DISUSUN OLEH:
1. Ahmad Nurul Hidayat
2. Mohamad Oktaviana Putra
3. Muhammad Afandi
4. Musdalifah
5. Sea Paradise
6. Siti Umayah
7. Syufah Mutoharoh
8. Yuana Meliawati
9. Yusni Maryati
A. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik
dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk
mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian aktivitas
(termasuk perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber sumber
daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Griffin, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisa dan memahami MPKP di Ruang Anggrek I RSUD
Dokter Soeselo Kebupaten Tegal
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran rumah sakit dan ruang praktek
b. Menganalisis data umum ruangan berdasarkan 5M
c. Menganalisis data khusus ruangan yaitu fungsi perencanaan,
fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi
pengendalian .
d. Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan
professional di ruangan.
e. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model
praktek keperawatan professional.
f. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan
model praktek keperawatan professional
g. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di
ruangan model praktek keperawatan professional.
BAB 2
TINJAUAN LAHAN
Koordinat: 108°57’6 s/d 109°21’30 Bujur Timur dan 6°50’41” s/d 7°15
15’30” Lintang Selatan
2. Sejarah berdirinya RSUD Dokter Soeselo Kabupaten Tegal
Berawal dari Balai Pengobatan Karyawan perusahaan gabungan
pabrik gula se Ex Karesidenan Pekalongan tahun 1917. Pada awal
kemerdekaan (1945-1947) Balai Pengobatan tersebut dialihkan fungsinya
sebagai RS Tentara yang dipimpin oleh Kolonel dr. HRM Soeselo
Wiriosapoetro. Seiring dengan kebijakan dan kewenangan pemerintah,
sejarah singkat RSUD Dokter Soeselo Kabupaten Tegal sebagai berikut:
a. Tahun 1952 pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah
Tingkat II Tegal sampai dengan sekarang, dan mulai dikenal dalam
nomenklatur sebagai RSUD Dokter Soeselo Slawi, namun demikian
masyarakat sekitar Slawi masih banyak yang menyebut RSU
Dukuhwringin;
b. Tahun 1983 ditetapkan Pemerintah sebagai Rumah Sakit Tipe C
dengan SK Menkes RI No. 233/ Menkes/SK/VI/1983;
c. Tahun 2000 oleh Depkes RI telah diakreditasi penuh tingkat dasar
dengan sertifikat akreditasi No. YM.00.03.3.5.623 yang berlaku
sampai dengan 25 Februari 2003;
d. Tahun 2003 ditetapkan Pemerintah sebagai Rumah Sakit dengan
Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut melalui Keputusan Dirjen Pelayanan
Medik No. YM.00.03.2.2.47 tanggal 12 Januari 2003 berlaku hingga
12 Januari 2006;
e. Tahun 2006 mendapatkan sertifikat akreditasi rumah sakit dari
Menkes dengan Nomor HK.00.06.3.5.1876 dengan status penuh
tingkat lengkap tanggal 22 Mei 2006;
f. Bulan Mei Tahun 2008 Keputusan Bupati Tegal Nomor 445/631/2008
tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) penuh kepada Badan Pengelola RSUD Dokter
Soeselo Kabupaten Tegal.
Sejarah Kepemimpinan Rumah Sakit
B. PENGUMPULAN DATA
1. Data Umum Ruangan
a) Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan,
struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien.
1. Tenaga perawat
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Anggrek I RSUD Soeselo Slawi adalah sebagai berikut.
No Nama Pendidikan NIP JABATAN KET
1. Nurjanah, S.Kep.,Ns S1 19730204 199803 2 006 Kepala Ruang PNS
2. Widodo, AMK D3 11. 2010.1.058 Kepala Jaga BLUD
3. Alifatun Isnaeni, AMK D3 07. 2009.2035 Kepala Jaga BLUD
5. Purwanti, AMK D3 06. 2009.2.034 Kepala Jaga BLUD
6. Imam Nur Hidaya,AMK D3 12. 2015.1.302 Kepala jaga BLUD
7. Yuli Kurniati, AMK D3 08. 2009.2.043 Perawat Pelaksana BLUD
8. Arif Tri Subekti, S.Kep.,Ns S1 07. 2016.2.283 Perawat Pelaksana BLUD
9. Andi Tentri Bali, AMK D3 03. 2013.2.111 Perawat Pelaksana BLUD
10. Wika Riski K., S.Kep.,Ns S1 07.2016.1.298 Perawat Pelaksana BLUD
11. Ida Farida, S.Kep.,Ns S1 06. 2017.2.366 Perawat Pelaksana BLUD
12. Mustika Yudhaningsih, AMK D3 07.2012.2.085 Perawat Pelaksana BLUD
13. Devinda Yulianti, AMK D3 07.2016.2.283 Perawat Pelaksana BLUD
14. Indra Wahyudi, AMK D3 06.2017.1.378 Perawat Pelaksana BLUD
15. Dian Retno N., AMK D3 06.2017.2.371 Perawat Pelaksana BLUD
16. Rina Dwi A.,AMK D3 11.2017.2.395 Perawat Pelaksana BLUD
17. Itsnanur F., S.Kep.,Ns S1 11.2017.2.291 Perawat Pelaksana BLUD
18. Putri Devi L, S.Kep.,Ns S1 11.2017.2.289 Perawat Pelaksana BLUD
19 Yuliana Dwi Kristiani, AMK D3 06.2011.2.087 Perawat Pelaksana BLUD
No Kualifikasi Jumlah
1. Profesi Ners STIKes Bhamada Slawi 9 orang
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Anggrek I RSUD Soeselo Slawi dari hasil
pengkajian adalah sebagai berikut :
1) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat tanggal 17 Apil 2018
Klasifikasi pasien Jumlah Pagi Sore Malam
Total care 5 5x0,36=1,8 5x0,36=1,8 3x0,20=0,6
Partial care 11 11x0,27=2,97 11x0,15=1,65 11x0,10=1,1
Minimal care 25 25x0,17=4,25 25x0,14=3,5 25x0,07=1,75
Total 41 9,02 6,95 3,45
Total tenaga perawat
Dinas Pagi : 4 orang
Dinas Siang : 4 orang
Dinas Malam : 4 orang
Jumlah : 12 orang + 1 Kepala Ruang + 1 Helper
Kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan sesuai pengkategorian
pasien adalah 9,02 + 6,95 + 3,45 = 19,43 dibulatkan menjadi 19 orang
2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat tanggal 18 Apil 2018
Klasifikasi pasien Jumlah Pagi Sore Malam
Total care 4 4x0,36=1,44 4x0,36=1,44 4x0,20=0,8
Partial care 12 12x0,27=3,24 12x0,15=1.8 12x0,10=1.2
Minimal care 22 22x0,17=3,74 22x0,14=3.04 22x0,07=1,54
Total 38 8,42 6.28 3.54
Total tenaga perawat
Dinas Pagi : 4 orang
Dinas Siang : 4 orang
Dinas Malam : 4 orang
Jumlah : 12 orang + 1 Kepala Ruang + 1 Helper
Kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan sesuai pengkategorian
pasien adalah 8.42 + 6.28 + 3.54= 18.24 dibulatkan menjadi 18 orang
B
F
H I D
A
G
E D J
Keterangan :
F = Kelas III
A = Nurse Station
G = Ruang Isolasi
B = R. Kepala Ruang
H = Ruang Tindakan
C = Ruang VIP
I = Depo Obat Anggrek
D = Kelas I
J = Ruang linen bersih
E = Kelas II
dan dapur
Ruang Anggrek I terdiri dari kelas VIP B (kamar IV.A, IV.B dan
IV.C), kelas IA terdiri dari 3 kamar (III.A, III.B, III.C), kelas IB terdiri
dari 7 kamar yang berisi 2 bed setiap kamar (III.D-III.J), kelas II terdiri
dari 3 kamar yang masing-masing terdapat 2 bed (II.A-II.C), kelas III
terdiri dari 17 bed dan 1 ruang isolasi yang terdiri dari 3 bed. Selain itu
ruang anggrek juga dilengkapi dengan ruang perawat dan kepala ruang,
ruang tindakan, ruang depo obat, dan ruang linen bersih.
Sementara itu untuk ruangan tempat bermain anak kepala ruang
anggrek I mengatakan belum ada fasilitas, hanya tersedia lahan. Kepala
ruang mengatakan ingin mempunyai tempat bermain agar ketika pasien
merasa jenuh pasien tidak keluar dari area ruang perawatan anak.
Program terapi aktivitas bermain di ruang Anggrek I juga tidak ada.
Hasil observasi kelompok juga tidak menemukan adanya ruangan
bermain anak dan fasilitas terapi aktivitas bermain. Selama waktu
pengkajian tidak ada kegiatan terapi aktivitas bermain. Anak-anak
(pasien) hanya digendong oleh keluarga dan dibawa jalan jalan di
sekitar koridor ruang Anggrek I atau di luar ruang Anggrek I. Sebagai
ruangan perawatan anak, ruang anggrek I juga terlihat monoton dan
membosankan karena tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan dunia
anak, seperti dekorasi, sarana prasarana dan suasana ruangan. Pada saat
tindakan juga tidak ada sesuatu yang dapat digunakan sebagai
pengalihan ketakutan anak. Hasil wawancara dengan keluarga pasien
juga mengatakan anak sering bosan dengan suasana ruangan.
Masalah :
1. Tidak adanya sarana dan prasarana serta program terapi
aktivitas bermain untuk pasien (anak).
2. Suasana ruang perawatan yang monoton
Bed Terpakai 38
BOR= x 100 %= x 100 %=82,6 %
Jumlah Bed 46
Bed Terpakai 37
BOR= x 100 %= x 100 %=80,4 %
Jumlah Bed 46
Bed Terpakai 29
BOR= x 100 %= x 100 %=63,04 %
Jumlah Bed 46
Administrasi Penunjang
3. Buku Injeksi
4. Lembar Observasi
5. Lembar Dokumentasi
6. Buku TTV
7. Buku Timbang Terima
8. SOP (Standart Operasional Prosedur)
9. SAK (Standart Asuhan Keperawatan)
10. SPM (Standart Pelayanan Minimal)
11. Buku Makanan
12. Buku Obat
13. Buku Inventaris
14. Buku Laboratorium
15. Buku Pasien Pulang
16. Buku Registrasi
17. Buku Wajib Baca
18. Buku Rincian pasien pindah
19. Buku Pintar
20. Buku Reaksi Tranfusi
21. Formulir Laporan TB anak
22. Formulir Laporan Insiden
B. Fungsi pengorganisasian
1. Struktur Organisasi ruangan
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
dr. Endang Kusdayarti, MM
KARU ANGGREK I
Nurjanah, S.Kep.,Ns
Observasi
Sudah dibuat jadwal dinas oleh kepala ruang, dilihat dari di
Ruang Anggrek I terdapat jadwal dinas perawat didalam map
berwarna biru dongker.
Observasi
Setiap shift terdapat 4 perawat pelaksana di ruangan, 1
perawat penanggung jawab shif dan 3 perawat pelaksana. Kecuali
saat pagi hari terdapat 1 kepala ruang dan 1 helper. Jumlah pasien
maksimal 46, artinya setiap perawat pelaksana akan memegang 12
pasien setiap shiftnya (1:12) jika full. Maka dapat diartikan bahwa
kebutuhan tenaga perawat dalam memberikan perawatan terhadap
pasien tidak seimbang atau tinggi karena idealnya perbandingan
perawat dan pasien anak adalah 1:2 atau 1:3.
C. Fungsi pengarahan
1. Komunikasi
Jadwal pertemuan di ruang anggrek I dilakukan setiap 1 bulan
sekali. Setiap kali pergantian shift dilakukan operan dinas yang
sebelumnya dilakukan pre dan post conference. Diruang anggrek 1
sudah menerapkan ronde keperawatan secara lisan tetapi tidak ada
pendokumentasian.
2. Motivasi
System reward :
Jika ada anggota perawat yang kinerjanya lebih bagus dan ada
prestasi yang menonjol/meraih penghargaan ada reward berupa
ucapan “selamat” dan reward penghargaan dan instalasi rumah sakit
berupa hadiah.
3. Supervisi
Berdasarkan data yang didapat kepala ruang selalu melakukan
supervisi ruangan terkait kinerja perawat dengan cara mengamati,
menilai dan mengevalusi kinerja
4. Delegasi
Berdasarkan data yang didapat di ruang anggrek I sudah ada
pendelegasian perawat pelaksana, kepala tim, atau kepala jaga
5. Manajemen konflik
Mekanisme penyelesaian masalah :
Pembicaraan secara face to face, personal antara perawat dengan
kepala ruang, bila cara tersebut belum selesai diadakan musyawarah
pada seluruh anggota perawat ruang anggrek I.
6. Patient safety
a. Identifikasi pasien dengan benar
Di ruang anggrek I perawat setiap sebelum melakukan
tindakan selalu mengidentifikasi pasien dengan melihat gelang
pasien yang terpasang walaupun sudah mengetahui nama pasien.
b. Komunikasi yang efektif
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang di ruang
Anggrek I didapatkan data bahwa setiap pasien baru dari IGD
ataupun POLI selalu diberikan edukasi terkait keamanan pasien .
c. Operasi
Di ruang anggrek 1 jika ada operasi dialihkan keruang
bougenvil karna ruang anggrek 1 bukan ruang bedah tetapi ruang
khusus perawatan anak.
d. Pengamanan obat beresiko tinggi
Terdapat obat emergency di ruangan yang terdapat di troly
emergency dan sering dilakukan pengecekan oleh petugas farmasi
untuk obat yang tidak ada akan langsung dilengkapi setiap sore.
e. Reduksi infeksi nosokomial
Di Ruang Anggrek 1 perawat selalu menerapkan 5 moment.
Tersedia hand srub tiap ruangan. Untuk perawat yang sehat (tidak
ada gejala sakit) tidak diperkenankan memakai masker karena
ruang anggrek 1 merupakan ruang anak jika perawat pakai masker
akan meminimalkan traumatic dan ketakutan.
f. Reduksi pasien jatuh
1. Pengaman bed untuk meminimalkan resiko
jatuh pada pasien
2. Setiap pasien sudah menggunakan gelang
kuning
3. Tiap tempat tidur ada stiker berwarna kuning
bertuliskan “Resiko Jatuh”.
D. Fungsi pengendalian
1. Penampilan kinerja
Penampilan kerja perawat dinilai dengan SKP (sasaran kinerja
pegawai) yang dibuat setiap akhir tahun untuk penilaiannya,
sedangkan pembuatan target penilaian dibuat pada bulan Januari..
2. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu dilakukan dengan menggunakan formulir
khusus yang telah disediakan oleh rumah sakit terkait pengendalian
mutu ruangan dan rumah sakit. Formulir tersebut adalah formulir
laporan insiden dan formulir kepuasan pelanggan.
3. Audit dokumentasi asuhan keperawatan
Dalam pendokumentasian askep dilakukan oleh setiap perawat
penanggung jawab dalam pemegang pasien dan dilakukan
pengecekan kualitas dan kelengkapan askep oleh kepala ruang setiap
hari.
4. Survey kepuasan perawat dan pasien
Di ruang anggrek sudah memiliki lembar khusus untuk menilai
kepuasan, baik dari kepuasan pasien maupun perawat.
C. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. DS: Tidak adanya
1. Kepala ruang anggrek I mengatakan belum ada fasilitas, sarana dan
hanya tersedia lahan. Program terapi aktivitas bermain di prasarana serta
ruang Anggrek I juga tidak ada program terapi
2. Kepala ruang mengatakan ingin mempunyai tempat bermain aktivitas
agar ketika pasien merasa jenuh pasien tidak keluar dari area bermain untuk
ruang perawatan anak. pasien (anak).
DO:
1. Tidak menemukan adanya ruangan bermain anak dan fasilitas
terapi aktivitas bermain, anak-anak (pasien) hanya digendong
oleh keluarga dan dibawa jalan jalan di sekitar koridor ruang
Anggrek I atau di luar ruang Anggrek I.
2. Selama waktu pengkajian tidak mendapati adanya kegiatan
terapi aktivitas bermain
2. DS: Sistem
1. Perawat mengatakan beban kerja banyak dari ketenagaan :
pendokumentasian, pemberian asuhan keperawatan, tidak idealnya
penerimaan pasien baru dan ketika pasien penuh atau ada tenaga perawat
pasien yang butuh pengawasan khusus sedangkan jumlah
tenaga perawat minim.
2. Menurut kepala ruang anggrek 1 pada ruang anggrek I tidak
mendapatkan penambahan tenaga kesehatan karena
banyaknya ruangan baru yang membutuhkan perawat.
Penambahan tenaga kerja di ruangan tergantung kebijakan
dari RS.
DO:
1. Perawatan dibantu oleh mahasiswa praktekan yang ada di
ruang Anggrek I
2. Setiap shift terdapat 4 perawat di ruangan, 1 perawat
penanggung jawab shif dan 3 perawat pelaksana. Kecuali saat
NO DATA MASALAH
pagi hari terdapat 1 kepala ruang dan 1 helper.
3. Setiap shift terdapat 4 perawat pelaksana di ruangan, 1
perawat penanggung jawab shif dan 3 perawat pelaksana.
Kecuali saat pagi hari terdapat 1 kepala ruang dan 1 helper.
Jumlah pasien maksimal 46, artinya setiap perawat pelaksana
akan memegang 12 pasien setiap shiftnya (1:12) jika full.
Maka dapat diartikan bahwa kebutuhan tenaga perawat dalam
memberikan perawatan terhadap pasien tidak seimbang atau
tinggi karena idealnya perbandingan perawat dan pasien anak
yaitu 1:2 atau 1:3.
4. Data ketergantungan pasien terhadap perawat juga tinggi.
Pada tanggal 17-19 April jumlah perawat yang dibutuhkan
sesuai teori adalah 19 orang, 19 orang dan 18 orang.
Sedangkan di lapanga hanya ada 14 orang perawat.
5. Metode yang dilakukan di Ruang Anggrek I berupa tim. Di
bagi menjadi 3 tim dalam pembagian pasien bergantung pada
dokter, yaitu dr. Fajar Danu Aji, Sp.A, dr. Abdul Khanis,
M.Si.Med.,Sp.A dan dr. Yanuar Wahyu H, Msi.,Med.,Sp.A.
Setiap tim bertanggung jawab dalam dokumentasi asuhan
keperawatan pasien kelolaannya, sedangkan untuk pelayanan
dilakukan oleh semua perawat meskipun pasien itu berada
dikelolaan tim lain. Di ruang anggrek I terbagi 4 kepala jaga,
dalam setiap shift terdapat kepala jaga yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan tim saat shift tersebut.
3 DS : Suasana ruang
1. Keluarga pasien perawatan yang
mengatakan anak sering bosan dengan suasana ruangan. monoton
DO :
1. Sebagai
ruangan perawatan anak, ruang anggrek I juga terlihat
NO DATA MASALAH
monoton dan membosankan karena tidak ada hal-hal yang
berkaitan dengan dunia anak, seperti dekorasi, sarana
prasarana dan suasana ruangan.
2. Pada saat
tindakan juga tidak ada sesuatu yang dapat digunakan sebagai
pengalihan ketakutan anak.
D. ANALISA SWOT
S W O T
No Masalah
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Hambatan)
1. Tidak adanya Ada keinginan Beban kerja perawat Lahan sudah ada tetapi Sudah adanya
sarana dan mempunyai tempat tinggi tidak ada belum dikelola untuk pengajuan proposal
prasarana bermain agar ketika kesempatan untuk dijadikan tempat terkait pembuatan area
serta program pasien merasa jenuh melakukan terapi bermain bermain. bermain, tetapi
terapi pasien tidak keluar dari Belum adanya peralatan terhambat karena
aktivitas area ruang perawatan untuk bermain seperti: keterbatasan dana.
bermain anak. buku gambar, buku cerita,
untuk pasien Perawat mengetahui krayon, bola, puzzle,
(anak). tentang konsep terapi dekorasi ruangan anak,
aktivitas bermain untuk lemari mainan.
mengurangi
hospitalisasi pasien
anak.
2. Sistem Perawat sudah terbiasa Beban kerja perawat Adanya mahasiswa Ruang anggrek I tidak
ketenagaan : merawat pasien dengan tinggi praktekan yang bisa mendapatkan
tidak idealnya jumlah yang banyak Secara teori tingkat membantu pelayanan penambahan tenaga
S W O T
No Masalah
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Hambatan)
tenaga Terdapat 5 perawat ketergantungan pasien pemberian asuhan kesehatan karena
perawat yang memiliki jenjang terhadap perawat tinggi keperawatan di ruang banyaknya ruangan
pendidikan profesi ners mencapai 15-19 orang baru yang
serta beberapa orang perharinya. Sedangkan membutuhkan perawat.
perawat dengan dilapangan hanya ada 14 Penambahan tenaga
pengalaman kerja lebih orang perhari. kerja tergantung dari
dari 2 tahun kebijakan RS
Perekrutan tenaga kerja
baru dapat
meningkatkan biaya
pengeluaran RS
3 Suasana Perawat memahami Suasana ruangan kurang Tersedianya ruangan Keterbatasan dana
ruang tentang konsep ruang mencerminkan ruangan dengan kondisi yang
perawatan keperawatan anak anak baik
yang Ruangan dipenuhi oleh
monoton peralatan kesehatan
E. MASALAH
1. Tidak adanya sarana dan prasarana serta program terapi aktivitas bermain
untuk pasien (anak).
2. Sistem ketenagaan : tidak idealnya tenaga perawat
3. Suasana ruang perawatan yang monoton
F. PRIORITAS MASALAH
No Masalah U S G Total Ranking
Tidak adanya sarana dan prasarana serta program
1. 3 4 3 10 I
terapi aktivitas bermain untuk pasien (anak).
2. Sistem ketenagaan : tidak idealnya tenaga perawat 3 3 3 9 II
3. Suasana ruang perawatan yang monoton 2 3 1 6 III
Keterangan :
1. Urgency (mendesak), masalah yang
perlu dibahas dikaitkan ketersediaan waktu
2. Seriusness (tingkat keseriusan),
masalah perlu dibahas berdasarkan akibat yang timbul dari penundaan
pemecahan masalah.
3. Growth (kecenderungan
berkembang), masalah menjadi makin berkembang dan makin memburuk.
N Uraian
Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ
o Kegiatan
1 Masalah : tidak
adanya sarana
dan prasarana
serta program
terapi aktivitas
bermain untuk
pasien (anak).
3. Suasana ruang
perawatan
yang monoton.
Mendekorasi Untuk menciptakan Ruang - Kerja Gambar MHS Minggu Syufah
ruang suasana yang sesuai perawatan sama tim dinding Ruang ke 4 Mutoharoh
perawatan dengan kebutuhan dan ruang Anggre Bulan
dan ruang pasien tindakan kI April
tindakan 2018