DISUSUN OLEH:
Sabrina Rezky Metiana
18240031
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah membaca, mencermati, serta mengoreksi kembali berbagai data yang ada
dalam Laporan PKL Tahun 2021 yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Maka laporan ini dinyatakan telah dianggap memenuhi syarat untuk
diajukan ke majelis penguji laporan PKL.
2
PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Dewan penguji Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Tahun 2021 Fakultas
Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyatakan bahwa Sabrina Rezky
Metiana, dinyatakan telah memenuhi kriteria praktik sesuai yang diamanatkan
buku Pedoman Praktik Kerja Lapangan. Dengan demikian peserta PKL
sebagaimana dimaksud dinyatakan LULUS.
3
KATA PENGANTAR
4
dilimpahkan kepada para pembaca sebab kesehatan adalah nikmat yang tiada
duanya.
5
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................2
PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.......................3
KATA PENGANTAR............................................................................................4
DAFTAR ISI...........................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................7
B. Kajian Pustaka..................................................................................................8
BAB II PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Singkat JQH NU Trowulan................................................................11
B. Visi Misi..........................................................................................................12
C. Struktur Kepengurusan...................................................................................12
D. Fasilitas...........................................................................................................13
E. Alamat............................................................................................................13
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) didadakan oleh Fakultas Syariah
demi menunjang profesionalitas mahasiswa di dunia kerja. Dengan demikian
pemilihan tempat PKL menjadi suatu pilihan yang harus dipertimbangkan dengan
matang sebab wawasan dunia kerja akan didapatkan oleh mahasiswa sendiri.
Meski pilihan instansi PKL telah diberi daftarnya, namun mahasiswa dibebaskan
untuk memilih lingkungan pekerjaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan
gairah profesi.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir memiliki pilihan
untuk melaksanakan PKL 2021 di lima instansi, Pondok Pesantren, Lajnah
Pentashihan Mushaf Alqur’an, Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh, Lembaga
Pengembagan Tilawatil Qur’an, dan Lajnah Pentashih Alqur’an Kementrian
Agama yang ada di seluruh Indonesia. Penulis memilih untuk melaksanakan PKL
di PAC Jam’iyyah Qurra’ Wal Huffazh (JQH) Trowulan yang merupakan
organisasi pengkajian Al-Qur’an dibawah Nahdlatul Ulama’ (NU). Lembaga
tersebut terletak di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Kebanyakan JQH
NU hanya memiliki satu cabang di setiap kabupaten atau kota berbeda halnya
dengan di Kabupaten Mojokerto yang hampir semua kecamatan disana memiliki
JQH NU masing-masing. Penulis memilih JQH NU Trowulan sebab kesesuaian
program kegiatan yang telah dicanangkan dengan tujuan dari PKL Program Studi
Ilmu Al-Qur’an Tafsir yakni menyemarakkan Al-Qur’an dan keilmuan-keilmuan
yang berkaitan. Meskipun JQH NU Trowulan hanya sebatas satu kecamatan
namun instansi ini mampu memberdayakan keilmuan Al-Qur’an dan mencetak
kader-kader Qurani melalui lembaga pendidikan formal dan non-formal
disekitarnya.
Dari segi instansi, JQH Trowulan memiliki perencanaan dana yang jelas
dan transparan sehingga bisa menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah
diprogramkan dengan baik serta memiliki misi untuk mengembangkan pendidikan
7
Al-Qur’an disekitar Trowulan. Mencari instansi dikala pandemi COVID-19 juga
tidak mudah, beberapa rekan mahasiswa sempat ditolak dengan alasan pandemi.
Namun, JQH Trowulan memberi penulis dan rekan-rekan PKL kesempatan untuk
berkontribusi di instansi tersebut.
JQH NU memiliki regulasinya tersendiri dengan mengusahakan
pengembangan keilmuan Al-Qur’an sebagai wadah bagi para pecinta Al-Qur’an.
Salah satu bentuk usaha yang tertulis dalam sejarah pembentukan JQH NU yakni
mengusahakan adanya pendidikan mengenai tafsir Al-Qur’an. Program kerja yang
telah disusun tidak ada satupun yang berkaitan dengan tafsir baik pendidikan
maupun berupa kajian. Sedangkan urgensi tafsir tidak dapat dilepaskan dari
eksistensi Al-Qur’an sehingga penting untuk diadakannya kajian tafsir Al-Qur’an.
Menimbang dari perkembangan keilmuan tafsir dan minat masyarakat, kajian
tafsir yang paling tepat untuk disampaikan berupa tafsir tematik atau maudhu’i.
B. Kajian Pustaka
Para mufasir secara general menggunakan metode penafsiran Al-Qur’an
yang terbagi menjadi empat: ijmali (global), tahlili (analisis), muqarin
(komparasi), dan maudhui (tematik). Dari segi penelitian ilmiah, metode
penafsiran Al-Qur’an terbagi atas analisis metode penafsiran dan kajian atas
metode mufasir. Analisis metode penafsiran mengelaborasi lebih dalam masing-
masing keempat metode penafsiran. Melampirkan contoh-contoh penafsirannya
dalam kitab-kitab tafsir. Mengenalkan variasi corak dan pendekatan dalam
penafsiran Al-Qur’an. Kajian ini dapat ditemui dalam jurnal karya Kusroni
“Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, Dan Corak dalam Penafsiran Al-
Qur’an”. Penulis membawa kajian ini dengan pemikiran Abdullah Saeed dalam
pemetaan pendekatan dari penafsiran klasik hingga kontemporer, keempat
metode, dan corak-corak penafsiran.1 Selanjutnya dalam penelitian karya Patsun
dengan judul “Gaya dan Metode Penafsiran Al-Qur’an”. Penelitian ini
menjadikan tafsir bi al-ma’tsur dan tafsir bi al-ra’yi sebagai sumber tafsir dengan
Kusroni, “Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, Dan Corak dalam Penafsiran Al-Qur’an” Jurnal
1
8
israiliyat tambahan.2 Kemudian menambahkan kaidah yang dalam penelitian lain
sebagai corak tafsir dan keempat metode tafsir. Contoh lain dapat ditemukan di
“METODE PENAFSIRAN AL-QUR'AN: Tinjauan atas Penafsiran Al-Qur'an
secara Tematik” karya M. Yunan Yusuf. Keempat metode tafsir dijelaskan
terlebih dahulu kemudian menjelaskan metode tematik dengan lebih rinci mulai
dari sejarah dan langkah-langkah menggunakan metode tematik. Dan terakhir
menyebutkan corak-corak penafsiran.3
2
Patsun, “Gaya dan Metode Penafsiran Al-Qur’an” Jurnal Cendekia Vol. 7, No. 1 (2021).
3
M. Yunan Yusuf, “METODE PENAFSIRAN AL-QUR'AN: Tinjauan atas Penafsiran Al-Qur'an
secara Tematik” Jurnal Syamil Vol. 2, No. 1 (2014).
4
Ummul Aiman, “METODE PENAFSIRAN WAHBAH AL-ZUHAYLÎ: Kajian al-Tafsîr al-
Munîr” Jurnal Miqot Vol. 36, No.1 (2012).
5
Wely Dozan, “Hermeneutika Sebagai Metode Penafsiran Al-Qur’an (Melacak Teori
Hermeneutika Fazlurrahman)” Jurnal El-Hikam Vol. 12, No. 1 (2019).
9
Tafsir dan Kontribusinya di Masa Pandemi”. Penulis menggunakan pendekatan
fenomenologi Edmund Husserl dan pendekatan tafsir untuk menganalisis adanya
tafsir audiovisual ditengah-tengah masyarakat digital oleh Indonesia Guidelight
Project. Kajian ini mendapat respon positif dari peserta dengan menampilkan
narasumber yang kompeten. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
menunjukkan pendekatan penafsiran yang digunakan Indonesia Guidelight Project
adalah pendekatan tekstual.6 Penelitian lainnya dilakukan oleh Roudlotul Jannah
dan Ali Hamdan dalam jurnal berjudul “TAFSIR AL-QURAN MEDIA SOSIAL:
Kajian terhadap Tafsir pada Akun Instagram @Quranriview dan Implikasinya
terhadap Studi al-Quran”. Telaah atas akun ini didasarkan pada unggahan-
unggahan tafsir Al-Qur’an oleh @quranreview yang berbentuk visual. Pendekatan
penelitian menggunakan teori media Marshall McLuhan untuk mengetahui bentuk
tafsir dan implikasi media instagram terhadap perkembangan keilmuan Al-
Qur’an. Kesimpulan dari penelitian ini penyajian tafsir oleh @quranreview
divisualisasikan terhadap tema-tema tertentu. Serta masyarakat digital akan
ketergantungan pada tafsir-tafsir praktis karena jangkauan yang tidak terbatas dan
dapat menggeser otoritas penafsir Al-Qur’an.
6
Mamluatun Nafisah dan Nur Azizah Trijayanti, “Indonesia Guidelight Project dan Tafsir
Audiovisual: Tinjauan atas Metodologi Tafsir dan Kontribusinya di Masa Pandemi” Jurnal Al-
Fanar Vol. 4, No. 2 (2021).
10
BAB II
PROFIL LEMBAGA
Embrio Jam’iyyah Qurra’ Wal Huffazh (JQH) mulanya sebuah perkumpulan para
ahlul Qur’an dibawah naungan KH. Bashori Alwi. Perkumpulan tersebut hanya
memiliki kegiatan rutin membaca Al-Qur’an secara bergantian sebelum shubuh di
menara Masjid Sunan Ampel pada tahun 1949. Minat masyarakat untuk terus
menggemakan Al-Qur’an menciptakan gerakan-gerakan kepada para pecinta
Qur’an. Organisasi ahlul Qur’an serupa muncul bernama Majelis Qurra’ Wal
Huffadz di Surabaya dibawah pimpinan KH. Abdul Karim (Gresik) dan KH.
Daman Huri (Malang).
Berdirinya Jam’iyyah Qurra’ Wal Huffazh diprakarsai oleh menteri agama K.H.
Wahid Hasyim pada 19 Januari 1951 di Jakarta. Berdirinya organisasi ini sebagai
upaya penghimpunan para ahlul Qur’an di seluruh Nusantara. Sehingga setiap
daerah memiliki perwakilannya masing-masing. Kemudian JQH resmi bergabung
menjadi badan otonom organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) pada 31
Desember 1959 bertepatan 1 Rajab 1379 H di Surabaya.
Hasil Kongres I yang diadakan di Surabaya pada tanggal 16-19 November 1964:
1. PD/PRT
a. Organisasi ini berdasarkan islam berhaluan salah satu madzhab empat.
b. Organisasi ini bersifat kemasyarakatan dan menjadi keluarga NU
(Banom NU)
2. Tujuan
a. Terpeliharanya kesucian dan keagungan al-Qur’an.
b. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan pengajaran al-Qur’an.
c. Terpeliharanya Qurra’ dan Huffazh Aswaja.
3. Bentuk Usaha
a. Mengusahakan berdirinya pendidikan Qurra’ dan Huffazh.
b. Mengusahakan berdirinya pendidikan meliputi: ilmu qiraat, ilmu tarikh
al-Qur’an, ilmu khat, tafsir dan bahasa Arab.
c. Mengusahakan pertemuan-pertemuan, rapat-rapat untuk membaca dan
menghafal al-Qur’an.
d. Mempertinggi nilai kesenian yang bertalian dengan kitab suci al-
Qur’an.
e. Mengusahakan usaha-usaha lain yang tidak menyimpang.
11
B. Visi Misi
Visi
Terwujudnya nilai – nilai al-Qur’an di kalangan masyarakat bagi generasi
penerus ulama dan umara.
Misi
Menjadikan Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama sebagai
organisasi profesi di bidang al-Qur’an, terpercaya dalam membina dan
mengembangkan minat dan bakat seni baca, menghafal al-Qur’an serta ilmu-ilmu
al-Qur’an lainnya.
Majelis Ilmi
Rois : H. Mahmud Qomari, S.Ag Trowulan
Katib : H. Asyhari Bicak
Pengurus Harian
Ketua : Luqman, S.Hi, S.Pd Trowulan
Wakil Ketua : M. Santoso Sentonorejo
Sekretaris : Abdul Ghofur, S.Q Trowulan
Wakil Sekretaris : Nurul Hidayah Kejagan
Bendahara : M. Zinuri Ar Trowulan
Wakil Bendahara : Chilyatus Sa’adah, S.Hi Trowulan
Bidang-Bidang/Seksi-Seksi
A. Pembinaan Tilawah
1. Abdul Halim, S.Pd Pakis
2. Ilham Awaluddin Panggih
3. M. Akhyarudin Trowulan
4. Eko Maulanah Kejagan
B. Pembinaan Tahfidh
12
1. Muh. Mustajib, S.Q Trowulan
2. M. Munir Zain Temon
3. Hartatik Wonorejo
4. Ning Laila, S.Pd Kejagan
D. Pembinaan Kaligrafi
1. Nur Qomari, S.Pd Jambuwok
2. M. Fauzan, S.Pd Trowulan
3. Masruroh, S.Pdi Kejagan
D. Fasilitas
1. Kartu Tanda Anggota
2. Kantor sekretariat
E. Alamat
Sekretariat TPQ Darus Salam Jl. Jayanegara RT 01 RW 01 Nglinguk,
Trowulan, Mojokerto
Telepon :
085257335747
081230019247
13
BAB III
PELAKSANAAN PKL
14
pelaksanaan PKL dengan membantu
menyortir dan pembagian daging kurban
kepada anak-anak TPQ dan warga sekitar.
Koordinasi dengan seluruh mahasiswa PKL
dan pengurus dengan pembahasan kajian
8. Kamis, 22 Juli 2021
tafsir online pertama yang diadakan oleh
JQH NU Trowulan.
Kajian tafsir online dimulai pukul 15.00
WIB dengan tema “Tafsir Tematik: Syariat
Qurban Dari Masa Ke Masa QS. Al-Hajj :
34” pemateri merupakan dosen IAT UIN
9. Jumat, 23 Juli 2021
Malang Dr. Moh. Toriquddin, Lc., M.HI.
Pelaksanaan kajian berlangsung dengan
lancar serta antusias dari peserta. Setelah
acara para panitia mengevaluasi kegiatan.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
10. Senin, 26 Juli 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
11. Selasa, 27 Juli 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
12. Rabu, 28 Juli 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
13. Kamis, 29 Juli 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
14. Jumat, 30 Juli 2021 Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
15
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
15. Senin, 2 Agustus 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
16. Selasa, 3 Agustus 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
17. Rabu, 4 Agustus 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
18. Kamis, 5 Agustus 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
Kajian tafsir online dimulai pukul 15.00
WIB dengan tema “Cinta Tanah Air (QS.
An-Nisa : 66 Dan At-Taubah : 22)”
pemateri merupakan dosen IAT UIN
19. Jumat, 6 Agustus 2021
Malang Dr. Nasrulloh, Lc., M.HI.
Pelaksanaan kajian berlangsung dengan
lancar serta antusias dari peserta. Setelah
acara para panitia mengevaluasi kegiatan.
Pelaksanaan PKL hari ini dengan mengajar
di TPQ Darus Salam dimulai dari siang hari
20. Senin, 9 Agustus 2021
pukul 14.00 WIB dan berakhir pukul 17.00
WIB.
21. Selasa, 10 Agustus 2021 Penghujung rangkaian kegiatan PKL yang
dilaksanakan selama sebulan dengan
Pemberian cindera mata sebagai kenang-
16
kenangan. Dan penarikan mahasiswa secara
online melalui Google Meet dengan DPL
dan pengurus JQH.
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS
A. Kajian Teori
Tafsir Al-Qur’an merupakan salah satu bidang fundamental dalam
keilmuan Islam. Kata tafsir berasal dari bahasa Arab fassara-yufassiru-
tafsiran. Secara leksikal memiliki arti menjelaskan, menyingkap,
mengunkapkan penjelasan makna yang abstrak.7 Sedangkan dalam KBBI,
7
Faizal Amin, “METODE TAFSĪR TAḤLĪLĪ: Cara Menjelaskan Al-Qur’an Dari Berbagai Segi
Berdasarkan Susunan Ayat” Jurnal Kalam Vol. 11, No. 1 (2017), 237.
17
tafsir digunakan sebagai keterangan dari penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an
sehingga maksudnya lebih mudah dipahami. 8 Menurut terminologi, tafsir Al-
Qur’an menjelaskan mengenai ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan
kemampuan akal manusia. Kecenderungan penafsiran Al-Qur’an yang telah
dilakukan oleh para mufasir dapat diklasifikasikan dalam empat metodologi
tafsir Al-Qur’an, analisis (tahlili), perbandingan (muqarin), global (ijmali),
dan tematik (maudhu’i). Pembagian ini merupakan hasil penelusuran Abd Al-
Hayy Al-Farmawy.9
1. Analisis (tahlili)
Pengkajian ayat-ayat Al-Qur’an dengan metode ini dilakukan dengan
mengungkap berbagai aspek dari keilmuan Al-Qur’an. Tahlili berasal dari
kata hallala-yuhallilu-tahlilan yang mengandung makna membuka
sesuatu, membebaskan, menguraikan, dan menganalisis.10 Penafsiran
dimulai dari Surah Al-Fatihah hingga Surah Al-Nas sesuai dengan urutan
mushaf usmani. Aspek-aspek yang ditinjau dalam metode ini diantaranya,
kesusastraan, qiraat, munasabah ayat, nasikh-mansukh, hadis, syariat
hukum yang terkandung, sebab turunnya ayat, dan keilmuan diluar ulum
A-Qur’an yang berkaitan dengan ayat serta menjadi background keilmuan
sang mufasir.11
2. Perbandingan (muqarin)
Metode penafsiran ini cara kerjanya dengan menggunakan analogi
terhadap interpretasi suatu ayat. Perbandingan ini dilakukan terhadap
ayat-ayat yang beredaksi mirip dalam dua kasus, redaksi ayat-ayat yang
berbeda dalam satu peristiwa, dan membandingkan pemikiran mufasir
terhadap suatu ayat.12 Lebih dari itu, membandingkan ayat Al-Qur’an
8
https://kbbi.web.id/tafsir, diakses 22.00 WIB 29 September 2021.
9
Moh. Tulus Yamani, “Memahami al-Qur’an dengan Metode Tafsir Maudhu’i” Jurnal PAI Vol. 1,
No. 2 (2015), 276.
10
Ahmad Haromaini, “Metode Penafsiran Al-Qur’an” Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 14 (2015), 17.
Lihat juga, Kusroni, “Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, Dan Corak dalam Penafsiran Al-
Qur’an”, 93.
11
M. Yunan Yusuf, “METODE PENAFSIRAN AL-QUR'AN: Tinjauan atas Penafsiran Al-Qur'an
secara Tematik”, 59.
12
Ahmad Haromaini, “Metode Penafsiran Al-Qur’an”, 30.
18
dengan teks hadis serta membandingkan Al-Qur’an dengan kitab samawi
seperti Injil dan Taurat atau Zabur juga termasuk ke dalam tafsir
muqarin.13 Komparasi ini dilakukan dengan tujuan tertentu biasanya
untuk tujuan akademis sehingga yang dihasilkan bukan benar atau salah
suatu penafsiran. Melainkan fungsi perbedaan penggunaan redaksi
terhadap kasus yang berbeda atau membaca perbedaan respon mufasir
terhadap suatu ayat. Diantara contoh kitab tafsir yang menggunakan ini
ialah The Quran and Its Interpreters karya Mahmud Ayyoub dengan
membandingkan beberapa tafsir para mufasir yang berbeda dari segi
aliran teologi, mazhab, dan corak.
3. Global (ijmali)
Metode penafsiran ini dianggap sebagai metode penafsiran yang pertama
kali muncul pada masa Rasulullah. Bahasa Arab pada masa itu bukanlah
suatu kendala besar untuk memahami Al-Qur’an serta mereka memahami
latar belakang turunnya Al-Qur’an bahkan menyaksikan langung.
Penyampaian tafsir dengan metode ijmali dapat dikatakan metode yang
sederhana, kata-kata yang disampaikan singkat, bahasanya tidak rumit,
merujuk kosa kata pada Al-Qur’an sehingga pemahaman tidak jauh dari
konteks Al-Qur’an. Dilengkapi asbab al-nuzul, peristiwa sejarah, hadis
Nabi dan pendapat ulama. Melalui metode ijmali pembaca lebih mudah
memahami maksud ayat.14
4. Tematik (maudhu’i)
Pembahasan ayat-ayat yang setema kemudian ditafsirkan dan dianalisis
dengan pendekatan ulum al-Qur’an disebut dengan tafsir tematik. Lebih
jauh tafsir tematik juga berarti penafsiran satu atau lebih surah dalam Al-
Qur’an dan tafsir. Metode ini dianggap komprehensif sebab ayat-ayat
setema dikumpulkan dan dianalisis dari segi kosa kata, kesusastraan,
13
Kusroni, “Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, Dan Corak dalam Penafsiran Al-Qur’an”, 94-
95.
14
Murtadha, Rahmah, and Muhammad Mutawali. "Tafsir Ijmali Sebagai Metode Tafsir
Rasulullah." (2017).
19
asbab al-nuzul, dan dalil-dalil nash pendukung lainnya untuk memperoleh
pandangan utuh Al-Qur’an terhadap suatu problem.15
Sanaky, Hujair AH. "Metode Tafsir [Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak
15
20
menggunakan momen Idul Adha sebagai topik utama dengan tema “Tafsir
Tematik: Syariat Qurban Dari Masa Ke Masa QS. Al-Hajj : 34” Sedangkan
pelaksanaan yang kedua bertepatan dengan suasana kemerdekaan Indonesia
sehingga tema kajian yang diusung adalah “Cinta Tanah Air (QS. An-Nisa :
66 Dan At-Taubah : 22)”. Situasi pandemi COVID-19 yang genting tidak
menghambat pelaksanaan kajian. Digitalisasi yang masuk pada segala bidang
menjadi alternatif penyampaian kajian tafsir kepada masyarakat sehingga
kegiatan ini terlaksana melalui aplikasi Zoom.
C. Analisis Temuan
Berdasarkan pemaparan kajian teori metode-metode penafsiran Al-
Qur’an yakni ijmali (global), tahlili (analisis), muqarin (komparasi), dan
maudhui (tematik) kajian yang diadakan selama PKL menggunakan metode
tematik. Metode ini dianggap yang paling tepat untuk menyampaikan main
goal dari ayat-ayat Al-Qur’an atas tema tertentu sehingga diharapkan
mendapat pemahaman yang utuh. Terlebih kajian tafsir tidak dapat dilakukan
secara luring namun penyampaian ilmu tidak bisa hanya setengah-setengah.
Pertimbangan lainnya menggunakan metode ini sebab relevan dengan situasi
yang terjadi pada beberapa hari sebelum pelaksanaan kajian tafsir.
Implementasinya pada kajian tafsir yang disampaikan oleh Dr. Moh.
Toriquddin, Lc., M.HI. dengan tema “Tafsir Tematik: Syariat Qurban Dari
Masa Ke Masa QS. Al-Hajj : 34” melalui aplikasi ZOOM. Mula-mula
memaparkan pengertian qurban secara bahasa segi etimologi dan
epistemologi. Kemudian menyampaikan kandungan utama dari QS. Al-Hajj :
34 yang berisi syariat qurban bagi seluruh umat dan memaparkan pendapat
mufasir yakni Al-Maraghi atas ayat ini. Menurut Al-Maraghi syariat qurban
pada umat-umat terdahulu berbeda tata caranya dengan umat Nabi
Muhammad tapi memiliki satu tujuan untuk mengesakan Allah. Selanjutnya
mengklasifikasikan syariat nabi-nabi terdahulu yang terdapat dalam Al-
Qur’an secara berurutan risalah kenabian yang dimulai dari Nabi Adam, Nabi
Ibrahim, Nabi Sulaiman, dan Nabi Muhammad. Analisis terhadap syariat
21
Nabi Adam dalam Al-Qur’an dengan dalil nash QS. Al-Maidah : 27 dan
pendapat-pendapat mufasir atas ayat ini kemudian menarik hikmahnya. Ayat
tersebut mengisahkan persembahan Qabil dan Habil kepada Allah. Qurban
Qabil berupa hasil perkebunan (buah-buahan dan gandum) dan qurban Habil
berupa domba. Namun Allah hanya menerima persembahan Habil karena
keikhlasannya.
Syariat qurban pada masa Nabi Ibrahim menggunakan landasan utama
QS. Ash-Shaffat : 102. Dalam ayat ini terdapat kisah masyhur penyembelihan
Nabi Ismail oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah melalui mimpi.
Sistematika penyampaian serupa seperti sebelumnya pemaparan ayat,
pendapat tafsir, dan terakhir hikmah atas ayat tersebut. Selanjutnya pada masa
Nabi Sulaiman dalam QS. Shad ayat 3 diceritakan dari Tafsir Jalalain
bahwasanya Nabi Sulaiman memotong kuda-kuda yang dimilikinya sebagai
qurban kepada Allah. Sebab kuda-kuda itu melalaikannya dari beribadah
kepada Allah kemudian Allah menggantikannya dengan kendaraan angin
yang lebih baik dari kuda-kuda itu. Terakhir tinjauan atas syariat qurban Nabi
Muhammad yang terdapat dalam QS. Al-Kautsar ayat 2 kemudian
menjelaskan analisis terhadap ayat tersebut mulai dari sabab nuzul ayat dan
didukung oleh ayat-ayat lain yang menegaskan tujuan qurban QS. Al-Hajj
ayat 37, hikmah qurban, dan hukum qurban berdasarkan dalil hadis, syarat-
syarat hewan qurban, dan keutamaan berqurban.
Pemaparan yang disampaikan oleh Dr. Moh. Toriquddin sesuai dengan
langkah-langkah penafsiran metode tematik. Menjelaskan topik utama yang dalam
hal ini adalah qurban kemudian menyampaikan QS. Ash-Shaffat ayat 34 makna
dan kandungannya. Penjabaran syariat qurban dalam Al-Qur’an dari masa Nabi
Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, dan Nabi Muhammad. Dan dalil-dalil
penguat lainnya yang berasal dari Al-Qur’an dan hadis. Selanjutnya
menyampaikan hikmah atas topik yang diangkat. Terakhir ditambahkan dengan
pembahasan-pembahasan yang berkaitan berupa hukum qurban dan syarat-syarat
qurban.
22
Kajian tafsir ini disampaikan secara virtual oleh Dr. Moh Toriquddin
melalui aplikasi ZOOM yang menjadi alternatif selama pandemi. Selain itu,
sebagai pengisi kajian tafsir dalam ruang digital agar tidak tertinggal zaman dan
tetap mampu berkiprah dalam kajian penafsiran Al-Qur’an.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap problematika dan temuan diatas mengenai
metodologi tafsir yang digunakan dalam program kajian tafsir dapat
diketahui bahwa metode utama yang digunakan adalah tafsir tematik.
Menafsirkan berdasar topik tertentu kemudian dielaborasi agar
memperoleh maksud pemahaman yang komprehensif atas topik tersebut
23
dalam Al-Qur’an. Hal ini juga diterapkan dalam kajian tafsir yang
diadakan mula-mula memaknai qurban secara etimologi dan epistemologi
selanjutnya pemaparan penafsiran mufasir. Didukung dengan dalil-dalil
nash Al-Qur’an dan hadis kemudian terakhir memberikan hikmah atas
disyariatkannya qurban kepada Nabi Muhammad dan umatnya.
B. Saran
Kegiatan yang telah disusun dan rutin dilakukan sangat bermanfaat
bagi pengurus sendiri maupun masyarakat karena program pengkajian Al-
Qur’an tidak hanya melibatkan anggota namun juga masyarakat sekitar
Trowulan. Pendidikan berbasis keilmuan Al-Qur’an telah
diimplementasikan melalui khataman Al-Qur’an, qiraat, dan tahfizh Al-
Qur’an. Namun sebaiknya juga menambahkan pengkajian tafsir Al-Qur’an
agar memperoleh pemahaman atas ayat-ayat yang dibaca dan sesuai
dengan tujuan JQH NU Trowulan. Selain itu, alternatif kegiatan selama
pandemi dapat tetap terlaksana secara daring melalui ZOOM, GoogleMeet,
dll. Dengan adanya pelaksanaan PKL di JQH NU Trowulan diharapkan
dapat menjadi peluang mahasiswa IAT generasi selanjutnya untuk
mengadakan PKL disana. Sehingga silaturrahim dapat tetap terjaga antara
Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan JQH NU
Trowulan.
Program PKL yang dilaksanakan Fakultas Syariah merupakan
kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para mahasiswa untuk
berpengalaman di dunia kerja. Kelonggaran sistem waktu PKL yang
diberikan sudah sesuai dengan kondisi pandemi saat ini. Mahasiswa
Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir memiliki opsi yang terbatas
dibandingkan dengan program studi lainnya di Fakultas Syariah. Alangkah
lebih baik agar meluaskan daftar tempat yang dituju untuk PKL agar
memudahkan mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir sesuai gairah profesi
masing-masing.
24
LAMPIRAN
25
26
b. Mengajar di TPQ
27
c. Mudarosah dan Pembinaan Tilawah
28
f. Kajian Tafsir
29
g. Evaluasi setelah kajian tafsir
30
h. Penutupan dan penyerahan cindera mata
31
32