Sulaiman1
Abstrak
Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang bertujuan. Tugas utama guru dalam melayani belajar
peserta didik adalah membangkitkan sengat dan mental peserta didik agar terlibat aktif dalam
kegiatan belajar di kelas. Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dikondisikan
oleh guru dengan berbagai pendekatan model belajar. Model pembelajaran cooperative learning
meruapakan salah satu model pembelajaran yang tepat gunakan dalam pembelajaran dan memiliki
karakteristik tesrsendiri serta berbeda dengan model pembelajaran lain. Melelui model pembelajaran
cooperative learning peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan sesama peserta didik melalui
tindakan diskusi. Secara psikologis model pembelajaran cooperative learning dapat menstimulasi
peserta didik baik dalam berpikir. Keunggulan model pembelajaran cooperative learning dapat
meningkatkan semangat belajar peserta didik di kelas, model pembelajaran ini menekankan pada
keaktifan peserta didik dan membangun aktifitas secara bersama.
Kata kunci: Pembelajaran Cooperative Learning, Pertimbangan Psikologis, Dan Aktivitas Belajar
Peserta Didik.
1
Sulaiman, Mahasiswa Program Doktor, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
menempatkan guru bukan sebagai orang serba kelompok diskusi yang terlibat dalam sangat
tahu yang dengan otoritas yang dimilikinya mendukung keberhasilan pembelajaran.
dapat menuangkan berbagai ide dan gagasan, 2. Perencanaan tahapan pelaksanaan
melainkan hanya sebagai salah satu sumber cooperative learning
informasi, penggerak, pendorong dan Abuddin Nata mengatakan paling
pembimbing agar peserta didik dengan tidak ada lima tahapan kegiatan yang terkait
kemauannya mengarah pada terjadinya dengan konsep pembelajaran yang demikian
masyarakat belajar (learning society). itu, sebagai berikut:
Kekompakan dalam pembelajaran menjadi ciri Tahapan pembinaan keakraban
dan karakteristik dalam model pembelajaran Tahapan pembinaan ini bertujuan utuk
ini, dimana peserta didik dituntut aktif dan mengkondisikan para peserta didik agar
kreatif dalam pembelajaran. mereka siap melakukan kegiatan belajar
Model pembelarajan cooperative partisipatif. Para peserta didik perlu saling
learning juga merupakan model pembelajaran mengenal antara yang satu dengan yang lain.
yang sangat membantu belajar peserta didik. Kegiatan mengenal merupakan prasyarat
Sebagaimana telah disinggung diatas dengan untuk terjadinya keakraban antara peserta
model pembelajaran ini siswa bekerja sama didik. Saling kenal antar peserta didik perlu
dengan kelompok dalam mencari, menemukan dilakukan, kegiatan ini untuk menumbuhkan
dan mendiskusikan dengan kelompok serta kekompakan dalam kelompok, disamping itu
memaparkan kepada semua teman-teman akan mendorong peserta didik semakin giat
belajar dikelas. dalam belajar.
Penggunaan model pembelajaran ini Tahapan identifikasi kebutuhan,
memerlukan pendesaian/perencanaan yang sumber, dan kemungkinan hambatan
lebih matang. Hal ini disebabkan terkadang Pada tahap ini sebagaimana dikatakan
ada pembahasan-pemhasan yang terdapat oleh Sujadjana dalam Abuddin Nata, bahwa
dalam indikator RRP tidak terkafer dalam guru melibatkan peserta didik untuk
diskusi kelompok belajar, oleh karena itu mengenali, menyatakan, dan merumuskan
keahlian dan keaktifan guru dalam kebutuhan belajar, sumber-sumber yang
memfasilitasi belajar sangat menentukan tersedia dan hambatan yang kemungkinan
keberhasilan diskusi. dihadapi dalam kegiatan belajar. Tahap
Selanjutnya, biasanya proses identifikasi kebutuhan di sini bertujuan antara
pembelajaran seperti ini juga akan lain untuk memotivasi peserta didik agar
menghabiskan waktu belajar, karana sebagian kegiatan belajar itu dirasakan sebagai milik
siswa terkadang asyik membicarakan hal-hal peserta didik. Pada tahap ini peserta didik
lain yang tidak ada kaitannya dengan inti diharapkan dapat memberikan masukan
pembahasan. Maka dari itu pendesaian tentang kebutuhan belajar, baik berupa
pengetahuan (kognitive), sikap (afektif), dan
keterampilan (skill) yang harus dicapai melalui ditentukan, peserta didik dilibatkan dalam
kegiatan pembelajran. kegiatan penyususnan program kegiatan
Disisi lain peserta didik pun perlu belajar. Hal ini memiliki tujuan agar peserta
dibantu untuk mengenali kesulitan dan didik mendapat pengalaman bersama dalam
kemungkinan hambatan yang dialaminya mengupayakan, memilih, menyususn serta
ketika proses pembelajaran. Hambatan ini bisa menetap program kegiatan belajar.
jadi berasal dari banyak hal, seperti faktor Tahap pelaksanaan kegiatan
diluar sistim pembelajaran mislnya, perubahan pembelajaran
kebijakan dan perubahan lain di luar Tahap pelaksanaan kegiatan
lingkungan lembaga penyelenggara pembelajaran ditandai dengan keterlibatan
pendidikan. siswa dalam pengelolaan proses pembelajaran
Dalam rangka menumukan sebagaimana telah disepekati bersama pada
kesulitan/hambatan tersebut guru dapat saat perumusan program belajar dan tugas
melakukan diagnosis kesulitan, dengan dua peserta didik pada tahap ini adalah memenuhi
cara. Pertama perorangan, guru melakukan kewajibannya sebagai subjek didik yaitu
pertanyaan langsung kepada peserta didik belajar. Untuk kelancaran proses pelaksanaan
tentang hambatan yang dihadapi mereka dalam pembelajaran juga turut dibantu oleh guru
belajar. Selanjutnya guru berusaha sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
memberikan masukan sebagai alternative dari pencapain kegiatan pembelajaran.
kesulitan tersebut. Kedua dengan cara 3. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif
kelompok, di sini pesera didik dapat Keberhasilan Pelaksanaan model
mendisusikan langsung kesulitan yang pembelajaran kooperatif dalam kegiatan
dihadanya secara berkelompok. pembelajaran dapat kaitkan dengan beberapa
Tahap perumusan tujuan belajar unsur:
Kegiatan dalam tahap ini ditandai oleh a) Saling ketergantungan positif,
keikutserta peserta didik dalam menentukan dalam pembelajaran kooperatif
dan merumuskan tujuan belajar yang ingin guru dapat menciptakan suasana
mereka capai melalui kegiatan belajar. Tujuan yang mendorong agar siswa
belajar di sini ditentukan oleh peserta didik merasa saling membutuhkan
dengan bimbingan pendidik dan mengacu pada antarsesama. Dengan saling
identifikasi kebutuhan, yang pada intinya menumbuhkan antar sesama,
penentuan tujuan ini mengarah pada motivasi maka peserta didik merasa saling
belajar. ketergantungan satu sama lain.
Tahap penyusunan program kegiatan Ketergantungan tersebut dapat
belajar dicapai melalui: (1) saling
Abuddin Nata, mengatakan bahwa ketergantungan pada pencapaian
untuk mencapai tujuan belajar yang telah tujuan; (2) saling ketergantungan
badan atau jasad dan roh. Allah berfirman Maka hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada agama Allah; (tetaplah
dalam kalamnya:
atas) fitrah Allah yang Telah
Artinya: menciptakan manusia menurut fitrah
itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Dan mereka bertanya kepadamu
Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
tetapi kebanyakan manusia tidak
termasuk urusan Tuhan-ku, dan
mengetahui. (Q.s. Al-Ruum: 30).
tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". (Q.s. al-Nahl/17:
85). Sebagai potensi dasar, maka fitrah
cenderung kepada potensi psikologis. Untuk
Selanjutnya Al-jurjani,
lebih terarah dibawah ini dijelaskan
mengemukakan bahwa ruh (al-ruh) manusia
komponen-komponen psikologis yang
manisfestasi dari Zat Illahi dari segi
terkandung dalam fitrah:
Ruhubiyah. Tiadak ada yang dapat mengetahui
1. Beriman kepada Allah
hakikatnya kecuali Allah Swt. Ia meruapakan
2. Kecendrungan untuk menerima
substansi yang berada pada tubuh terkadang ia
kebenaran, termasuk untuk menerima
lepas dari tubuh dan kadang-kadang masuk ke
pendidikan dan pengajaran.
dalam tubuh. Ia berdampingan deng kata jiwa
3. Dorongan ingin tahu untuk mencari
(al-naf), akal (al-aql), dan hati (al-qalb, al-
hakikat kebenaran bermujud daya
fuad). Didalam ruh terdapat dua daya, yaitu
fikir.
daya piker yang berpusat pada kepala, disebut
dengan akal, dan daya perasa yang berpusat di 4. Dorongan biologis yg berupa syahwat
dada disebut kalbu. Selanjut Harun Nasution (sensual pleasure) ghadhab dan tabiat
juga mengatakan bahwa akal dan kalbu (insting).
merupakan bagian dari substansi rohaniah
Prof. M. Nasir Budiman, mengatakan
manusia.
komponen-komponen tersebut psikologis
Model pembelajaran ini sangat cocol
tersebut sangat erat kaitannya dengan proses
untuk menumbuh dan menstimulasi akal
belajar-mengajar. Fitrah yang dipandang
subjek didik agar turut berpikir dan
sebagai taniat dasar memiliki relasi utuh
menemukan gagas-gagasan kreatif. Sisi lain
terhadap proses pendidikan (integreted) tidak
juga model pembelajaran kooperatif akan
bertentangan (unified) serasi (coheren) dan
mendidik kalbu subjek didik, sehingga
seimbangn (harmonius) yang semuanya saling
menjadi peserta didik yang memiliki
membutuhkan. Dari itu maka menurut penulis
kecerdasan kalbu/ kecerdasan emosial.
dalam memberdayakan kreativitas dan potensi
Selanjutnya mengenai potensi atau
akal subjek didik pada pendidikan formal
fitrah yang dimaknai sebagai potensi dasar
dapat dilakukan melalui model pembelajaran
yang melekat pada manusia, sebagai mana
yang didesain oleh para guru, seperti
firman Allah:
Artinya:
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Cet. II. (Jakarta: kencana Prenada
media Group, 20011).
Alwiyah Abdurahman. Terj. Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Cet. XVII. (Bandung: Penerbit Kaifa, 2003).
Harun Nasution Konsep Manusia Menurut Ajaran Islam. (Jakarta: lembaga penerbitan IAIN
Syarifhidayatullah, 1981).
Hery Noer Aly Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II. (Jakarta: Logos, 1999).
Husnizar Konsep Subjek Didik Dalam Pendidikan Islam. Cet. I. (Banda Aceh: Ar-Raniry Press,
2007).
Kunandar Guru Professional Implementasi Ktsp Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Cet. I.
(RajaGrafindo Persada, 2008).
M. Nasir Budiman Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qura’an. Cet. I. (Jakarta: Madani Press, 2001).
Muhibbin Syah Psikologi Belajar. Cet. IV. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005).
Oemar Hamalik Kurikulum Dan Pembelajaran. Cet. X. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
Zuhairini dkk Filsafat Pendidikan Islam. Cet. IV. (Jakarta: bumi Aksara, 2008), h 90.