Anda di halaman 1dari 4

MATERI 5 A

A. Katak merupakan salah satu hewan vertebrata yang mengalami proses


metamorfosis. Pada metamorfosis katak terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:

1. Telur

Telir katak tidak memiliki cangkang yang keras. Telur katak terjadi akibat pembuahan
eksternal (diluar tubuh) dan berkembang di luar tubuh induknya.

2. Berudu

Berudu merupakan perkembangan dari telur. Berudu memiliki ekor untuk berenang.
Organ pernafasan berudu berupa insang karena habitat di air.

3. Berudu berkaki

Perkembangan selanjutnya dari berudi adalah berudu berkaki. Kaki muncul menjelang
perubahan menjadi katak muda.

4. Katak berekor

Perkembangan katak berekor merupakan perkembangan selanjutnya dari berudu.


Periode ini memungkinkan katak dapat hidup di darat karena memiliki kaki yang
lengkap. Pada tahap ini ekor katak belum hilang sempurna.

5. Katak dewasa

Tahap sempurna dari metamorfosis katak dimana ekor katak benar-benar hilang.
Hilangnya ekor katak disebabkan karena aktivitas lisosom. Aktivitas lisosom yang
dimaksud adalah autolisis dimana lisosom menghancurkan selurih isi sel.

Berikut ini penjelasan tahal metamorfosis mulai dari telur sampai dewasa adalah:

1. Telur

Telur merupakan fase paling awal dari proses terbentuknya individu baru. Telur
dihasilkan oleh induk betina yang kemudian dibuahi oleh induk jantan sehingga akan
terbentuk individu baru. Selanjutnya, telur yang berhasil menetas akan menjadi lava
atau nimfa.

2. Larva

Larva biasanya terdapat pada hewan beberapa jenis serangga dan amfibi. Pada fase ini,
bisa dijadikan tanda apakah jenis hewan, khususnya pada serangga, termasuk ke dalam
metamorfosis sempurna atau metamorfosis tidak sempurna. Apabila telur yang menetas
menjadi larva maka serangga tersebut termasuk ke dalam jenis serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna. Apabila, jika telur yang menetas menjadi nimfa
maka serangga tersebut akan mengalami metamorfosis tidak sempurna.
3. Nimfa

Nimfa merupakan hewan muda yang mempunyai bentuk tubuh yang sama seperti betuk
tubuh pada fase dewasa atau imago. Yang membedakannya adalah ukuran tubuh pada
fase nimfa lebih kecil dari ukuran pada fase dewasa. Pada masa nimfa ada beberapa
bagian organ hewan ada yang belum tumbuh. Bentuk tubuh hewan yang melalui fase
nimfa hanya terjadi pada jenis hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Pelajari lebih lanjut tentang tahap yang menghasilkan larva

4. Pupa/Kepompong

Pupa disebut juga dengan kepompong. Fase pupa atau kepompong merupakan fase
transisi, di mana serangga dalam fase pupa berada dalam keadaan tidak makan dalam
waktu yang cukup lama. Fase pupa atau kepompong terjadi hanya pada jenis serangga
yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola). Setelah melewati fase pupa
atau kepompong, hewan akan menjadi imago atau individu dewasa.

5. Imago/Dewasa

Imago merupakan penamaan untuk individu dewasa, baik yang berproses dari nimfa
atau pupa/kepompong. Fase ini adalah tahap paling akhir dari fase dalam metamorfosis.
Individu pada fase imago dapat menghasilkan telur. Telur tersebut kemudian akan
menetas dan kembali mengalami tahap metamorfosis seperti induknya.

B. CERITA MALIN KUNDANG

Pada zaman dahulu kalah di pesisir pantai Sumatera Barat hidup lah satu keluarga nelayan yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak laki-laki bernama Malin Kundang. Kehidupan mereka sangat lah susah
dan serba kekurangan.

Menyadari kondisinya tersebut, sang ayah akhirnya memutuskan untuk merantau ke negeri
seberang. Ia berharap bisa mengubah nasib keluarganya, terutama sang anak.

Malin Kundang pun tinggal berdua bersama sang ibu. Setelah satu tahun lamanya ditinggal,
sang ayah tak kunjung pulang dan memberikan kabar. Keluarga itu pun pasrah menerima
kenyataan.
Waktu terus berjalan hingga akhirnya Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang pekerja
keras. Dia selalu membantu ibunya mencari uang dan akhirnya memutuskan untuk
merantau juga.

Walau dengan berat hati, sang ibu mengikhlaskan Malin Kundang untuk pergi mencari uang
ke negeri seberang. Malin pun berjanji untuk kembali dan membahagiakan sang ibu.
Setelah beberapa tahun, Malin Kundang kembali ke kampung halamannya. Ia menggunakan
pakaian yang bagus dan berlayar dengan kapal besar. Hal itu pun menjadi perhatian warga
setempat hingga akhirnya salah satu warga mengenali Malin Kundang.

Ibunya pun mendengar kabar Malin Kundang kembali dan berada di pelabuhan. Saat sang
Ibu memanggil namanya, Malin tak mengakui bahwa wanita tua tersebut adalah yang
melahirkannya.

Istri Malin Kundang juga bertanya terkait kebenaran apakah sang ibu adalah wanita tua dan
miskin. Malin tetap kukuh dan menolak mengakui keberadaan sang Ibu.

Kecewa melihat perilaku sang anak, Ibu Malin Kundang pun berdoa kepada tuhan agar
anaknya diberi hukuman yang berat. Sehari setelahnya, Malin Kundang, kapal dan awak
kapalnya tersambar petir dan berubah menjadi batu.

Sang Ibu percaya bahwa itu adalah hukuman dari Tuhan yang maha Esa kepada Malin
Kundang karena durhaka tak mengakui sang Ibu. Saat ini, batu yang dipercaya sebagai Malin
Kundang masih berdiri di pantai di Sumatera Barat.

C. KEHIDUPAN HINDU BUDHA

Pengaruh Hindu-Buddha Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia dapat dilihat dari


peninggalan-peninggalan sejarahdalam berbagai bidang, di antaranya: Bidang keagamaan
Indonesia telah memiliki kepercayaan berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Kepercayaan tersebut memiliki dua sifat, yaitu: Animisme, suatu kepercayaan terhadap suatu
benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme, suatu kepercayaan bahwa setiap
benda memiliki kekuatan gain. Masuknya Hindu-Buddha di Indonesia, membuat masyarakat
Nusantara berangsur-angsur memeluk agama Hindu-Buddha yang diawali oleh kalangan elite di
sekitar istana. Baca juga: Zaman Praaksara di Indonesia Bidang sosial Masuknya kebudayaan
Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal kasta, yaitu: Brahmana, kaum pendeta dan
sarjana Ksatria, para prajurit, pejabat, dan bangsawan Waisya, para pedagang, petani, pemilik
tanah, dan prajurit Sudra, para rakyat jelata dan pekerja kasar Sistem kasta yang berlaku di
Indonesia berbeda dengan yang ada di India. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat dan agama di
Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kudungga adalah orang Indonesua yang pertama
menyentuh budaya India. Pada masa pemerintahannya. Kudungga masih mempertahankan
budaya Indonesia. Kemudian anaknya, Aswawarman diangkat menjadi raja, karena adanya
pengaruh India mengakibatkan Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai. Bidang
politik Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas kekuasaan kerajaan. Baca
juga: Ciri-Ciri Masyarakat Praaksara Pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan
hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta. Sehingga lahir kerajaan-kerajaan, seperti,
Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Bidang pendidikan
Lembaga pendidikan seperti asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu
keagamaan. Bidang sastra dan bahasa Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal
dan digunakannya bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada
masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada
zaman Kerajaan Kediri. Lihat Foto Ditjen Bina Marga membangun akses jalan dan jembatan
untuk mendukung program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Pemerintah telah
menetapkan 5 KSPN destinasi super prioritas, salah satunya yakni Candi Borobudur.(Dok. Bina
Marga) Bidang arsitektur Pada zaman megalithikum, punden berundak menjadi salah satu
peninggalan dibidang arsitektur. Bangunan tersebut kemudian berpadu dengan budaya India
yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Baca juga: Cara Masyarakat Prasejarah
Mewariskan Masa Lalunya Salah satunya Candi Borobudur yang mengambil bentuk bangunan
punden berundak agama Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi di lereng
Pegunungan Penanggungan memiliki pengaruh budaya Indoa yang tidak kuat, karena hanya
punden berundak. Fungsi candi di Indonesia bukan sekedar tempat untuk memuja dewa seperti
di India, tetapi sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan
patung induknya yang beru pa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal.

Anda mungkin juga menyukai