Lalu konselor memperkenalkan diri “ Saya Baiq Hayati Masykuri, ahli gizi yang saat ini
bertugas, dengan ibu siapa? Klien menjawab “saya ibu Sunah Sartika”
Setelah saya liat disini ditetapkan bahwa ibu menderita Hipertensi dan diharuskan untuk
menjalani diet ya bu. Diet hipertensi yang akan ibu jalankan adalah diet DASH ( Dietary
Approach to Stop Hypertension) dimana diet ini menyarankan konsumsi makanan rendah lemak
jenuh, kolesterol dan lemak total, serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur dengan porsi 4-5
porsi/hari, produk susu tanpa lemak atau rendah lemak, dan kacang-kacangan. Oleh karena itu,
tujuan konseling gizi pada hari ini adalah mendiskusikan perubahan pola makan mengikuti
anjuran makanan yang boleh dan tidak boleh, serta jenis dan jumlah yang tepat untuk seorang
yang menjalani diet DASH.
“ Proses konseling gizi akan berlangsung ± 60 menit meliputi pengkajian gizi melalui data
antropometri, data laboratorium, data klinis, data riwayat makan dan riwayat personal serta
penetapan diagnosis gizi dan implementasinya. Diperlukan minimal 3 kali kunjungan tapi bila
masih dirasa perlu bisa dilakukan lebih dari 3. Saya berharap ibu Tika bersedia bekerjasama
untuk keberhasilan proses konseling ini.”
Konselor melakukan pengkajian dengan mengukur BB dan TB yang kemudian menghitung IMT.
Konselor mengkaji data laboratorium, dalam hal ini kolesterol bu Tika pada angka 250 mg/dl
dan GDS 160 mg/dl.
Konselor mengkaji data klinis yaitu TD bu Tika 140/90 mmHg, dan keluhan yang dirasakan bu
TIka adalah sakit kepala terutama dibagian tengkuk, sesak nafas, lesu.
Konselor melakukan identifikasi riwayat makan ( food frekuensi) dimana dalam keseharian bu
Tika sering mengkonsumsi snack tinggi garam, makan sosis lebih dari 3x seminggu, cilok
dengan saos hampir setiap hari, minum minuman berkarbonasi 2x seminggu, sering
mengkonsumsi gorengan, dan dalam masakan selalu menambahkan penyedap rasa. Selain itu bu
Tika suka sekali makan ikan asin dan kadang-kadang menambahkan garam pada nasi setiap kali
makan.
Setelah dianalisis food frekuensi (kuantitatif) digambarkan pola makan pasien asupan natrium
dari bahan makanan sehari-hari > 2400 mg dan total natrium > 6000 mg. Sedangkan secara
kualitatif klien banyak mengkonsumsi makanan junk food, makanan yang diolah dengan garam
dapur, makanan yang diawetkan dengan natrium, garam dapur dan penyedap rasa. Selain itu bu
Tika juga mengkonsumsi minuman bersoda.
Konselor gizi mengkaji data riwayat personal dan didapat informasi bahwa Bapak dari bu Tika
juga menderita hipertensi selama 2 th terakhir dan cenderung meningkat.
Konselor membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi(±selama 10 menit) sementara itu
bu Tika diminta untuk membaca brosur ttg hipertensi.
1. Domain Asupan
“Kelebihan asupan natrium berkaitan dengan kecendrungan memilih makanan junk food,
makanan yang diolah dengan garam dapur dan makanan yang diawetkan dengan Na
ditandai dengan asupan Na dari makanan sehari lebih dari kebutuhan”.
2. Domain Lingkungan
Kurang pengetahuan yang berkaitan dengan pola makan seimbang berkaitan dengan
pemilihan makanan yang salah ditandai dengan pola makan sehari-hari tinggi Na, rendah
kalium, kalsium dan Mg.
Perubahan TD, gejala klinis seperti sakit kepala terutama bagian tengkuk dll (sudah
membaik)
Perubahan asupan Na, Kalium, Ca dan Mg, kolesterol ( Mulai mengurangi gorengan,
sudah makan buah dan sayur)
Disepakati kunjungan berikutnya, “ Baik Ibu Tika, proses konseling gizi selanjutnya kita
rencanakan 1 minggu mendatang dan proses konseling gizi hari ini selesai. Sampai
bertemu 1 minggu mendatang. Terima Kasih”. (Sambil memberikan kartu nama untuk
dapat dihubungi no kontak).