Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2:

1. ANGGIE NATASIA THEIS 19010000072


2. ISROTUL MUNAWAROH 19010000075
3. WILLYAN WAHYU KURNIA 19010000113
4. ANANDHA YOSSI N.I.P 19010000120
5. BRYAN GAMALIEL 19010000124

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER:

1. ANJURAN MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL


2. SURAT KUASA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
3. GUGATAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
DINAS TENAGA KERJA
Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No.233, Kembangan,
Kec. Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121

Gresik, 20 Desember 2021


Nomor : 125/653/HI.06/XII/2021 Kepada Yth:
Lampiran : - 1. Pimpinan Perusahaan
Hal : Anjuran PT. Terang Benderang
2. Pekerja Sdr. Budi Lelono

Sehubungan dengan pengaduan yang disampaikan oleh pekerja Saudara Budi Lelono
mengenai masalah pemutusan hubungan kerja sepihak yang dilakukan oleh Pimpinan PT.
Terang Benderang pada 02 November 2021, dan permohonan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial tersebut melalui mediasi tidak tercapai kesepakatan maka sesuai ketentuan
Pasal 13 ayat (2) UU No.2 Tahun 2004, Mediator mengeluarkan anjuran,

Dan sebagai bahan pertimbangan mediator perlu mendengar keterangan kedua belah pihak
yang berselisih sebagai berikut:

A. Keterangan pihak Pekerja yaitu Budi Lelono:


1. Bahwa benar pekerja merupakan karyawan di PT. Terang Benderang yang bekerja
terhitung dari 02 Juni 1992, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kerja yang
ditandatangani pada 01 Juni 1992;
2. Bahwa benar jabatan terakhir pekerja adalah kepala produksi dengan besaran upah
perbulan sebesar Rp.5.000.000 (lima juta rupiah);
3. Bahwa benar pekerja telah di PHK secara sepihak oleh PT. Terang Benderang sejak
02 November 2021 dengan Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021;
4. Bahwa alasan pekerja di PHK secara sepihak adalah karena tidak masuk kerja selama
10 (sepuluh) hari dan dianggap tidak melakukan pekerjaan dengan tanggung jawab;
5. Bahwa alasan pekerja tidak masuk kerja adalah dikarenakan sakit, namun terkait hal
tersebut pekerja telah mengirim surat keterangan dokter ke perusahaan;
6. Bahwa pekerja juga sudah melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
7. Bahwa pekerja meminta uang gajinya dari 02 November 2021 sampai dengan
sekarang yang belum dibayarkan oleh PT. Terang Benderang.
B. Keterangan pihak Pengusaha yaitu Agus Harianto:
1. Bahwa benar perusahaan telah mengelurakan Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021
terkait pemutusan hubungan kerja secara sepihak kepada pekerja;
2. Bahwa alasan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan perusahaan kepada pekerja
dikarenakan pekerja mangkir selama 10 (sepuluh) hari tanpa ada keterangan sama
sekali;
3. Bahwa perusahaan menganggap pekerja kurang bertanggungjawab dalam melakukan
pekerjaannya;
4. Bahwa akibat sikap pekerja tersebut mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan.

C. Keterangan Saksi Pihak Pekerja yaitu dr. Nadhira Savitri


1. Bahwa benar pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 pekerja (Budi Lelono) sedang sakit
dan harus di rawat inap secara intensif selama 10 (sepuluh) hari;
2. Bahwa benar surat keterangan dokter dikeluarkan sendiri oleh saksi kepada pekerja
(Budi Lelono) pada 23 Oktober 2021;
3. Bahwa benar isi surat keterangan sakit tersebut berisikan pekerja (Budi Lelono) harus
di rawat inap secara intensif selama 10 (sepuluh) hari;

D. Ketarangan Saksi Pihak Pekerja yaitu Bismo Suwarno


1. Bahwa benar saksi sebagai teman pekerja telah menerima surat keterangan dokter dari
pekerja pada tanggal 23 Oktober 2021;
2. Bahwa benar saksi telah menyerahkan surat keterangan dokter kepada pengusaha pada
tanggal 24 Oktober 2021 dan telah diterima oleh satpam di tempat kerja pekerja (Budi
Lelono);

E. Keterangan Saksi Pihak Pengusaha yaitu Sudiro Bagaskoro


1. Bahwa benar saksi sebagai HRD di PT. Terang Benderang tidak menerima surat
keterangan dokter tersebut selama 10 (sepuluh) hari tersebut sampai dengan
dikeluarkannya Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021 terkait pemutusan hubungan
kerja tersebut;
2. Bahwa benar surat keterangan dokter tersebut baru diterima saksi setelah
dikeluarkannya Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021 terkait pemutusan hubungan
kerja tersebut.
F. Pertimbangan Hukum dan Kesimpulan Mediator:
1. Berdasarkan Pasal 153 ayat (1) huruf (a) UU Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi:
“Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan : a.
pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter
selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus”. Maka
apabila alasan pemutusan hubungan kerja secara sepihak yang dilakukan oleh
perusahaan/PT. Terang Benderang kepada pekerja adalah karena pekerja tidak masuk
kerja selama 10 (sepuluh) hari tersebut dikarekanakan sakit dan pekerja memiliki
surat keterangan dokter, maka alasan tersebut tidak dapat dijadikan alasan
pengusaha/PT. Terang Benderang melakukan PHK secara sepihak kepada pekerja.
2. Berdasarkan Pasal 88 ayat (1) UU No.13 Tahun 2003 yang berbunyi : “Setiap
pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”. Jika dilihat sesuai dengan keterangan pekerja yang
menyatakan belum menerima upah sejak 02 November 2021 dan apabila memang
benar pengusaha belum memberikan upah, maka pengusaha/PT. Terang Benderang
memiliki kewajiban untuk membayarkan upah yang merupakan hak dari pekerja
tersebut.
3. Berdasarkan duduk masalah antara pekerja dan pengusaha/PT. Terang Benderang,
maka Pengusaha harus membuktikan bahwa alasan PHK secara sepihak tersebut
adalah tidak dilarang undang-undang dan untuk pekerja juga harus membuktikan
sebaliknya,.
4. Bahwa Pekerja juga berkewajiban membuktikan bahwa pekerja memang belum
menerima upah dari 02 November 2021 sampai dengan sekarang.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, guna menyelesaikan masalah dimaksud mediator:

MENGANJURKAN

1. Agar pihak pekerja dan pihak pengusaha menyelesaikan perkara ini secara
kekeluargaan;
2. Agar pihak pengusaha membatalkan Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021 tentang
pemutusan hubungan kerja kepada pihak pekerja;
3. Agar pihak pengusaha mempekerjakan kembali pihak pekerja ;
4. Agar pihak pengusaha membayarkan upah yang belum diberikan sejak 02 November
2021 sampai dengan sakarang dengan besar upah perbulan sebesar Rp.5.000.000 (lima
juta rupiah);
5. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban atas anjuran tersebut selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima surat anjuran
ini.

Demikian untuk diketahui dan menjadi perhatian.

Mengetahui,
Kepala Dinas Tenaga Kerja Mediator
Kabupaten Gresik Hubungan Industrial

Budi Raharjo, S.H., M.Sos. Juli Mahendra, S.H


NIP : 19680921 198809 1 001 NIP. 19760701 200604 1 025
SURAT KUASA
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Budi Lelono


NIK : 3573014504890003
Tempat tanggal lahir : Gresik, 23 Februari 1966
Usia : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Panglima Sudirman No. 102, RT.005/ RW.006,
Kramatandap, Gapurosukoliko, Gresik, Jawa Timur, 61111.
Selanjutnya disebut “PEMBERI KUASA”.

Dalam hal ini telah memilih tempat kediaman hukum (domicilie) di alamat kantor Kuasa
Hukumnya, dan dengan ini memberikan kuasa kepada:

1. Nama : Anggie Natasia Theis S.H., M.H


Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 26 Desember 1977
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Advokat
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Induk Advokat : 16. 240785

2. Nama : Isrotul Munawaroh S.H., M.H


Tempat Tanggal Lahir : Malang, 14 April 1978
Agama : Islam
Pekerjaan : Advokat
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Induk Advokat : 17.070489

3. Nama : Willyan Wahyu Kurnia Ramadhan S.H., M.H


Tempat Tanggal Lahir : Malang, 27 Maret 1979
Agama : Islam
Pekerjaan : Advokat
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Induk Advokat : 18.070489

4. Nama : Anandha Yossi Nurfadillah Intan Puspitasari S.H.,


M.H
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 24 Juli 1980
Agama : Islam
Pekerjaan : Advokat
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Induk Advokat : 19.070489

5. Nama : Bryan Gamaliel S.H., M.H


Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 11 Januari 1981
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Advokat
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Induk Advokat : 20. 240785
Kelimanya merupakan Advokat dan Konsultan Hukum pada “KANTOR ADVOKAT DAN
KONSULTAN HUKUM GELAP GULITA DAN REKAN” , berkantor di Jl. DR. Wahidin
Sudiro Husodo No. 45, RT.002/ RW.003, Kebomas, Ngipik, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik,
Jawa Timur 61121, yang dalam hal ini bertindak sendiri- sendiri maupun bersama-sama. Untuk
selanjutnya disebut sebagai “PENERIMA KUASA”.

KHUSUS

Untuk dan atas nama serta mewakili kepentingan PEMBERI KUASA tersebut di atas sebagai
PENGGUGAT, Penerima Kuasa diberi kuasa dan wewenang hukum penuh untuk mengajukan
Gugatan terhadap PT.Terang Benderang beralamat di Jl. Letjen Soetoyo No.15, Maduran,
Manyar, Gresik, mengenai perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja di Pengadilan
Hubungan Industrial Kabupaten Gresik pada Pengadilan Negeri Gresik, sebagai
TERGUGAT.
Untuk penyelenggaraan hukum dari Kuasa yang diterimanya, Pihak Penerima Kuasa berhak
penuh untuk menghadap dan menghadiri semua persidangan di Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Gresik, membuat, mengajukan dan menandatangani
Gugatan PHI, menghadap Instansi/Pejabat Pemerintah/Sipil, memberi atau menolak
keterangan-keterangan hukum, mengajukan atau menolak jawaban-jawaban hukum,
mengajukan Replik, dan seterusnya: mengajukan kesimpulan-kesimpulan; mengajukan atau
menolak bukti-bukti; menandatangani surat-surat dan akta-akta; melakukan atau menerima
pembayaran; mengadakan atau menolak perdamaian baik di dalam maupun di luar
persidangan; mengajukan sita jaminan, memohon, menerima atau menolak putusan;

Untuk singkatnya, Pihak Penerima Kuasa berhak penuh untuk melaksanakan segala tindakan
dan upaya hukum yang dipandang bermanfaat dan diperlukan untuk memenuhi tugas dan
fungsinya selaku Penerima Kuasa yang sah dalam hal berperkara sesuai dengan tujuan
pemberian kuasa tersebut diatas.

Surat kuasa ini diberikan dengan hak honorarium, hak Retensi dan hak Substitusi, baik
sebagian atau seluruhnya kepada lain orang.

Gresik, 03 Januari 2022


PENERIMA KUASA PEMBERI KUASA

ANGGIE NATASIA THEIS S.H., M.H BUDI LELONO

ISROTUL MUNAWAROH S.H., M.H

WILLYAN WAHYU KURNIA


RAMADHAN S.H., M.H
ANANDHA YOSSI NURFADILLAH
INTAN PUSPITASARI S.H., M.H

BRYAN GAMALIEL S.H., M.H


KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM
GELAP GULITA DAN REKAN
Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No. 45, RT.002/ RW.003, Kebomas,
Ngipik, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121
Email: gelapgulitalawfirm@gmail.com, Telp/Fax: 031-325763

Malang, 07 Januari 2022

Perihal : Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja


Lampiran : Surat Kuasa

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial Kabupaten Gresik
Pada Pengadilan Negeri Gresik
Jl. Raya Permata No.6, Kembangan, Kec. Kebomas,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur,61122

Dengan Hormat,

Perkenankan kami

1. ANGGIE NATASIA THEIS S.H., M.H


2. ISROTUL MUNAWAROH S.H., M.H
3. WILLYAN WAHYU KURNIA RAMADHAN S.H., M.H
4. ANANDHA YOSSI NURFADILLAH INTAN PUSPITASARI S.H., M.H
5. BRYAN GAMALIEL S.H., M.H

Yang kelimanya merupakan Advokat dan Konsultan Hukum pada “KANTOR ADVOKAT
DAN KONSULTAN HUKUM GELAP GULITA DAN REKAN” , berkantor di Jl. DR.
Wahidin Sudiro Husodo No. 45, RT.002/ RW.003, Kebomas, Ngipik, Kec. Gresik, Kabupaten
Gresik, Jawa Timur 61121, yang dalam hal ini bertindak baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama untuk dan atas nama serta mewakili kepentingan Budi Lelono, lahir di Gresik, pada
tanggal 23-02-1966 (dua puluh tiga bulan Februari tahun seribu sembilan ratus enam puluh
enam), yang beralamat di Jl. Panglima Sudirman No. 102, RT.005/ RW. 006 Kramatandap,
Gapurosukoliko, Gresik, Jawa Timur, 61111, Warga Negara Indonesia, Karyawan, Pemegang
Kartu Tanda Penduduk Nomor: 3573014504890003, berdasarkan surat kuasa khusus
tertanggal 03 Januari 2022 (Terlampir). Untuk selanjutnya dalam perkara ini disebut sebagai
PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap PT.
Terang Benderang, yang beralamat di Jl. Letjen Soetoyo No.15, Maduran, Manyar, Gresik.
untuk selanjutnya dalam perkara ini disebut sebagai TERGUGAT.

Adapun alasan atau dalil dalam Gugatan Hubungan Industrial ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa PENGGUGAT merupakan Karyawan TERGUGAT yang telah berkerja terhitung


sejak tanggal 02 Juni 1992 (dua Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh dua) yang
menduduki jabatan awal sebagai anggota staff bagian produksi sebagaimana tertera dalam
Perjanjian Kerja yang ditandatangani pada 01 Juni 1992 (satu Juni seribu sembilan ratus
sembilan puluh dua);
2. Bahwa adapun jabatan terakhir PENGGUGAT adalah sebagai kepala produksi, dengan
gaji per bulan sebesar Rp.5.000.000 (lima juta rupiah);
3. Bahwa selama PENGGUGAT bekerja kepada TERGUGAT, PENGGUGAT selalu
melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya dengan penuh tanggung jawab;
4. Bahwa yang menjadi awal perselisihan ini disebabkan oleh PENGGUGAT yang tidak
masuk kerja selama 10 (sepuluh) hari karena sakit paru kronis, tetapi terkait hal tersebut
PENGGUGAT telah mengirim surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa
PENGGUGAT sedang sakit dan harus di rawat inap secara intensif selama 10 (sepuluh)
hari;
5. Bahwa tanpa Surat Peringatan yang sah, TERGUGAT melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) secara sepihak terhadap PENGGUGAT pada tanggal 02 November 2021
dengan alasan TERGUGAT melakukan pelanggaran indisipliner yakni dengan tidak
masuk kerjanya PENGGUGAT selama 10 (sepuluh) hari;
6. Bahwa terkait dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh
TERGUGAT kepada PENGGUGAT, PENGGUGAT bahkan sama sekali tidak pernah
menerima Surat Peringatan dari TERGUGAT, baik Surat Peringatan pertama, kedua
ataupun ketiga, sehingga ketika PENGGUGAT menerima Surat PHK Nomor:
09/PHK/XI/PT TB/2021 dari TERGUGAT, PENGGUGAT merasa kaget dan merasa
perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGAT adalah hal yang tidak benar;
7. Bahwa alasan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh TERGUGAT yakni
salah satunya dikarenakan PENGGUGAT tidak masuk kerja selama 10 (sepuluh) hari,
padahal PENGGUGAT juga sudah memberikan keterangan bahwa tidak masuknya
PENGGUGAT selama 10 (sepuluh) hari memiliki alasan yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, PENGGUGAT juga sudah mengirimkan surat
keterangan dokter kepada TERGUGAT, sehingga keputusan TERGUGAT untuk
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada TERGUGAT adalah melanggar
hukum;
8. Bahwa selama masa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak yang dilakukan oleh
TERGUGAT, PENGGUGAT tidak menerima upah terhitung sejak 02 November 2021
sampai dengan sekarang;
9. Bahwa terhadap Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan TERGUGAT kepada
PENGGUGAT, PENGGUGAT telah mengajukan permintaan perundingan secara bipartit
pada tanggal 04 November 2021;
10. Bahwa pada tanggal 08 November 2021, tepatnya di Kafe Gresik Empire yang
berkedudukan di Jalan Panggang No.62, Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik,
Jawa Timur, 61151, PENGGUGAT dan TERGUGAT mengadakan perundingan bipartit,
namun tidak tercapai kesepakatan dan selanjutnya PENGGUGAT dan TERGUGAT
menyimpulkan untuk melanjutkan perundingan secara tripartit;
11. Bahwa perundingan tripartit pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik tidak berhasil
dilakukan karena pihak pengusaha tidak pernah hadir sampai 2 (dua) kali surat panggilan,
akhirnya Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik melimpahkan penyelesaian ini dengan
memohon bantuan Mediator Hubungan Industrial pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Gresik;
12. Bahwa setelah 2 (dua) kali mediasi melalui telekonferensi, namun masih tidak tercapai
kesepakatan akhirnya Mediator Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Gresik menerbitkan anjuran Nomor: 125/653/HI.06/XII/2021 tertanggal 02 Desember
2021 yang isinya menganjurkan sebagai berikut:
1. Agar pihak pekerja dan pihak pengusaha menyelesaikan perkara ini secara
kekeluargaan;
2. Agar pihak pengusaha membatalkan Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021 tentang
pemutusan hubungan kerja kepada pihak pekerja;
3. Agar pihak pengusaha mempekerjakan kembali pihak pekerja ;
4. Agar pihak pengusaha membayarkan upah yang belum diberikan sejak 02 November
2021 sampai dengan sakarang dengan besar upah perbulan sebesar Rp.5.000.000
(lima juta rupiah);
5. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban atas anjuran tersebut selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima surat anjuran
ini.
13. Bahwa pada tanggal 11 Desember 2021, PT. Terang Benderang menolak anjuran mediator
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik, akhirnya PENGGUGAT mengajukan gugatan ini
di Pengadilan Hubungan Industrial untuk mendapatkan keadilan;
14. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 161 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan:
“(1) Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-
turut”.
Maka sudah jelas seperti yang dijelaskan pada poin ke-6, bahwa Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) yang dilakukan oleh TERGUGAT adalah bertentangan dengan Pasal 161
ayat (1) UU Ketenagakerjaan tersebut, dan oleh karenanya Pemutusan Hubungan Kerja
sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021 tersebut haruslah
dinyatakan TIDAK SAH atau BATAL DEMI HUKUM;
15. Bahwa berdasarkan Pasal 153 ayat (1) huruf (a) UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang berbunyi:
“Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan : a.
pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter
selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus”.
Maka berdasarkan penjelasan pada poin ke-7, maka sudah jelas apa yang dilakukan
TERGUGAT telah bertentangan dengan ketentuan pasal 153 ayat (1) huruf (a) UU
Ketenagakerjaan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan TERGUGAT
kepada PENGGUGAT adalah melanggar undang-undang, dan sudah seharusnya untuk
Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021 tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
dinyatakan TIDAK SAH atau BATAL DEMI HUKUM;
16. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 153 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan yanng menyatakan:
“(2) Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan dengan alasan sebagaimana
dimaksud ayat (1) batal demi hukum, dan pengusaha wajib mempekerjakan kembali
pekerja/buruh yang bersangkutan”
Maka berdasarkan pasal tersebut, sudah jelas bahwa TERGUGAT wajib mempekerjakan
PENGGUGAT kembali, karena alasan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan
TERGUGAT kepada PENGGUGAT melalui Surat Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021
tersebut adalah melanggar ketentuan undang-undang khusunya Undang-Undang
Ketenagakerjaan;
17. Bahwa berdasarkan Pasal 88 ayat (1) UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
yang berbunyi:
“(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Maka berdasarkan ketentuan tersebut, jelas bahwa PENGGUGAT mempunyai hak untuk
mendapatkan upah yang belum dibayarkan TERGUGAT kepada PENGGUGAT, karena
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh TERGUGAT adalah TIDAK
SAH atau BATAL DEMI HUKUM, maka TERGUGAT mempunyai kewajiban untuk
memberikan upah kepada PENGGUGAT terhitung sejak 02 November 2021 sampai
dengan putusan perkara pemutusan hubungan kerja a quo mempunyai kekuatan hukum
yang tetap, yakni sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) per bulan;
18. Bahwa berdasarkan Pasal 93 ayat (3) Undang- Undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang menyatakan:
“(3)Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a sebagai berikut: a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar
100% (seratus persen) dari upah”
Maka berdasarkan Pasal 93 ayat (3) Undang-Undang Ketenagakerjaan tersebut, karena
masih tergolong 4 (empat) bulan pertama, sehingga PENGGUGAT berhak untuk
mendapatkan 100% (seratus persen) dari upah, terhitung untuk bulan November 2021
sampai dengan ada putusan mengenai kasus pemutusan hubungan kerja dalam perkara a
quo memiliki kekuatan hukum yang tetap, dengan perbulannya sebesar Rp. 5.000.000
(lima juta rupiah);
19. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, maka perselisihan
PENGGUGAT dengan TERGUGAT adalah perselisihan pemutusan hubungan kerja yakni
perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak;
Pasal 1 ayat (4) UU Nomor 2 Tahun 2004:
“(4) Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena
tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak”.
20. Bahwa berdasarkan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang berbunyi:
Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri mengenai
perselisihan hak dan perselisihan pemutusan hubungan kerja mempunyai kekuatan
hukum tetap apabila tidak diajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung
dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja :
a. bagi pihak yang hadir, terhitung sejak putusan dibacakan dalam sidang majelis
hakim; b. bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal menerima
pemberitahuan putusan.
Maka berdasarkan ketentuan pasal 110 tersebut, putusan mengenai perselisihan pemutusan
hubungan kerja mempunyai kekuatan hukum tetap apabila dalam 14 hari sejak putusan
dibacakan dalam sidang oleh majelis hakim bagi pihak yang hadir dan 14 hari terhitung
sejak tanggal menerima putusan tersebut bagi pihak yang tidak hadir, tidak mengajukan
permohonan kasasi;
21. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka kiranya adalah berdasar untuk kemudian
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Gresik mengabulkan gugatan
PENGGUGAT untuk seluruhnya;
22. Bahwa, untuk menjamin dilaksanakan putusan ini nantinya oleh TERGUGAT, maka
PENGGUGAT memohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Gresik untuk menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 1.000.000,- (Satu juta Rupiah) untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan putusan
ini sejak dibacakan;
23. Bahwa oleh karena gugatan PENGGUGAT didasarkan kepada bukti-bukti hukum yang
kuat dan tidak terbantahkan oleh TERGUGAT, dan juga oleh karena gugatan
PENGGUGAT adalah mengenai pekerjaan dan penghidupan bagi keluarga dari
PENGGUGAT, maka patut dan layak menurut hukum jika putusan atas Perselisihan
Pemutusan Hubungan Kerja ini dapat dilaksanakan secara serta merta meskipun ada upaya
hukum kasasi;
24. Bahwa oleh karena gugatan PENGGUGAT didasarkan kepada bukti-bukti yang kuat
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tidak terbantahkan oleh TERGUGAT,
maka patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Gresik menghukum TERGUGAT untuk membayar segala biaya yang
timbul dalam perkara ini.

Berdasarkan uraian dan alasan-alasan tersebut diatas, PENGGUGAT mohon agar Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk
memberikan putusan sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;


2. Menyatakan TERGUGAT telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan;
3. Menyatakan TIDAK SAH dan BATAL DEMI HUKUM Surat Pemutusan Hubungan
Kerja dari TERGUGAT kepada PENGGUGAT Nomor: 09/PHK/XI/PT TB/2021
tanggal 02 November 2021;
4. Memerintahkan TERGUGAT untuk mempekerjakan kembali dan memulihkan seluruh
hak-hak yang selama ini diperoleh PENGGUGAT;
5. Memerintahkan TERGUGAT untuk membayar upah PENGGUGAT bulan November
2021 sampai putusan ini memiliki putusan yang memiliki kekuatan hukum yang tetap;
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada
PENGGUGAT sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan pelaksanaan putusan ini sejak dibacakan;
7. Menetapkan putusan dapat dilaksanakan secara serta merta meskipun ada upaya hukum
kasasi;
8. Menghukum TERGUGAT membayar seluruh biaya perkara;
Atau, bilamana Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Kabupaten Gresik berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono).

HORMAT KAMI
KUASA HUKUM PENGGUGAT

ANGGIE NATASIA THEIS S.H., M.H

ISROTUL MUNAWAROH S.H., M.H

WILLYAN WAHYU KURNIA RAMADHAN S.H., M.H

ANANDHA YOSSI NURFADILLAH INTAN PUSPITASARI S.H., M.H

BRYAN GAMALIEL S.H., M.H

Anda mungkin juga menyukai