0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan1 halaman
Jurnal ini membahas kasus seorang pasien wanita dengan tumor odontogenik epitel terkalsifikasi sentral pada maksila bagian posterior. Tumor ini sangat jarang terjadi dan tumbuh lambat serta agresif menyerang tulang dan jaringan lunak sekitarnya. Pemeriksaan radiologi dan histopatologi digunakan untuk menegakkan diagnosis. Pasien kemudian mendapatkan perawatan untuk mengeluarkan tumor.
Jurnal ini membahas kasus seorang pasien wanita dengan tumor odontogenik epitel terkalsifikasi sentral pada maksila bagian posterior. Tumor ini sangat jarang terjadi dan tumbuh lambat serta agresif menyerang tulang dan jaringan lunak sekitarnya. Pemeriksaan radiologi dan histopatologi digunakan untuk menegakkan diagnosis. Pasien kemudian mendapatkan perawatan untuk mengeluarkan tumor.
Jurnal ini membahas kasus seorang pasien wanita dengan tumor odontogenik epitel terkalsifikasi sentral pada maksila bagian posterior. Tumor ini sangat jarang terjadi dan tumbuh lambat serta agresif menyerang tulang dan jaringan lunak sekitarnya. Pemeriksaan radiologi dan histopatologi digunakan untuk menegakkan diagnosis. Pasien kemudian mendapatkan perawatan untuk mengeluarkan tumor.
TUMOR ODONTOGENIK EPITEL TERKALSIFIKASI SENTRAL PADA
POSTERIOR MAKSILA: LAPORAN KASUS
drg. Ria N. Firman, M.H. Kes., Sp. RKG (K)
Fitricia Febrividya 160112190035
Puja Dies Farikhah 160112190036
Tumor adalah pembengkakan karena adanya oedema, perdarahan, radang dan
neoplasia. Tumor dibagi menjadi tumor ganas dan tumor jinak. CEOT adalah neoplasma jinak yang langka dengan pertumbuhan yang lambat dan agresif. Pemeriksaan radiologi berfungsi untuk menegakkan diagnosis dan menentukan rencana perawatan. Tumor Pindborg ditemukan oleh seorang ahli patologi Denmark, yaitu Jens Pindborg pada tahun 1955. Neoplasma Langka terjadi sekitar 1% dari tumor odontogenik. Karakteristik pertumbuhannya lambat dan agresif. Menyerang tulang dan jaringan lunaka yang berdekatan. Terletak di dalam tulang & menghasilkan zat mineral dalam material seperti amiloid. Jurnal ini sudah lengkap karena mencakup laporan kasus dan pembahasan dari kauss tersebut berupa diagnosis banding, pemeriksaan histopatologis dan pemeriksaan radiologis serta perawatan yang dilakukan. Kekurangan di dalam jurnal ini yaitu tidak mencantumkan kesulitan dalam menegakkan diagnosa, keterbatasan dalam penulisan dan perspektif pasien setelah dilakukan perawatan. Pada kasus ini, gamabaran radiograf CEOT berupa lesi dengan radioopasitas yang padat. Sementara pada gambaran radiograf CEOT klasik, lesi tersebut berupa radiolusen hingga lesi radiopak campuran, dengan batas yang tidak jelas atau jelas.