Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MODEL-MODEL MANAJEMEN DAKWAH


Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar manajemen dakwah
Dosen Pengampu : Dr. H. Asep Iwan Setiawan. S.Sos.

PENYUSUN
Riska Ratna Dewi (1204030092)
Rizal Fathurrohman (1204030093)
Robby Rahman Hadi (1204030094)
Siti Alizah Insani Nur Kamilah (1204030101)
Siti Marhamah (1204030103)
Syergi Dziasyafiq (1204030107)
Tedy irawan (1204030109)

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
perkuliahan Dasar-dasar manajemen dakwah yang berjudul “Model-model aplikasi
Manajemen Dakwah”.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan
lebih dan bermanfaat bagi para pembaca, kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami
harapkan dari dosen pembimbing bapak Dr. H. Asep Iwan Setiawan. S.Sos. dan
dari para pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai kita semua.

Bandung, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB l PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1-3
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................4
BAB ll PEMBAHASAN .........................................................................................5
A. PENGERTIAN ...........................................................................................5
B. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN ......................................................... 5-6
C. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN DAKWAH .........................................7
D. FUNGSI MANAJEMEN ....................................................................... 7-9
E. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN DAKWAH ............................... 9-10
F. MODEL MANAJEMEN STRATEGI DAKWAH .......................... 10-12
G. PENGAPLIKASIAN MODEL MANAJEMEN DAKWAH PADA
LEMBAGA BAITUL MAL WAT TAMWIL ................................. 12-15
BAB lll PENUTUP ...............................................................................................16
A. KESIMPULAN.........................................................................................17
B. SARAN ......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

ii
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen secara etimologis berasal dari bahasa inggris, management
yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya manajemen
adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oeh individu atau kelompok dalam
upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Arab istilah
manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzim, yang merupakan suatu
tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada
tempatnya.
Pengertian tersebut dalam sekala aktivitas juga dapat diartikan sebagai
aktivitas menertibkan, mengatur dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang,
sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan merapikan segala sesuatu yang
ada di sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras
dan serasi dengan yang lainnya. Sedangkan secara terminologi terdapat banyak
definisi yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu “The process of planing,
organizing,leading,and controling the work of organization members and of using
all availeabel organizational resources to reach stated organizatonal goals”. Sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap para anggota orgaisasi
serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih
tujuan organisasi yang telah di tetapkan.

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u'
da'wan, du'a, yang diartikan sebagai upaya mengajak, menyeru, memanggil, seruan,
permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah
tabligh, amr ma'ruf nahyi munkar, mau'idzah hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah,
tarbiyah, ta'lim, dan khatbah. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan makna
dakwah islam yaitu sebagai kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang
lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah dijalan-Nya serta
berjuang bersama meninggikan agama Allah.
Dari definisi manajemen dan dakwah tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pengertian Manajemen dakwah yaitu sebagai pproses perencanaan tugas,

1
2

mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana


dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakan ke arah tujuan
dakwah. Inilah yangmerupakan inti dari manajemen dakwah, yaitu sebuah
pengaturan secara sistematik dan koordinatif dalam kegiatan atau aktifitas dakwah
yang dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.1
Sebagai lembaga dakwah tentu kegiatan atau program dakwah merupakan
prioritas yang utama, karenanya semua itu merupakan tugas dan sebagai sumber
poros berjalannya lembaga tersebut. Peran dakwah sebagai salah satu bentuk untuk
merubah seseorang menjadi lebih baik, tentu sangatlah dibutuhkan di setiap lapisan
masyarakat karena sebagai benteng diri dalam menghadapi kemerosotan moral
yang akhir-akhir ini sudah banyak terjadi. Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja
Masjid merupakan salah satu lembaga dakwah yang lebih bergerak pada tataran
generasi muda Islam. Disadari atau tidak, ternyata BKPRM mampu memberikan
sentuhan yang berbeda untuk dapat menciptakan generasi muda Islam yang lebih
baik dan berbasis pada masjid. Dalam segala bentuk pengaplikasian kegiatan
dakwahnya yang dilakukan, disini manajemen menjadi alat yang sangat dibutuhkan
untuk mengatur pada setiap lini kegiatan dakwah yang sudah terprogram. Tentu
dengan adanya manajemen, SDM yang ada mampu bekerja secara maksimal dan
program atau kegiatan yang sudah direncanakan akan berjalan secara efektif
(berdaya guna) dan efisien (berhasil guna).
Pada zaman modern sekarang ini boleh dikatakan tidak ada suatu usaha
kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak
mempergunakan manajemen. Maka usaha dakwah yang lebih luas dan complicated
dibandingkan dengan kegiatan bussiness, tentulah tidak dapat berjalan secara
efektif dan efisien, apabila tidak disertai dengan manajemen Islam merupakan salah
satu dorongan yang bersifat rohani yang menimbulkan untuk senantiasa aktif dalam
melakukan kegiatan dakwah. Dakwah sebagai ajakan juga bisa dilihat dari peranan
budaya yang dapat dilihat bagaimana komunikasi terhadap budaya itu sen5diri
dilihat dari berbagai level, komunikator, level keluarga, komunikasi antar pribadi,
orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan ras serta komunikasi antar kelompok,
komunikasi organisasi, komunikasi politik tingkat nasional dan internasional.
Maka suatu organisasi atau lembaga dakwah merupakan pilihan positif
dalam rangka pembinaan ajaran Islam yang Rahmatanlil’alamin, terlebih konteks
ini mengarah kepada para pemuda atau remaja. Contohnya seperti badan remaja
1
http://ririgusriani.blogspot.com/2013/05/definisi-manajemen-dakwah.html
3

masjid, dimana hal tersebut mampu memberikan wadah yang positif yaitu
kreatifitas dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama sebagai penggerak
semua aktivitas. Manajemen berperan sebagai alat untuk membantu terlaksananya
dakwah agar lebih efektif dan efisien. Di mana sumber daya manusia sebagai poros
dan mengerucut pemuda sebagai pelaku utamanya.dalam mengembangkan dakwah
adalah pemuda yang memiliki iman yang mantap, ilmu yang memadai dan amal
yang ihsani. Ketiganya harus menyatu pada diri pemuda yang akan
mengembangkan dakwah Islam. Ilmu berguna memperkaya pengetahuan dan
menjadi faktor komplementer dari pemaknaan terhadap keimanan dan kehidupan,
dan amal merupakan upaya keteladanan sebagai juru dakwah yang akan menjadi
tuntunan (orang yang didakwahi).
Kemudian ada juga Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha
mandiri terpadu yang isinya berintikan bayl al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu,
Baitul Mal Wat Tanwil juga bisa menerima titipan zakat, infak dan sedekah, serta
menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.
Perkataan dakwah secara etimologis (kebahasaan) merupakan bentuk
mashdar dari kata da’a, yad’u, da’watan yang berarti memanggil, menundang,
mengajak, mendorong dan menghimpun manusia untuk suatu perkara dan
menganjurkan untuk mengamalkannya untuk itu, penerapan manajemen pada
kegiatan dakwah dianggap perlu dan kedepan harus mengantarkan terbinanya
solidaritas dan kerja sama dalam menyelesaikan persoalan umat terutama pada
kaum muda yang memang merupakan bibit generasi Islam yang didambakan
nantinya. Untuk itu, koordinasi menyeluruh antar organisasi bidang dakwah harus
terwujud. Jika kepercayaan bisa diwujudkan, maka dakwah kolaboratif bisa
terwujud. Oleh karena itu hakikat dakwah Islam telah berlangsung lama yang
intinya adalah sebuah proses dan upaya tabligh dalam arti menyampaikan
kebenaran ajaran agama untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik.
4

B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang dan pengertian model-model aplikasi manajamen dakwah?
2. Bagaimana unsur-unsur dan fungsi manajemen dakwah?
3. Apa prinsip-prinsip manajemen dakwah dan model manajemen dakwah?
4. Bagaimana pengaplikasian model manajemen dakwah dalam lembaga Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang dan pengertian model-model aplikasi
manajamen dakwah
2. Untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur dan fungsi manajemen dakwah
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen dakwah dan model manajemen
dakwah
4. Untuk mengetahui bagaiamana pengaplikasian model manajemen dakwah
dalam lembaga Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian, secara universal
merupakan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang
tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit. Secara etimologis,
kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Serta pada kesimpulannya adalah
sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-
upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan George R. Terry yang pernyataannya
dikutip oleh Mochtar Effendi, dengan mengemukakan bahwa manajemen adalah
suatu tindakan perbuatan seorang yang berhak menyuruh orang lain mengerjakan
sesuatu, sedangkan tanggung jawab tetap di tangan yang memerintah.Manajemen
sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu. Hal ini dikemukakan oleh A. W.
Widjaya dengan mengatakan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu, yaitu
seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, penyusunan, dan
pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata
mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi
menerangkan fenomena-fenomena, gejala-gejala, kejadian-kejadian dan
keadaanMary Parker Follet juga mendefinisikan manajemen sebagai seni, yaitu
dimana dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan dengan melalui orang lain.
Hal ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi
melalui pengaturan-pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang
mungkin diperlukan. Sedangkan manajemen dikatakan sebagai ilmu,
karenamenurut Gullick manajemen telah memenuhi persyaratan bidang ilmu.

B. Unsur-unsur Manajemen

Unsur-Unsur Manajemen pada umumnya seperti yang telah diketahui bahwa


untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, maka sangat diperlukan sekali
adanya fasilitas atau sarana-sarana alat kerja yang disebut juga sumber atau unsur-
unsur manajemen. Unsur-unsur-unsur tersebut dikenal dengan 6M, yaitu man,
money, materials, machines, method, dan markets.

5
6

a) Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Serta dalam diri manusia terdapat potensi
berupa akal, daya fikir, daya hayal, dan berbagai daya yang memungkinkan akan
terbentuknya berbagai macam inspirasi
b) Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan alat pengukur nilai, besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
c) Materials (Bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi atau bersumber pada sumber daya alam
yang dikelola. Dalam dunia usaha untuk mencapai yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-
materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan,
tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
d) Machines (Mesin)
Dalam menopang manajemen, mesin menjadi pembantu dalam
terselenggaranya kegiatan manajemen. Tanpa adanya mesin proses manajemen
akan berjalan lambat dan sulit diwujudkan. Karena penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efisiensi kerja.
e) Methods (Metode)
Metode adalah cara yang digunakan untuk mewujudkan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode atau
cara sangat menentukan kelancaran roda manajemen dalam organisasi, dengan
metode yang tepat akan menghasilkan output yang bagus sehingga menguntungkan
bagi yang menggunakanya.
f) Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting, sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses
kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli kemampuan konsumen.
7

C. Unsur-unsur Manajemen Dakwah

1) Perencanaan dakwah
Tahap ini meliputi membuat susunan materi dakwah yang akan disampaikan
kepada Mad’u. dan juga membuat susunan acara yang akan dilakukan mulai dari
awal hingga akhir acara tersebut.
2) Pengorganisasian dakwah
Tahap ini merupakan, tahap yang dimana segala anggota penyelenggara acara
berkumpul bersama dan saling bekerja sama dengan harapan tujuan dakwah
tersebut bisa sukses.
3) Penggerakkan dakwah
Tahap ini merupakan di mana segala anggota yang terlibat, menjalankan
tugasnya masing-masing sesuai dengan perencanaan kegiatan dakwah yang telah
dibuat bersama.
4) Pengendalian dakwah
Tahap ini merupakan suatu upaya mengatur jalannya acara, agar acara tersebut
berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat bersama. Jadi situasi
acaranya bisa terkendali.
5) Evaluasi dakwah
Tahap ini merupakan suatu upaya melihat hasil / feedback yang diberikan
mad’u, setelah mad’u tersebut menerima pesan dakwah yang disampaikan oleh
Da’i .

D. Fungsi Manajemen

Manajemen adalah proses yang khas untuk mengatur kelangsungan


kegiatan, karena dengan adanya manajemen maka terdapat mekanismeyang
menjamin untuk menyelesaikan kewajiban dan mendapatkan hasil baru sesuai
dengan proses yang teratur. Sebuah organisasi atau aktivitas jika dilaksanakan
dengan manajemen dengan manajemen dapat diketahui secara utuh kapasitas
kemampuannya dan menunjukkan jalan yang paling utuh untuk mewujudkan
tujuan-tujuannyaAdapun fungsi manajemen disini hanya dipaparkan satu pendapat
saja yang mana secara umum telah dipergunakan dalam berbagai instansi atau
lembaga yaitu menurut pendapat M. Manulang adalah perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan.
a) Perencanaan (Planning)
8

Rencana merupakan pokok dasar yang harus dimiliki dari setiap organisasi
maupun lembaga. Karena dengan adanya rencana program apapun yang sudah
tertera pasyi dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan harapan yang
sudah ditentukan.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Sarwoto memberikan pengertian pengorganisasian secara umum yang
diartikan adalah sebagai keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-
alat, tugas tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehinga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
c) Penggerakkan (Actuating)
Penggerakkan adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan suatu organisasi
menjadi “berjalan”, George R. Terry memberikan definisi penggerakan ini sebagai
“tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha
untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dari
usaha-usaha organisasi”.
d) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan mengandung arti penjagaan stabilitas guna mencapai
keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus selalu merubah apa yang
dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur
pelaksanaan. Menurut prosesnya maka pengawasan terdiri dari kegiatan-kegiatan
antara lain :
1) Menentukan standar sebagai suatu ukuran pengawasan.
2) Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya operasi berdasarkan rencana
yang ditentukan.
3) Penafsiran dan perbandingan hasil yang ada dengan standar yang diminta.
4) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.
5) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang telah terjadiTahapan dan
Penerapan Manajemen
Manajemen diperlukan sebagai upaya agar segala kegiatan yang dilakukan
berjalan efektif dan efisien. Agar manajemen yang dilakukan mengarah kepada apa
yang diharapkan, ada beberapa fungsi yang sudah diketahui sebelumnya yaitu
adanya perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan atau implementasi, serta
pengendalian atau pengawasan.
9

Agar manajemen dapat berjalan dengan mulus serta dapat bekerja ekstra di
setiap lini maka dibutuhkan tahapan manajemen dari tingkat teratas sampai
terbawah, pelaksanaan ini dapat berlangsung dalam wilayah kerja masing-masing
namun berkewajiban untuk saling berkomunikasi.2

E. Prinsip-prinsip Manajemen Dakwah

1. Prinsip Konsolidasi
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap organisasi dakwah harus selalu
dalam keadaan mantap dan stabil, jauh dari konflik, dan terhindar dari perpecahan,
baik lahiriah maupun batiniah.
2. Prinsip Koordinasi
Prinsip ini berarti organisasi dakwah harus mampu memperlihatkan kesatuan
gerak dalam satu komando. Ketertiban dan keteraturan merupakn ciri khasnya,
karena prinsip koordinasi mengisyaratkan betapapun banyaknya pembagian
kelmpok kerja dan jauhnya rentang kendali dalam medan yang luas, namun denyut
nadinya tetap satu.
3. Prinsip Tajdid
Prinsip ini memberi pesan bahwa organisasi dakwah harus selalu tampil prima
dan energik, penuh vitalitas dan inovatif. Personal – personalnya harus cerdas dan
pintar membaca kemajuan zaman.tapi semua itu tetap dalam konteks perpaduan
iman, ilmu, dan amal.
4. Prinsip Ijtihad
Prinsip ini melahirkan ruh jihad dalam arti menyeluruh melalui
penyalahgunaan nalar, rasio, dan logika yang memadai dalam mencari interprestasi
baru baik isi kandungan al – Quran dan as sunnah. Ijtihad dalam pengertian
sesungguhnya adalah mencari berbagai terobosan hukum sebagai jalan keluar
untuk mencapai tujuan, sehingga ijtihad mampu memberikan jawaban terhadap
bermacam – macam persoalan kehidupan umat dari berbagai dimensi, baik politik,
sosial, maupun ekonomi.
5. Prinsip Pendataan dan Kaderisasi
Prinsip ini mengingatkan bahwa setiap organisasi dakwah harus berusaha
mendapatkan dukungan dana yang realistic dan diusahakan secara mandiri dari
sumber – sumber yang halal dan tidak mengikat. Disamping itu, organisasi dakwah
dengan manajemen yang baik juga harus kader yang andal dan propesional,

2
https://text-id.123dok.com/document/4yr3vxlvy-penerapan-manajemen-dalam-dakwah.html
10

sehingga tidak terjadi kevakuman gerak dari waktu ke waktu. Kader yang
diamkasud harus terdiri dari tenaga – tenaga yang beriman dan bertakwa, berilmu,
berakhlak dan bermental jihad.
6. Prinsip Komunikasi
Prinsip ini memberikan arah bahwa setiap organisasi dakwah, pengelolaannya
harus komunikatif dan persuasif, karena dakwah sifatnya mengajak. Meskipun
esensi dakwah menyampaikan kebenaran dan kebenaran itu kadang kala keras dan
pahit, namun dalam penyampaiannya tetap dituntut bijaksana dan dengan bahasa
komunikasi yang mengena, sehingga betapapun pahitnya, umat tidak antipat
melainkan tetap dapat menerima dan memahami dengan akal yang sehat.
7. Prinsip Integral dan Komprehensif
Prinsip ini mengingatkan kepada kita bahwa pelaksanaa kegiatan dakwah tidak
hanya terpusat di masjid atau di lembaga – lembaga keagamaan semata, akan tetapi
harus integrasi dalam kehidupan umat dan menyentuh kebutuhan yang menyeluruh
dari segenap strata sosial masyarakat.
8. Prinsip penelitian dan pengembangan
Kompleksitas permasalahn umat harus menjadi kajian dakwah yang
mendalam. Karena dakwah akan gagal bila saja sudut pandang hanya terpusat pada
satu sisi.
9. Prinsip sabar dan Istiqomah
Nilai – nilai sabar dan istiqomah yang digerakkan denagn landasan iman dan
takwa dapat melahirkan semangat dan potensi rohanaih yag menjadikan dakwah
sebagai kebutuhan umat.3

F. Model Manajemen Strategi Dakwah


Manajemen strategi berawal dari mengidentifikasi visi organisasi yang
sudah ada, misi, tujuan, dan strategi adalah titik awal yang logis untuk manajemen
strategis karena situasi sekarang perusahaan dan kondisi dapat menghalangi strategi
tertentu dan bahkan mungkin mendikte tindakan tertentu. Setiap organisasi
memiliki visi, misi, tujuan, dan strategi,bahkan jika unsur-unsur ini tidak sadar
dirancang, ditulis, atau dikomunikasikan. Proses dan Tahapan Manajemen Strategi
David (2011:6) menjelaskan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari tiga
tahapan, yaitu :
a) Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

3
https://dhanda11april.wordpress.com/materi-kuliah/manajemen-dakwah/
11

Perumusan strategi adalah tahap awal pada manajemen strategi, yang


mencakup mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang eksternal
organisasi dan ancaman, menentukan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih
strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
b) Implementasi Strategi (Strategy Implemented)
Implementasi strategi adalah tahap selanjutnya sesudah perumusan strategi
yang ditetapkan. Penerapan strategi ini memerlukan suatu keputusan dari pihak
yang berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan,
menyusun kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya
sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan
pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang
efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan budget,
mengembangkan dan utilisasi sistem informasi serta menghubungkan kompensasi
karyawan terhadap kinerja organisasi.
c) Evaluasi Strategi (Strategy Evaluation)
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis.Manajer sangat
membutuhkan untuk tahu kapan strategi tertentu tidak bekerja dengan baik;
Evaluasi strategi adalah alat utama untuk memperoleh informasi ini. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan penilaian atau melakukan proses evaluasi strategi. Dalam
penilaian strategi terdapat tiga aktivitas penilaian yang mendasar, yaitu:
Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi
strategi saat ini, Pengukuran kinerja, dan Pengambilan langkah korektif. Penilaian
strategi sangat diperlukan oleh suatu perusahaan karena strategi yang berhasil
untuk saat ini tidak selalu berhasil untuk di masa yang akan datang.
Kontekstualisasi manajemen strategi dengan dakwah di era masa kini. Umat
Islam memiliki jumlah pengikut terbanyak di Indonesia. Sekitar sembilan puluh
persen, ia merupakan bagian yang paling dominan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, bersama-sama dengan umat beragama lain mereka hidup berdampingan
dan bergaul. Mengadakan kontak sosial di antara mereka, berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain. Dalam proses interaksi tersebut terjadi saling
mepengaruhi dan saling bersaing serta berkompetisi satu sama lainnya. Dalam
persaingan tersebut termasuk di dalamnya persaingan dalam menguasai peranan
penting di masa depan. Siapapun yang mampu mempersiapkan masa depan dengan
baik dan cermat maka ia yang akan menguasai kehidupan masa depan itu, karena
12

ia dengan seksama telah mempersiapkan kader-kader terbaik mereka yang akan


berperan dalam kehidupan yang akan datang. Begitu pula sebaliknya siapapun
yang mengabaikan masa depan, maka ia akan terpinggirkan dan tidak akan
mengambil peran dalam posisi penting di masa yang akan datang. Dakwah yang
notabene adalah bagian dari aktivitas dalam mentransformasi pemahaman tentang
Islam maka dakwah dirasa penting untuk menggunkan strtegi-strategi yang dapat
berbaur dengan kondisi masyarakat masa kini.

G. Pengaplikasian Model manajemen Dakwah pada lembaga Baitul Mal wat


Tamwil (BMT)

Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang
isinya berintikan bayl al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan
ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul
Mal Wat Tanwil juga bisa menerima titipan zakat, infak dan sedekah, serta
menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya. Selain itu BMT juga
memiliki beberapa peranan, di antaranya adalah:
1) Menjauhkan masyarakat dari ekonomi yang bersifat non Islam
2) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil
3) Melepaskan ketergantungan pada renternir
4) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. BMT
adalah kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wat
Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroprasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
Adapun Prinsip-prinsip utama BMT yaitu:
a) Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan mengemplementasikan
prinsip- prinsip syariah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata.
b) Keterpaduan (kaffah) di mana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan
menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan
berakhlak mulia.
c) Kekeluargaan (kooperatif)
d) Kebersamaan
e) Kemandirian
f) Profesionalisme
13

Penerapan Fungsi Manajemen Dakwah pada BMT, yaitu :


1) Fungsi Perencanaan
Perencanaan pada perusahaan terbagi atas dua bagian berdasarkan lamanya
waktu program berjalan,yaiitu program jangka pendek dan program jangka
panjang. Program Jangka Pendek, yaitu program kerja yang dilakukan pada
periode waktu yang relatif singkat dan hal tersebut terbagi atas dua bagian, yakni:
kelengkapan organisasi dan kesekretariatan, serta pendayagunaan hasil zakat, infaq
dan shadaqah. Periode program jangka pendek dilaksanakan selama 1 tahun,
pergantian perencanaan setiap tahunnya dilakukan setelah lebaran Idul Fitri. a)
Kelengkapan organisasi dan kesekretariatan Perencanaan kelengkapan organisasi
dan kesekretarian di BMT: penyediaan kantor sekretariat dan perlengkapannya
(termasuk kelengkapan kantor, pengangkatan personalia kantor, pembuatan
ruangan kantor, komputer, dan lain-lain), penetapan prosedur teknis administrasi,
penyusunan program kerja tiap unit, meningkatkan jumlah muzakki, dan
meningkatkan jumlah mustahiq yang dapat mengelola zakat produktif.
Kelengkapan organisasi dan kesekretariatan sudah terpenuhi walaupun masih ada
beberapa yang belum sesuai.
2) Pendayagunaan hasil zakat, infaq dan shadaqah
Perencanaan pendayaan hasil zakat, infaq, dan shadaqah di BMT
pemberdayaan ekonomi usaha kecil dan beasiswa yatim Dhu’afa, dan bantuan
kemanusiaan. Program Jangka Panjang, yaitu program kerja yang dilakukan BMT
pada periode waktu yang relatif lama dan hal tersebut terbagi atas dua bagian,
yaitu:
a) Deskripsi kerja tugas dan tanggung jawab
b) Pengembangan jasa simpan pinjam. Periode program jangka panjang
dilaksanakan selama 5 tahun.
3) Fungsi Pengorganisasian
Setiap perusahaan tentu mempunyai struktur organisasi untuk membantu
mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka
dapat diketahui dengan jelas pula tugas dan wewenang pegawai. Tujuan adanya
struktur organisasi untuk pencapaian kerja dalam organisasi yang berdasarkan pada
pola hubungan kerja serta lintas wewenang dan tanggung jawab. Fungsi
pengorganisasisan pada perusahaan BMT telah ditetapkan dalam SOP berdasarkan
jobdesc setiap pemangku jabatan di perusahan. Adapun isi dari jobdesc di SOP
tersebut, yaitu:
14

a) Pengurus
Fungsi dan tujuan pengurus yaitu: melakukan pengawasan terhadap
keseluruhan aspek organisasi dan usaha sehingga benar-benar sesuai dengan
prinsip dan tujuan. Meneliti barang, catatan, berkas, bukti-bukti dan dokumen
lainnya yang ada pada BMT.
b) Mendapatkan keterangan yang diperlukan baik dari pengurus, pengelola secara
manajemen.
c) Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus dan manajemen
BMT.
d) Menggunakan fasilitas yang tersedia untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya
atas persetujuan pengurus.
4) Fungsi Pelaksanaan Aktivitas pelaksanaan fungsi manajemen sangat luas di
berbagai bentuk badan usaha tidak sama aktivitasnya. Hal ini dipengaruhi oleh
luasnya tujuan dari masing-masing badan usaha. Semakin luas tujuan yang
akan dicapai maka semakin luas pula aktivitas manajemen yang dilakukan.
Aspek yang mendukung penerapan manajemen yang baik dapat dilihat dari
fasilitas yang disediakan, sumber daya manusia, mutu produk yang dihasilkan,
kondisi keuangan serta pengelolaan administrasi. Selain kelima tersebut, maka
terdapat aspek lain yang juga mendukung penerapan manajemen agar berjalan
dengan baik. Aspek tersebut yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi bahkan
menghambat implementasi fungsi manajemen berjalan dengan baik dan sesuai
aturan.
5) Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan di BMT dilakukan oleh Badan
Pengawasan Syari’ah, yaitu:
a) Dipilih dari dan oleh anggota penuh dalam rapat anggota
b) Bertanggung jawab pada anggota
c) Paling banyak terdiri dari 3 orang
d) Dipilih untuk masa jabatan 3 tahun
e) Selama memegang jabatan tidak mendapat gaji, namun bisa menerima bonus
f) Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan BMT pradesa agar tetap sesuai
dengan syari’ah Islam. Pengawasan pengelola terhadap Anggota yang
menerima pembiayaan dilakukan dengan cara meng-administrasikan jadwal
angsuran setiap Anggota penerima pembiayaan dan merencanakan komunikasi
dengan anggota penerima pembiayaan tiga hari sebelum jatuh tempo angsuran.
15

g) Mengadakan kunjungan kepada anggota yang bersangkutan dengan


menyiapkan surat teguran jika yang bersangkutan tidak berada ditempat.
h) Mendiskusikan hambatan-hambatan dalam usaha Angota serta mencari jalan
keluar agar tidak timbul pembiayaan bermasalah.
i) Pertemuan kelompok pembiayaan digabungkan dengan kegiatan penguatan
ruhiyah dan pendekatan personal (dari hati ke hati).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada zaman modern sekarang ini boleh dikatakan tidak ada suatu usaha
kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak
mempergunakan manajemen. Maka usaha dakwah yang lebih luas dan complicated
dibandingkan dengan kegiatan bussiness, tentulah tidak dapat berjalan secara
efektif dan efisien, apabila tidak disertai dengan manajemen Islam merupakan salah
satu dorongan yang bersifat rohani yang menimbulkan untuk senantiasa aktif dalam
melakukan kegiatan dakwah. Dakwah sebagai ajakan juga bisa dilihat dari peranan
budaya yang dapat dilihat bagaimana komunikasi terhadap budaya itu sen5diri
dilihat dari berbagai level, komunikator, level keluarga, komunikasi antar pribadi,
orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan ras serta komunikasi antar kelompok,
komunikasi organisasi, komunikasi politik tingkat nasional dan internasional.
Maka suatu organisasi atau lembaga dakwah merupakan pilihan positif
dalam rangka pembinaan ajaran Islam yang Rahmatanlil’alamin, terlebih konteks
ini mengarah kepada para pemuda atau remaja. Contohnya seperti badan remaja
masjid, dimana hal tersebut mampu memberikan wadah yang positif yaitu
kreatifitas dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama sebagai penggerak
semua aktivitas. Manajemen berperan sebagai alat untuk membantu terlaksananya
dakwah agar lebih efektif dan efisien. Di mana sumber daya manusia sebagai poros
dan mengerucut pemuda sebagai pelaku utamanya.dalam mengembangkan dakwah
adalah pemuda yang memiliki iman yang mantap, ilmu yang memadai dan amal
yang ihsani. Ketiganya harus menyatu pada diri pemuda yang akan
mengembangkan dakwah Islam. Ilmu berguna memperkaya pengetahuan dan
menjadi faktor komplementer dari pemaknaan terhadap keimanan dan kehidupan,
dan amal merupakan upaya keteladanan sebagai juru dakwah yang akan menjadi
tuntunan (orang yang didakwahi).
Kemudian ada juga Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha
mandiri terpadu yang isinya berintikan bayl al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu,

16
17

Baitul Mal Wat Tanwil juga bisa menerima titipan zakat, infak dan sedekah, serta
menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.
Selain itu BMT juga memiliki beberapa peranan, di antaranya adalah:
5) Menjauhkan masyarakat dari ekonomi yang bersifat non Islam
6) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil
7) Melepaskan ketergantungan pada renternir
8) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. BMT
adalah kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wat
Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroprasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
Adapun Prinsip-prinsip utama BMT yaitu:
g) Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan mengemplementasikan
prinsip- prinsip syariah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata.
h) Keterpaduan (kaffah) di mana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan
menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan
berakhlak mulia.
i) Kekeluargaan (kooperatif)
j) Kebersamaan
k) Kemandirian
l) Profesionalisme

B. Saran
Untuk menindaklanjuti dari hasil penelitian maka saran-saran yang
peneliti sampaikan, bagi peneliti selanjutnya, penelitian terhadap penggunaan
istilah pinjaman dalam pembiayaan murabahah melalui jual beli emas di Baitul
maal wat tamwil (BMT) Mandiri Sejahtera yang ditinjau dengan fatwa DSN MUI
dapat dilanjutkan untuk disempurnakan dengan menggunakan metode analisis yang
berbeda, sehingga bisa menjadikan karya tulis ilmiah yang saling melengkapi.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber referensi internet :

123dok. Penerapan Manajemen Dakwah. 2017. https://text-


id.123dok.com/document/4yr3vxlvy-penerapan-manajemen-dalam-dakwah.html
[Diakses pada 09.15 WIB, Sabtu, 29 April 2021]

Dwi Handayaningsih. Prinsip Unsur Manajemen Dakwah. 2017.


https://dhanda11april.wordpress.com/materi-kuliah/manajemen-dakwah/ [Diakses
pada 09.30 WIB, Sabtu, 29 April 2021]

M. Tahir. Implementasi Manajemen Dakwah Pada Majelis Ulama Indonesia. 2019.


http://repository.iain-
samarinda.ac.id/bitstream/handle/123456789/827/Implementasi%20Manajemen%
20Dakwah%20Pada.pdf?sequence=1&isAllowed=y [Diakses pada 10.16 WIB,
Sabtu, 29 April 2021]

M. Nur Ibrahim & Rofi Budianti PN. Penerapan Prinsip Manajemen Dakwah
Dalam Sosialisasi Bmtal-Muawanah. 2017.
file:///C:/Users/Asus/AppData/Local/Temp/898-1772-1-SM.pdf [Diakses pada
10.30 WIB, Sabtu, 29 April 2021]

Muhammad Fikri. Implementasi fungsi manajemen di baitul mal wa tamwil (bmt)


pradesa finance mandiri kabupaten langkat . 2018.
http://repository.uinsu.ac.id/4107/1/SKRIPSI%20MUHAMMAD%20FIKRI.pdf
[Diakses pada 13.30 WIB, Sabtu, 29 April 2021]

18

Anda mungkin juga menyukai