Kasus I

Fitra, karyawan, bertempat tinggal di Jl. Akik No. 9 Malang membeli sebidang tanah
seluas 2000 meter persegi dan bangunan yang ada di atasnya yang terletak di Jl. Bangau
No. 15 Sidoarjo dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 01245 dari Sanjaya, karyawan
yang bertempat tinggal di Jl. Melati No. 2 Sidoarjo.
Jual beli sebidang tanah dan bangunan yang ada di atasnya tersebut dilakukan di
depan Notaris Diana, SH dengan Akta No. 7, pada tanggal 15 April 2021. Dalam
perjanjian jual beli tanah dan bangunan yang ada di atasnya tersebut disepakati bahwa
penjual, Sanjaya, akan membongkar “bangunan tua” di depan bangunan utama gedung
yang berada dalam sebidang tanah tersebut dalam waktu paling lambat 30 hari sejak
ditandatanganinya perjanjian jual beli yang dilakukan di depan notaris.
Namun, setelah lewat waktu 30 hari batas akhir yang disepakati untuk melakukan
pembongkaran bangunan tua tersebut, Sanjaya tidak menepati kesepakatan untuk
membongkarnya, sehingga Fitra beberapa kali mengingatkan hal tersebut dan terakhir
memberikan batas waktu pembongkaran sampai dengan tanggal 25 Juli 2021, tetapi
tidak pernah dihiraukan oleh Sanjaya. Bahkan untuk terakhir kalinya Fitra mendatangi
kediaman Sanjaya, tetapi yang bersangkutan tidak ada di rumahnya dan ada
kemungkinan Sanjaya berpindah alamat.
Pada tanggal 18 Agustus 2021, Fitra akhirnya memberikan somasi kepada Sanjaya
untuk membongkar bangunan tua tersebut paling lambat 24 Agustus 2021 karena akan
dibangun supermarket miliknya, jika hal tersebut tidak diindahkan maka Fitra akan
menyelesaikan lewat jalur hukum ke pengadilan.
Sampai lewat waktu batas somasi tersebut bangunan tua tetap tidak dibongkar,
sehingga Fitra meminta Nasa, SH dan Fasa, SH pada kantor Advokat Nasa, SH dan
Rekan di Jl. Sudirman No. 5 Malang untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan
surat kuasa khusus pada tanggal 15 September 2021.

Perintah:
Buatlah surat kuasa khusus dan surat gugatan untuk pembongkaran bangunan tua
tersebut dan membebankan segala biaya yang timbul kepada Tergugat.