Yananda Yulia Putri Pt2 Geopemb
Yananda Yulia Putri Pt2 Geopemb
Disusun Oleh :
Yanada yulia putri
Nim: 19136182
Dosen Pengampu :
Dr. Yurni Suasti, M.Si
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur hanya milik Allah SWT. Dialah yang telah
menganugerahkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Puji dan syukur penulis
panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan karunia-Nya penyusun dapat
menulis makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini tentang “Teori pembagian kerja,
Teori modernisasi,Dan teori ketergantungan” Dalam makalah ini bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan ,baik dari segi isi maupun penyusunannya.Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini ke jenjang yang lebih baik
dan sempurna.
Semoga makalah ini mampu memberikan nilai tambah bagi pembacanya dan juga
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.terimakasih dan semoga
bermanfaat.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 5
BAB 11 PEMBAHASAN.
A. PEMBAGIAN KERJA…………………………………………………………………………………………………………………………..6
B.MODERNISASI ...................................................................................................................................... 7
2.2 PENGERTIAN MODERNISASI . ........................................................................................................ 7
C. KETERGANTUNGAN…………................................................................................................................... 9
2.3. PENGERTIAN KETERGANTUNGAN…………...................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 14
3.2 Saran ................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN
Modernisasi adalah proses yang menyeragam, dalam pengertian ini, kita dapat mengatakan bahwa
modernisasi menghasilkan kecenderungan konvergensi antara masyarakat, misalnya, Levi (1967, p. 207) berpendapat
bahwa: “sebagai berjalannya waktu, mereka dan kami akan semakin menyerupai satu sama lain karena pola
modernisasi sedemikian rupa sehingga lebih sangat dimodernisasi masyarakat menjadi, semakin mereka mirip satu
sama lain”. Modernisasi adalah proses europeanization atau Amerikanisasi; dalam literatur modernisasi, ada sikap
berpuas diri menuju Eropa Barat dan Amerika Serikat. Bangsa-bangsa ini dipandang memiliki kemakmuran ekonomi
yang tak tertandingi dan stabilitas Demokratik (Tipps: 1976, 14). Selain itu, modernisasi adalah proses ireversibel,
setelah memulai modernisasi tidak dapat dihentikan. Dengan kata lain, setelah negara-negara dunia ketiga datang ke
dalam kontak dengan Barat, mereka tidak akan mampu menahan dorongan menuju modernisasi. Modernisasi adalah
proses progresif yang dalam jangka panjang tidak hanya dapat dihindari tapi diinginkan. Menurut Coleman, sistem
politik yang dimodernisasi memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk berurusan dengan fungsi identitas nasional,
legitimasi, penetrasi, partisipasi, dan distribusi dari sistem politik yang tradisional. Akhirnya, modernisasi adalah
sebuah proses yang panjang. Ini adalah perubahan evolusi, bukan satu revolusioner.
Teori Ketergantungan
Teori ini mulai muncul di tahun 1950 di Amerika Latin oleh Raul Prebisch. Poin utama dari Prebisch Model
adalah :Untuk mengendalikan nilai tukar moneter, pemerintah harus lebih menekankan pada kebijakan fiskal daripada
moneter;Lebih mempromosikan peran pemerintah yang efektif dalam hal pembangunan nasional;Menciptakan sebuah
platform investasi, memberikan peran preferensial ke ibu kota nasional. Memungkinkan masuknya eksternal prioritas
berikut modal yang sudah didirikan di rencana pembangunan nasional; Mempromosikan permintaan internal yang
lebih efektif dalam hal pasar domestik sebagai dasar untuk memperkuat proses industrialisasi (Amerika
Latin);Menghasilkan permintaan internal yang lebih besar dengan meningkatkan upah dan gaji pekerja, yang pada
nantinya akan mempengaruhi agregat permintaan di pasar internal secara positif;Mengembangkan cakupan yang lebih
efektif pada pelayanan sosial dari pemerintah, terutama ke sektor-sektor yang miskin untuk menciptakan kondisi untuk
sektor yang berbeda untuk menjadi lebih kompetitif; dan Untuk mengembangkan strategi nasional menurut model
substitusi impor, melindungi produksi nasional dengan mendirikan kuota dan tarif di pasar eksternal.
1.3 Tujuan
2.1 PENGERTIAN
Pembagian kerja (division of labour) adalah konsep spesialisasi pekerjaan dalam suatu masyarakat.
Secara historis, peningkatan pembagian kerja dikaitkan dengan pertumbuhan perdagangan,
kebangkitan kapitalisme, dan peningkatan kompleksitas proses industri. Konsep dan implementasi
pembagian kerja telah diamati dalam budaya Sumeria (Mesopotamia) kuno, di mana penugasan
pekerjaan di beberapa kota bertepatan dengan peningkatan perdagangan dan saling ketergantungan
ekonomi. Pembagian kerja umumnya juga meningkatkan produktivitas produsen dan pekerja
individu.
Setelah Revolusi Neolitikum, peternakan dan pertanian menghasilkan persediaan makanan yang
berlimpah, yang meningkatkan populasi dan mengarah pada spesialisasi tenaga kerja, termasuk
profesi baru seperti pengrajin, tentara, dan kelas elit. Spesialisasi ini dilanjutkan dengan proses
industrialisasi, dan pabrik-pabrik era Revolusi Industri. Oleh karena itu, banyak ekonom klasik
serta beberapa insinyur mesin seperti Charles Babbage adalah pendukung pembagian kerja. Selain
itu, meminta pekerja melakukan satu atau sedikit tugas menghilangkan periode pelatihan panjang
yang diperlukan untuk melatih pengrajin, yang digantikan dengan pekerja tidak terampil yang
dibayar lebih rendah tetapi lebih produktif.
Dapat disimpulkan bahwa pembagian kerja adalah pekerjaan yang terspesialisasi berdasarkan
pengelompokan tugas-tugas setiap karyawan didalam perusahaan atau diorganisasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan setiap individu didalam perusahaan ataupun
diorganisasi.
indikator-indikator pembagian kerja :
1. Penempatan Pegawai Penempatan pegawai yaitu bahwa setiap pegawai atau karyawan telah
ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab ketidak
tepatan dalam menetapkan posisi pegawai akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang
lancar dan tidak maksimal.
2. Beban Kerja Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan
tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau pegawai tertentu.
3. Spesialisasi Pekerjaan Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarkan oleh keahlian
atau keterampilan khusus.
Alat Ukur Pembagian Kerja Menurut Sutarto (2012:126) dalam melakukan pembagian kerja harus
memperhatikan pada adanya beberapa macam dasar pembagian kerja yaitu :
1. Pembagian Kerja berdasarkan fungsi Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang sejenis atau
erat hubunganya sau sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu yang masing- masing
mendasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaannya, atau rincian serta
pengelompokkan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan
oleh satuan organisasi tertentu yang mendasarkan sekelompoj aktivitas berdasarkan sifat
pelaksanaannya.
2. Pembagian kerja berdasarkan produksi Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam
atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing
menghasilkan jenis barang tertentu.
3. Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang
semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-
masing secara berurutan harus dilalui sehingga pekerjaan selesai dengan sempurna, atau rincian
serta pengelompojan aktivitas yang semacam atau erat hubungan satu sama lain untuk dilakukan
oleh satuan organisasi tertentu yang harus dilalui secara berurutan sehingga pekerjaan selesai
dengan sempurna
4. Pembagian kerja berdasarkan langganan Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang erat
hubungannya denga satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing
memberikan pelayanan kepada orang-orang atau badan-badan tertentu yang datang secara tetap
sebagai yang diberikan pelayanan.
5. Pembagian kerja berdasarkan jasa Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang erat
hubungannya denga satu sala lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing
memakai jenis alat tertentu atau jenis kelengkapan alat tertentu.
6. Pembagian kerja berdasarkan alat Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang erat
hubungannya dengan satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masingmasing
memakai jenis alat tertetu atau jenis kelengkapan alat tertentu.
7. Pembagian kerja berdasarkan wilayah Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang erat
hubungannya dengan satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masingmasing
mengurusi atau mengurusi atau menguasai satuan wilayah kerja tertentu, atau satuan organisasi
yang menguasai dalam bidang-bidang tertentu.
8. Pembagian kerja berdasarkan waktu Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang erat
hubungannya denga satu sama lain untuk dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
berdasarkan jam kerja dan waktu yang dibutuhkan.
9. Pembagian kerja berdasarkan jumlah Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang erat
hubungannya dengan satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masingmasing
dengan memperhatikan banyaknya pegawai dan besarnya beban kerja yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembagian Kerja Faktor penentu dan hasil dalam mengadakan
pembagian kerja menurut Terry (2009:96) adalah sebagai berikut :
1. Membantu koordinasi Memberikan tugas pekerjaan kepada unit kerja yang paling baik dapat
melaksanakan tugas tersebut akan menyerahkan koordinasi. Unit-unit kerja yang terpisah dan tidak
sama yang membutuhkan koordinasi yang ketat dapat ditempatkan didalam bagian yang sama.
2. Memperlancar pengawasan Dapat membantu dengan menempatkan seprang anggota manajer
yang berkompetensi didalam setiap unit organisasi. Dengan demikian, sebuah unit dapat
ditempatkan didalam organisasi secara keseluruhan walaupun lokasinya nampak tidak logis.
3. Manfaat spesialisasi Konsntrasi kegiatan membantu seseorang menjadi ahli dalam
pekerjaanpekerjaan tertentu, namun sebagaimana dikemukakan diatas, spesialisasi tersebut jangan
diadakan terlampu jauh.
4. Menghemat biaya Didalam membentuk struktur organisasi selalu harus mempertimbangkan
pembiayaan. Jumlah unit yang dibentuk langsung berkembang dengan biaya sering kali terjadi
pembentukan unit-unit baru dan penambahan tenaga kerja tanpa mempelajari masalah pembiayaan.
5. Menekankan pada hubungan antar manusianya Sebagai ulasam dapat dikemukakan lagi, bahwa
didalam perorganisasian supaya efektif harus memperhatikan hubungan antar manusia. Secara logis
pendekatan materialistis yang tidak memperlihatkan faktor tersebut lama kelamaan tidak akan
sukses.
B. Teori Modernisasi
2.2 PENGERTIAN
Modernisasi adalah ilmu sosial yang mengacu pada bentuk transformasi dari negara yang kurang
berkembang atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan hidup mencapai
masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan sejahtera. Juga diungkapkan adalah hasil dari
modernisasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang saat ini. Tingkat
teknologi dalam membangun modernisasi benar-benar merasa dan dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat, dari metropolis ke desa-desa terpencil.
Perkembangan Modernisasi
Menurut Cyril Black, masyarakat modern ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya ilmu
pengatahuan dan teknologi baru yang menambah kemampuan manusia dalam mengungkap rahasia-
rahasia dan perubahan-perubahan pada lingkungan alam.Modernisasi hanya dapat terjadi jika
terdapat suatu dorongan.
Pribadi yang memiliki need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi.
Perasaan tanggung jawab terhadap masyarakat
Memiliki modal yang cukup
Memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi
Menurut Alex Inkeles (1965), seorang sosiologi dari Universitas Harvard untuk mencapai
modernisasi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Ciri-Ciri Modernisasi
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri modernisasi, terdiri atas:
Teori modernisasi lahir sebagai sejarah tiga peristiwa penting dunia setelah Perang Dunia II,
munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dunia yang dominan, perluasan gerakan komunis
dunia di mana Soviet Union mampu memperluas pengaruh politiknya ke Eropa Timur dan Asia
dan kelahiran negara-negara merdeka baru di Asia (Afrika dan Amerika Latin). Ada dua teori di
balik lahirnya teori modernisasi, teori evolusi dan teori fungsionalisme.
Teori evolusi menjelaskan perkembangan masyarakat dalam dua cara. Pertama, diasumsikan
bahwa perubahan sosial adalah arah gerakan, seperti garis lurus. Masyarakat berkembang dari
masyarakat primitif ke masyarakat Kedua modern, teori evolusi membingungkan antara pandangan
subjektif tentang nilai dan tujuan akhir dari perubahan sosial. Perubahan bentuk masyarakat
modern adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.
Syarat-Syarat Modernisasi
Modernisasi pada hakikatnya mancakup bidang-bidang yang sangat banyak. Syarat-syarat suatu
modernisasi adalah sebagai berikut:
1. Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi yang baik,
jauh dari KKN, serta semangat kerja yang tinggi.
3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada suatu lembaga
atau badan tertentu. Misalnya BPS (Badan Pusat Statistik) yang menjadi sumber data bagi
pemerintah.
4. Penciptaan iklim yang favorable (kondusif) dalam masyarakat terhadap modernisasi dengan
cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
5. Kedisiplinan yang tinggi, tetapi tidak melanggar HAM warga negara.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning)
Tahapan Modernisasi
Walt Whitman Rostow mengidentifikasi bahwa ada lima tahapan dalam modernisasi, yaitu :
Dampak Modernisasi
Berikut ini terdapat beberapa dampak modernisasi, terdiri atas:
1. Pola Hidup Konsumtif / Consumer Lifestyle
Perkembangan teknologi modern dan industri telah berkembang pesat membuat penyediaan
berlimpah barang publik. Dengan begitu orang-orang yang dengan mudah tertarik untuk
mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang tersedia, sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.
2. Sikap individualistis
Masyarakat difasilitasi oleh teknologi canggih membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan
orang lain dalam beraktivitas. Meskipun manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif mulai
menggeser budaya asli anak adalah tidak menghormati lagi untuk orang tua, remaja bebas hidup,
dan lain-lain.
4.Kesenjangan Sosial
Jika dalam suatu komunitas, hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi
dan globalisasi akan memperdalam kesenjangan antara individu dan individu lainnya. Individu
yang mampu mengikuti zaman yang terus berkembang maka akan memiliki kesenjangan sendiri
untuk individu yang tidak dapat menghadiri proses modernisasi.Hal ini dapat menyebabkan
kesenjangan sosial antara individu satu sama lain, yang dapat terlibat sebagai sikap individualistik.
5. Kriminalitas
Kejahatan sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap
individualisme, tingkat tinggi persaingan dan gaya hidup konsumen
C. Teori Ketergantungan
2.3. PENGERTIAN
Teori Ketergantungan (Dependency Theory) menurut Melvin Defluer dan Sandra Ball Roceach ,
adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung
pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting
untuk orang itu. Ketergantungan itu sangat esensial dalam naluri Freud. Karena merupakan fitur
yang sangat mencolok pada prosa pembangunan budaya itu, apa yang memungkinkan untuk
kegiatan psikis yang lebih tinggi, ilmiah, artistik maupun ideologis, untuk memainkan peran
penting dalam kehidupan beradab.
Freud berpendapat,gagasan merupakan naluri, tapi dalam mencegah dari menjadi sadar yang
direpresikan merupakan bagian dari alam bawah sadar, Bagaimana kita untuk sampai pada
pengetahuan tentang sadar? Hal ini tentu saja hanya sebagai sesuatu yang sadar yang kita kenal,
setelah mengalami transformasi atau penerjemahan menjadi sesuatu yang sadar ,tidak statis hal ini
terikat dalam serangkaian mekanisme yang rumit dengan ego-super yaitu, pemikiran rasional,
alasan, atau hati nurani seseorang, upaya untuk mengembangkan cara sistematis untuk mengakses
dan menafsirkan alam bawah sadar. Di bagian ini dikutip ia secara eksplisit proses tindakan psikis
yang mereka interpretasi tekstual. Freud menulis bahwa hampir di mana-mana dapat ditemukan ada
kelalaian mencolok, mengganggu pengulangan, kontradiksi gamblang, tanda-tanda hal komunikasi
yang tidak pernah dimaksudkan berharap untuk memberikan kata " Distorsi " makna ganda yang
memiliki hak, meskipun tidak lagi digunakan dalam pengertian ini. Ini seharusnya berarti tidak
hanya untuk dimasukkan ke dalam tempat lain.
Teori ini memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan antara
pemirsa, media dan sistem sosial yang besar. Teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung
kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak
bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu
digaris bawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media.
Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media
dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan
minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media,
sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.
Untuk mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa metode
yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset etnografi. Konsisten dengan teori-
teori yang menekankan pada pemirsa sebagai penentu media, model ini memperlihatkan bahwa
individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya,
tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar.
2. Persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Sebagai contoh, bila
negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung atau percaya pada koran untuk
mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa,
sedangkan bila keadaan negara stabil, ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan
individu akan lebih bergantung pada institusi - institusi negara atau masyarakat untuk informasi.
Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh besar atas
pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala sesuatu tidak bebas untuk
digali, dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai
sumber informasi mereka
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan
pembagian kerja adalah pekerjaan yang terspesialisasi berdasarkan pengelompokan tugas-tugas
setiap karyawan didalam perusahaan atau diorganisasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan
yang dilaksanakan setiap individu didalam perusahaan ataupun diorganisasi.
Modernisasi adalah ilmu sosial yang mengacu pada bentuk transformasi dari negara yang
kurang berkembang atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan hidup
mencapai masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan sejahtera. Juga diungkapkan adalah
hasil dari modernisasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang saat ini.
Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi benar-benar merasa dan dinikmati oleh
semua lapisan masyarakat, dari metropolis ke desa-desa terpencil.
Ketergantungan itu sangat esensial dalam naluri Freud. Karena merupakan fitur yang sangat
mencolok pada prosa pembangunan budaya itu, apa yang memungkinkan untuk kegiatan psikis
yang lebih tinggi, ilmiah, artistik maupun ideologis, untuk memainkan peran penting dalam
kehidupan beradab.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Murodi, MA & Wati Nilamsari, M.Si. Buku Ajar Sosiologi Pembangunan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2007. hal 11,
2. Prof. Dr. H. Syamsyir salam, MS & Amir fadilah, S.sos, M.Si sosiologi pembangunan pengantar
studi pembangunan lintas sektoral. Jakarat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta_UIN perss. Hal 16.
3. Suwasono dan so. 2000. Perubahan social dan pembangunan LP3ES Jakarta. hal 90
4. )Daniel Chirot Changing Fashion in The Study of Social and Politic Change, dalam Suwarsono
dan so (2000). Jakarta: LP3ES hal 91.
5. Arief Budiman. 2000. Teori pembangunan dunia ketiga. Gramedia. Jakarta. Hal. 46-48