Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KURIKULUM PEMBELAJARAN SDMT PONOROGO


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu
NURAINI, M.Pd.I

Disusun Oleh :
1. Jainal Abidin
2. Elif Purnama Aksanti

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

NOVEMBER, 2020
BAB I
PENDAHULUAN

Kurikulum dalam bahan ajar merupakan alat yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu pendidikan. Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran
bahwa perkembangan dan perubahan yang terajadi dalam kehidupan
beramasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak lepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan
budaya.
Kurikulum SDMT Ponorogo disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri
atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah (Majelis Dikdasmen) Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Siman serta Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Ponorogo.
Kurikulum SDMT Ponorogo dikembangkan dengan tetap mengacu Standar
Nasional Pendidikan (SNP), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum ini merupakan sebuah
dokumen yang akan dijadikan panduan dalam proses pembelajaran, baik di kelas
maupun di luar kelas. Kurikulum ini diharapkan bisa mendorong produktifitas
para pendidik dalam mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik
Pengembangan kurikulum di SDMT Ponorogo merupakan hasil dari
penjabaran visi dan misi sekolah yang ingin mewujudkan SD Muhammadiyah
Terpadu (SDMT) Ponorogo sebagai sekolah yang terdepan dalam pengembangan
pendidikan berbasis tauhid dan life skill.
SDMT Ponorogo mengembangkan pola pembelajaran fulldays school yaitu
dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB pembelajaran wajib dan
dilanjutkan sampai pukul 16.00 WIB sebagai pembelajaran pilihan. Maka
dipandang perlu bagi SDMT Ponorogo untuk menyusun Struktur Kurikulum
sendiri, dengan tetap menjadikan struktur Kurikulum SD/MI standar nasional
sebagai acuan minimal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peraturan Sebagai Landasan Dalam Penyusunan Kurikulum


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU
20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan. Sementara Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, pasal 17 ayat 1 :
“Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.”
Dan Permendiknas No.23/Th. 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan,
maka kurikulum SDMT Ponorogo memuat mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Mata pelajaran itu meliputi:
1. Pendidikan Agama
2. Pelajaran Tematik (Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Seni Budaya dan Ketrampilan
4. Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Sementara muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan karakteristik pendidikan di
SDMT Ponorogo dengan melihat potensi daerah Ponorogo dan minat peserta
didik untuk meneruskan jenjang pendidikan selanjutnya. Muatan lokal ini
meliputi:
1. Bahasa Inggris
2. Bahasa Arab
3. Bahasa Jawa
4. Kemuhammadiyahan.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan minat setiap peserta didik. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
meliputi:
1. Bimbingan Konseling :
a) Pelaksanaan BK
b) Bekerjasama dengan Psikolog dengan membuat kegiatan Parent Suport
Group ( PSG) meliputi seminar, konsultasi wali murid, observasi siswa,
finger print, terapi psikologi siswa.
c) Pelaksanaan Home Visit
2. Ekstra kurikuler:
a) Pembiasaan, meliputi: Tahfizhul pagi dan Sholat Dhuha
b) Keagamaan : meliputi :Iqra’, Tahsin, seni Qira’ah Qur an, Tahfid Quran,
Dacil.
c) Olahraga, meliputi: volly, fustal, bulutangkis, panahan, dan renang
d) Kesenian, meliputi: musik, teater, lukis, drumband, tapak suci dan biola
e) Ketrampilan, meliputi: Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
Robotika
f) Pramuka/HW
g) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

B. Urgensi Perubahan Kurikulum


Suatu kurikulum harus terus beradaptasi dengan berbagai perubahan dan
perkembangan yang ada. Oleh karenanya, perubahan kurikulum adalah sesuatu
yang memang sangat mungkin terjadi. Kurikulum akan secara terus menerus
mengalami perubahan agar suatu kurikulum mampu menjawab tantangan zaman
yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik
yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum
diantarannya :
1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
Perubahan praktek pendidikan di suatu Negara harus mendapan
perhatian serius, agar pendidikan di Negara kita tidak ketinggalan zaman.
Tetapi tentu perubahan kurikulum harus disesuaikan denga kondisi setempat,
kurikulum Negara lain tidak sepenuhnya diadopsi karena adanya perbedaan-
perbedaan baik ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun budaya.
2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi. 
Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat,
karena kalau tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan
menjadi makhluk terasing yang akan hidup di dunianya. Kurikulum harus
mampu menciptakan manusia-manusia yang siap pakai di segala bidang yang
diminatinya, bahkan mampu menciptakan dunia sendiri yang baru bukan
hanya mampu mengikuti dunia itu.
3. Orientasi politik dan praktek kenegaraan. 
Praktek politik kenegaraan memegang peranan penting dalam perubahan
kurikulum. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan termasuk kurikulum
itu tidak dapat terlepas dari perpolitikan suatu bangsa. Oleh karena itulah
orientasi politik Negara harus diarahkan pada pemantapan demokrasi yang
sejati, sehingga sistem pendidikan akan berjalan dengan baik tanpa dibayangi
ketakutan terhadap kekuasaan atau penguasa.
4. Pandangan intelektual yang berubah. 
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih diarahkan pada pencapaian
materi sebanyak-banyaknya daripada mencapai suatu kemampuan atau
kompetensi tertentu. Sehingga outputnya kurang berkualitas dibandingkan
dengan Negara lain. Untuk meningkatkan kualitas itulah maka pemerintah
mengupayakan dilaksanakannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang
dirintis seja tanggal 26 Juni 2002, kemudian pada tahun 2006 diberlakukan
kurikulum baru yaitu KTSP dan sekarang mulai dirintis kurikulum terbaru
yaitu Kurikulum 2013 dengan basis yang sanma dengan perubahan dan
penekanan pada aspek tertentu.
5. Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar. 
Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses
pembelajaran, walaupun pemikiran itu kadang hanyalah perubahan pada titik
tekannya saja. Misalnya mengenai active learning atau (CBSA) contextual
learning, quntum teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan
seorang individu siswa dan mengaktifkan kelompok. 
6. Perubahan dalam masyarakat.
Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan selalu
berubah, baik perubahan kearah positif maupun negative. Perubahan positif
antara lain adalah kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan anak,
terutama lagi kalangan menengah ke atas, dengan menyediakan fasilitas yang
memadai seperti alat komunikasi, transportasi, komputer dan internet.
Perubahan kearah negatif sesungguhnya lebih banyak terjadi akibat efek tidak
baik karena kemudahan-kemudahan yang dialami oleh manusia modern,
seperti mudahnya berkomunikasi antar individu yang kemudian
disalahgunakan untuk kejahatan.
7. Eksploitasi ilmu pengetahuan. 
Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan, tentu ilmu
pengetahuan mendapat porsi dalam kehidupan manusia. Banyak sekali disiplin
ilmu pengetahuan baru yang pada dekade sebelumnya belum dikenal. Oleh
karena itu kurikulum paling tidak harus disesuaikan dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan, agar anak memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi
kehidupan di masa depan.
Perbaikan kurikulum biasanya mengenai satu atau beberapa aspek dari
kurikulum. Sedangkan perubahan kurikulum mengenai perubahan-perubahan
dasarnya, baik mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk
mencapai tujuan itu.sebelum merubah kurikulum hendaknya diadakan
penilaian tentang kirikulum yang sedang dijalankan.1

1
Muhammad Zaini. Pengembangan Kurikulum. (Yogyakarta: TERAS, 2009). hlm.167-170
Di Indonesia hampir setiap sepuluh tahun sekali ada perubahan
kurikulum. Dan yang saat ini dipakai adalah kurikulum 2013 ( K13) yang
lebih memunculkan pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
SDMT Ponorogo merupakan satuan pendidikan tingkat dasar telah
menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun 2016 dengan mengintegrasikan
karakteristiknya sebagai sekolah yang berbasis tauhid dan life sklill.
Setiap awal tahun pelajaran baru SDMT Ponorogo mengadakan Rapat
Kerja Sekolah ( RKS) dalam rangka evaluasi, revisi dan perencanaan program
baru. Hal ini dilakukan sebagai bahan kajian sejauh mana pengembangan
kurikulum SDMT Ponorogo sudah berjalan sebagaimana yang diharapakan
atau belum.

C. Perubahan Kurikulum Berdampak Pada Output Peserta Didik


Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu pendidikan,
dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa belajar dengan mengikuti
perkembangan zaman yang semakin maju didukung dengan berbagai faktor
seperti kepala sekolah, guru, tenaga pengajar, siswa bahkan lembaga itu sendiri.
Sehingga suasana pembelajaran semakain kreatif, aktif dan menyenangkan namun
tetap kritis dan objektif.
Dampak negatifnya adalah mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan
bisa jadi akan menurun dan perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan
masalah-masalah baru seperti ketidaksiapan guru dan siswa menggunakan
teknologi. Semakin jelas jurang perbedaan antara sekolah-sekolah favorit dengan
yang tidak. perubahan ini juga berdampak pada sekolah dimana visi dan misi
suatu sekolah yang sedang ingin dicapai terganggu dengan perubahan kurikulum
tersebut.2
Hasil dari pengembangan kurikulum di SDMT Ponorogo berdampak baik
bagi peserta didiknya, diantaranya:

2
Hernawan, Asep, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008).
1. Minat dan bakat peserta didik bisa tersalurkan. Hal bisa dilihat dari pilihan
ekstra kurikuler di SDMT Ponorogo yang bervariatif. Sehingga peserta didik
tidak harus sesah payah mencari di tempat di luar sekolah.
2. Pesrta didik bisa menggali dan meningkatkan potensi yang dimilikinya,
sehingga bisa meraih prestasi yang optimal.
3. Peserta didik lebih optimal mendapatkan pembelajaran di bidang religi
(seperti tahfidz, tartil, dai ) dan life skill, karena adanya cukup waktu, sarana
dan pendidik yang kompeten.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan kurikulum sangat diperlukan seiring perkembangan zaman,
karena dengan adanya perubahan dunia pendidikan akan selalu bergerak
menuju yang lebih baik lagi baik bagi pendidik maupun peserta didik. Setiap
kurikulum yang pernah ada di Indonesia pasti memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Pada kurikulum 2013 yang menekankan
pembelajaran tematik-integratif guru berperan sebagai fasilitator bagi peserta
didik, pembelajaran akan berpusat pada peserta didik dengan dampingan dari
gurunya. Kurikulum 2013 juga menekankan pada pembentukan sikap peserta
didik nampak ingin memadukan pesan-pesan dalam kurikulum sebelumnya.
SDMT Ponorogo sebagai satuan sekolah tingkat dasar
mengembangkan kurikulum dengan tetap mengacu Standar Nasional
Pendidikan (SNP), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum ini merupakan sebuah
dokumen yang akan dijadikan panduan dalam proses pembelajaran, baik di
kelas maupun di luar kelas. Kurikulum ini diharapkan bisa mendorong
produktifitas para pendidik dalam mengembangkan pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik

B. Saran
Perubahan dan pengembangan kurikulum pendidikan ini diharapkan
pula menjadi semangat bagi guru dan siswa untuk terus meningkatkan
kualitas dan mampu bersaing di dunia pendidikan yang semakin lama semakin
banyak persaingan. Oleh karena itu, jangan jadikan perubahan kurikulum
tersebut menjadi beban dan momok yang menakutkan. Hal tersebut akan
terwujud dengan menerapkan sistem manajemen kurikulum pendidikan yang
baik, professional dan akuntabel. Dan ini adalah tanggung jawab kita bersama
untuk mewujudkan pendidikan Indonesia dan menjadikan manusia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, Asep, dkk. 2008 . Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim Penyusun, 2016, Buku Dokumen 1 SDMT Ponorogo, Ponorogo: SDMT


Press.

Zaini ,Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum.Yogyakarta: TERAS.

Anda mungkin juga menyukai