Laporan Pendahuluan Abses Skrotum
Laporan Pendahuluan Abses Skrotum
Myoma Uteri adalah tumor jinak otot rahim disertai jaringan ikatnya, sehingga
dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot rahimnya
dominan. (Manuaba, 1998).
Menurut letaknya Myoma Uteri dapat dibagi menjadi 3 jenis (Prawirohardjo,
1999).
Myoma Intramural
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi
oleh serosa.
1.1.2 Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui
Faktor predisposisi yang bersifat herediter, telah diidentifikasi kromosom yang membawa
145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Sebagian ahli
mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal.
Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause jarang
ditemukan sebelum menarke (Crum, 2005)
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya mioma di antara serabut
miometrium
Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma,
yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri terutama saat menstruasi
Infertilitas
Dismenore
Abortus berulang
Poliuri, retention urine, konstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul.
(Chelmow, 2005)
1.1.4 Patofisiologi
Penyebab terjadinya Myoma uteri belum diketahui secara pasti namun ada terdapat
beberapa faktor predisposisi yang cenderung dapat meningkatkan terjadinya resiko myoma
uteri antara lain adanya faktor keturunan dalam keluarga, myoma lebih sering didapat pada
wanita nulipara atau yang kurang subur, oleh karena rangsangan terus menerus setiap bulan
dari hormon estrogen. Myoma uteri berasal dari sel imatur dalam miometrium. Karena
adanya rangsangan yang terus menerus dari hormon estrogen maka sel imatur dalam
miometrium berproliferasi yang lama kedalam membesar sehingga menimbulkan tumor.
Sebagian besar myoma uteri ditemukan pada masa reproduksi, dan tidak dijumpai pada
sebelum menarche serta akan mengalami pengecilan setelah menopause (Manuaba, 1998).
Bila pada menopause tumor yang berasal dari myoma uteri masih tetap besar atau
bertambah besar kemungkinan degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila dijumpai
pembesaran abdomen sebelum menarche, hal itu pasti bukan myoma uteri tetapi kista
ovarium dan kemungkinan besar akan menjadi ganas.
Myoma uteri dapat menimbulkan tanda dan gejala pada penderitanya berupa :
3. Bila menekan rahim menimbulkan rasa berat pada perut bagian bawah.
Kehamilan dengan disertai myoma uteri menimbulkan resiko terjadi abortus lebih
besar, persaliSnealndalparmemmaitoumriettarsiu, mgsaenmgagkuiannmesmaabtesparroses
persalinan, infertilitas karena tertutupnya saluran indung telur, kala tiga terjadi
gangguan pelepasan plasenta dan
perdarahan (Prawirohardjo, M19y9o9m;a Mutearniuaba, 1998.Degenerasi ganas
Torsi pada myoma
Komplikasi yang dapat menyertai myoma uteri adbearltaahng:kdaei gdeanpaetrasi
ganas, torsi pada
myoma yang bertangkai yang menimbulkan
nekrosisme(Pnirmawbuirlkoahnarndejkor,os1i9s 99 ; Mansjoer,
2000).
Albumin : turun
Lekosit : turun/meningkat
Eritrosit : turun
2. USG
3. Vaginal Toucher
4. Sitologi
5. Rontgen
Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi.
6. ECG
Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi
1.1.7 Penatalaksanaan
1. Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor
Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan
terbagi atas :
a) Penanganan konservatif
2. Monitor keadaan Hb
b) Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :
6. Infertilitas
a) Miomektomi
b) Histerektomi
2) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12 minggu)
atau disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau enterokel
(Callahan, 2005).
1) Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar
dan dikeluhkan oleh pasien.
2) Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan bergumpal-
gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan
darah akut atau kronis.
3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa
tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada
vesika urinaria mengakibatkan frekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2005).
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan
observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin
imatur. Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri
menimbulkan kelainan letak janin, inersia uteri atau obstruksi mekanik.
1.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi
akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri
karena terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.
Rasa nyeri setelah bedah biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang
perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah pengkajian nyeri PQRST
3. Riwayat Reproduksi
a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri
tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada masa
menopause
b. Hamil dan Persalinan
1) Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma uteri
tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada
masa imi dihasilkan dalam jumlah yang besar.
2) Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi
klien dan keluarga terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.
4. Data Psikologi.
Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap
emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang terjadi.
Organ reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita melihat fungsi
menstruasi sebagai lambang feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias
dirasakan sebgai hilangnya perasaan kewanitaan. Perasaan seksualitas dalam arti
hubungan seksual perlu ditangani . Beberapa wanita merasa cemas bahwa
hubungan seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien
tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.
5. Status Respiratori
Respirasi bisa meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat
terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau
akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat secret
pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada
klien yang memakai anaestesi general.
6. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus
dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat
kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus di observasi dan penurunan
tingkat kesadaran merupakan gejala syok.
7. Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien
yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam
setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan
tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.
8. Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah
pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan intestinal.
Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam
usus.
3. Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep
diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,
1.2.5 Evaluasi
1. Nyeri berkurang
3. Cemas teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) fifth edition. USA:
Mosby Inc an Affiliate of Elservier.
Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Rupp.T.J. 2006. Testicular Torsion, Department of Emergency Medicine, Thomas
Jefferson University, (online),
(http://www.emedicine.com/med/topic2560.htm, diakses 06 Desember
2016).