Di Susun
Oleh
Kelompok 2
Kelas B
1. Rinna Amelia Polihito
2. Ayun Hamunta
3. Fadilah Ilham
4. Ni Made Nidyaningsih
5. Asriani Habir
6. Rahmatia Karuana
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Tanaman Pangan..........................................................................................3
2.2 Tanaman Obat..............................................................................................4
2.3 Hipotesis......................................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu.......................................................................................7
3.2 Objek dan Alat Penelitian............................................................................7
3.3 Jenis Data.....................................................................................................8
3.4 Pengumpulan Data.......................................................................................8
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan tumbuhan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan
dan obat oleh masyarakat sekitar hutan sudah berlangsung sejak lama. Hanya saja,
saat ini pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan secara tradisional tersebut
belum banyak terdokumentasikan. Pengadaan bahan baku obat selama ini sebagian
besar masih dipanen langsung dari alam, sementara usaha budidaya yang dilakukan
masih terbatas (Kemala et al, 2003). Akibatnya jenis-jenis tumbuhan obat yang biasa
digunakan sebagai bahan baku industri tradisional semakin langkah dan sulit
didapatkan. Semakin beragamnya jenis-jenis tumbuhan yang diketahui berpotensi
sebagai obat, bahan baku juga menjadi semakin bervariasi. Jenis-jenis berpotensi
tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan baku obat baik untuk
usaha skala kecil, menengah maupun industri.
Beberapa penelitian tentang potensi tanaman pangan dan obat telah banyak
digunakan diantaranya telah dilakukan oleh Yuli Yulianti (2013) yang meneliti
tentang Keanekaragaman Tumbuhan Pangan dan Obat menyimpulkan bahwa
pengembangan tumbuhan pangan dan obat dapat dilakukan secara insitu dan eksitu
yaitu melibatkan masyarakat, perguruan tinggi sebagai mitra dalam kegiatan
pengelolaan, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran konservasi masyarakat,
pemanfaatan secara lestari, dan meningkatkan nilai ekonomi tumbuhan pangan dan
tanaman obat.
Pemanfaatan tanaman alam sebagai pangan dan obat tradisional telah
dipraktekkan oleh masyarakat di Desa Dambalo dan Desa Heledulaa Utara sejak dulu
hingga saat ini. Pemanfaatan yang dilakukan erat kaitannya dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan tanaman
pangan dan obat di Desa tersebut ialah pada tanaman pangan bagian yang
dimanfaatkan yaitu buah, biji, tunas, batang, daun, tunas, dan bunga. Cara
pengolahannya yaitu dikonsumsi langsung, dimasak, digoreng, dan dihaluskan,
sedangkan pada tanaman obat bagian yang dimanfaatkan yaitu akar dan daun. Cara
pengolahannya yaitu direbus, ditumbuk, diremas, dan digunakan langsung. Adapun
beberapa jenis tanaman yang telah digunakan dan dimanfaatkan sebagai obat oleh
masyarakat secara turun temurun.
1. Jenis tanaman apa yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan obat di
Desa Dambalo dan Heledulaa Utara ?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengelolaan
tanaman pangan dan obat berbasis pengetahuan tradisional masyarakat di Desa
Dambalo dan Heledulaa Utara. Serta dapat memberikan data tanaman pangan dan
obat yang berpotensi untuk mengembangkan sumber daya lokal yang
berkelanjutan di Desa Dambalo dan Heledulaa Utara.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Ketahanan Pangan
Pangan adalah kebutuhan paling hakiki yang menentukan kualitas sumber
daya manusia (SDM) bangsa dan stabilitas sosial politik suatu negara. Di negara
dengan pangsa pengeluaran pangan penduduknya besar selalu dijumpai potensi
masalah kekurangan pangan. Pangsa pengeluaran pangan dipakai sebagai salah satu
indikator ketahanan pangan. Semakin besar pangsa pengeluaran pangan berarti
ketahanan pangan juga semakin rentan.
Ketahanan memiliki kaitan erat dengan ketahanan sosial, stabilitas ekonomi,
stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan nasional (Suryana,2001;
Simatupangetal.,2001). Lebih jauh lagi, ketahanan pangan dalam pengertian
keterjangkauan pangan juga terkait erat dengan upaya peningkatan mutu sumber-
daya manusia. Tanpa dukungan ketersediaan pangan yang cukup dan bermutu, sulit
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu. Oleh karena itu sistem
ketahanan pangan nasional yang kokoh menjadi syarat mutlak bagi keberhasilan
pembangunan.
Ketahanan pangan akan tetap menjadi permasalahan pokok di sebagian besar
negara didunia seiring dengan semakin besar jumlah penduduk, peningkatan daya
beli dan dinamika iklim global. Upaya membangun ketahanan pangan keluarga,
salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia,
diantaranya melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Tulisan ini bertujuan untuk
mengulaspotensi, kebijakan dan program, serta kendala pemanfaatan lahan
pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan, terutama ditingkat rumah tangga.
Lahan pekaranga nmemiliki potensi dalam penyediaan bahan pangan keluarga,
mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk pembelian pangan dan meningkatkan
pendapatan rumah tangga petani. Sejumlah kendala terkait masalah sosial, budaya,
dan ekonomi masih dijumpai dalam program pemanfaatan lahan pekarangan,
diantaranya belum membudayanya budidaya pekarangan secara intensif, masih
bersifat sambilan dan belum berorientasi pasar, kurang tersedianya teknologi
budidaya spesifik pekarangan, serta proses pendampingan dari petugas yang belum
memadai.
Ketahanan pangan mempunyai arti terjaminnya akses pangan bagi setiap
individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya agar dapat hidup sehat dan
beraktivitas. Bisa diartikan pula bahwa, ketahanan pangan adalah keadaan ketika
semua orang pada setiap saat mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap
terhadap kecukupan pangan, aman dan bergizi untuk kebutuhan gizi sesuai dengan
seleranya untuk hidup produktif dan sehat.
Ketahanan pangan keluarga bisa diwujudkan melalui lahan pekarangan.
Lahan pekarangan yang ada bisa dimanfaatkan sebagai sistem pertanian terpadu.
Pola pertanian terpadu merupakan kombinasi antara pola pertanian tradisional
dengan ilmu pengetahuan modern di bidang pertanian yang berkembang terus.
Perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan masih terbatas.
Akibatnya pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan
belum mencapai sasaran seperti yang diharapkan. Padahal dengan pemanfaatan
lahan pekarangan untuk tanaman obat, tanaman pangan, hortikultura, ternak, ikan
dan lainnya berpotensi dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Disamping itu,
pemanfaatan pekarangan juga berpeluang menambah penghasilan rumah tangga
apabila dirancang dan direncanakan dengan baik
Kebutuhan pangan masyarakat berhubungan erat dengan ketahanan pangan
nasional. Ketahanan pangan nasional dapat tercapai jika kebutuhan pangan
masyarakat telah terpenuhi. Ketahanan pangan merupakan salah satu syarat utama
kesuksesan pembangunan nasional. Ketahanan pangan akan mempengaruhi
berbagai sektor dalam pembangunan, seperti stabilitas ekonomi dan politik,
ketahanan sosial, serta keamanan dan ketahanan nasional. Ketahanan pangan
nasional yang kuat juga akan membentuk sumber daya manusia yang bermutu.
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan, diperlukan pemanfaatan sumber daya alam potensial
di sekitar tempat tinggal. UndangUndang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau. Salah satu permasalahan di negara berkembang adalah krisis pangan.
Hal tersebut menunjukkan lemahnya ketahanan pangan di suatu negara. Salah satu
kunci dalam mngurangi krisis pangan yaitu memperkuat ketahanan pangan pada
skala terkecil (pedesaan atau kampung). Pengetahuan lokal dalam memanfaatkan
sumber daya alam dimiliki oleh masyarakat. Pengetahuan lokal tersebut menjadi
kunci memperkuat ketahanan pangan skala mikro yang berdampak baik bagi
ketahanan pangan nasional.
2.2 Tumbuhan Obat
Tanaman merupakan tumbuhan yang hidup dimana saja baik itu di
lingkungan rumah, kebun, maupun hutan. Pada dasarnya, tanaman dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, dan juga sebagai obat. Dalam
kehidupan masyarakat tanaman dimanfaatkan sebagai obat untuk pengobatan segala
jenis penyakit. Pemanfaatan tanaman sebagai obat sejak dulu diminati oleh
masyarakat desa, hal itu ditandai dengan banyaknya tempat pengobatan tradisional
serta banyak beredar produk obat tradosional di tengah-tengah masyarakat, yang
biasa disebut herbal.
Herbal merupakan tumbuhan atau tanaman yang memiliki khasiat sebagai
obat. Herbal merupakan kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya.
Herbal dalam kehidupan sehari-hari sering kita kenal sebagai rempah-rempah.
Herbal dapat berperan dalam pertolongan pertama pada gangguan kesehatan dan
terbukti ampuh menyembuhkan berbagai macam penyakit bahkan penyakit yang
hampir tidak dapat disembuhkan sekalipun masih berpeluang dapat disembuhkan
menggunakan ramuan herbal. Hal tersebut karena pengobatan dengan herbal lebih
mudah diterima tubuh sehingga kesembuhannyapun dapat lebih cepat.
Herbal telah menjadi warisan yang telah berlangsung turun temurun sejak
dulu. Dengan pengetahuan yang telah diwariskan oleh nenek moyang, hingga
sekarang herbal menjadi pilihan masyarakat dalam menyembuhkan penyakit,
bahkan ada yang membudidayakan herbal sebagai tanamann obatan keluarga atau
TOGA. Tanamannn obatan kelurgaa (TOGA) merupkann tumbuhan atau tanamna
yang sangat dibdidayakan baik di halaman, pekarangnn rumahh ladang aatau kebun
sebagai bahan pengobatan penyakit. Tanaman obat keluarga (TOGA) dimanfaatkan
masyarakat sebagai obat. Hal tersebut karena tanaman obat yang dimanfaatkan
sebagai obat memiliki kandungan atau zat aktif yang berfungsi dalam mencegah
serta mengobati penyakit, baik itu penyakit yang disebabkan oleh perubahan cuaca
maupun penyakit lainnya.
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan tumbuhan atau tanamann yang
dibudidayakang ibaik di rhalaman, pekarangan rumah ladang atau kebun sebagai
bahan pengobatan penyakit. Tumbuhan atau tanamann tersebut dapat idimanfaatkan
ioleh masyarakati untuk idiramu dan di sajikan sebagai uobat guna penyembuhani
penyakit.
Beberapa manfaat tumbuhan sebagai iobat dimasayarak, yaitu :
a. Menjagai baik kesehatan. Faktanyai keampuhani iobat tradisionali
(herbal) dalami menunjang kesehatani telah terbukti dalam iempirik,
penggunanya terdiri dari iberbagai lapisan masayarakat, imulai anak-
anak, remaja dan orang lanjuti usia.
b. Memperbaiki istatus gizi bagi masyarakat. Banyaki sekali tumbuhan
yang sebgai apotiki hidup yang dapat dimanfaatkani untuk iperbaikan
dan peningkatan igizi, sepertii kacang, isawo dan belimbingi iwuluh,
isayuran, ibuah-buahan sehinggai kebutuhani vitamini akan terpenuhi.
c. Menghijaukan lingkungan. Meningkatkan penanaman apotiki hidup
salah satu cara untuk penghijauani lingkungani tempati tinggal.
d. Meningkatkan pendapatan masyarakat. Penjualan hasil tumbuhan akan
mampu menambahi penghasilani keluarga.
Menurut (Abdiyani, 2008) tumbuhan berkhasiat obat adalah jenis tumbuhan
yang pada bagianbagian tertentu baik akar, batang, kulit, daun maupun hasil
sekresinya diyakini dapat menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit yang
dirasakan. Tumbuhan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia terutama
masyarakat di sekitar hutan umumnya hidupnya bergantung dengan keadaan hutan
yang ada disekitarnya khususnya dalam hal pangan pangan (Sukenti et al., 2020).
Tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pangan adalah segala sesuatu yang
tumbuh, berbatang, berakar, berdaun, berbuah, berbiji dan dapat dimakan oleh
manusia dengan cara diolah maupun dimakan mentah karena mengandung nutrisi
yang baik untuk tubuh dan tidak beracun (Mutaqin et al., 2016). Berdasarkan uraian
diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi kearifan lokal dalam
pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan makanan dan obat-obatan,
dan menginventarisasi jenis-jenis tumbuhan sebagai bahan makanan dan
mengetahui bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Daftar pertanyaan