Anda di halaman 1dari 5

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Guru Mata Pelajaran : TIRTA SAPUTRA, S.Pd


Sekolah : SMAN 1 PATANGKEP TUTUI

CONTOH-CONTOH YAJNA

Dravya-yajñāna tapo-yajñā yoga-yajñās tathāpare, Svādhyāya-jñāna-Yajñas ca yatayah


saṁśita-vratāh.
(Bhagavadgītā IV.28.)

Terjemahan:

Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa di antara mereka dibebaskan dari kebodohan dengan
cara mengorbankan harta bendanya. Sedangkan orang lain dengan melakukan pertapaan yang
keras, dengan berlatih yoga kebathinan terdiri atas delapan bagian, atau dengan mempelajari
Veda untuk maju dalam pengetahuan rohani.

Ye yathā māṁ prapadyante tāṁs tathaiva bhajāmy aham, mama vartmānuvartante manusyāh
pārtha sarvaśah.
(Bhagavadgītā IV.11.)

Terjemahan:

‛Sejauhmana orang menyerahkan diri kepadaku, aku menganugerahi mereka sesuai dengan
penyerahan dirinya itu, semua orang menempuh jalanku, dalam segala hal, Wahai putra Pārtha’.

Berdasarkan waktu pelaksanaanya Yajña dapat dibedakan menjadi:

1. Nityᾱ Yajña

Nityᾱ Yajña yaitu Yajña yang dilaksanakan setiap hari seperti halnya:

a. Tri Sandhya
Tri Sandhya adalah merupakan bentuk Yajña yang dilaksanakan setiap hari, dengan
kurun waktu pagi hari, siang hari, dan sore hari. Tujuannya adalah untuk memuja
kemahakuasaan Hyang Widhi, mohon anugerah keselamatan, mohon pengampunan atas
kesalahan dan kekurangan yang kita lakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

b. Yajña Śeṣa/masaiban/ngejot

Mesaiban/ngejot adalah Yajña yang dilakukan ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa
beserta manifestasinya setelah memasak atau sebelum menikmati makanan. Tujuannya
adalah sebagai ucapan rasa bersyukur dan terima kasih atas segala anugerah yang telah
dilimpahkan kepada kita.

Dalam sastra suci Agama Hindu disebutkan sebagai berikut:

Yajña-śṡṣṭaśinah santo mucyantesarva-kilbiṣaiḥ,


Bhuñjate te tv agham pāpā pacanty ātma-kāraņāt.
Terjemahan:

Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa,


Karena mereka makan makanan yang dipersembahkan
Terlebih dahulu untuk korban suci. Orang lain, yang hanya
menyiapkan makanan untuk menikmati indriya-indriya
Pribadi, sebenarnya hanya makan dosa saja

c. Jñāna Yajña

Jñāna Yajña adalah merupakan Yajña dalam bentuk pengetahuan. Dengan melalui proses
belajar dan mengajar

2. Naimittika Yajña

Naimittika Yajña adalah Yajña yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang sudah dijadwal,
dasar perhitungan adalah:

a. Berdasarkan perhitungan wara, perpaduan antara Tri Wara dengan Pañca Wara.
Contohnya: Kajeng kliwon. Perpaduan antara Pañca Wara dengan Sapta Wara.
b. Berdasarkan penghitungan Wuku. Contohnya: Galungan, Pagerwesi, Saraswati,
Kuningan.

c. Berdasarkan atas penghitungan Sasih. Contohnya: Purnama, Tilem, Nyepi, Śiwa Rātri.

3. Insidental

Secara kwantitas Yajña dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Kanista, artinya Yajña tingkatan yang kecil. Tingkatan kanista ini dapat dibagi menjadi tiga
lagi:

1. Kaniṣtaning Niṣṭa adalah terkecil di antara yang kecil.

2. Madhyaning Niṣṭa adalah sedang di antara yang kecil.

3. Utamaning Niṣṭa adalah tersebar di antara yang kecil.

b. Madhya, artinya sedang, yang terdiri atas tiga tingkatan:

1. Niṣṭaning Madhya adalah terkecil di antara yang sedang.

2. Madhyaning Madhya adalah sedang di antara yang menengah.

3. Utamaning Madhya adalah terbesar di antara yang sedang.

c. Utama, artinya besar, yang terdiri atas tiga tingkatan:

1. Niṣṭaning Utama artinya terkecil di antara yang besar

2. Madhyaning Utama artinya sedang di antara yang besar.

3. Utamaning Utama artinya yang paling besar.

Aphalākāṅkṣibhir yajño vidhi-dṛṣṭo ya ijyante, yaṣṭaavyam eveti manaḥ samādhāya sa sāttvikaḥ.


(Bhagavadgitā XVII.II.)
Terjemahan:

ʻDi antara korban-korban suci korban suci yang dilakukan menurut kitab suci, karena kewajiban
yang dilaksanakan oleh orang yang tidak mengharapkan pamrih, adalah korban suci dalam sifat
kebaikanʼ.

Abhisandhāya tu phalaṁ dambhārtam api caiva yat, Ijyante bharata-śreṣṭha taṁ Yajñaṁ viddhi
rājasam.
( Bhagavadgītā XVII.12.)

Terjemahan:

Tetapi hendaknya kalian mengetahui bahwa, korban suci yang diakukan demi suatu keuntungan
material, atau demi rasa bangga adalah korban suci yang bersīfat nafsu, wahai yang paling utama
di antara para Bharat

Vidhi-hīnam asṛṣṭānnaṁ mantra-hīnaṁ adakṣiṇam, Śraddhā-virahitaṁ Yajñaṁ


tāmasaṁparicakṣate.
(Bhagavadgītā XVII.13.)

Terjemahan:

Korban suci apapun yang dilakukan tanpa mempedulikan petunjuk kitab suci, tanpa membagikan
praŝadam (makanan rohani). Tanpa mengucapkan mantra-mantra Veda, tanpa memberi
sumbangan kepada para pendeta dan tanpa kepercayaan dianggap korban suci dalam sifat
kebodohan’

Pada ŝloka di atas menjelaskan ada tiga pembagian Yajña dilihat dari kualitasnya yaitu:

1. Tāmasika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan tanpa mengindahkan petunjuk-petunjuk


śāstra, mantra, kidung suci, dakṣiṇa dan ŝraddhā.

2. Rājasika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan dengan penuh harapan akan hasilnya dan
bersīfat pamer.
3. Sāttwika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan berdasarkan śraddhā, lascarya, śāstra
agama, dakṣiṇa, anasewa, nāsmita.

Untuk mewujudkan pelaksanaan Yajña yang sāttwika, ada tujuh syarat yang wajib untuk
dilaksanakan sebagai berikut:

1. Śraddhā artinya melaksanakan Yajña dengan penuh keyakinan.

2. Lascarya artinya melaksanakan Yajña dengan penuh keikhlasan.

3. Śāstra yaitu melaksanakan Yajña dengan berdasarkan sumber śāstra yaitu śruti, smŗti,
śila, ācāra, ātmanastuṣṭi.

4. Dakṣiṇa adalah pelaksanaan Yajña dengan sarana upacara (benda atau uang).

5. Mantra dan Gītā adalah pelaksanaan Yajña dengan Mantra dan melantunkan lagu-lagu
suci/kidung untuk pemujaan.

6. Annasewa, Adalah Yajña yang dilaksanakan dengan persembahan makan kepada para
tamu yang menghadiri upcara (Atithi Yajña).

7. Nāsmita adalah Yajña yang dilaksanakan dengan tujuan bukan untuk memamerkan
kemewahan dan kekayaan.

Link Daftar Hadir:

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScZUO90_JuFHTm1SYw0-
bGwb67XUtRxgGV7La4dckCdd3gpbA/viewform?authuser=1

Anda mungkin juga menyukai