Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENGATASI

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN GUNA MENCAPAI TUJUAN NASIONAL


DI DINAS KOTA SEMARANG

Wawan Setiawan dan Tri Mulyani


Dosen Universitas Semarang

ABSTRAK

Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, yang terdiri dari 5 (lima) nilai yaitu 1). Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
2). Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3). Persatuan Indonesia, 4). Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan 5). Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia (Philosophische Grondslag) dapat diketemukan landasan konstitusionalnya dalam
Pembukaan UUD Tahun 1945 alinea IV. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai fungsi utama sebagai sumber
dari segala sumber hukum. Konsekuensinya adalah bahwa semua peraturan yang ada dibawahnya termasuk Undang-
Undang harus sejiwa serta sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Itu berarti bahwa
Pancasila merupakan Staat Fundamentalnorm yang dijadikan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara
disegala bidang kehidupan bangsa Indonesia, termasuk bidang pendidikan. Pembukaan UUD Tahun 1945 alinea IV
memberikan amanat kepada Pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut dijabarkanlah
melalui UU No. 20 Tahun 2003, dengan tekad dan tujuan untuk memperoleh sumber daya manusia yang cerdas
sebagai bentuk Human Investment di masa yang akan datang, yang disempurnakan dengan jiwa yang penuh rasa
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan yang
diharapkan mampu menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Usaha yang dilakukan
pemerintah dalam perjalanannya mengalami banyak problematika diantaranya: mahalnya biaya pendidikan, kualitas
pendidik rendah, kualitas kurikulum yang belum memenuhi standar, dan kualitas infrastruktur yang buruk. Untuk
mengatasi problematika tersebut maka pemerintah diwajibkan berpedoman kepada Staat Fundamentalnorm yang
telah ditentukan yaitu nilai-nilai Pancasila sebagai dasar penyelenggaraan.

Kata Kunci: Penerapan Nilai-Nilai Pancasila

ABSTRACT

The fundamental of Indonesia state is Pancasila, the five principles there are : 1). Belief in the one God Almighty,
2). Just and civilized humanity, 3). The unity of Indonesia, 4). Democracy guided by the inner wisdom in the
unanimity arising out of deliberations amongst representative, and 5). Social justice for all the people of Indonesia.
Pancasila as fundation of the Indonesian state (Philosophische Grondslag) can be found in the preamble of the
1945 constitusion alenia IV. Pancasila as the state fundation have primary function as the source of the whole law.
The consequence is that all of under regulations incliding constituante must be spirit and accordance with values in
the Pancasila. It means that the Pancasila is a staate fundamental norm which serve as the basis for regulating to
state implementation of state in any field of Indonesian national life, including education. The opening of the 1945
constitution alenia IV give mandate to the goverment to intellectual life of the nation. The mandate outlined by the
constitution No. 20 of 2003 with the determined and the ains to get intelligent human resources as a form of human
investment in future, which is enhanced with spirit a sense of faith and piety to God Almighty, good character,
healty, scholarly, capably, independently and that is expected to be a citizen of democratic and responsible. The
goverment doing effort to conducted in their experienced have many problems, there are : the low of education
quality, the quality of curriculum is not standards and bad infrastructure. To tacle the problems of education, then
the goverment is obliged to be guided by the state fundamental form that has been specified is the basic values of
Pancasila as state officials.

Keyword : the application values of Pancasila

1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG PENELITIAN pelaksanaan lainnya harus sejiwa serta


sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung
Di setiap negara mempunyai dasar di dalam Pancasila.
negara masing-masing, seperti halnya Bertolak dari uraian di atas, maka
Indonesia yang memilih "Pancasila" untuk jelaslah bahwa negara Indonesia berdiri di
dijadikan sebagai dasar negara atas norma yang tertib, fondamen yang kuat,
(Philosophische Grondslag) dan atau serta dasar yang kokoh yakni Pancasila.
ideologi negara (Staat Side). Kedudukan Pancasila sebagai norma dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara, dapat Indonesia (Staat Fundamentalnorm), ini
ditemukan landasan konstitusionalnya di berarti bahwa Pancasila mengandung nilai-
dalam alinea IV Pembukaan Undang- nilai pokok yang kuat sehingga dijadikan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai dasar untuk mengatur
Tahun 1945 (UUD Tahun 1945), yang penyelenggaraan negara disegala bidang
menyatakan bahwa "......maka disusunlah kehidupan bangsa Indonesia, termasuk
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu bidang pendidikan.
dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Pemerintah mengusahakan dan
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu menyelenggarakan pendidikan ini,
susunan negara Republik Indonesia yang mengingat pentingnya pendidikan bagi
berkedaulatan rakyat dengan berdasar generasi-generasi muda penerus bangsa.
kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Pendidikan dipandang sebagai salah satu
Kemanusiaan yang adil dan beradab, bentuk investasi kemanusiaan (Human
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Investment), yang sangat berperan penting
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam dalam proses peningkatan kualitas sumber
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan daya manusia, artinya bahwa proses
mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh perolehan pengetahuan dan ketrampilan
rakyat Indonesia". melalui pendidikan merupakan investasi di
Dari kata "berdasar" kepada, di masa yang akan datang, yang dianggap
dalam Pembukaan UUD Tahun 1945, yang sangat produktif untuk menentukan
kemudian di ikuti dengan rumusan kelima pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu
sila Pancasila, maka jelaslah bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia
Pancasila dinyatakan sebagai dasar Negara lewat pendidikan harus dilakukan secara
Republik Indonesia. Fungsi utama Pancasila terencana, terarah, intensif, efektif dan
sebagai dasar negara Republik Indonesia, efisien dalam proses pembangunan, guna
pada hakikatnya merupakan sumber dari mencapai tujuan nasional untuk dapat
segala sumber hukum atau sumber tertib bersaing dengan negara-negara dunia dalam
hukum ada, sebagaimana tertuang dalam era globalisasi yang semakit ketat.
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Tujuan nasional pendidikan bagi
Juncto Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978. bangsa Indonesia sebagaimana tercantum
Konsekuensi dari Pancasila sebagai sumber dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 alinea
tertib hukum yang ada, itu berarti IV bertujuan "mencerdaskan kehidupan
bahwa semua peraturan yang di bawahnya bangsa", yang lebih lanjut dijabarkan
seperti: Ketetapan MPR, Undang-Undang, dalam Batang Tubuh UUD Tahun 1945
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Pasal 31 yang berbunyi: ayat (1) Tiap-tiap
Peraturan Daerah, dan peraturan-peraturan warga negara berhak mendapat pengajaran,

2
dan ayat (2) Pemerintah mengusahakan dan diantaranya sebagai berikut: 1). Mahalnya
menyelenggarakan satu sistem pengajaran biaya pendidikan, 2). Kualitas pendidik, 3)
nasional, yang diatur dengan undang- Kualitas Kurikulum, dan 4). Kualitas
undang. infrastruktur
Tujuan Pendidikan Nasional Pertama, mahalnya biaya pendidikan.
merupakan penjabaran dari tujuan nasional Untuk masuk TK dan SD membutuhkan
pendidikan atau penjabaran dari biaya Rp. 500.000,00 sampai Rp. 1 juta,
"mencerdaskan kehidupan bangsa". Untuk untuk masuk SLTP/SLTA mencapai Rp. 1
dapat mencerdaskan kehidupan bangsa maka juta sampai 5 juta, sedangkan untuk
pemerintah mengusahakan dan memasuki perguruan tinggi mencapai lebih
menyelenggarakan satu sistem pengajaran dari Rp. 5 juta. sehingga menyebabkan
nasional bagi tiap-tiap warga negara, yang masyarakat miskin tidak memiliki pilihan
diatur dengan undang-undang, dan undang- lain kecuali tidak bersekolah. Angka anak
undang yang dimaksud yang berlaku saat ini putus sekolah di Indonesia prosentasenya
adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tergolong masih tinggi. Berdasarkan
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. keterangan Menteri Pendidikan dan
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Kebudayaan Mohammad Nuh, pada tahun
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan 2007, dari 100 persen anak-anak yang
Nasional Pasal 3, tujuan diselenggarakannya masuk SD, yang melanjutkan sekolah
pendidikan nasional adalah untuk hingga lulus hanya 80 persen, sedangkan 20
berkembangnya potensi peserta didik agar persen lainnya putus sekolah. Dari 80 persen
menjadi manusia yang beriman dan yang lulus SD, hanya sekitar 61 persen yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melanjutkan ke SMP maupun sekolah
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, setingkat lainnya. Kemudian dari jumlah
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara tersebut, yang sekolah hingga lulus hanya
yang demokratis serta bertanggung jawab. sekitar 48 persen. Sementara itu, dari 48
Tujuan tersebut di atas, dengan persen tersebut, yang melanjutkan ke SMA
melihat fenomena dunia pendidikan yang tinggal 21 persen dan berhasil lulus hanya
terjadi saat ini, agaknya masih jauh dari sekitar 10 persen. Sedangkan yang
angan-angan. Indeks Pembangunan melanjutkan ke perguruan tinggi hanya
Pendidikan, menurut Education For All sekitar 1,4 persen.
Global Monitoring Report 2012 yang Kedua, kualitas pendidik. Kualitas
dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan pendidik di Indonesia masih sangat rendah
Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk sekali. Berdasarkan Survey United Nations
pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Educational, Scientific and Cultural
Data Education Development Index (EDI) Organization (UNESCO), terhadap kualitas
Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di pendidik di Negara-negara berkembang di
peringkat ke-69 dari 127 negara. Dari data Asia Pacific, Indonesia berada pada
tersebut menunjukkan bahwa Indeks peringkat ke 14 dari 14 negara berkembang.
Pembangunan Pendidikan di Indonesia Kondisi ini disebabkan karena kebanyakan
semakin menurun. pendidik belum memiliki profesionalisme
Penurunan Indeks Pembangunan yang memadai untuk menjalankan tugasnya
Pendidikan di Indonesia tersebut, menurut sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No
Staf Ahli Kementrian Pendidikan Dan 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,
Kebudayaan Prof. Dr. Kacung Marijan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
disebabkan karena adanya beberapa faktor, pembelajaran, melakukan pembimbingan,

3
melakukan pelatihan, melakukan penelitian Keempat, kualitas Infrastruktur.
dan melakukan pengabdian masyarakat. Berdasarkan data Kementrian Pendidikan
Selain itu sebagian pendidik di Indonesia Nasional, saat ini Indonesia memiliki
tidak layak mengajar. Berdasarkan Data 899.016 ruang kelas SD namun sebanyak
Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan 293.098 dalam kondisi rusak. Sementara
dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya pada tingkat SLTP Indonesia memiliki
13,8% yang berpendidikan diploma D2- 298.268 ruang, namun 125.320 kondisi
Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar rusak. Bila di lihat dari daerahnya, kelas
680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang rusak terbanyak diantaranya di NTT
berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke sebanyak 7.652, disusul Sulawesi Tengah
atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 1.186, Lampung 911, Jawa Barat 23.415,
337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki Sulawesi Tenggara 2.776, Banten 4.696,
pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan Sulawesi Selatan 3.819, Papua Barat 576,
tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% Jawa Tengah 22.062, Jawa Timur 17.972,
yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% dan Sulawesi Barat 898. Dalam laporan
berpendidikan S3). Pendidik merupakan World Economic Forum 2012-2013, kualitas
salah satu penentu keberhasilan pendidikan, infrastruktur Indonesia benar-benar berada
sehingga prestasi siswa merupakan terpuruk. Infrastruktur Indonesia berada di
tanggunjawab dari para pendidik. urutan ke 82 yang kemudian menurun
Ketiga, kualitas kurikulum. Sepanjang menjadi peringkat ke 92.
sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia Bertolak pada fenomena yang terjadi
sering berubah setiap ada pergantian saat ini, maka munculah keinginan untuk
Menteri Pendidikan, sehingga mutu meneliti tentang "Penerapan Nilai-Nilai
pendidikan Indonesia hingga kini belum Pancasila Dalam Mengatasi Problematika
memenuhi standar mutu yang jelas dan Pendidikan Guna Mencapai Tujuan Nasional
mantap. Dalam perjalanannya sejak tahun Di Dinas Kota Semarang", yang diharapkan
1945, kurikulum pendidikan nasional telah mampu memberikan nilai manfaat bagi
mengalami perubahan, yaitu pada tahun leer seluruh pihak terkait dengan penyelenggara
plan 1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, pendidikan demi memperoleh sumber daya
Rencana Pendidikan atau Kurikulum 1964, manusia yang cerdas sebagai bentuk Human
Kurikulum 1968, Management By Objective Investment di masa yang akan datang, yang
(MBO) 1975, Cara Belajar Siswa Aktif disempurnakan dengan jiwa yang penuh rasa
(CBSA) atau Student Active Learning iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
(SAL) 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, kreatif, mandiri, dan yang diharapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mampu menjadi warga negara yang
(KTSP) 2006, dan Kurikulum 2013. demokratis serta bertanggung jawab.
Mengingat sering adanya perubahan
kurikulum pendidikan membawa akibat PERUMUSAN MASALAH
terganggunya proses belajar mengajar, Berdasarkan uraian di atas, rumusan
karena fokus pembelajaran akan mengikuti masalah yang akan dikemukakan dalam
adanya kurikulum yang baru, sehingga penelitian ini adalah sebagai berikut:
penyesuaian pembelajaran memerlukan 1. Bagaimanakah praktek penerapan nilai-
waktu yang cukup lama, terlebih lagi jika nilai Pancasila dalam mengatasi
inti kurikulum baru berbeda dengan problematika pendidikan guna mencapai
kurikulum yang lama tujuan nasional yang dilakukan oleh

4
Dinas Pendidikan Kota Semarang ? memahami suatu subjek atau objek
2. Apa yang menjadi kendala dan penelitian, sebagai upaya untuk menemukan
bagaimana solusi yang dilakukan oleh jawaban yang dapat dipertanggung
Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk jawabkan secara ilmiah dan termasuk
mengatasi kendala yang dialami dalam keabsahannya (Rosdy Ruslan,2003:24).
praktek penerapan nilai-nilai Pancasila Sedangkan pengertian penelitian
dalam mengatasi problematika adalah usaha untuk menemukan,
pendidikan guna mencapai tujuan mengembangkan, dan menguji kebenaran
nasional? suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan
metode-metode ilmiah ( Sutrisno Hadi,
TUJUAN 2007:3 )
Bertolak dari rumusan masalah, maka Berdasarkan pengertian diatas, maka
tujuan yang akan dicapai dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa Metode penelitian
ini adalah sebagai berikut: adalah cara untuk memecahkan masalah
1. Untuk memperoleh pengetahuan tentang ataupun sebagai cara pengembangan ilmu
praktek penerapan nilai-nilai Pancasila pengetahuan dengan menggunakan metode-
dalam mengatasi problematika metode ilmiah yang sistematis dan logis.
pendidikan guna mencapai tujuan Dalam penelitian ini digunakan
nasional yang dilakukan oleh Dinas sebuah metode, yang mencakup antara lain
Pendidikan Kota Semarang ? sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi
kendala dan bagaimana solusi yang Pendekatan Penelitian
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Ditinjau dari jenis datanya
Semarang untuk mengatasi kendala yang pendekatan penelitian yang digunakan
dialami dalam praktek penerapan nilai- dalam penelitian ini adalah Pendekatan
nilai Pancasila dalam mengatasi Kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan
problematika pendidikan guna mencapai penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
tujuan nasional? bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek
METODE PENELITIAN penelitian secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
Metode menurut Soerjono Soekanto bahasa, pada suatu konteks khusus yang
(1986), adalah proses, prinsip-prinsip dan alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
tata cara memecahkan suatu masalah, metode ilmiah (Moleong, 2007:6)
sedangkan penelitian adalah pemeriksaan Dalam hal ini peneliti akan
secara hati-hati, tekun dan tuntas terhadap memahami tentang penerapan Nilai-Nilai
suatu gejala untuk menambah pengetahuan Pancasila dalam mengatasi segala
manusia, maka metode penelitian dapat problematika pendidikan guna mencapai
diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tujuan nasional yang dilakukan oleh Dinas
tata cara untuk memecahkan masalah yang Pendidikan Kota Semarang, yang akan
dihadapi dalam melakukan penelitian. diuraikan dengan cara deskripsi dalam
Pengertian metode, berasal dari bentuk kata-kata dan bahasa yang logis dan
bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti mudah dimengerti.
cara atau menuju suatu jalan. Metode
merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk

5
Spesifikasi Penelitian Wawancara
Spesifikasi dalam penelitian ini Wawancara adalah cara menghimpun
adalah deskriptif analitis, yaitu staat bahan keterangan yang dilakukan dengan
fundamentalnorm dan peraturan perundang- tanya jawab secara lisan, berhadapan muka
undangan yang berlaku dikaitkan dengan secara langsung, dan dengan arah serta
praktik pelaksanaan yang menyangkut tujuan yang telah ditetapkan. Anas Sudijono
problematika pendidikan yang terjadi, (1996: 82) ada beberapa kelebihan
kemudian dianalisa lalu dijabarkan untuk pengumpulan data melalui wawancara,
dapat menghasilkan suatu kesimpulan diantaranya pewawancara dapat melakukan
sebagai jawaban dari permasalahan yang kontak langsung dengan pihak yang
diteliti. diinterview, data diperoleh secara
mendalam, yang diinterview bisa
Simplifikasi Penelitian mengungkapkan isi hatinya secara lebih
Simplifikasi adalah suatu metode luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa
berpikir di mana kita berusaha agar diulang dan diarahkan yang lebih bermakna.
membuat masalah yang rumit menjadi Wawancara akan dilakukan secara
simple dan mudah diselesaikan. Dalam mendalam dan tidak terstruktur kepada
penelitian ini, peneliti berusaha untuk subjek penelitian dengan pedoman yang
menganalisis dan memahami secara telah dibuat. Teknik wawancara dilakukan
mendalam mengenai cara yang dilakukan untuk mengungkapkan penerapan Nilai-
oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang Nilai Pancasila yang telah dilakukan oleh
dalam mengatasi problematika pendidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam
guna mencapai tujuan nasional dengan mengatasi segala problematika dalam dunia
menerapkan Nilai-Nilai Pancasila, yang pendidikan guna mencapai tujuan nasional
dilakukan dengan cara sederhana, dan beserta kendala dan solusi yang dilakukan.
simple.
Dokumentasi
Pengumpulan Data Suharsimi Arikunto (2002:206)
Burhan Bungin (2003: 42), metode dokumentasi adalah mencari data
menjelaskan metode pengumpulan data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
adalah dengan cara apa dan bagaimana data kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
yang diperlukan dapat dikumpulkan legger, agenda dan sebagainya. Hadari
sehingga hasil akhir penelitian mampu Nawawi (2005:133) menyatakan bahwa
menyajikan informasi studi dokumentasi adalah cara pengumpulan
yang valid dan reliable. data melalui peninggalan tertulis terutama
Metode pengumpulan data yang berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku
digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai pendapat, dalil yang berhubungan
dengan Penelitian Lapangan (Field dengan masalah penyelidikan.
Research). Penelitian lapangan dilakukan Dalam penelitian ini, dokumentasi
dengan cara terjun langsung ke lapangan. diperoleh dari arsip kegiatan Dinas
Teknik pengumpulan data yang akan Pendidikan Kota Semarang dalam
dilakukan dengan terjun langsung ke pelaksanaan program-program terkait dalam
lapangan ini meliputi: mengatasi problematika pendidikan.

6
AnalisisaData 3) Nilai Persatuan Bangsa untuk
membentuk karakter bangsa dalam
Analisa data dalam penelitian
rangka memelihara keutuhan bangsa dan
kualitatif bersifat induktif, yaitu dilakukan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
untuk membangun sebuah teori berdasarkan
4) Nilai Kerakyatan Dan Demokrasi untuk
hasil pengamatan atau observasi. Suatu
membentuk manusia yang memahami
observasi yang dilakukan berkali-kali akan
dan menerapkan prinsip-prinsip
membentuk sebuah pola tertentu. Dari pola
kerakyatan dan demokrasi dalam
tersebut akan lahir hipotesis sementara atau
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
hipotesis tentatif. Hipotesis yang terbentuk
bernegara
berasal dari pola pengamatan yang
5) Nilai Keadilan Sosial untuk menjamin
dilakukan. Setelah dilakukan berulang-
terselenggaranya penddikan yang merata
ulang, barulah diperoleh sebuah teori
dan bermutu bagi seluruh bangsa serta
menjamin penghapusan segala bentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
diskriminasi dan bias gender serta
terlaksananya pendidikan untuk semua
PRAKTEK PENERAPAN NILAI -
dalam rangka mewujudkan masyarakat
NILAI PANCASILA DALAM
yang berkeadilan.
MENGATASI PROBLEMATIKA
Dinas Pendidikan Kota Semarang
PENDIDIKAN
dalam melaksanakan misi pendidikan
Di dalam melaksanakan kinerja dalam
periode tahun 2010-2015 yang
bidang pendidikan, Dinas Pendidikan Kota
diaktualisasikan dalam berbagai bentuk
Semarang selalu melandaskannya
program dan kegiatannya melandaskan pada
kegiatannya pada Nilai-Nilai Pancasila
Nilai-Nilai Pancasila. Praktek penerapan
sebagai landasan filosofis serta sebagai
Nilai-Nilai Pancasila tersebut dapat
prinsip dasar dalam pembangunan
diuraikan sebagai berikut:
pendidikan dan kebudayaan. Landasan
filosofis tersebut menempatkan manusia
1) Penerapan Nilai Ketuhanan Yang
sebagai makluk yang diciptakan oleh Tuhan
Maha Esa
Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya
Penerapan Nilai Ketuhanan
dengan tugas memimpin kehidupan yang
Yang Maha Esa, yang dilakukan oleh
berharkat dan bermartabat serta menjadikan
Dinas Pendidikan Kota Semarang,
manusia yang bermoral, jujur, berbudi luhur,
dapat di lihat dari Visi dan misi Dinas
berakhlak mulia, mempunyai karakter dan
Pendidikan Kota Semarang yang dibuat
jati diri bangsa, serta menghargai keragaman
untuk secara langsung maupun tidak
budaya.
langsung mendukung atau mewujudkan
Pendidikan dan kebudayaan
visi dan misi Walikota dan Wakil
merupakan upaya menjadikan manusia
Walikota Semarang Tahun 2010-2015
Indonesia seutuhnya yaitu menjunjung
pada urusan Pendidikan, utamanya
tinggi dan memegang dengan teguh norma
dalam mendukung misi pertama yaitu
atau nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:
"Mewujudkan Sumberdaya Manusia
1) Nilai Ketuhanan untuk menjalani
Dan Masyarakat Kota Semarang Yang
kehidupan sehari-hari sebagai makhluk
Berkualitas".
Tuhan Yang Maha Esa
Dalam rangka mendukung
2) Nilai Kemanusiaan untuk menjalani
terwujudnya misi tersebut dengan
kehidupan sehari-hari sebagai makhluk
memperhatikan isu-isu strategis
individu maupun makhluk sosial

7
pendidikan di Kota Semarang, maka hukum, dan budaya yang didukung
melalui keselarasan dengan visi oleh imtaq dan iptek
pendidikan nasional dan visi pendidikan
Jawa Tengah ditetapkan Visi 2) Penerapan Nilai Kemanusiaan Yang
Pendidikan Kota Semarang yaitu Adil Dan Beradab
"Terwujudnya Pendidikan yang Penerapan Nilai sila ke-2 dua
Berkualitas dan Berbudaya". KemanusiaanYang Adil Dan Beradab
Perwujudan visi tersebut yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
mengandung makna bahwa pendidikan Kota Semarang dalam mengatasi
sebagai sarana pengembangan SDM problematika pendidikan yang muncul
merupakan suatu struktur inti dalam dalam pelaksanaan program dan
merubah dan meningkatkan kegiatan, dapat di lihat dari Strategi
pengetahuan, kemampuan dan Akselerasi yang dilaksanakan oleh
ketrampilan agar menjadi manusia yang Dinas Pendidikan Kota Semarang.
berkualitas. Manusia yang berkualitas Strategi Akselerasi ini
hanya dapat dicapai apabila dilakukan dengan memfokuskan pada
pendidikan yang diberikan juga percepatan pembangunan bidang
berkualitas. Sesungguhnya tidak hanya pendidikan terhadap hal-hal yang
berkualitas tetapi SDM yang dianggap mendesak dan perlu
merupakan organ masyarakat dalam penanganan khusus, serta dalam rangka
melaksanakan proses kehidupan mengikuti perkembangan regulasi baru
sehari-hari juga harus berbudaya, dan globalisasi.
dalam arti bahwa pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilannya harus 3) Penerapan Nilai Persatuan Indonesia
tetap memegang nilai-nilai norma- Penerapan Nilai Persatuan
norma yang ada dimasyarakat sesuai Indonesia yang dilakukan oleh Dinas
dengan kearifan lokal. Pendidikan Kota Semarang dalam
Secara khusus dapat mengatasi problematika pendidikan
diuraikan makna dari penjabaran Visi yang muncul dalam pelaksanaan
Pendidikan Kota Semarang adalah program dan kegiatan, dapat di lihat
sebagai berikut: dari 2 (dua) Strategi yang dilaksanakan
a) Pendidikan Berkualitas : memiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang,
nilai lebih dari standar Pendidikan yaitu :
yang ada atau setara dengan a. Strategi Kesinambungan
Pendidikan kota besar lainnya di Strategi Kesinambungan ini
Indonesia, serta masyarakat dapat bertujuan untuk mewujudkan
merasakan pelayanan Pendidikan serangkaian kegiatan pembangunan
yang layak sesuai dengan jenjang pendidikan yang berkelanjutan,
atau jenis Pendidikan yang dengan jalan mengantisipasi segala
dibutuhkannya sehingga mampu gejala dan dampak perkembangan
menghasilkan SDM yang menguasai penyelenggaraan pendidikan melalui
imtaq dan iptek. tugas dan fungsi yang terkoordinasi,
b) Pendidikan Berbudaya: suatu kondisi tersinkronisasi serta terintegrasi
dimana Pendidikan yang secara proporsional. Hal ini
diimplentasikan tetap menjunjung dikarenakan beberapa program dan
tinggi nilai agama, moral/etika,

8
kegiatan bidang pendidikan yang kerja yang sesuai dengan kebutuhan
selalu teranggarkan tahunan. pasar kerja.

b. Strategi Interkoneksitas 5) Penerapan Nilai Keadilan Sosial Bagi


Strategi ini bertujuan untuk Seluruh Rakyat Indonesia
memaduserasikan serangkaian Penerapan Nilai Keadilan
kegiatan pembangunan pendidikan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
pada pendidikan kejuruan dan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
dengan pemangku kepentingan Kota Semarang dalam mengatasi
pembangunan pendidikan serta problematika pendidikan yang muncul
kegiatan yang bersumber dana dan dalam pelaksanaan program dan
berasal dari pemerintah dan kegiatan, dapat di lihat dari Strategi
pemerintah propinsi maupun instansi Pemerataan yang dilaksanakan oleh
negeri lainnya, melalui Dinas Pendidikan Kota Semarang.
pengembangan dan penyempurnaan Strategi Pemerataan adalah
berbagai mekanisme dan prosedur suatu strategi yang menonjolkan
pengelolaan pembangunan persamaan pembangunan pendidikan
pendidikan pada beberapa aspek dilihat dari
wilayah, anak usia sekolah dan
4) Penerapan Nilai Kerakyatan Yang jenjang yang bertujuan mengurangi
Dipimpin Oleh Hikmat kesenjangan serta menjaga
Kebijaksanaan Dalam keseimbangan pembangunan
Permusyawaratan/Perwakilan pendidikan pada semua jenjang dan
Penerapan Nilai sila ke-4 jenis pendidikan. Utamanyanya pada
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh pemerataan akses mendapatkan
Hikmat Kebijaksanaan Dalam pelayanan pendidikan dasar bagi
Permusyawaratan/Perwakilan yang masyarakat.
dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Kota Semarang dalam mengatasi KENDALA DALAM PRAKTEK
problematika pendidikan yang muncul PENERAPAN NILAI-NILAI
dalam pelaksanaan program dan PANCASILA DAN SOLUSI UNTUK
kegiatan, dapat di lihat dari Strategi MENGATASINYA
Pemberdayaan Masyarkat yang Kendala yang dialami oleh Dinas
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pendidikan Kota Semarang dalam
Kota Semarang. melaksanakan visi dan misi pendidikan
Strategi Pemberdayaan periode tahun 2010-2015 diantaranya
Masyarkat adalah suatu strategi yang muncul berbagai problematika.
mendorong masyarakat agar ikut aktif Problematika yang dialami tersebut, tidak
mengembangkan dan pengelolaan jauh berbeda dengan kota-kota besar
pendidikan secara profesional yang lainnya. Problematika tersebut secara makro
dapat menghasilkan SDM yang dapat dirumuskan seperti berikut :
berkualitas. Serta membangun 1) Belum optimalnya kemampuan dan
kerjasama antar lembaga pendidikan, kesiapan SDM dalam menjalankan
institusi pasangan dan stake holder kebijakan desentralisasi Pendidikan,
lainnya, sehingga tersedianya tenaga mengingat sejak otonomi daerah
regulasi Pendidikan bergulir terus dan

9
sering berganti. kokoh (Staat Fundamentalnorm).
2) Kurang optimalnya sekolah untuk Konsekuensi bahwa Pancasila sebagai Staat
mengatur sendiri penyelenggaraan Fundamentalnorm adalah Pancasila
Pendidikan sesuai dengan semangat mengandung nilai-nilai pokok yang kuat
daerah atau kearifan local berdasar sehingga dijadikan sebagai dasar untuk
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). mengatur penyelenggaraan negara disegala
3) Masih rendahnya pemahaman dan bidang kehidupan termasuk bidang
pengalaman pengelolaan keuangan pendidikan. Pelaksanaan dari konsekuensi
sekolah sesuai regulasi (PP 48 Tahun Pancasila sebagai Staat Fundamentalnorm
2008 tentang Pendanaan Pendidikan). di Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam
4) Disparitas kualitas sekolah dan menyelenggarakan aktivitasnya, bertolak
pendidik, antara sekolah di tengah kota dari hasil penelitian di atas sudah
dengan di wilayah pinggiran kota. dilaksanakan sebagaimana mestinya,
5) Masih rendahnya pemahaman walaupun di dalam pelaksanaanya muncul
masyarakat berpartisipasi dalam berbagai kendala yang dialami.
pendanaan Pendidikan. Kendala yang dialami dalam praktek
6) Sarana dan prasarana sekolah masih ada penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam
yang tidak sesuai dengan kebutuhan mengatasi problematika pendidikan, terjadi
sesuai Standar Nasional Pendidikan. pada: 1). Nilai Kemanusiaan Yang Beradab,
Selain yang tersebut di atas, 2). Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
berdasarkan evaluasi pencapaian kinerja Hikmat Kebijaksanaan Dalam
tahun 2011 terhadap RPJMD Tahun 2010 Permusyawaratan/Perwakilan, dan 3). Nilai
sampai dengan Tahun 2015 juga dapat Keadilan Sosial Bagi Rakyat Indonesia,
ditemukan 1 (satu) kendala yaitu belum yang dapat dipliah dan dijabarkan sebagai
tercapainya Program Pendidikan Non berikut:
Formal dengan indikator Akreditasi PKBM. 1. Penerapan Nilai Kemanusiaan Yang
Dari kendala yang muncul di atas, Adil Dan Beradab
solusi yang dilakukan Dinas Pendidikan Nilai Kemanusiaan yang adil
Kota Semarang masih sama namun kadar dan beradab dalam bidang Pendidikan
prosentasenya lebih ditekan dan lebih dan kebudayaan merupakan upaya
terkonsentrasi, yaitu tetap menerapkan menjadikan manusia Indonesia
Nilai-Nilai Pancasila dalam mengatasi seutuhnya untuk menjalani kehidupan
kendala yang ada dalam berbagai bentuk sehari-hari,sebagai makhluk Individu
strategi antara lain strategi akselerasi, dan Sosial. Dengan melihat bahwa:
strategi kesinambungan, interkoneksitas, 1) Dalam menjalankan kebijakan
strategi pemberdayaan masyarakat dan desentralisasi Pendidikan, mengingat
strategi pemerataan, . sejak otonomi daerah regulasi
Pendidikan bergulir terus dan sering
PEMBAHASAN berganti, mengakibatkan sumber
Bertolak dari hasil penelitian di atas, daya manusianya belum siap dan
dapat diuraikan suatu pembahasan bahwa optimal;
Pancasila adalah sebagai dasar negara 2) Sekolah untuk mengatur sendiri
(Philosophische Grondslag) dan atau penyelenggaraan Pendidikan sesuai
ideologi negara (Staat Side), artinya bahwa dengan semangat daerah atau
Negara Indonesia berdiri di atas norma yang kearifan local berdasar Manajemen
tertib, fundamen yang kuat, serta dasar yang Berbasis Sekolah (MBS) kurang

10
optimal; upaya menjadikan manusia Indonesia
3) Masih rendahnya pemahaman dan untuk menjamin terselenggaranya
pengalaman pengelolaan keuangan penddikan yang merata dan bermutu
sekolah sesuai regulasi (PP 48 Tahun bagi seluruh bangsa serta menjamin
2008 tentang Pendanaan penghapusan segala bentuk
Pendidikan), kurang optimal; diskriminasi dan bias gender serta
menunjukkan bahwa ini adalah terlaksananya pendidikan untuk semua
merupakan suatu kendala dalam dalam rangka mewujudkan masyarakat
penerapan Nilai Pancasila sila ke-dua yang berkeadilan. Dengan melihat
yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan bahwa:
Beradab, sehingga hasil 1) Terjadi disparitas kualitas sekolah
pencapaianya belum optimal dan dan pendidik, antara sekolah di
belum sesuai tujuan nasional. tengah kota dengan di wilayah
pinggiran kota.
2. Penerapan Nilai Kerakyatan 2) Sarana dan prasarana sekolah masih
Yang Dipimpin Oleh Hikmat ada yang tidak sesuai dengan
Kebijaksanaan Dalam kebutuhan sesuai Standar Nasional
Permusyawaratan/Perwakilan Pendidikan.
Nilai Kerakyatan Yang menunjukkan bahwa ini adalah
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan merupakan suatu kendala dalam
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan penerapan Nilai Pancasila sila ke-
dalam bidang pendidikan dan lima yaitu Keadilan Sosial Bagi
kebudayaan merupakan upaya Seluruh Rakyat Indonesia, sehingga
menjadikan manusia Indonesia untuk hasil pencapaianya belum optimal
membentuk manusia yang memahami dan belum sesuai tujuan nasional.
dan menerapkan prinsip-prinsip Berdasarkan uraian di atas
kerakyatan dan demokrasi dalam dapat diketahui bahwa praktek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
dan bernegara. pelaksanaanya masih ditemukan
Dengan melihat masih beberapa kendala. Kendala penerapan
rendahnya pemahaman masyarakat yang terjadi tersebut diantanya terjadi
berpartisipasi dalam pendanaan pada: 1). Nilai ke-dua yaitu
Pendidikan menunjukkan bahwa ini kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah merupakan suatu kendala dalam yang diterapkan pada strategi
penerapan Nilai Pancasila sila ke-empat akselerasi, 2). Nilai ke-empat yaitu
yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, sehingga Permusyawaratan/Perwakilan yang
hasil pencapaianya belum optimal dan diterapkan dalam strategi
belum sesuai tujuan nasional. pemberdayaan masyarakat, dan 3).
Nilai ke-lima yaitu Keadilan Sosial
3. Penerapan Nilai Keadilan Sosial Bagi Bagi Rakyat Indonesia yang diterapkan
Seluruh Rakyat Indonesia pada strategi pemerataan.
Nilai Keadilan Sosial Bagi Oleh karena Pancasila adalah
Seluruh Rakyat Indonesia dalam bidang merupakan Staat Fundamentalnorm,
pendidikan dan kebudayaan merupakan maka Solusi yang diupayakan untuk

11
mengatasi kendala dalam praktek yang diterapkan pada strategi
penerapan Nilai-Nilai Pancasila untuk pemerataan, dan solusi yang ditempuh
mengatasi problematika pendidikan, untuk mengatasi kendala tersebut adalah
adalah tetap dan tidak akan pernah bahwa oleh karena Pancasila adalah
berubah yaitu dengan menerapkan merupakan Staat Fundamentalnorm,
Nilai-Nilai Pancasila kembali namun maka tetap dan tidak akan pernah
lebih terkonsentrasi pada praktek berubah yaitu dengan menerapkan
penerapan nilai yang belum optimal Nilai-Nilai Pancasila namun lebih
yaitu 1). Nilai Kemanusiaan Yang terkonsentrasi pada penerapan nilai
Beradab, 2). Nilai Kerakyatan Yang yang belum optimal, sehingga
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan ditekankan pada strategi akselerasi,
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, strategi pemberdayaan masyarakat dan
dan 3). Nilai Keadilan Sosial Bagi strategi pemerataan
Rakyat Indonesia, sehingga
penekanannya adalah pada strategi SARAN
akselerasi, strategi pemberdayaan Betolak dari pembahasan di atas maka
masyarakat dan strategi pemerataan. dapat ditarik kesimpulan, antara lain sebagai
berikut:
KESIMPULAN 1. Untuk mengatasi setiap problematika
Betolak dari pembahasan di atas maka pendidikan seharusnya selalu
dapat ditarik kesimpulan, antara lain sebagai menerapkan nilai-nilai Pancasila, karena
berikut: Pancasila merupakan Staat
1. Praktek penerapan nilai-nilai Pancasila Fundamentalnorm yang secara normatif
dalam mengatasi problematika merupakan dasar dari setiap aktivitas
pendidikan guna mencapai tujuan penyelenggaraan urusan kenegaraan.
nasional yang dilakukan oleh Dinas 2. Untuk praktek penerapan nilai-nilai
Pendidikan Kota Semarang Pancasila dalam mengatasi problematika
dilaksanakan dalam berbagai strategi pendidikan sesulit apapun perlu usaha
antara lain strategi akselerasi, strategi yang keras untuk menemukan solusi
kesinambungan, interkoneksitas, yang tepat, dibutuhkan kerjasama dari
strategi pemberdayaan masyarakat dan berbagai pihak serta yang terpenting
strategi pemerataan. dibutuhkan sumber daya manusia yang
2. Dalam praktek penerapan nilai-nilai dipenuhi dengan sifat religius, humanis,
Pancasila dalam pelaksanaanya masih nasionalis, demokratis dan sosialis guna
ditemukan beberapa kendala. Kendala mencapai tujuan nasional.
penerapan yang terjadi tersebut
diantanya terjadi pada: 1). Nilai ke-dua DAFTAR PUSTAKA
yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab yang diterapkan pada strategi BUKU
akselerasi, 2). Nilai ke-empat yaitu
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hasan, Iqbal, (2002). ”Metodologi
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Penelitian dan Aplikasinya“, Jakarta
Permusyawaratan/Perwakilan yang : Ghalia Indonesia.
diterapkan dalam strategi pemberdayaan Mochtar Buchori, 1994. Spektrum
masyarakat, dan 3). Nilai ke-lima yaitu Problematika Pendidikan di
Keadilan Sosial Bagi Rakyat Indonesia

12
Indonesia. Yogyakarka: Tiara Data Balitbang Depdiknas (1998).
Wacana Yogya litbang.kemdikbud.go.id
Nazir, Muhammad, (2003). ” Metode Data Balitbang Departemen Pendidikan
Penelitian “, Jakarta : Ghalia Nasional dan Direktorat Jenderal
Indonesia, Binbaga
Oesman Oetoyo, dkk. (1992). Pancasila Departemen Agama tahun (2000).
Sebagai Ideologi Dalam Berbagai litbang.kemdikbud.go.id
Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Data Balitbang Depdiknas (2003).
Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: litbang.kemdikbud.go.id
BP7 Pusat http://manajemenmututerpaduku.wordpress.
Pidarta, Prof. Dr. Made. (2004). Manajemen com/2012/04/08/penyebab-
Pendidikan Indonesia. Jakarta. PT rendahnya-kualitas-pendidikan-di-
Rineka Cipta. indonesia/
Soekanto, Soerjono. (1986). Pengantar http://bagusyogohutomo.blogspot.com/2013/
Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press 05/fokus-utama-pendidikan-
Setiadi, Elly M. (2003); Panduan Kuliah indonesia.html
Pendidikan Pancasila Untuk http://www.tempo.co/read/news/2013/02/11/
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. 079460436/Gerakan-Anti-Putus-
Gramedia Pustaka Utama Sekolah-Dimulai-Tahun-Ini
Sukmadinata, Nana Syaudih, (2006). ” http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php
/read/cetak/2008/04/01/7101/Jumlah-
Metode Penelitian” , Bandung :
Anak-Putus-Sekolah-Melonjak-
Rosdakarya
Sumber:
............................................., (1997).
http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-
"Pengembangan Kurikulum Teori &
pendidikan, Diposkan oleh Sudarma
Praktek. Bandung: Remaja
Yamko, SPd.H di 07.05; di akses
Rosdakarya
tanggal 23-01-2013
Suteng Sulasmono, Bambang, dkk. (2002);
http://van88.wordpress.com/makalah-
Mengkaji Ulang Dasar Negara
permasalahan-pendidikan-di-
Pancasila (Materi Pendidikan
indonesia/
Pancasila). Salatiga: Pusat Penelitian
http://1octo.wordpress.com/2013/02/05/rend
Dan Pengembangan
ahnya-kualitas-guru/
Kewarganegaraan Dan Demokrasi
http://anomsblg.wordpress.com/profesi-
Jurusan Studi PPKn - FKIP - UKSW
kependidikan/peran-guru-dalam-
pembelajaran/
UNDANG - UNDANG
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-
Undang-Undang Dasar Negara Republik
publik-kurikulum-2013-4
Indonesia Tahun 1945
http://rositaoktavianirusma.blogdetik.com/2
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2002
009/11/07/sejarah-kurikulum-
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
indonesia/
http://gontor2007.blogspot.com/2012/06/pen
INTERNET
gertian-kurikulum-menurut-para-
http://blog.umy.ac.id/arumcreat/2012/10/11/
ahli.html
masalah-pendidikan-buruknya-
http://m.merdeka.com/uang/lima-kondisi-
kualitas-pendidikan-di-indonesia/
kritis-infrastruktur-nasional-
kaleidoskop-2012.html

13
14

Anda mungkin juga menyukai