Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

GANGGUAN ELEKTROLIT YANG MENGACAM NYAWA


ICD-10: E 87.8
1. Pengertian (Definisi) - Gangguan elektrolit adalah nilai elektrolit dalam
serum yang melebihi atau kuangdarinilai normal.
- Gangguan elektrolit yang mengancam nyawa
adalah gangguan elektrolit yang dapat
mengganggu fungsi jantung,
- Aritmia jantung hingga mengakibatkan henti
jantung dan/atau mempengaruhi kesadaran.
- Hiperkalemia adalah konsentrasi kalium serum
melebihi 5.5 mEq/L
- Hiperkalemia ringan adalah konsentrasi kalium
serum 5.5-5.9 mEq/L
- Hiperkalemia sedang adalah konsentrasi kalium
serum 6.0-6.4 mEq/L
- Hiperkalemia berat adalah konsentrasi kalium
serum> 6.5 mEq/L
- Hipokalemia adalah konsentrasi kalium serum
kurang dari 3.5 mEq/L
- Hipokalemia berat adalah konsentrasi kalium
serum<2.5 mEq/L
- Hipernatremia adalah konsentrasi natrium serum
melebihi 145 mEq/L
- Hiponatremia adalah konsentrasi natrium serum
kurang dari 135 mEq/L
- Hiponatremia berat adalah konsentrasi natrium
serum< 120 mEq/L
- Hipercalcemia adalah konsentrasi kalsium serum
melebihi 10.5 mg/dL (2.5mmol/L) atau ion kalsium
melebihi 5.6 mg/dL (1.4mmol/L)
- Krisis hiperkalsemia adalah konsentrasi kalsium
serum melebihi 14 mg/dL (3.5 mmol/L) atau ion
kalsium melebihi 10 mg/dL (2.5 mmol/L)
- Hipocalcemia adalah konsentrasi kalsium serum
kurang dari 8 mg/dL (2.1 mmo/L) atau ion kalsium
kurang dari 4.2 mg/dL (1.1 mmol/L)
- Hipermagnesemia adalah konsentrasi magnesium
serum melebihi 2.2 mEq/L (1.1 mmol/L)
- Hipomagnesemia adalah konsentrasi magnesium
serum kurang dari 1.3 mEq/L (0.6 mmol/L)
2. Anamnesis Hiperkalemia:
Lemas, paralisis, parestesia, gagal ginjal, pemakaian
obat ACE-I, angiotensin II receptor antagonist,
diuretik yang hemat kalium, NSAID, beta bloker.
Hipokalemia:
Diare, riwayat pemakaian obat diuretik, laxatif, steroid,
low intake
Lemas, fatigue, kram kaki, konstipasi, paralisis hingga
sulit bernapas
Hipernatremia
Haus, demam, gangguan kesadaran
Hiponatremia
Mual, muntah, sakit kepala, diplopia
Riwayat pemakaian thiazide diuretic, gagal ginjal,
operasi tumor otak, trauma kepala
Hiperkalsemia
Batu ginjal, artritis, mual, muntah, anoreksia,
konstipasi, nyeri abdomen, gangguan konsentrasi dan
daya ingat, confusion, stupor, coma, letargi, fatigue,
lemas, gatal, keratitis
Riwayat hiperparatiroid, gagal ginjal kronik,
keganasan, pemakaian diuretic thiazide, hipertiroid
Hipokalsemia
Riwayat hipoparatiroid pasca op atau gagal ginjal
kronik
Hipermagnesemia
Riwayat gagal ginjal, pemberian MgSO4
Hipomagnesemia
Diare, polyuria, kelaparan, alcoholism, malabasorpsi
3. Pemeriksaan Fisik Hiperkalemia:
Paralisis flaccid, reflex tendon menurun, aritmia
Hipokalemia
Ascending paralysis, aritmia
Hipernatremia
Demam, deficit neurologis focal, kejang, hiperventilasi
Hiponatremia
Kejang, koma
Hipercalcemia
Hipertensi, peptic ulcer
Hipocalcemia
Hiperreflexia, Chovstek dan Trousseau sign,
parestesia ekstremitas dan wajah,kram otot, tetani,
kejang, papill edema, gejala extrapyramidal,
diaphoresis, hipotensi, gagal jantung kongestif
Hipermagnesemia
Confusion, depresinapas, cardiac arrest
Hipomagnesemia
Tremor, ataxia, Nistagmus, Aritmia

4. Kriteria Diagnosis 1. Konsentrasi kalium serum melebihi 5.5


mEq/L disertai gangguan irama jantung
2. Konsentrasi kalium serum > 6.5 mEq/L
dengan atau tanpa gangguan irama jantung
3. konsentrasi kalium serum < 2.5 mEq/L
disertai gangguan irama jantung malignan

4. Konsentrasi natrium serum melebihi 145 mEq/L


atau konsentrasi natrium serum < 120 mEq/L
yang disertai gangguan kesadaran, kejang
5. Konsentrasi kalsium> 14 mg/dL (>3.5 mmol/L)
6. Konsentrasi kalsium serum < 8 mg/dL (2.1
mmol/L) atau ion kalsium< 4.4 mg/dL (1.1
mmol/L)
7. Konsentrasi magnesium serum melebihi 2.2
mEq/L (1.1 mmol/L)
8. Hipomagnesemia adalah konsentrasi magnesium
serum kurang dari 1.3 mEq/L (0.6 mmol/L)
5. Diagnosis - Hiperkalemia berat
- Hipokalemia berat
- Hipernatremia berat
- Hiponatremia berat
- Hipermagnesemia berat
- Hipomagnesemia berat
- Krisis Hipercalcemia
- Hipocalcemia akut
6. Diagnosis Banding
Tidak ada
7. Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan elektrolit serum natrium, kalium,
magnesium, kalsium, dan /atau kalsium ion
- Gula darah
- Urinalisa, elektrolit urin (natrium), glukosa urin
- Fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)

EKG
Hiperkalemia:
- Blok derajat 1 (PR interval memanjang>0.2 detik)
- Gelombang P hilang/flat
- Gelombang T tinggi (peaked/tented) (gel T lebih
besar dari gelombang R pada lebih dari 1 lead)
- ST depresi
- Gelombang S dan T menyatu (sine wave pattern)
- QRS melebar (>0.12 detik)
- Takikardia ventricular
- Bradikardia

Hipokalemia
- Gelombang U
- Gelombang T flat
- Perubahan ST
- Aritmia
(terutamabilapasienmengkonsumsidigoksin)
- Cardiopulmonary arrest (PEA, pulseless VT/VF,
asystole)

Hipokalsemia
- Prolonged QT interval
- Terminal T wave inversion
- AV Blok
- Fibrilasi ventrikel
Hipermagnesemia
- Prolonged PR dan QT interval
- Gelombang T peaking
- AV blok
- Cardiac arrest

Hipomagnesemia
- Prolonged PR dan QT interval
- ST depresi
- Gelombang T inversion
- Gelombang P flat
- Torade de pointes
- Durasi QRS meningkat

Analisa gas darah


8. Terapi Hiperkalemia berat:
1. Bolus calcium glukonas 10% 10 ml (jika ada
gangguan gambaran EKG)
2. Glucose plus insulin–25 g glucose dan 10 U
regular insulin berikan IV dalam 15 -30 menit
3. Nebulized salbutamol 5 mg nebulized selama 15
minutes
4. Furosemide iv 40-80 mg
5. Pemberian bikarbonat 50 mEq dalam 5 menit
bila asidosis berat.
6. Dialysis

Hipokalemia
1. Pemberian K+ is 10 mEq/jam melalui jalur iv per
iv atau 20 mEq/jam melalui jalur iv central venous
catheter dengan ECG monitoring.
2. Hentikan obat yang mengakibatkan hipokalemia
3. Koreksi hipomagnesemia

Hipernatremia
1. Bila hypernatremia akut atau simtomatik berat
berikan cairan hipotonik.
2. Bila pasien hipovolemia dengan hemodinamik
terganggu, berikan cairan isotonic untuk
memperbaiki status volume. Setelah
hemodinamik stabil berikan cairan hipotonik iv
(NaCl 0.45% atau Dextrose 5%)
3. Koreksi maksimal 12 mEq/L dalam 24 jam
4. Akut hypernatremia dapat dikoreksi lebih cepat
di awal (1-2 mEq/L/jam), kenaikan 5 mEq/L
sudah memperbaiki gejala

Hiponatremia
1. Bila hiponatermia akut atau simtomatik berat
berikan NaCl hipertonik (NaCl 3% )1mEq/L/jam
hingga gejala neurologis hilang setelah itu
kecepatan koreksi 0,5 mEq/L/ jam
2. Koreksi maksimal12 mEq/L dalam 24 jam
pertama
3. Bila SIADH restriksi cairan 50-66% dari
kebutuhan cairan

Adroge Madias formula

Perubahan Na = (Na infus +K infus ) – serum Na


Total body water + 1

Total body water 0.6 x berat badan untuk laki-laki dan


0.5x berat badan untuk perempuan

Krisis Hiperkalsemia
1. Hidrasi dengan normal saline target urin output
200 ml/jam
2. Bila volume intra vascular telah tercukupi dapat
diberikan furosemide
3. Calcitonin 4-8 IU per kg IM tiap 6 jam selama 24
jam
4. Bila akibat keganasan berikan hidrokortison 200
mg IV selama 3 hari
5. Pasien gagal ginjal atau gagal jantung diterapi
dengan dialysis

Hipokalsemia akut dan simtomatik


1. Calcium gluconas 10 % 10-20 ml IV dilarutkan
dalam dextrose 5% diberikan selama 10 menit
dengan monitor EKG
2. 10 ampul calcium gluconas 10% 10 ml dilarutkan
dalam 1 liter dextrose 5% diberikan 50 ml/jam
untuk mencegah hipocalcemia berulang.
3. Koreksi hipomagnesemia

Hipermagnesemia
1. Calcium glukonas 10% 10 ml
2. Suport ventilator
3. NaCl 0.9% dan furosemide IV
4. Dialysis

Hipomagnesemia
1. 2 g MgSO4 50% IV diberikan selama 15 min
2. Bila Torsade de pointes 2 g MgSO4 IV selama 1-
2 min
3. Bila kejang 2 g Mg SO4 selama 10 min
9. Edukasi Edukasi keluarga mengenai risiko dan komplikasi

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidensi IV
12. Tingkat Rekomendasi C

13. Penelaah Kritis - Tim Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi


dan Terapi Intensif Indonesia
- Tim Perhimpunan Dokter Intensif Care Indonesia
14. Indikator Medis
80% Pasien dirawat selama 4-7 hari
15. Kepustakaan 1. European Resuscitation Council Guidelines for
Rescucitation 2010. Section 8. Cardiac arrest in
special scircumstances: Electrolyte abnormalities,
poisoning, drowning, accidental hypothermia,
hyperthermia, asthma, anaphylaxis, cardiac
surgery, trauma, pregnancy, electrocution
2. Life Threatening Electrolyte Abnormalities.
Ciruculatiion 2005: 112:IV-121-IV-125
3. A Practical Approach to Hypercalcemia.
American Family Physician. 2003; 67; 9: 1959-
1966
4. Diagnosis and management of Hypocalcemia
BMJ 2008; 336: 1298-302

Palembang,

Ka Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif

Dr. H. Zulkifli, SpAn, M.Kes. MARS


NIP. 196503301995031001

Anda mungkin juga menyukai