborongan dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

3. KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN


3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk seorang kuasa Penyedia
Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana, yang cakap untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa
Pemborongan,
3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pemborongan.
3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam memimpin
jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Tim
Pengawas Teknik Proyek berhak mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
3.4. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang maupun
jiwa).

4. JAMINAN KESELAMATAN KERJA


4.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan
dan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan, untuk musibah yang terjadi.
4.2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi
syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait dan pekerja yang ada di bawah
tanggung jawabnya.

3
4.3. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang terkait dan
pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.

5. TIMBANGAN DUGA ( PEILHOOTGE)


5.1 Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau pada saat
peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam rangka uitzet).
5.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat patok duga, letak patok ditentukan
kemudian.

6. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA


6.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum tercantum dalam
gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan atau
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas.
6.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam
gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera memberitahukan kepada Penyedia
Jasa Konsultan Pengawas untuk minta pertimbangan.
6.3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ
tidak tertulis, maka Gambar Bestek yang mengikat.
6.4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan di dalam Gambar Bestek dan
BQ tidak tergambar/tidak tertulis, maka SDP/Spesifikasi Teknis yang mengikat.
6.5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan di dalam Gambar Bestek dan SDP/SpesifikasiTeknis
tidak tergambar/tidak tertulis,maka BQ yang mengikat.
6.6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar) yang
mengikat.

7. PEKERJAAN PERSIAPAN
7.1. Pengukuran

4
a. Lingkup pekerjaan Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek
untuk menentukan luasan, batas-batas lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi
proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang lengkap.
b. Pelaksanaan pekerjaa
1). Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil, ketinggian tanah, letak position, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah tertera kebenarannya.
2). Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Konsultan Pengawas
untuk dimintakan keputusannya.
3). Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4). Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.
5). Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas.
7.2. Pekerjaan Papan Dasar Pengukuran/Bowplank.
a. Lingkup pekerjaan Pekerjaan papan dasar pengukuran adalah pekerjaan pembuatan
papan dasar pengukuran di lokasi proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan
pemasangan papan-papan untuk menentukan tinggi acuan bangunan dan letak as-as
bangunan.
b. Pelaksanaan pekerjaan merupakan kewajiban penyedia jas
1). Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu Palapi ukuran 5/7, tertancap
di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 m satu sama lain.
2). Papan patok ukur dibuat dari kayu Palapi, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3). Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

5
4). Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar, Bila mana
Lokasi tidak memungkinkan maka dipasang pada bagian terluar yang paling aman,
dan harus mendapat persetujuan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
7.3. Kantor Sementara/Direksi Keet
a. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pembuatan kantor sementara/Direksi Keet adalah
pekerjaan penyediaan kantor di lokasi proyek sebagai sarana untuk pengawasan,
evaluasi dan koordinasi proyek.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1). Kantor sementara/Direksi Keet merupakan bangunan dengan konstruksi rangka
kayu, lantai diplester, penutup pintu/jendela secukupnya untuk
penghawaan/pencahayaan. Ukuran luas kantor dises.uaikan dengan kebutuhan
dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan
pemadam kebakaran.
2). Perlengkapan-perlengkapan kantor yang harus disediakan Penyedia Jasa konstruksi
berupa:,Meja kursi tamu, Meja Kursi Rapat,Meja Kursi Rapat,Papan Tulis (white
board) dan Alat tulis ,Helm Pengaman ,P3K, Satu Unit Komputer dan Alat Pemadam
Api Ringan (APAR)
3). Setelah proyek selesai barang tersebut menjadi milik penyedia Jasa konstruksi.
7.4. Cutt/Fill dan Pembersihan Lokasi
a. Pekerjaan Cutt/fill Pekerjaan ini dilakukan dengan alat berat untuk menggali /cutting
bidang tanah yang memiliki kontur lebih tinggi dari rata2 kemudian tanah galian
diratakan pada bagian permukaan yang lebih rendah.
b. Pembersihan Lokasi Lingkup Pekerjaan ini membersihkan area bekas kerja dari semen
dan puing-puing bekas bongkaran serta membuang batang/akar pohon dari proses
land clearing.
7.5. Penyediaan Alat-alat Pemadam Kebakaran, Keselamatan Kerja Selama pembangunan
berlangsung, penyedia Jasa konstruksi wajib menyediakan tabung alat pemadarn
kebakaran (fire extinguisher) dengan isinya, dengan jumlah minimal 2 (empat) tabung,
masing-masing tabung berkapasitas 15 kg. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan
Peralatan P3K, helm pengaman, sabuk pengaman, masker, sepatu lapangan dan alat-alat
keselamatan kerja lainnya, yang dipandang perlu selama proses pekerjaan.
7.6 Membuat / Mendirikan Papan Informasi Proyek

6
a. Lingkup Pekerjan Membuat Papan Proyek untuk memberikan informasi kepada public
tenteng proyrk yang akan dikerjakan, minimal mencantumkan ;
- Nama Pekerjaan
- Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
- Nilai Pekerjaan
- Kontraktor Pelaksana
- Konsultan Pengawan
b. Bahan / material Papan Proyek ini dibuat dari multiplek atau bahan lain sebagai media
tulisan dengan ukuran minimal 80 x 100 cm kemudian dipasang ditempat yang mudah
terlihat.

8. STANDART BAHAN
Dalam menggunakan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan standar
yang dipakai di Indonesia seperti dibawah irti:
8.1. Semen Portland (PC).
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen jenis I dengan standar mutu SII 0013-
81 dan sesuai dengan SNI 152049.1994 serta memenuhi persyaratan kimia dan fisik
sesuai tabel 1-1 dan 1-2 PUBI tahun 1982.
Semen harus sampai di tempest kerja dalam kondisi baik serta dalam kantongkantong
semen ash dari pabrik.Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi
baik, di atas lantai setinggi 30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
lapis.
8.2. Air.
Air yang digunakan barns bersih, tidak menganclung Lumpur, minyak, benda terapung
yang dapat dilihat secara visual, asam-asam, zat organik dan sebagainya.
8.3. Pasir Pasang.
Pasir harus dari bufiratt mineral kerns, bersih, katiar lumpur maksimum 5 96, pasir barns
tidak mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan yang lobos ayakan 0,3 mm
minimal 15%, untuk pasir beton sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI tahun 1982 dan
SNI-03-1756-1990.

9. PERERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

7
9.1. Pekerjaan
a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, pemiringan clan
lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana dirunjukkan
dalam gambar.
b. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan
atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di
atas.
c. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari halaman.
Penyingkiran daan pengangkatan di atas merupakan tanggung jawabPenyedia Jasa
atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau
kelebihankelebihan tanah yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang
diinstruksikan oleh Pengawas
9.2. Persiapan Untuk Urugan
a. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas sehingga
kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15 cm.
b. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut dapat dilakukan pengurugan
tanah
9.3. Pengurugan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kenmbali dengan
sirtu harus persetujuan Pengawas.
b. Pengurungan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja.
9.4. Pemadatan
a. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan
harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
b. Setiap lapis haruss dipadatkan, dan sedapat-dapatya dilakukan dengan mesin giling
(tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan disetujui Pengawas.

9.5. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan

8
a. Galian clan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Manajer Konstruksi sebelum
memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Manajer Konstruksi akan
segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang dipadatkan
b. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh
tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Pengawas.
9.6. Pekerjaan Bio Pori
a. Galian Bio pori dan pipa bio pori minimal harus sesuai dengan gambar kerja
b. pemasangan pipa biopori harus terlebih dahulu dilubangi dan dibersihkan dari segala
material lain setelah itu bagian samping pipa bio pori diisi dengan batu split 1x2, pipa
biopori berada dibawah tanah subur
c. pemasangan pipa biopori harus terlebih dahulu dilubangi dan dibersihkan dari segala
material lain setelah itu bagian samping pipa bio pori diisi dengan batu split 1x2, pipa
biopori berada dibawah tanah subur
9.7. Pekerjaan Penanaman Rumput
a. Rumput yang digunakan adalah minimal rumput jepang lokal
b. Rumput yang dipasang harus disortir terlebih dahulu dan telah mendapat
persetujuan dari direksi pekerjaan
c. Perawatan rumput harus dilakukan secara terus-menerus sampai layak untuk
digunakan

Palu, September 2021


Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu
Bidang Bina Konstruksi
Pejabat Pembuat Komitmen

Franky Unmehopa, ST
19870910 201001 1 001

Anda mungkin juga menyukai