Anda di halaman 1dari 10

Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59-68

Peluang dan Tantangan Sumber Daya Manusia dalam


Penyelenggaraan Pelabuhan Cerdas ( Smart Port ) Nasional di
Masa Revolusi Industri 4.0

Prasadja Ricardianto* 1, Syahrial Nasution 2, Maria Angelin Naiborhu 3,


Wegit Triantoro 4
Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti1,2,3,4
Jl. IPN No. 2, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur 13410, Indonesia
E-mail: ricardianto@gmail.com*
Diterima: 28 Februari 2020, disetujui: 17 April 2020, diterbitkan online: 30 Juni 2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui peluang, tantangan, dan solusi untuk Sumber Daya Manusia (SDM) pelabuhan
nasional di Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan mengembangkan pendidikan yang sudah ada.
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat kepelabuhanan terletak pada penempatan sumber daya
manusia, pembaruan aplikasi teknologi di bidang pelayaran, dan daya saing industri pelayaran. Permasalahan terbesarnya
adalah ego sektoral yang masih tinggi, misalnya biaya logistik yang mahal di Indonesia. Adapun, tantangan terbesarnya
adalah mengolaborasi pelayanan agar dapat diintegrasikan dan menghilangkan ego sektoral tersebut. Pengembangan
teknologi informasi yang menjadi penggerak ekonomi dunia belum sepenuhnya dapat disusul dengan pendidikan saat ini.
Penelitian ini merupakan studi literatur yang fokus pada hasil wawancara mendalam (in-depth interviews) dengan
beberapa narasumber. Hasil penelitian yang berkaitan dengan pelabuhan cerdas ( smart port) menunjukkan bahwa
penggunaan automasi dan semi-automasi terkait dengan berkembangnya digitalisasi akan menjadi suatu acuan di dalam
pelayanan pelabuhan secara nasional. Selain itu, diperlukan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia dengan
kekhasan maritim melalui pendalaman lebih ilmiah, khususnya pada jurusan Nautika, Teknika, dan Tatalaksana, serta
pelatihan bersertifikat tingkat diploma.
Kata kunci: Pendidikan, peluang, revolusi industri, pelabuhan cerdas, sumber daya manusia, tantangan.
Abstract
Opportunities and Challenges for Human Resources in Organizing National Smart Ports in the Industrial Revolution
Period 4.0: This research was designed to assess the opportunities and challenges for human resources of national ports
in Indonesia in the industrial revolution 4.0, provide relevant solutions, and evaluate and improve existing education . The
problem and challenges faced by the port society lie in human resources distribution, connectivity, update on technological
applications in shipping, and the competitiveness of the shipping industry. In terms of human resources, experts, especially
in the port sector, seem to be limited in number. Sectoral egotism that, for example, leads to expensive logistics costs, has
been reported as the greatest problem, and, accordingly, an integrated collaboration on service provision in this
atmosphere poses a significant challenge to human resources in national ports. Moreover, today’s education has not been
able to catch up with the advancement of Information Technology, which is the engine of the world economy. This research
employed a literature study focuing on the results of in-depth interviews with several informants. The results showed that,
in the context of smart ports, automated and semi-automated systems as a result of digitalization would most likely
become a reference in port services nationally. An education that produces human resources with maritime specialties
through in-depth scientific analyses (especially in Nautical, Technical, and Management majors) and certified training at
the diploma level is highly required.
Keywords: Education, opportunity, industrial revolution, smart port, human resource, challenge.

1. Pendahuluan Smart port berperan sebagai perantara industri yang


satu dengan lainnya [2].
Perdagangan modern di masa depan tidak lagi
sebatas pertukaran antara kedua belah pihak, Teknologi yang semakin berkembang perlahan
melainkan perjanjian kerja sama antarmitra yang akan mendisrupsi seluruh lini bisnis termasuk perihal
saling menggantungkan kekritisan usahanya dan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini tentu bergantung
dilakukan dalam ruang geografis, zona waktu, serta pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang
batasan yang lebih luas [1]. Terwujudnya berkompeten dalam menjawab tantangan perubahan
perdagangan modern tentu disertai dengan sarana dan kebutuhan di masa depan. Nanatinya, industri
dan prasarana yang modern pula. Salah satunya pelabuhan dan pelayaran cenderung membutuhkan
adalah pembangunan pelabuhan cerdas (smart port). sumber daya manusia dengan keterampilan tingkat

doi: http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v32i1.1524
0852-1824/ 2580-1082 ©2020 Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan.
Artikel ini open access dibawah lisensi CC BY-NC-SA (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/).
Nomor akreditasi: (RISTEKDIKTI) 10/E/KPT/2019 (Sinta 2).
Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59-68

menengah dan tinggi, sedangkan sumber daya kerja untuk berjuang dalam ekonomi yang lebih
manusia yang sifatnya dapat tergantikan oleh sistem technologically driven dan knowledge based [14].
automasi tidak lagi dibutuhkan. Potensi pelabuhan
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang
Indonesia dengan jaringan rute pelayaran
kepelabuhanan secara umum terletak pada kualitas,
internasional cukup tinggi: 90 persen perdagangan
kuantitas, dan penempatan sumber daya manusia,
internasional menggunakan angkutan laut dan 40
skema pendanaan alternatif, konektivitas, integrasi,
persennya melalui Indonesia. Saat ini, terdapat 636
dan pemerataan sarana-prasarana, pembaruan
pelabuhan eksisting dan 1.321 pelabuhan baru di
aplikasi teknologi di bidang pelayaran, ratifikasi
Indonesia [3].
regulasi internasional di bidang pelayaran,
Industri 4.0 mendorong bermunculannya optimalisasi pemanfaatan infrastruktur, serta daya
industri-industri cerdas karena diterapkan ke dalam saing industri pelayaran. Dalam manajemen sumber
serangkaian teknologi dan organisasi. Industri 4.0 daya manusia, keberadaan tenaga ahli di bidang
merupakan integrasi dari Cyber Physical System kepelabuhanan masih terbatas. Pengembangan
(CPS) dan Internet of Things and Services (IoT dan IoS) teknologi informasi sebagai penggerak ekonomi
ke dalam proses industriyang meliputi manufaktur, dunia belum sepenuhnya dapat disusul dengan
logistik, dan lainnya [4]. CPS merupakan salah satu pendidikan saat ini.
aspek Revolusi Industri 4.0 yang sedang berkembang
Penelitian ini bertujuan mengetahui peluang dan
saat ini [5][6][7]. Industri 4.0 bermanfaat dalam
tantangan serta solusi mengenai kesiapan sumber
perbaikan kecepatan fleksibilitas produksi dan
daya manusia pelabuhan nasional di Indonesia dalam
peningkatan pelayanan pada pelanggan [8]. Manfaat
menghadapi Revolusi Industri 4.0. Permasalahan
Industri 4.0 tersebut akan berdampak positif
yang akan dikaji, yaitu pengembangan pendidikan
terhadap kondisi perekonomian.
yang sudah ada, pembangunan sumber daya manusia
Praktisi Digital Communication Technology, (kepelabuhan) dengan kekhasan maritim,
menjelaskan mengenai beberapa karakter industri pengembangan keilmuan khusus di bidang
4.0; (1) inter – operability atau internet of things, (2) kemaritiman, dan pengembangan pendidikan
transparency atau block chain, (3) technical kepelabuhanan setingkat diploma. Dalam Industri
assistance atau saat ini lebih dikenal dengan big data 4.0, smart port diharapkan mampu menerapkan
dan (4) yaitu autonomous [9]. Tujuan dari strategi Intelligent Transport System (ITS) melalui teknologi
inisiatif Industri 4.0 yang berasal dari Jerman penyegelan elektronik (e-seal), menggunakan
merupakan transformasi manufaktur industri peralatan bongkar muat yang hemat energi dan
melalui digitalisasi dan eksploitasi potensi teknologi ramah lingkungan, serta menggunakan bahan bakar
baru [10]. Jerman sangat berkepentingan karena yang rendah sulfur. Namun, terdapat perbedaan
Industri 4.0 merupakan bagian dari kebijakan pendapat dari beberapa pengamat yang menyatakan
rencana pembangunannya yang disebut High-Tech bahwa saat ini terjadi selisih yang cukup besar antara
Strategy 2020. Kebijakan tersebut bertujuan untuk kondisi industri biasa dengan kondisi Industri 4.0
mempertahankan Jerman agar selalu menjadi yang dalam hal teknologi [15]. Hal ini karena road map
terdepan dalam dunia manufaktur [11]. Di Jerman pengembangan teknologi untuk mewujudkan
dengan beberapa tantangan yang harus diatasi oleh Industri 4.0 belum terarah. Dengan kata lain,
pabrikan, tetapi penerapan prosedur industri 4.0 rancangan Industri 4.0 dan keseluruhan aspeknya
memiliki potensi besar untuk mengamankan masa belum jelas, sehingga menimbulkan berbagai
depan industri manufaktur. Pada revolusi industri 4.0 spekulasi. Pendapat yang sama menyatakan bahwa
khusus pada penciptaan lingkungan pintar dalam Industri 4.0 diprediksi akan membawa dampak
sistem produksi dengan prioritas utama adalah negatif terutama dari sudut pandang sosial dan
perubahan, dalam operasi manufaktur dan teknologi ekonomi [16]. Temuan penting ini menunjukkan
informasi [12]. Revolusi industri 4.0 pada saat ini juga bahwa Industri 4.0 akan mengarah pada penurunan
dikenal sebagai Volatility, Uncertainty, Complexity sumber daya manusia substansial dengan
dan Ambiguity atau lazim disebut VUCA. Untuk era keterampilan yang rendah. Kondisi ini berpengaruh
sebelumnya pada saat belum dilakukannya pada negara dengan perbedaan tingkat sosial dan
penggabungan teknologi otomoatisasi dengan ekonomi yang tinggi.
teknologi siber, beberapa pekerjaan di Pelabuhan
Pengembangan sumber daya manusia dan
dilakukan belum sempurna, maka untuk kedepannya
pendidikan kemaritimian sangat dibutuhkan,
sebagai masukan untuk pembentukan Sumber Daya
khususnya bagi tenaga ahli kelautan dalam
Manusia yang baik diusulkan menerapkan beberapa
memahami aspek keselamatan, keamanan, dan
terminologi, seperti regulatory, customer demand,
peraturan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
globalization, technology advances, competitive
bersama 13 perusahaan lainnya telah mendirikan
influences, deregulation [13]. Pada era VUCA saat ini,
universitas bidang kemaritiman dengan
bahwa pembelajaran perlu mempersiapkan tenaga
mengembangkan pengelolaan pengetahuan berbasis
digital [13]. Pengembangan pendidikan kemaritiman

60
Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59–68 Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro

diperlukan untuk mengembangkan kurilukulum atau mendisrupsi seluruh lini bisnis, termasuk dalam
menambahkan mata kuliah baru, diutamakan yang kebutuhan tenaga kerja. Perusahaan akan dihadapi
mengarah pada teknologi smart port. Penelitian pada tingkat loyalitas karyawan yang rendah, kurang
sebelumnya [17] menyatakan bahwa suatu memadainya lingkungan dan fasilitas kerja, tenaga
pembangunan dikatakan berhasil apabila kerja muda yang selalu membutuhkan inovasi,
keseluruhannya saling berkelanjutan antara masa permintaan kompetensi yang tinggi, kualitas layanan
lalu, masa sekarang, dan masa depan. Beberapa studi yang lebih baik, kemampuan berkomunikasi dalam
mengenai smart port di dunia digital menyatakan bahasa asing, dan adanya kemampuan penggunaan
bahwa konsep smart menjadi fitur penting bagi teknologi digital.
organisasi pelabuhan agar berfungsi sebagai smart
hub dalam jaringan transportasi dunia [18]. 2. Metodologi
Kebutuhan SDM berdasarkan prediksi Kemenristek
Penelitian ini merupakan studi literatur yang
Dikti pada 2017, khususnya untuk pengembangan
lebih menekankan pada wawancara mendalam (in-
program studi transportasi laut, sejak 2020
depth interviews) dan proses triangulasi [23]. Teknik
diperlukan 820 orang sampai 2030 diperlukan 2380
yang digunakan ialah dengan mengamati partisipan
orang. Kebutuhan tenaga vokasi pada 2020
beserta informan kunci/utama, yang terdiri atas
diperlukan 151 orang dan sampai 2030 diperlukan
perwakilan perusahaan milik pemerintah sebagai
sebanyak 438 orang, pada studi vokasi khususnya
operator usaha kepelabuhanan, akademisi,
strata D-I, D-III dan D-IV lebih banyak diperlukan
pengamat, dan/atau organisasi kepelabuhanan.
secara operasional. Utamanya diperlukan pada
Wawancara tersebut menitikberatkan pada sumber
manajemen pelabuhan, nautika dan rekayasa
daya manusia di sektor pelabuhan dan pelayaran.
transportasi laut.
Penelitian ini mengkaji perihal manajemen sumber
Sebagai contoh lainnya, pelabuhan Tanjung Priok daya manusia dari segi (1) peluang dan tantangannya,
sebagai international hub port mempunyai kendala (2) kualitas, kuantitas, kebutuhan, penempatan,
seperti ketertinggalan dalam hal infrastruktur dan kelemahan sumber daya manusia, dan (3)
suprastruktur juga kinerja operasional pelabuhan, operasional dan mitra kerja. Adapun, perihal
masih tertinggal jika dibandingkan dengan teknologi disrupsi atau Revolusi Industri 4.0 lebih
Pelabuhan Singapura [19]. Pelabuhan Tanjung Priok diutamakan pada tren teknologi kemaritiman,
dalam hal ini kurang diminati oleh main line operator teknologi pendukung baru, sistem aplikasi
(operator utama) dari operator kapal-kapal yang pengiriman peti kemas melalui pelayaran nasional,
berukuran besar (mother vessel) untuk aktifitas revolusi bisnis pelayaran nasional (digitalisasi
bongkar muat dan transshipment. Peneliti pelayaran), serta konsep dan implementasi smart
kepelabuhanan [20] menyoroti persyaratan utama port.
dan gagasan utama untuk setiap pelabuhan,
merasakan solusi dan juga tantangan terkait dengan 3. Hasil dan Pembahasan
kalibrasi dan pengujian sistem penginderaan
terdistribusi yang terkait dengan peralatan utama 3.1 Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia
yang menyusun pelabuhan terbesar di dunia, seperti Indonesia memiliki kualitas sumber daya
derek dermaga, kendaraan berpemandu otomatis manusia yang relatif sedang. Berdasarkan wawancara
untuk penanganan kontainer dan crane halaman. mendalam dengan pimpinan utama INSA [24], tinggi
Untuk menunjang smart port, manfaat industri dapat rendahnya kualitas tersebut akan menentukan
mewujudkan proses manufaktur yang efisien, cerdas produktivitas tenaga kerja Indonesia. Saat ini,
dan dengan biaya yang layak [21]. Khususnya bagi produktivitas tenaga kerja Indonesia berada pada
smart port, diperlukan perbaikan produktivitas, urutan ke-4 (relatif sedang) di tingkat ASEAN dan
mendorong pertumbuhan pendapatan, peningkatan urutan ke-11 dari 20 negara anggota Asian
kebutuhan tenaga kerja terampil, peningkatan Productivity Organization (APO). Adapun, daya saing
investasi [22]. Indonesia berada pada urutan ke-9 di tingkat ASEAN
dan urutan ke-36 dari 137 negara yang tercatat dalam
Peneliti lainnya [4] menambahkan, bahwa The Global Competitiveness Index 2017-2018. Indeks
dengan industri 4.0, industri diharapkan dapat pembangunan manusia (IPM atau HDI) Indonesia saat
memenuhi kebutuhan pelanggan secara individu, ini bertambah 0,82% menjadi 71,39. Ekonomi
sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih Indonesia tahun 2018 mengalami pertumbuhan 5,3%
optimal serta akan mendapatkan model usaha yang sehingga mampu menciptakan lapangan kerja bagi
baru. Beberapa peluang bagi tenaga kerja khususnya 2,98 juta orang dan menurunkan tingkat
pada bidang transportasi laut, terutama pada jaringan pengangguran terbuka (TPT) menjadi 5,34%. Kondisi
global yang lebih luas, pengembangan dan peluang tersebut masih lebih rendah dibandingkan Singapura,
bisnis pada teknologi digitalisasi, termasuk pada Malaysia, dan Brunei Darussalam. Berdasarkan data
usaha kecil dan menengah. Sedangkan tantangannya, UNDP, ketiga negara tersebut sudah masuk dalam
pada perkembangan teknologi smart port akan kategori very high human development [25].

61
Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59-68

Pengembangan kualitas sumber daya manusia efisiensi dengan pengangguran. Industri 4.0 di masa
nasional dapat dilakukan dengan menerapkan sistem ekonomi terbuka saat ini menerapkan operasi siber
pendidikan yang lebih fokus pada bidang tertentu. pada kontainerisasi. Dari operasi tersebut, diketahui
Indonesia memiliki peluang untuk mengejar masih banyak kapasitas bongkar muat yang terbuang.
ketinggalan melalui potensi bonus demografi Oleh karena itu, efisiensi dan tanggung jawab sosial
(demographic dividend) yang akan berakhir harus dibenahi.
maksimal 15 tahun ke depan. Indonesia memiliki
Peneliti lainnya menyatakan bahwa ketika suatu
pasokan tenaga kerja usia produktif dalam jumlah
negara menerapkan Industri 4.0 [29], maka akan
yang besar dengan rasio ketergantungan yang kecil
berhadapan dengan tantangan, seperti perubahan
[24]. Berdasarkan wawancara mendalam dengan
demografi dan aspek sosial, keterbatasan sumber
narasumber dari Asosiasi Kepelabuhanan (ABUPI),
daya, dan keharusan penerapan teknologi ramah
leapfrogging digitalisasi dengan sistem siber secara
lingkungan. Menurut World Maritime University,
fisik berproses melalui embedded system, smart
Transport 2040 [30], implementasi sistem automasi
sensors, smart systems, CPS, dan cyber physical
bertujuan untuk mengoptimasi transportasi yang
production systems (CPPS) [7].
berkaitan dengan efisiensi dan dampaknya pada
3.2 Tantangan Sumber Daya Manusia dalam pekerja. Dampak tersebut, seperti pergeseran (bukan
Revolusi Industri 4.0 pengurangan) tenaga kerja pada pekerjaan dengan
Tantangan di era Revolusi Industri 4.0 adalah keterampilan rendah, menciptakan permintaan
diperlukannya beberapa pembaruan perihal untuk jenis pekerjaan baru, dan permintaan tenaga
manajemen sumber daya manusia berbasis teknologi kerja tidak akan dihilangkan tetapi keterampilan
serta inovatif dan pembentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk pekerjaan individu akan
manusia yang kompeten di bidangnya [26]. berubah.
Pengembangan sumber daya manusia menjadi Saat ini, Kementerian Pendidikan Tinggi,
fundamental dalam menjawab Revolusi Industri 4.0. telah membuat serangkaian ilmu pendidikan
Alokasi dana untuk pendidikan telah disiapkan transportasi laut [13]. Secara operasional, Indonesia
pemerintah sebesar 20% dari anggaran negara, memerlukan pengembangan pendidikan khususnya
utamanya untuk peningkatan sumber daya manusia dalam bidang kepelabuhanan, yaitu manajemen
yang berdaya saing ekonomi [27]. Perkembangan pelabuhan, manajemen lalu lintas kapal, dan bidang
teknologi akan mendisrupsi seluruh lini bisnis [6], logistik maritim (manajemen terminal). Kemampuan
termasuk dalam kebutuhan tenaga kerja yang yang disebut sebagai kecerdasan sosial sangat
mengarah pada SDM berkompeten dalam menjawab dibutuhkan. Menurut Tanumihardja, salah satu
tantangan perubahan dan kebutuhan di masa depan. fokusnya adalah perihal kepemimpinan dan
Bonus demografi akan berakhir sekitar 15 tahun membangun hubungan yang saat ini sedang
kedepan. Dalam waktu 20 tahun mendatang, diterapkan di Bank Central Asia [31].
kemungkinan jenis teknologi yang ada sudah kembali
berbeda dengan kondisi sekarang [6]. Beberapa 3.3 Strategi
tantangan dari generasi milenial menurut laporan Menurut pimpinan INSA [24], cara meningkatkan
IML [28] dapat dilihat dari empat bagian, yaitu kualitas sumber daya manusia yang dimiliki adalah
tingkat loyalitas terendah karyawan kepada dengan mengadakan kursus dan pelatihan vokasi
perusahaannya (penyebab utamanya adalah fasilitas yang menjadi suatu keharusan bagi calon pekerja
dan lingkungan pekerjaan yang kurang memadai), untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan di masa
penyebab konflik (milenial selalu membutuhkan depan. Hal tersebut menjadi strategi yang sebaiknya
inovasi dan berpotensi terlibat dalam konflik dengan dilakukan Indonesia dan disertai dengan melakukan
generasi tua), kebebasan berpendapat (milenial akan perubahan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013
menjadi generasi cerdas sehingga diperlukan tentang Ketenagakerjaan [6]. Strategi lainnya dapat
pemimpin yang bijaksana), dan kompetensi serta belajar dari pelabuhan di Rotterdam yang melakukan
kesenjangan generasi (perbedaan kompetensi antara perbaikan dan strategi [6] melalui (1) pelabuhan
generasi milenial dan generasi tua). masa depan, yaitu menawarkan solusi digital dengan
automasi proses dan memperhatikan aspek
Revolusi Industri 4.0 berasal dari Eropa. Di sana,
transparansi, kecepatan, efisiensi, dan keamanan
tidak terdapat permasalahan mengenai
rantai logistik, (2) navigasi, yaitu aplikasi yang
ketidakpastian karena menerapkan labor-saving.
memberikan gambaran tentang rute koneksi yang
Pada transportasi berteknologi, pertumbuhan tenaga
paling efisien serta mencakup direktori bisnis dengan
kerja bukan merupakan kendala dikarenakan
mitra kerja pelabuhan Rotterdam, serta (3)
pertambahan penduduk minus. Hal ini tidak
keberangkatan dan kedatangan kapal, yaitu aplikasi
menimbulkan permasalahan bagi Serikat Pekerja di
berbasis data kapal yang lengkap dan dapat
sana. Di Indonesia, permasalahan dengan Serikat
menunjuk secara langsung target pencapaian di pasar
Pekerja menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
pelabuhan Rotterdam.
Terjadi ketidakseimbangan (un-equilibrium) antara

62
Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59–68 Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro

Sumber: [6]
Gambar 1. Pelabuhan sebagai Trade Facilitator
Beberapa strategi pembangunan sumber daya logistik [9] yang meliputi perencanaan sumber daya,
manusia transportasi laut menurut akademisi dari ITS sistem manajemen gudang, sistem manajemen
Surabaya [3], antara lain dibutuhkannya pola pikir transprotasi, sistem transportasi cerdas, dan
kemaritiman melalui pendidikan yang dapat keamanan informasi. Sebagai smart port, Pelabuhan
menimbulkan kecintaan pada laut dan pendidikan Teluk Lamong akan meningkatkan fasilitas terminal
tinggi di bidang maritim (pendidikan terapan, pada peralatan kontainer di area dermaga kontainer,
pelatihan, sertifikasi sesuai bidang, dan upaya lainnya terutama di bagian internasional dan dermaganya,
untuk membangun kompetensi lulusan sesuai bagian domestik dan dermaganya, serta di area
jenjang karir). Dengan demikian, pelabuhan akan dermaga dry bulk. Tercatat kapasitas dermaga per
menjadi fasilitator perdagangan yang saling terkait tahun adalah 712.800 Teus pada kontainer
dengan landlord atau line dedicated terminals dan internasional dan 455.544 Teus pada kontainer
operator terminal sebagai model bisnis (Gambar 1). domestik [7].
Menurut pimpinan IPC Surabaya [30], ancaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelabuhan
dari Revolusi Industri 4.0 ialah kemungkinan Teluk Lamong di Jawa Timur yang berkonsep green
hilangnya sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang port memerlukan jalan khusus menuju Teluk Lamong
tahun 2015-2025 karena tergantikannya posisi agar tidak menggangu jalan arteri [7]. Pengembangan
manusia dengan mesin otomatis. Di masa yang akan sumber daya manusia yang diusulkan pada penelitian
datang, diprediksi 65% murid sekolah dasar di dunia tahun 2019 di sekitar Pelabuhan Teluk Lamong
akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada adalah masyarakat dapat dibina melalui program
di saat ini (U.S. Department of Labor). Adapun, desa nelayan dan pengembangan ekosistem
peluangnya adalah era digitalisasi berpotensi mangrove sebagai tempat wisata [32]. Revolusi
memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 teknologi maritim direncanakan dengan
juta pekerjaan baru pada tahun 2025 (World mengembangkan MASS (Maritime Autonomous
Economic Forum). Surface Ship) global pada tahun 2020-2035 [6].
Konsep kapal masa depan ialah penggantian anak
Revolusi Industri 4.0 di Pelindo III [13] telah
buah kapal dengan sistem digitalisasi atau
diterapkan pada pemetaan kompetensi soft & hard
komputerisasi, seperti kapal pesisir tanpa kendali
karyawan, peningkatan kemampuan sumber daya
yang dikendalikan jarak jauh, kapal tak berawak, dan
manusia melalui literasi digital dan program
kapal di lautan tanpa awak (gambar 2).
teknologi baru, serta pengembangan sumber daya
manusia dengan program beasiswa. Pelindo III Cikarang Dry-Port telah menerapkan
mengembangkan sistem automasi untuk proses Intelligent Transport System (ITS) dalam teknologi
operasional. Sebagai pilot project-nya adalah penyegelan elektronik untuk mengunci kargo dari
Pelabuhan Teluk Lamong yang memiliki tiga strategi, dry-port menuju pelabuhan [33]. Dengan alat ini,
yaitu Automated Stacking Crane (ASC), Container kargo yang diangkut dengan kereta api atau truk
Terminal Tractor (CTT), dan Auto Gate System (AGS). kontainer dapat terdeteksi. Apabila segel yang
Pelabuhan juga diharapkan dapat meningkatkan diperiksa oleh petugas Bea Cukai dibuka, maka secara
produktivitas pada kualitas yang konstan, level otomatis mengirimkan peringatan kepada petugas di
keamanan dan akurasi, serta stimulasi ruang kontrol Cikarang Dry-Port. Pengirman
pengembangan produksi industri lokal. informasi elektronik tersebut didukung oleh GPS.
Beberapa inovasi lainnya yang telah dilakukan di
3.4 Peluang
Indonesia, antara lain pengaturan lampu lalu lintas
Berdasarkan informasi dari narasumber lainnya, menggunakan Sistem Kendali Lalu Lintas Kendaraan
Industri 4.0 berimplikasi pada dunia transportasi dan atau Area Traffic Control System (ATCS) melalui CCTV

63
Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59-68

Sumber: [6]
Gambar 2 . Pengembangan MASS (Maritime Autonomous Surface Ship) di Dunia

untuk memperlancar lalu lintas, penggunaan GPS Secara keseluruhan, sumber daya manusia di
untuk memantau pergerakan bus, kereta api, dan bidang teknologi informasi yang menjadi penggerak
kapal/feri, penyambungan alat pencegah tabrakan ekonomi dunia belum sepenuhnya dapat disusul
pada kereta api atau perangkat anti tabrakan (anti- dengan pendidikan saat ini. Oleh karena itu,
collision device) agar dapat memberhentikan kereta Pendidikan Ahli Kepelabuhanan yang berwawasan
api pada jarak tertentu yang dianggap berbahaya, teknologi informasi sangat diperlukan. Penyediaan
serta pengontrolan lalu lintas kapal (ship traffic sumber daya manusia untuk meningkatkan
control) untuk mengatur sandar dan muat kapal efektivitas kinerja UPT dan Unit Kerja di lingkungan
secara efisien sehingga shipper maupun forwarder Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dilakukan
dapat mensinkronkan jadwal kedatangan kapal dan dengan penyesuaian struktur organisasi (tugas dan
pengirim barang, serta mengetahui lokasi barang. fungsi disesuaikan dengan perkembangan). Saat ini
cukup banyak capaian program pendidikan dan
Aplikasi Pengiriman Peti Kemas Pelayaran
pelatihan Matra Laut tahun 2015-2018. Namun
Nasional dengan sistem Booking Online [34], akan
demikian, masih dibutuhkan 22.048 Aparatur sipil
dikembangkan ke arah smart port dengan beberapa
negara (ASN) dari lulusan sekolah BPSDM melalui
keunggulannya. Keunggulan tersebut, antara lain
pola pembibitan atau ikatan dinas pada tahun 2018-
transparansi mengenai harga, jadwal dan layanan,
2022 [35].
Calon pengguna Sea Freight mendapatkan semua
informasi yang dibutuhkan saat proses pemesanan, Berdasarkan wawancara mendalam dengan
menerima reservasi serta kepastian, dan proses pengamat transportasi laut dari Institut Teknologi
transaksi yang lebih cepat. Dari segi penggunaan Surabaya [3], kebutuhan sumber daya manusia
bahan bakar, aplikasi ini turut mengatur bidang transportasi laut dapat diproyeksikan dari
pemberlakukan kanndungan sulfur pada bahan bakar muatan kargo dan peraturan global (IMO, UNCTAD,
kapal pelayaran internasional (kandungan sulfur MEA) melalui jenjang pendidikan. Kebutuhan
tidak boleh melebihi 0,5% m/m) dan kapal yang program studi yang menghasilkan sumber daya
dioperasikan di daerah kontrol emisi (kandungan manusia dibagi menjadi jalur kompetensi ke arah
sulfur tidak boleh melebihi 0,1% m/m) [35]. jenjang karir dan jumlah kebutuhan ke arah jenjang
Persyaratan ini akan menjadi obyek pemeriksaan pendidikan. Kebutuhan sumber daya manusia
petugas kontrol pelabuan untuk kapal-kapal yang pelabuhan pada 2020-2030 diproyeksikan sebesar
berlayar di perairan internasional. 750-2.380 orang.
Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, Kajian mengenai sumber daya manusia ini bukan
modernisasi pelabuhan perlu mengintegrasikan untuk membuka pendidikan baru tetapi diarahkan
sumber daya rantai logistik dan mewujudkan untuk mengembangkan dan memperdalam
interaksi antarpelabuhan. Dalam mewujudkan green pendidikan yang sudah ada dengan lebih spesifik lagi.
dan smart port, suatu pelabuhan setidaknya berusaha Saat ini, pendidikan kemaritiman hanya terbatas
untuk mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan pada tiga jurusan utama, yaitu Nautika, Teknika, dan
menghemat energi. Mulai awal Januari 2019, aturan Tatalaksana. Dengan demikian, diperlukan jurusan
internasional mewajibkan semua pemilik atau yang lebih spesifik atau jurusan yang diarahkan pada
operator kapal berukuran GT 5000 atau pengetahuan mengenai pelabuhan cerdas (smart
lebih untuk mengumpulkan data pemakaian bahan port). Pendidikan vokasi strata D-I, D-III, dan D-IV
bakar dan melaporkan jumlah konsumsi lebih banyak diperlukan secara operasional,
pemakaiannya selama satu tahun kepada pemerintah khususnya pada manajemen pelabuhan, nautika, dan
dalam upaya menunjang program smart port dan rekayasa transportasi laut. Sebagai gambaran umum,
Industri 4.0. setelah melakukan pelayaran, pekerja lulusan
jurusan nautika akan bekerja sebagai port captain
atau mooring master yang ilmunya hanya diperoleh

64
Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59–68 Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro

dari pengalaman sebagai praktisi. Pengembangan yang tinggi dalam karakteristik inovasi teknologi dari
tersebut masih perlu disertai kajian-kajian ilmiah Industri 4.0. Secara umum, pelabuhan di Barcelona
dengan cara memperdalam kurikulum pendidikan memberikan banyak informasi melalui program
atau menambah mata kuliah baru. Sebagai ilustrasi, Portic atau program lain yang berada di bawah sistem
pada lima tahun terakhir, pihak lembaga pendidikan keamanan siber. Tingkat automasi di pelabuhan di
kemaritiman di Inggris telah mengeluarkan Sertifikat Barcelona ternyata membaik walaupun terdapat
Diploma untuk Harbour Master dengan menempuh tekanan internal dari serikat pekerja yang berasal
pendidikan selama 12 bulan atau maksmimal tiga dari buruh pelabuhan (stevedores). Kajian yang sama
semester. juga dilakukan di Pelabuhan Las Palmas, Spanyol [8].
Sertifikat Diploma ini, apabila diterapkan di Diharapkan dengan hasil penelitiannya tersebut,
Indonesia, maka akan diarahkan pada manajemen para akademisi dapat meningkatkan kerja sama
pengelolaan dan penjagaan keselamatan serta dengan industri manufaktur [8]. Jumlah penelitian
keamanan kapal ketika sedang berlayar. Dalam setiap tahunnya menjadi bukti bahwa para akademisi
pengembangannya dapat diarahkan untuk membuat mulai mengarahkan fokus penelitiannya pada
perhitungan stabilitas rencana penyimpanan Industri 4.0. Pendapat lainnya menyatakan bahwa
(stowage plan) dan pengawasan benda-benda industri smart port memiliki dampak besar pada
berbahaya. Pengembangan metode pembelajaran penyediaan sumber daya manusia. Keterbatasan
untuk vokasi D-III pada bidang manajemen terminal sumber daya manusia merupakan tantangan untuk
dan manajemen lalu lintas kapal memiliki negara yang akan menerapkan Industri 4.0. [31][38].
perbandingan praktek dengan teori sebesar 70:30.
Dothy, sebagai pimpinan Terminal Teluk Lamong
Adapun, untuk vokasi D-IV pada manajemen
yang merupakan anak perusahaan Pelindo III,
pelabuhan dan manajemen pelayaran, perbandingan
menambahkan bahwa dalam menerapkan konsep
praktek dengan teorinya adalah 60:40.
terminal ramah lingkungan (green port terminal)
Penerapan Industri 4.0 yang masih terbatas terdapat beberapa inovasi yang dilakukan. Inovasi
dalam perusahaan disebabkan oleh keraguan tersebut adalah penggunaan sarana dan prasarana
terhadap kegunaannya [36]. Sebagian besar yang ramah lingkungan, seperti truk berbahan bakar
penelitian ini mendukung pendapat peneliti gas, peralatan angkat listrik, lampu jalan tenaga
sebelumnya. Seorang peneliti di Italia [37] matahari (solar cell), dan Pembangkit Listrik Tenaga
menyatakan bahwa dalam implementasinya di Mesin Gas (PLTMG) [40]. Konsep automasi dan ramah
Pelabuhan Salerno dan konseptualisasinya sebagai lingkungan yang diterapkan Terminal Teluk Lamong
sistem layanan, smart port dapat memperkaya berpeluang besar untuk menjadikan terminal
literatur mengenai rantai pasokan pelabuhan tersebut sebagai terminal paling modern di
sekaligus mendukung para operator pelabuhan. Indonesia, bahkan di Asia. Didukung oleh sistem
Adapun, implementasi smart port di Pelabuhan transaksi online selama 24 jam nonstop, pengguna
Belawan, Indonesia, menunjukkan bahwa [38] (1) jasa akan semakin mudah dan cepat dalam
perencanaan pelabuhan yang diatur dalam rencana bertransaksi dengan Terminal Teluk Lamong. Konsep
induk pelabuhan adalah pedoman dan dasar untuk ramah lingkungan dan automasi memberikan nilai
melaksanakan pengembangan pelabuhan, (2) tambah terhadap efisiensi biaya logistik.
peraturan tata ruang dan zonasi sangat penting
Berdasarkan kajian informasi dari berbagai
dalam persiapan, perencanaan, dan implementasi
narasumber pengguna jasa transportasi laut dan
pengembangan pelabuhan, (3) fasilitas dan kriteria
pendapat dari peneliti sebelumnya, maka kebutuhan
yang diperlukan model global hub port belum
sumber daya manusia yang berkompeten di era
terpenuhi. Pelabuhan Belawan ini berpotensi untuk
Revolusi Industri 4.0 ini sangat diperlukan untuk
sepenuhnya dikembangkan sebagai pelabuhan hub
menunjang pengelolaan pelabuhan di Indonesia
regional yang dapat bersaing dengan pelabuhan-
menjadi pelabuhan cerdas (smart port). Hal ini
pelabuhan utama negara tetangga.
memerlukan penyusunan strategi untuk
Hasil penelitian ini mendukung kajian pelabuhan menyongsong persaingan pasar kerja global yang
di Korea Selatan. Kota Busan sebagai pelabuhan semakin kompetitif karena sangat penting bagi
perdagangan dan industry logistic nomor satu di industri kemaritiman Indonesia.
negara tersebut memainkan peran penting dalam
industri regional secara keseluruhan [39]. Berbagai 4. Kesimpulan
usaha dilakukan untuk merevitalisasi industri logistik
pelabuhan yang perlu disertai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
pengembangan berbagai kebijakan dan teknologi kesiapan dalam bekerja dengan kemampuan
yang terkait dengan Industri 4.0. penggunaan teknologi masih sangat terbatas. Selain
perlunya pelatihan secara konsisten, penyediaan
Peneliti lainnya [39] menyatakan bahwa laboratorium bongkar muat (simulator) dan
pelabuhan di Barcelona, Spanyol, memiliki daya saing penyempurnaan sistem informasi harus terintegrasi

65
Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59-68

dengan instansi terkait. Hasil penelitian ini development,” J. Tek. Ind., vol. 13, no. 1, pp. 17-26.,
menunjukkan penggunaan automasi dan semi- 2018.
automasi seiring dengan berkembangnya digitalisasi [9] F. R. Latief, “Information Systems in the
yang akan menjadi suatu acuan di dalam pelayanan Transportation and Logistics Industry,” in National
pelabuhan secara nasional. Kajian Revolusi Industri Seminar: Logistics & Transportation Expo 2019, 2019.
[10] S. Heng, “Industry 4.0: Upgrading of Germany’s
4.0 ini, yang dikaitkan dengan smart port dan sumber
Industrial Capabilities on the Horizon,” 2014.
daya manusia dengan kekhasan maritim, merupakan [11] A. Rojko, “Industry 4.0 concept: background and
pembahasan yang belum pernah dilakukan overview,” Int. J. Interact. Mob. Technol., vol. 11, no. 5,
sebelumnya dan menjadi suatu penelitian yang baru. pp. 77–90, 2017.
[12] M. Crnjac, I. Veža, dan N. Banduka, “From concept to
Ucapan Terima Kasih the introduction of industry 4.0,” Int. J. Ind. Eng.
Manag., vol. 8, no. 21, 2017.
Penulis P, S, dan M sangat berterimakasih [13] D. Rachmawan, “Challenges and Opportunities for
khususnya kepada beberapa narasumber yang Human Resources Shipping in the Industrial
berasal dari berbagai unsur, utamanya pimpinan Revolution Era 4.0,” in National Marine Seminar,
Indonesian National Shipowner’s Association (INSA), 2019.
Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI), [14] E. Rachman dan E. Jakob, “Superior Human
dan pimpinan Indonesia Port Corporation (IPC), serta Resources,” Kompas.Carier, 2019. [Online]. Available:
pengamat transportasi laut dari Institut Teknologi September 2, 2019. karier.kompas.id.
Surabaya (ITS), yang berkaitan dengan digitalisasi [15] J. Qin, Y. Liu, dan R. Grosvenor, “A Categorical
smart port, SDM kemaritiman, dan akademisi Frameworkof Manufacturing for Industry 4.0 and
Beyond,” Procedia CIRP, vol. 52, pp. 173–176, 2016.
transportasi. Ucapan terima kasih juga penulis
[16] L. Bonekamp dan M. Sure, “Consequences of Industry
sampaikan kepada Institut Transportasi dan Logistik
4.0 on human labour and work organisation.,” J. Bus.
(ITL) Trisakti yang telah mengadakan seminar Media Psychol, vol. 6, pp. 33-40., 2015.
nasional di Jakarta sehingga penulis mendapatkan [17] A. Dobrolubsky, N. Ieksarova, dan V. Yeksarov, “Smart
beberapa masukan mengenai Manajemen port city of Odessa: brilliant embodiment of
Transportasi Laut, khususnya mengenai peluang dan Vitruviustheories of beauty.,” Vitr. J. Archit. Technol.
tantangan serta solusi bagaimana menyiapkan SDM Sustain., vol. 1, no. 1, pp. 1-12., 2016.
pelabuhan nasional di Indonesia dalam menghadapi [18] K. G. E. Sakty, “Logistics Road map for Smart SeaPorts.
Revolusi Industri 4.0, serta terima kasih atas semua Renewable Energy and Sustainable,” Renew. Energy
bantuan yang diberikan untuk melengkapi dokumen Sustain. Dev., vol. 2, no. 2, pp. 91–95, 2016.
dalam jurnal ini. [19] D. Arnita, “Tanjung Priok Port Strategy as an
International Hub Port: Comparative Study with the
Port of Singapore,” Bogor Institute of Agriculture,
Daftar Pustaka Indonesia, 2014.
[1] Y. Kupriyanovsky et al., “Smart container, smart port, [20] Y. Yang, M. Zhong, H. Yao, F. Yu, X. Fu, dan O.
BIM, Internet Things and blockchain in the digital Postolache, “Internet of things for smart ports:
system of world trade.,” Int. J. Open Inf. Technol., vol. Technologies and challenges.,” IEEE Meas. Mag., vol.
6, no. 3, pp. 49-94., 2018. 21, no. 1, pp. 34-43., 2018.
[2] W. K. Jun, M. K. Lee, dan J. Y. Choi, “Impact of the smart [21] R. Neugebauer, S. Hippmann, M. Leis, dan M. Landherr,
port industry on the Korean national economy using “Industrie 4.0-From the Perspective of Applied
input-output analysis.,” Transp. Res. Part A Policy Research,” in The 49th CIRP Conference on
Pract., vol. 118, pp. 480–493, 2018. Manufacturing Systems, 2016, vol. 57, pp. 2–7.
[3] T. Achmadi, “Challenges and Opportunities for Human [22] M. Rüßmann et al., “Industry 4.0: The future of
Resources Shipping in the Industrial Revolution Era productivity and growth in manufacturing
4.0,” in National Marine Seminar, 2019. industries,” 2015.
[4] H. Kagermann, W. D. Lukas, dan W. Wahlster, “Final [23] J. W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif,
report: Recommendations for implementing the Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
strategic initiative Industrie 4.0,” 2013. 2014.
[5] M. Hermann, T. Pentek, dan B. Otto, “Design principles [24] C. Hartoto, “Indonesia has the potential of Indonesia
for industrie 4.0 scenarios,” in 2016 49th Hawaii to catch up,” in National Marine Seminar, 2019.
International Conference on System Sciences (HICSS), [25] M. A. Lingga, “The Quality of Indonesian Human
2016, pp. 3928–3937. Resources is Still Medium,” Kompas.com, 2019.
[6] C. Hartoto, “Challenges and Opportunities for Human [Online]. Available: July 22, 2019. money.kompas.com.
Resources Shipping in the Industrial Revolution Era [26] L. Muliawaty, “Opportunities and Challenges in
4.0,” in National Marine Seminar, 2019. Human Resources in the Era of Disruption,” Policy J.
[7] D. Rahadian, “Challenges and Opportunities for Adm. Sci., vol. 10, no. 1, pp. 1–9, 2019.
Human Resources Shipping in the Industrial [27] L. B. Panjaitan, “Facing the Opportunities and
Revolution Era 4.0,” in National Marine Seminar, Challenges of the Industrial Revolution Era 4.0,”
2019. Kompas, 2019.
[8] H. Prasetyo dan W. Sutopo, “Industry 4.0: Study [28] Indonesia Millenial Report, “Millenials Character
Classification of aspects and direction of research Industrial Revolution 4.0,” in National Marine

66
Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59–68 Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro

Seminar, 2019. [35] D. G. of S. Transportation, “Challenges and


[29] R. Drath dan A. Horch, “Industrie 4.0: Hit or Opportunities for Human Resources Shipping in the
hype?[industry forum].,” [industry forum]. IEEE Industrial Revolution Era 4.0,” in Marine National
industrialelectronics magazine, vol. 8, no. 2, pp. 56–58, Seminar, 2019
2014. [36] K. Balasingham, “Industry 4.0: Securing the Future for
[30] Dothy, “Empowering Human Talent The Main Key To German Manufacturing Companies,” University of
Face Industrial Revolution 4.0,” in National Marine Twente, 2016.
Seminar, 2019. [37] A. Botti, A. Monda, M. Pellicano, dan C. Torre, “The Re-
[31] R. Susanti, “This is the HR Needed in the Industrial Conceptualization of the Port Supply Chain as a Smart
Revolution 4.0,” Kompas.com, 2019. [Online]. Port Service System: The Case of the Port of Salerno.,”
Available: March 16, 2019. money.kompas.com. Systems, vol. 5, no. 3, p. 22, 2018.
[32] A. Permana, “The design of Teluk Lamong became Eco- [38] W. K. Jun, M. K. Lee, dan J. Y. Choi, “Impact of the smart
Smart Port,” Bandung Institute of Technology, 2019. port industry on the Korean national economy using
[Online]. Available: March 28, 2019. itb.ac.id. input-output analysis.,” Transp. Res. Part A Policy
[33] B. Susantono, Revolusi Transportasi, Indonesian. Pract., vol. 118, pp. 480-493., 2018.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014. [39] M. Solé, “Workplace implications of Industry 4.0 at the
[34] K. Perhubungan, Circular of the Directorate General of Port of Barcelona.,” Lund University, 2018.
Sea Transportation of the Ministry of Transportation [40] Herry, “Getting to Know Dothy, the Woman Behind
of the Republic of Indonesia concerning Sulfur Content the Success of the Lamong Bay Terminal,”
Limits on Fuels and Obligations to Deliver Fuel beritakapal.com, 2019. [Online]. Available: May 28,
Consumption on Ships. Jakarta : Ministry of 2019. beritakapal.com
Transportation of the Republic of Indonesia, 2018.

67
Prasadja Ricardianto, Syahrial Nasution, Maria Angelin Naiborhu, Wegit Triantoro Warta Penelitian Perhubungan 2020, 32 (1): 59-68

Halaman ini sengaja dikosongkan

68

Anda mungkin juga menyukai