Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA


SISTEM TRANSPORTASI TUMBUHAN & MANUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Kapita Selekta IPA

Dosen Pengampu :
Erna Noor Savitri
Muhamad Taufik

Disusun Oleh

Siska Yunitasari (4001414027)


Isroh Lutfiana (4001414030)
Aida Ragil N.P. (4001414035)
Syah Ridlo Ilhami (4001414041)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Sistem Pencernaan pada Manusia dan Sistem Transportasi pada Makhluk
Hidup” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga berterima
kasih pada Bapak/Ibu Dosen yang mengampu mata kuliah Kapita Selekta IPA yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai organ penyusun sistem pencernaan dan
proses pencernaannya serta organ penyusun system transportasi dan mekanismenya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Semarang, 19 Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................5

D. Manfaat.........................................................................................................5

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................6

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA.......................................................6

A. Pengertian Sistem Pencernaan......................................................................6

B. Organ Pencernaan pada Manusia..................................................................6

C. Proses Pencernaan pada Manusia.................................................................11

D. Gangguan pada Sistem Pencernaan..............................................................11

SISTEM TRANSPORTASI MAKHLUK HIDUP.................................................12

A. Transportasi pada Tumbuhan.....................................................................12

A. Sistem Peredaran Darah pada Manusia.......................................................16

Alat Peredaran Darah Manusia...................................................................18

Macam-macam Proses Peredaran Darah Manusia......................................19

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah.....................................................20

BAB III PENUTUP..............................................................................................24

A. Kesimpulan.................................................................................................24

B. Saran...........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan yang kita makan tidak selamanya berguna bagi tubuh. Di dalam
tubuh kita terdapat organ-organ tubuh yang sangat berperan penting dalam proses
pencernaan. Dimana antara organ yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Jika ada salah satu organ yang mengalami gangguan maka sistem pencernaan di
dalam tubuh manusia tidak akan berlangsung secara optimal.
Kita mengetahui bahwa tidak ada satu individu yang dapat bertahan hidup
tanpa adanya organ sistem pencernaan, karena sistem pencernan merupakan hal
yang sangat vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan memiliki fungsi
sebagai menyediakan makanan, air dan lektrolit yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh
melalui proses pencernaan.
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari homeostasis). Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa sistem
peredaran darah, sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah
tertutup.
Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang
berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan, oksigen, hasil metabolisme
dan sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui sistem peredaran darah.
Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah
keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari
seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah
yaitu sebagai berikut.
1. Apa saja organ dan kelenjar yang berperan dalam sistem pencernaan ?
2. Bagaimana proses pencernaan pada manusia ?
3. Apa saja bentuk gangguan dari organ sistem pencernaan pada manusia ?
4. Bagaimana mekanisme transportasi pada tumbuhan ?
5. Apa saja organ-organ yang berperan dalam proses peredaran darah manusia ?
6. Bagaimana proses peredaran darah pada manusia ?
7. Apa saja gangguan pada organ system peredaran darah pada manusia ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui organ dan kelenjar yang berperan dalam sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui proses pencernaan dalam tubuh manusia.
3. Untuk mengetahui bentuk gangguan yang terjadi pada organ sistem pencernaan
manusia.
4. Untuk mengetahui mekanisme transportasi pada tumbuhan.
5. Untuk mengetahui organ-organ yang berperan dalam proses peredaran darah
manusia.
6. Untuk mengetahui proses peredaran darah pada manusia.
7. Untuk mengetahui gangguan pada organ system peredaran darah pada manusia.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagi siswa
Siswa mampu memahami dan memantapkan pengetahuannya tentang sistem
pencernaan dan transportasi pada manusia.
2. Bagi Pendidik
Manfaat bagi pendidik adalah mampu menambah wawasan yang sudah dimiliki
dalam memberikan materi kepada peserta didik.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui tentang sistem pencernaan makanan pada manusia
dan organ-organ dalam pencernaan makanan. Serta, system transportasi pada
makhluk hidup.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

A. Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan merupakan sistem organ dalam hewan multisel yang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan
sisa proses tersebut melalui anus. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam
tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

B. Organ Pencernaan pada Manusia


Organ Pencernaan Utama
Sistem pencernaan manusia terdiri atas organ utama berupa saluran
pencernaan dan organ
aksesoris (tambahan).
Saluran pencernaan
merupakan saluran yang
dilalui bahan makanan,
dimulai dari mulut,
kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar,
rektum, dan berakhir di
anus seperti yang
Gb.1.skema sistem pencernaan pada manusia
ditunjukkan dalam Gambar
Lidah, gigi, kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas merupakan
organ aksesoris yang membantu pencernaan mekanik dan kimia. Kelenjar
pencernaan adalah organ aksesoris yang mengeluarkan enzim untuk membantu
mencerna makanan. Untuk lebih jelasnya akan kamu pelajari sistem pencernaan
yang meliputi saluran pencernaan dan organ aksesoris sebagai berikut.

1) Rongga Mulut
Makanan masuk kedalam tubuh melalui mulut. Di dalam rongga mulut
terdapat gigi, lidah, dan air ludah (air liur).Ketiga komponen itu berperan untuk
mencerna makanan di dalam mulut. Gigi dan lidah mencerna makanan secaram
ekanis.Air ludah mencerna makanan secara kimiawi. Pencernaan secaramekanis
merupakan pencernaan makanan dengan cara dikunyah oleh gigi dan dibantu
lidah. Sementaraitu, pencernaan kimiawi merupakan pencernaan makanan yang
dilakukan oleh enzim. Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan.
Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk
membantu pencernaan makanan.
2) Gb.2.rongga mulut Kerongkongan (Esofagus)
Setelah melalui rongga
mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk ke dalam tekak (faring).
Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut
sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring terdapat
katup pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran
pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju ke esofagus (kerongkongan).
Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang
mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut
gerakan peristaltik. Akan tetapi gerak peristaltik ini bukan hanya terjadi pada
kerongkongan tapi diseluruh saluran pencernaan.

3) Lambung
Setelah dari esophagus, makanan masuk ke lambung. Lambung terdiri
dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat (
fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan
berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus
dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang
mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung. Di dalam
lambung terjadi pencernaan mekanik dan kimia. Secaramekanik otot lambung
berkontraksi mengaduk-aduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan
getah lambung yang mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. Setelah melalui
proses pencernaan selama 2-4 jam bolus menjadi bahan berwarna kekuningan
yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke
dalam usus halus.
4) Gb.3. Lambung Usus halus
Usus halus
memiliki panjang 4-7 meter. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
Pada duodenum terdapat saluran yang terhubung dengan kantung empedu dan
pankreas. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amilase, dan tripsin.
Lipase akan bekerja mencerna lemak, amilase akan mencerna amilum, dan
tripsin akan mengubah protein menjadi polipeptida. Cairan empedu juga bekerja
mengemulsikan lemak pada kimus dengan cara mengubah lemak menjadi larut
dengan air. Pankreas juga menghasilkan hormon insulin yang berfungsi
menurunkan kadar gula darah. Selanjutnya, pencernaan makanandilanjutkan di
jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan
diserap. Selanjutnya, penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa,
vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili
usus halus akan dibawa oleh pembuluh darah kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh, sedangkan asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak
setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan
akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.

5) Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon
ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue
(usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).

Gb.4.usus besar
8
Pada ujung sekum terdapat tonjolan
kecil yang disebut appendiks (umbai
cacing) yang berisi massa sel darah
putih yang berperan dalam imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus
halus, misalnya selulosa bersama
dengan lendir akan menuju keusus,
besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli
juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah.Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus
buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh
gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot
sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi
(buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di
ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta
rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.

Organ Pencernaan Tambahan (Kelenjar Pencernaan)


Sistem pencernaan manusia tidak hanya terdiri atas organ pencernaan utama
saja, tetapi juga terdapat organ pencernaan
tambahan berupa kelenjar-kelenjar
pencernaan.
Kelenjar ini berperan mem bantu dalam
mencerna makanan. Kelenjar pencernaan
berfungsi menghasilkan enzim-enzim yang
Gb.5.kelenjar pencernaan
digunakan dalam embantu pencernaan
makanan secara kimiawi.
a) Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk
menetralkan racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang
peranan penting pada metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh

9
vena porta setelah diabsorbsi oleh tubuh dari usus, bahan makanan tersebut
adalah karbohidrat, protein, dan lemak.
b) Kantong empedu
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus.
Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak,
yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih
dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam
kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak
peristaltik usus.
c) Pankreas
Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah
pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk
pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga
gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.Getah pankreas ini
dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam
pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase
membantu dalam pemecahan pati.

C. Proses Pencernaan pada Manusia


Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan
makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut
makanan dipotong-potong oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga
makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Walaupun zat makanan telah
dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum dapat diserap oleh
dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah menjadi sari makanan yang
mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim pencernaan yang
dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang
diserap oleh jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari
makanan hanya dapat diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di
dalamnya, kemudian makanan tersebut didistribusikan ke bagian tubuh yang
membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua
macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi
molekul yang berukuran kecil. Makanan mengalami proses pencernaan sejak
makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan
hasil pencernaan.

D. Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia


1. Apendisitis : Peradangan pada apendiks yang di sebabkan infeksi bakteri.
2. Diare : Gangguan penyerapan air di usus besar, sehingga ampas makanan yang
dikeluarkan dari tubuh berwujud cair.
3. Disfagia : Kerusakan lambung karena alkohol dan racun
4. Enteritis : Peradangan pada usus halus dan usus besar oleh bakteri.
5. Kolik : Rasa sakit berulang-ulang karena kontraksi otot dinding lambung atau
usus yang kuat.
6. Konstipasi : Sulit buang air besar karena penyerapan air di kolon terlalu banyak.
7. Muntah : Keluarnya makanan dan cairan lambung dari mulut, karena keracunan,
mabuk perjalanan, dll.
8. Ulkus : Peradangan dinding lambung akibat produksi HCL lambung lebih
banyak daripada jumlah makanan yang masuk.
9. Parotitis : Radang kelenjar parotis oleh virus.
10. Peritonitis : Radang pada selaput perut.
11. Kanker lambung : Konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, dan banyak
mengkonsumsi makanan awetan.
12. Kolitis : Radang usus besar

SISTEM TRANSPORTASI PADA MAKHLUK HIDUP

A. Sistem Transportasi pada Tumbuhan


1. Jaringan Transportasi pada Tumbuhan
Berkas pengangkut terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem adalah
jaringan seperti tabung yang berperan dalam system pengangkutan. Air dan
mineral dari dalam tanah akan diserap oleh akar. Kemudian diangkut melalui
xilem ke bagian batang dan daun tumbuhan. Zat makanan yang dibuat di daun
akan diangkut melalui floem ke bagian lain tumbuhan yang memerlukan zat
makanan. Xilem dan floem adalah jaringan pengangkut yang salurannya
terpisah. Xilem yang ada di akar bersambungan dengan xilem yang ada di
batang dan di daun. Floem juga bersambungan ke semua bagian tubuh
tumbuhan.
2. Mekanisme Transportasi pada Tumbuhan
Sebelumnya, kamu telah mempelajari jaringan tumbuhan yang berperan
dalam proses pengangkutan. Pada makalah ini, kita akan mempelajari proses
pengangkutan air dan mineral dari tanah serta proses pengangkutan nutrisi hasil
fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan.
a) Transportasi Air
Air adalah zat yang diperlukan oleh tumbuhan. Air adalah salah satu
jenis zat yang termasuk ke dalam kelompok zat cair. Peristiwa masuk dan
keluarnya air dari tumbuhan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Pada saat
kondisi lingkungan lembap atau jumlah uap air di lingkungan tinggi, maka
air akan masuk ke dalam tumbuhan. Akan tetapi, apabila lingkungan di
sekitar tumbuhan kering atau jumlah uap air di lingkungan rendah, uap air
akan keluar dari tumbuhan melalui stomata yang terdapat di daun. Proses ini
disebut transpirasi.
Air yang ada di dalam tanah masuk ke dalam sel tumbuhan karena
adanya perbedaan konsentrasi air. Konsentrasi adalah ukuran yang
menunjukkan jumlah suatu zat dalam volume tertentu. Apabila terjadi
perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah, maka proses perpindahan ini disebut difusi. Apabila terjadi
perpindahan molekul zat pelarut dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi melalui membran semipermeabel, maka proses perpindahan ini
disebut osmosis.
Membran semipermeabel adalah membran yang hanya dapat dilalui
oleh zat tertentu, tetapi tidak dapat dilalui oleh zat lainnya. Contoh zat yang
dapat melalui membrane semipermeabel adalah air. Membran ini berfungsi
sebagai pengatur lalu lintas (keluar dan masuknya) zat-zat dari dalam dan
luar sel. Contoh membran semipermeabel adalah membran sel.
Zat pelarut adalah zat yang melarutkan zat lain. Pada materi ini, yang
berperan sebagai zat pelarut adalah air. Adapun zat terlarut adalah zat yang
larut dalam zat lain. Pada proses ini, yang berperan sebagai zat terlarut
adalah mineral tanah dan zat gula hasil fotosintesis.
Jaringan-jaringan tumbuhan dari yang terluar hingga terdalam yang akan
dilalui oleh air ketika masuk ke dalam tumbuhan. Berikut ini jaringan yang
dilalui oleh air ketika masuk ke akar:
Epidermis  Korteks  Endodermis  Perisikel  Xilem
Pertama-tama, air diserap oleh rambut-rambut akar. Kemudian, air
masuk ke sel epidermis melalui proses secara osmosis. Selanjutnya, air akan
melalui korteks. Dari korteks, air kemudian melalui endodermis dan
perisikel. Selanjutnya, air masuk ke jaringan xilem yang berada di akar.
Setelah tiba di xilem akar, air akan bergerak ke xilem batang dan ke xilem
daun. Agar lebih mudah memahami penjelasan ini, perhatikanlah gambar
berikut.

Sumber: Parravano, dkk. 2006


Gambar 6. Pergerakan Air dan Nutrisi pada Tanaman

Berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan, air dapat diangkut naik dari akar
ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi dan diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan
karena adanya daya kapilaritas batang. Sifat ini seperti yang terdapat pada pipa
kapiler. Pipa kapiler memiliki bentuk yang hampir menyerupai sedotan akan tetapi
diameternya sangat kecil. Apabila salah satu ujung pipa kapiler, dimasukkan ke
dalam air, maka air yang berada pada pipa tersebut akan lebih tinggi daripada air
yang berada di sekitar pipa kapiler. Begitu pula pada batang tanaman, air yang
berada pada batang tanaman akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan air yang
berada pada tanah.
Daya kapilaritas batang dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi.
Kohesi merupakan kecenderungan suatu molekul untuk dapat berikatan dengan
molekul lain yang sejenis. Adhesi adalah kecenderungan suatu molekul untuk dapat
berikatan dengan molekul lain yang tidak sejenis. Melalui gaya adhesi, molekul air
membentuk ikatan yang lemah dengan dinding pembuluh. Melalui gaya kohesi akan
terjadi ikatan antara satu molekul air dengan molekul air lainnya. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya tarik menarik antara molekul air yang satu dengan molekul
air lainnya di sepanjang pembuluh xilem.
Selain disebabkan oleh gaya kohesi dan adhesi, naiknya air ke daun
disebabkan oleh penggunaan air dibagian daun atau yang disebut dengan daya isap
daun. Air dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis . Pada daun, air
juga mengalami penguapan. Penguapan air oleh daun disebut transpirasi.
Penggunaan air oleh bagian daun akan menyebabkan terjadinya tarikan terhadap air
yang berada pada bagian xilem, sehingga air yang ada pada akar dapat naik ke daun.
b) Transportasi Nutrisi
Semua bagian tumbuhan yaitu, akar, batang, daun serta bagian lainnya
memerlukan nutrisi. Agar kebutuhan nutrisi di setiap bagian tumbuhan terpenuhi,
maka dibutuhkan suatu proses pengangkutan nutrisi hasil fotosintesis berupa gula
dan asam amino ke seluruh tubuh tumbuhan. Pengangkutan hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh tubuh tumbuhan terjadi melalui pembuluh floem.
Perjalanan zat-zat hasil fotosintesis dimulai dari sumbernya yaitu daun
(daerah yang memiliki, konsentrasi gula tinggi) ke bagian tanaman lain yang dituju
(daerah yang memiliki konsentrasi gula rendah). Agar dapat memahami penjelasan
ini perhatikanlah gambar berikut.

Sumber: Parravano, dkk. 2006


Gambar 7. Transportasi nutrisi pada tumbuhan

B. Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari:

1. Darah
Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh
darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena
pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbondioksida.
Apabila kadar oksigen tinggi maka warna daranya menjadi merah muda, tetapi
bila kadar karbondioksidanya tinggi maka warna darahnya menjadi merah tua.
Volume darah pada manusia adalah 8% berat badannya.
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak
fungsi, yaitu: mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke
jaringan-jaringan ke seluruh tubuh, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh
tubuh, mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi dan mengedarkan
hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan.
Susunan darah
Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel darah dan plasma
darah (cairan darah). Tiap-tiap komponen darah terdiri atas berbagai komponen,
yaitu:
1) Sel-sel darah
Sel-sel darah merupakan bagian terbesar dari darah, yaitu sekitar 40 – 50 %.
Sel sel darah terdiri atas tiga macam, yaitu:
a) sel darah merah (eritrosit) Ciri-cirinya:
 berukuran 7,5-7,7 µm
 bentuknya bikonkaf
 tidak berinti
 tidak dapat bergerak bebas
 tidak dapat menembus dinding kapiler
 berwarna merah kekuning-kuningan

Pembentukan sel darah merah terjadi pada endotelium sumsum tulang.


Sel darah merah berfungsi mentranspor oksigen dan bersifat tetap di
dalam pembuluh darah.

b) Sel darah putih (leukosit) Ciri-cirinya:


 berukuran 10-12 µm
 mempunyai bentuk sangat bervariasi
 selnya mempunyai nukleus (inti sel)
 bergerak bebas secara ameboid
 menembus dinding kapiler yang disebut diapedesis
Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa,
dan jaringan retikulo-indotel. Leukosit mempunyai fungsi utama untuk
melawan kuman yang masuk kedalam tubuh, yaitu dengan cara
memakannya yang disebut fagositosis. Jumlah leukosit dapat naik turun
tergantung dari ada tidaknya infeksi kuman-kuman tertentu. Leukosit
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu granulosit bila plasmanya
bergranuler dan agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler.

Leukosit granulosit dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1. Netrofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral, bentuk intinya


bermacam-macam seperti batang, berinti banyak, berinti bengkok,
dan lain-lain.
2. Basofil: plasmanya bersifat basah, berbintik-bintik kebiruan, dan
bersifat fagosit.
3. Eusinofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam, berbintikbintik
kemerahan yang jumlahnya akan meningkat bila terjadi infeksi.

Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


1. Monosit: selnya berinti satu, besar berbentuk bulat panjang, bisa
bergerak cepat, dan bersifat fagosit
2. Limfosit: berinti satu, selnya tidak dapat bergerak bebas, ukurannya
ada yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan besar dalam pembentukan
zat kebal (antibodi).

c) Sel darah pembeku (trombosit) Ciri-cirinya:


 berukuran lebih kecil (2-4µm) dari eritrosit dan leukosit
 Sel darah pembeku tidak berinti
 bentuknya tidak teratur
 bila tersentuh benda yang permukaannya kasar mudah pecah

Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah tulang. Trombosit


sangat penting bagi proses pembekuan darah. Pembekuan darah
merupakan rangkaian proses yang terjadi pada jaringan tubuh, plasma
darah, dan trombosit.

2) Plasma darah

Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai


macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik dan zat yang berguna
maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga jumlahnya lebih kurang 7-
10%. Zat yang terlarut dalam plasma darah dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam, yaitu:
a) zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak,
kolesterol, serta garam-garam mineral.
b) zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan antibodi.
c) protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu:
 albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan osmotik darah
 fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah
 globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal
yang sangat penting.
 zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.
e) gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2, CO2, dan
N2.

2. Alat Peredaran Darah

Darah Alat peredaran darah terdiri dari:

1. Pembuluh darah
Terdapat tiga macam pembuluh darah, yaitu:
a. Pembuluh nadi atau arteri, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri, dan
arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan
jantung. Arteri adalah cabang dari aorta, sedangkan arteriol adalah pembuluh
nadi yang berhubungan dengan kapiler.
b. Pembuluh balik atau vena, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
seluruh organ tubuh menuju ke jantung. Vena dibedakan menjadi venule,
vena, dan vena cava. Venule adalah pembuluh balik yang berhubungan
dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule, sedangkan vena cava
adalah pembuluh balik besar yang langsung berhubungan dengan jantung. 3)
Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang menghubungkan arteriole
dengan venule. Kapiler merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya
setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigen dari
darah dengan karbondioksida jaringan.

2. Jantung
Jantung merupakan alat pemompa darah yang letaknya di dalam rongga dada
agak ke kiri. Bersarnya kurang lebih sama dengan kepalan. Jantung mempunyai
bagian-bagian sebagai berikut:
a. Dinding jantung Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus
ruangan jantung. Dinding ini terdiri atas tiga lapis, yaitu:
1) Perikardium Perikardium adalah selaput pembungkus jantung.
Perikardium ini berlapis dua. Diantara keduanya terdapat cairan limfa
yang berfungsi untuk menahan gesekan.
2) Miokardium Miokardium adalah otot jantung. Otot ini tersusun atas jenis
otot yang bekerja secara tidak sadar.
3) Endokardium Endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan
jantung.
b. Ruangan jantung Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari dua
serambi (atrium) kanan dan kiri serta dua bilik (ventrikel) kanan dan kiri.
Serambi kanan berisi darah yang kaya CO2 berasal dari seluruh tubuh,
sedangkan serambi kiri berisi darah yang kaya oksigen yang berasal dari
paru-paru.
c. Klep jantung Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat klep
atau valvula. Fungsi klep ini untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
Klep-klep tersebut adalah sebagai berikut:
1) klep berdaun tiga atau valvula trikuspidalis, terdapat diantara serambi
kanan dan bilik kanan. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar darah
dalam bilik kanan tidak kembali ke serambi kanan.
2) klep berdaun dua atau valvula biskupidalis, terdapat diantara serambi kiri
dan bilik kiri. Klep ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik
kiri tidak kembali ke serambi kiri.
3) klep berbentuk bulan sabit atau valvula seminularis. Klep ini terdiri atas
tiga daun dan terdapat pada pangkal nadi besar.
d. Saraf jantung
Saraf pada jantung membentuk beberapa simpul saraf jantung. Simpul saraf
tersebut adalah sebagai berikut:
1) simpul Keith-Flack atau Nodus Sino Aurikularis. Simpul saraf ini
terdapat pada dinding serambi, diantara vena yang masuk ke serambi
kanan.
2) simpul Tawara atau Nodus Atrioventrikularis. Simpul saraf ini terdapat
pada sekat antara serambi dan bilik.
3) berkas His. Berkas His berupa serabut saraf yang merupakan kelanjutan
dari simpul tawara. Serabut saraf dari berkas His ini terdapat pada sekat
antara bilik dan bercabang-cabang ke otot jantung dinding ventrikel.

3. Macam-Macam Peredaran Darah

a. Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah


yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda yang terdiri dari:
b. Peredaran darah besar atau sistem sirkulatoria magna, yaitu peredaran darah
dari jantung (bilik kiri) menuju keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan
kembali ke jantung (serambi kanan).
c. Peredaran darah kecil atau sirkulatoria parva, yaitu peredaran darah dari
jantung (bilik kanan) menuju ke paru-paru kembali ke jantung (serambi kiri).

Selain itu, ada juga sistem vena porta, yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum
menuju ke jantung, mampir dulu ke suatu alat. Pada manusia adalah sistem vena
porta hepatis, yaitu darah dari usus, sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.
4. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia

a. Anemia / Penyakit Kurang Darah


Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat
kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan
kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat
oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
Penyebab Anemia:
 Berkurangnya pembentukan sel darah merah
 Kekurangan zat besi
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Kekurangan vitamin C
 Penyakit kronik
Gejala
Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi
kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan,
kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atauserangan jantung.

b. Thalasemia
Thalasemia adalah penyakit anemia hemolitik atau kondisi kelainan
genetika dimana tubuh tidak mampu memproduksi globin, suatu protein
pembentuk hemoglobin. Kalaupun penderita thalasemia mampu memproduksi
eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih rapuh atau lebih
mudah rusak. Penyakit ini bersipat genetis, artinya diturunkan dari kedua orang
tua kepada anak-anaknya,secara resesif.
1) Thalasemia mayor (Thalasemia homozigot)
Penderita thalasemia ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan
setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa di tranfusi. Ini dapat berakibat fatal,
karena efek samping dari tranfusi darah yang terus menerus yaitu berupa
kelebihan zat desi (Fe). Hati dan limpa mengalami pembesaran akibat
penangkapan dan penghancuran sel darah merah yang rusak secara
berlebihan. Bahkan limpa yang membesar tersebut dapat menghancurkan sel
darah merah yang belum rusak.
Salah satu ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang yang
berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol(disebut
gacies cooley), penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh,
serta tulang menjadi lemah dan keropos. Pertumbuhan gigi pun biasanya
buruk. Gejala lain yang tampak ialah anak lemah, pucat, perkembangan fisik
tidak sesuai umur atau berat badan kurang. Dan perut membuncit. Jika
penderita tidak sering mendapat tranfusi darah, kulit akan menjadi kelabu
serupa dengan besi akibat penimbunan besi dalam jarinagn kulit.

Gambar 8. Penderita Thalasemia

2) Thalasemia intermedia. Penderita thalasemia tingkat ini kedaan klinisnya


lebih baik atau gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan penderita
thalasemia mayor. Gejala anemia tergolong sedang. Gejala perubahan bentuk
wajah seperti pada thalesemia mayor dan gambaran kelebiahan beban besi,
baru nampak pada masa dewasa.
3) Thalasemia minor atau troit (pembawa sifat).
Penderita thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas,
hanya ditandai oleh anemia mikrositin atau anemia ringan.

c. Leukimia (Kanker Darah)


Leukimia (kanker darah) adalah gangguan pada sistem peredaran darah
dimana jumlah sel darah putih (leukosit) jauh diatas jumlah normal, akibat
pembelahan sel leukosit yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah puti akan
menjadi ‘ganas’ karena memakan sel-sel darah merah (eritrosit), sehingga orang
tersebut menjadi anemia berat.
Leukimia akut di tandai oleh suatu ‘perjalanan’ penyakit yang sangat
cepat, memburuk, dan mematikan. Apabila penderita penyakit ini tidak segera
mendapat perawatan atau di obati, maka dapat menyebabkan kematian dalam
hitungan minggu atau hari. Leukimia kronis ditandai dengan suatu ‘perjalanan’
penyakit yang tidak begitu cepat, sehingga memiliki harapan hidup yang lebih
lama, hingga lebih dari satu tahun.
Leukimia dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis selnya yaitu:
leukimia limfositik, dan leukimia mielositik. Apabila pada saat pemeriksaan
diketahui leukimia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid maka maka disebut
leukimia limfositik. Sedangkan apabila leukimia mempengaruhi sel mieloid
seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil maka disebut leukimia mielositik.

d. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit pada darah dimana darah sulit membeku.
Luka yang sedikit saja dapat menyebabkan darah akan mengucur terus sehingga
penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Penyak ini bersifat menurun, diwariskan oleh orang tua kepada
keturunannya. Kaum pria lebih besar kemungkinan mendapat warisan penyakit
ini karena gen hemofilia menampakkan pengruhnya pada laki-laki. Sebaliknya,
hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuan penderita akan mati
sebelum dewasa. Karena menurun penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Untuk
mencegahnya, hindari perkawinan dengan orang yang memiliki hubungan
kekerabatan yang dekat dengan penderita hemofilia.

e. Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) sehingga tampak
membesar. Penyebab varises:
1) Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan
pembuluh vena melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung
sebagai mana mestinya. Aliran darah dari kaki ke jantung sangat melawan
gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah harus kuat, begitu juga dengan
dinamisasi otot disekitarnya.
2) Rusaknya katup pembuluh vena, kita ketahui bahwa katup atau klep ini
bertugas menahan darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali.
Katup yang rusak membuat darah bekumpul di dalam dan menyebabkan
gumpalan yang mengganggu aliran darah.
Pemicu varises antara lain adalah faktor keturunan, kehamilan, kurang
gerak, merokok, terlalu banyak berdiri, menderita kolesrterol tinggi dan kencin
manis, juga karena sering memakai sepatu hak tinggi. Karenanya, agar seseorang
dapat terhindar dari varises atau meminimalkan resiko timbulnya varises, maka
tinggalkan kebiasaan hidup yang memicu timbulnya varises. Misalnya dengan
rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang sehat, tidak merokok, dan atau
meliruskan posisi kaki saat duduk.

f. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan
lemak pada dinding bagian dalam dari pembuluh darah jantung (pembuluh
koroner). Hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai prose4s antara lain seperti
penimbunan jaringan ikat, perkapuran dan pembekuan darah pada dinding
pembuluh jantung tersebut, yang semua itu akan mempersempit atau menyumbat
pembuluh darah. menyenpitnya pembuluh darah jantung ini tentu dapat
mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran
darah dan dapat menimbulkan angina pektoris (nyeri dada) atau bahkan hingga
infark jantung ( serangan jantung) yang dapat menyebabkan kematian
mendadak.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Organ yang berperan dalam proses pencernaan adalah mulut,


kerongkongan,lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
2. Proses pencernaan makanan dalam tubuh berlangsung dari mulut mengalami
pencernaan mekanik dan kimiawi sehingga makanan menjadi lebih kecil.
Kemudian menuju kerongkongan mengalami gerak peristaltik dan menuju
lambung mengalami pencernaan kimiawi oleh enzim. Setelah itu masuk ke usus
halus terjadi penyerapan sari-sari makanan, kemudian mengalami penyerapan air
oleh usus besar, dan dikeluarkan melalui anus.
3. Gangguan pada system pencernaan antara lain apendisitis, diare, kolik,
konstipasi, ulkus, parotitis, disfagia, colitis, kanker lambung,dll.
4. Mekanisme transportasi pada tumbuhan terdiri dari transportasi air bisa melalui
difusi atau osmosi dan transportasi nutrisi.
5. Organ yang berperan dalam proses peredaran darah manusia adalah jantung dan
pembuluh darah.
6. Proses peredaran pada manusia ada dua yaitu peredaran darah besar (jantung-
seluruh tubuh-jantung) dan peredaran darah kecil (jantung- paru-paru –jantung).
7. Gangguan system peredaran darah manusia antara lain anemia, thalasemia,
leukemia, hemophilia, varises, jantung koroner, dll.

B. SARAN

Sebaiknya, kita harus menjaga kesehatan pada system pencernaan dan


system transportasi pada tubuh agar tidak mengalami gangguan yang berbahaya bagi
tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. Simpatik Biologi SMA Kelas XI. surakarta: Grahadi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP
Kelas VII. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2014. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP


Kelas VIII Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyanto Agus. 2012. Biologi SMA Kelas XI. Surakarta: era pustaka utama.

Simbolon, Hubu. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai