Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH : PENGANTAR PSIKOMETRI

DOSEN PENGAMPU : Ahmad Ridfah, S.Psi., M. Psi., Psikolog


Widyastuti, S.Psi., M.Si., Psikolog
Nur Akmal, S. Psi., MA.

Careless Responses

DISUSUN OLEH :
Nur Azizah 200701501010
Anna Azizah 200701500004
Anis Nabila Ahmad 200701501082
Annisa Yuliandari Ruslan 200701502032
St. Saniah Khalisah Zakaria 200701502056

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
A. DEFINISI

Careless responses dapat didefinisikan sebagai responden yang merespons


data yang telah diberikan tanpa memperhatikan konten itemnya. Dengan kata lain
responden yang memberikan tanggapan tidak akurat terhadap pertanyaan yang
diajukan. Ada beberapa aspek untuk “kualitas” data. Dalam metode ini, fokus pada
data mentah yang telah disediakan langsung atau telah diisi oleh responden, yang
tidak akurat mencerminkan tingkat konstruk yang sebenarnya diukur. Careless
respons ini dapat terjadi apabila responden tidak cukup memberikan perhatian
terhadap data/item yang mereka isi, atau responden tidak memproses informasi yang
berikan dengan baik.
Ada beberapa alasan mengapa responden dapat memberikan tanggapan yang
tidak akurat, diantaranya ada yang dinamakan content responsive faking, dengan dua
ciri : (a) tanggapan dipengaruhi oleh konten item tetapi (b) tidak sepenuhnya akurat.
Content responsive faking dapat didefinisikan lebih lanjut sebagai purposeful faking
(pemalsuan yang disengaja) misalnya, berpura-pura, perhatian umum pada instrumen
klinis dan respons yang diinginkan secara sosial dari varietas yang disengaja dan tidak
disengaja (Paulhus, 1984).
Kekhawatiran dengan responden yang mengisi data dengan ceroboh bukanlah
hal baru. Untuk meminimalisir kekhawatiran tersebut bidang klinis dapat
menggunakan alat ukur MMPI-2 yang mengandung skala khusus untuk mendeteksi
respons yang menipu dengan sengaja. Alat ukur MMPI-2 mengandung 567 soal dan
mengandung sejumlah skala dalam mencari tahu apakah data yang diperoleh dapat
dianalisis atau tidak. Penggunaan alat ini sebaiknya dilakukan di awal sebelum
analisis lanjutan. Contoh skala dari MMPI-2, misalnya MMPI-2 Variabel Response
Inconsistency (VRIN) dan True Response Inconsistency (TRIN) scales.
Ada beberapa alasan untuk khawatir terhadap careless respons ini. Yang
pertama kumpulan data yang akurat sangat diinginkan dan pengklasifikasian data
untuk menghapus kasus dengan respon yang tidak sesuai, yang direkomendasikan dari
proses analitik data (Tabachnick dan Fidell, 2007). Alasan kedua untuk khawatir
dengan careless responses ialah mereka dapat memiliki implikasi psikometrik yang
serius. Hal ini dibenarkan ketika survei diberikan dengan tujuan pengembangan skala,
karena pengembangan item sebagian besar didasarkan pada interkorelasi (Hinkin,
1998).
B. JENIS-JENIS
Menurut ( Kam dan Mayers, 2015). Ada dua jenis dari Careless Responses yaitu
sebagai berikut :
1. Random Careless Responses
Jenis respon ceroboh ini terjadi ketika responden memberikan respon dengan
cara yang tidak sistematis, sangat teracak dan tidak berpola. dampak yang
ditimbulkan dari jenis ini yaitu terjadi penurunan korelasi antar aitem skala.
2. Repetitive Careless Responses
jenis respon ceroboh ini terjadi karena responden cenderung mengulang
jawaban yang sama tanpa dia memperhatikan konteks yang ada pada setiap
item.
C. CONTOH
Terdapat Sebuah penelitian deskriptif dengan metode Mixed Method Research yang
menggunakan subjek yaitu 100 siswa jurusan Mipa kelas D dan subjeknya dipilih
secara acak sebagai perwakilan dari kelompok putra dan putri. Hasil data penelitian
diperoleh dari jawaban yang diberikan subjek yang tesnya berisi 2 butir soal dalam
bentuk kata pecahan dengan tujuan agar peneliti bisa menganalisis bentuk kesalahan
respon mahasiswa.
Pertanyaan Tes

No Isi pertanyaan tes

1 Anna memiliki anggur yang disimpan di dalam keranjang buah, anna


berikan kepada Anis temannya dan berapa banyak anggur yang dapat anna
makan?

2 Yuli, Sania, dan Cica, berada dalam satu perahu. Yuli berada dibagian depan
perahu Sania duduk meter di belakang Yuli dan Cica berdiri di belakang
Yuli. Berapa jarak duduk antara Sania dan Cica?

Setelah soal dibagikan dan hasil jawaban terkumpul, peneliti kemudian menganalisis
serta menghitung jumlah jawaban siswa baik yang benar, salah dan yang kosong.
Kemudian dipisahkan karena peneliti hanya membutuhkan data jawaban siswa yang
salah kemudian dimasukkan dalam kategori bentuk kesalahan respon siswa. Adapun
kategori penentunya yaitu :

1. Miskonsepsi : kesalahan dalam pemahaman siswa dalam konsep matematika


2. Prosedural : kesalahan dalam penggunaan langkah-langkah atau penggunaan
prosedur.
3. Kesalahan Perhitungan : kesalahan ini berkaitan erat dengan ketelitian
seseorang dalam menghitung dan menulis jawabannya.

Adapun kesalahan siswa bisa dilihat dalam tabel berikut :

No Bentuk kesalahan Indikator

1 Konsep a. Siswa tidak mengerti dalam hal pembilang


dan penyebut
b. Salah dalam mencari operasi pecahan

2 Proses Kesalahan dalam langkah penyelesaian sosal karena


tidak sesuai dengan perintah

3 Teknik perhitungan Kesalahan yang di buat saat menuliskan jawaban

Hasil penelitian

Adapun hasilnya dijabarkan dalam tabel berikut :

Butir Jawaban dari siswa%

pertanyaan Benar N = 100 Salah N = 100 Tidak N = 100

M F M F M F

1 40 34 9 14 1 0
2 42 38 8 12 0 0

Berdasarkan tebel di atas di dapatkan bahwa pada butir pertanyaan 1 bisa dilihat
bahwa siswa yang menjawab soal benar yati sebanyak 74% (40% siswa laki-laki dan
34% siswa perempuan), sedangkan siswa yang menjawab salah yaitu sebanyak 23% (
9% siswa laki-laki dan 14% siswa perempuan) dan siswa yang tidak menjawab
hasilnya yaitu 3% (1% siswa laki-laki dan 2% siswa perempuan). Dan pada butir
pertanyaan 2 didapatkan bahwa siswa yang menjawab benar itu ada 80% (42% siswa
laki-laki dan 38% siswa perempuan). sedangkan yang menjawab salah yaitu sebanyak
20% ( 8% siswa laki-laki dan 12% siswa perempuan ) dan siswa yang tidak
memberikan jawaban yaitu sebanyak 0%. Dari hasil tersebut disimpulkan lebih
banyak siswa laki-laki yang menjawab benar daripada siswa perempuan.

Adapun formulir kesalahan siswa baik laki-laki atau perempuan ditunjukkan dalam
aitem berikut :

Items Formulir kesalahan siswa%

test Konsep Proses Perhitungan

M F M F M F

1 2 7 3 3 4 4

2 3 5 2 3 3 4

Ket : Pria (L) =, Wanita (F)

Dari tabel diatas formulir kesalahan siswa bisa dijabarkan sebagai berikut :

Pada butir soal yang 1 dan 2 pada konsep terjadi kesalahan sebanyak 9% dan 8 %.
Sedangkan dalam perhitungan kesalahan sebanyak 8% dan 7% dan prosedural yaitu
sebanyak 6% dan 5%. Respon salah yang diberikan siswa terjadi karena mereka salah
menafsirkan masalah yang di berikan, dan salah menggunakan rumus untuk mencari
jawabannya. Kesalahan ini mengakibatkan siswa mengalami kecerobohan pada saat
melakukan perhitungan sehingga terjadilah respon ceroboh atau careless responses.

D. CARA MENGATASI CARELESS RESPONSES


Terdapat pencegahan dalam mengatasi masalah identifikasi careless responses
yang mengurangi ukuran sampel dengan cara yang tidak acak, yang didukung oleh
hubungan ciri kepribadian dan responden yang ceroboh (Bowling et al., 2016; Ward et
al ., 2017). Hal ini dapat mendasari kesalahan distribusi sampel, dan berpotensi
menghasilkan non-representatif yang membatasi penyamarataan hasil. Oleh karena
itu, careless responses ingin dicegah bila memungkinkan. Pencegahan adalah tugas
yang rumit karena besarnya pengaruh pada perilaku responden serta sifat dinamis dari
pengaruh tersebut. Dalam pencegahan careless responses dibutuhkan pemahaman
tentang penyebabnya.
Sedangkan satu penyebab careless responses belum ditetapkan, karena
terdapat beberapa kemungkinan penyebab yang telah ditemukan seperti interaksi yang
yang kurang dari administrator/pemberi tes antar responden/peserta dan minat peserta
yang lebih rendah. (Meade & Craig, 2012).
Terdapat dua kategori mengapa careless respons umumnya terjadi, yaitu :
● Responden tidak mau menanggapi data yang diberikan dengan
hati-hati (hal ini dikarenakan kurangnya motivasi internal yang
memadai).
● Responden tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk merespon
data dengan hati-hati.
Berbeda dengan dua kategori di atas, terdapat dua kategori mengapa ada
responden yang merespons dengan rajin (tidak terjadi careless responses), yaitu :
● Responden memiliki minat intrinsik pada konten survei atau mereka
memiliki kepentingan dalam hasil survei (misalnya terdapat feedback
dari hasil tes tersebut, contohnya dalam tes pekerjaan).
● Responden merasa memiliki tanggung jawab/kewajiban untuk
melakukannya dan menjawab dengan hati-hati, tetapi responden tidak
memiliki minat intrinsik (misalnya sebagai bagian dari kewajiban
mereka sebagai persyaratan kursus atau sebagai bantuan kepada para
peniliti).
BUKTI PLAGIASI
DAFTAR PUSTAKA

Kam, C. C. S. (2019). Careless Responding Threatens Factorial Analytic Results and Construct Validity of
Personality Measure. Brief Research Report Frontiers in Psychology. Volume 10. Article 1258.
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2019.01258/full, diakses Oktober 2021.

Kam, C., & Meyer, J.P. (2015). How careless responding and acquiescence response bias can
influence construct dimensionality: The case of job satisfaction. Organizational Research
Methods, 18, 512-541.

Meade, A. W., & Craig, S. B. (2012). Identifying careless responses in survey data.
Psychological Methods, 17(3), 437–455. https://doi.org/10.1037/a0028085

Ward, M. K., & Meade, A. W. (2018). Applying Social Psychology to Prevent Careless Responding during
Online Surveys. In Applied Psychology (Vol. 67, pp. 231–263). Blackwell Publishing Ltd.
https://doi.org/10.1111/apps.12118

Anda mungkin juga menyukai