Anda di halaman 1dari 15

MODUL 4

THAHARAH
N. EVA FAUZIAH, DRA. M.AG.
PENGANTAR

CPMK 04 BAHAN KAJIAN


• Mampu memahami konsep thaharah • 1. Pengertian Wudlu, Mandi dan
secara teoritis dan perbedaan pendapat Tayamum
madzhab serta mendemonstrasikan • 2. Dasar hukum Wudlu, Mandi dan
praktik Ibadah wudlu, mandi dan Tayamum
tayamum
• 3. Rukun dan Syarat Wudlu, Mandi dan
Tayamum
• 4. Tata cara dan kaifiyat Wudlu, Mandi
dan Tayamum
• 5. Hal-hal yang membatal Wudlu, Mandi
dan Tayamum
• 6. Perbedaan pendapat dalam praktik
wudlu, mandi dan tayamum
Pengertian Hadas dan Najis
• Hadas, yaitu keadaan diri pada seorang muslim yang menyebabkan
ia tidak suci, dan tidak sah untuk mengerjakan sholat.
• Termasuk hadas kecil adalah keluar sesuatu dari dua lubang seperti
air kencing, tinja, madzi, wadli, atau keluar sesuatu dari lubang lahiran
seperti keluar keputihan dan lain-lain. Cara bersucinya dengan wudlu.
• Termasuk hadas Besar adalah keluar darah haidl, darah nifas,
bermimpi keluar air mani, berhubungan seks. Cara bersucinya dengan
mandi.
• Jika tidak terdapat air, sedang dalam perjalanan, atau sedang
melakukan safar bersuci dengan tayamum (QS. Al-Maidah : 6).
• Najis, menurut bahasa berarti kotor, tidak bersih atau tidak suci.
Sedangkan menurut istilah adalah kotoran yang seorang muslim
wajib membersihkan diri dan mencuci apa-apa yang terkena najis.
Bersuci dari
Qhada’ul Hajah dan Cara Bersuci
• Qadlau al-hajah adalah menunaikan kebutuhan ke belakang yaitu buang
air besar dan buang air kecil. Termasuk kepada hadas kecil.
• Cara mensucikannya dengan beristijmar (bersuci dengan batu) atau
beristinja (bersuci dengan batu/air). Kata istinja lebih umum daripada
istijmar. Kata istinja adalah kata yang menunjukkan pensucian kotoran
dengan menggunakan batu atau air. Sementara istijmar hanya dengan batu
saja. Beristinja lebih utama dibanding istijmar.
• Bersuci dengan batu tidak boleh kurang dari 3 buah. Namun berdasarkan
hadis dari sahabat bernama ibn Abbas, Nabi Saw. pernah menggunakan
dua batu karena batu yang dimintakan Nabi saw. kepada Ibn Abbas
ternyata bukan batu melainkan kotoranunta yang sudag mengering
sehingga Nabi Saw. mencukupkan istijmar dengan dua batu.
Dalil Beristijmar/ Beristinja
‫ قَا َل فَ َقا َل َأ َج ْل لَ َق ْد‬.‫َش ٍء َح ََّّت الْ ِخ َر َاء َة‬
ْ َ ‫ُك‬ َّ ُ -‫صىل هللا عليه وسمل‬- ‫َع ْن َسلْ َم َان قَا َل ِقي َل َ َُل قَ ْد عَل َّ َم ُ ُْك ن َ ِبيُّ ُ ُْك‬
‫َنَ َاَنَ َأ ْن ن َ ْس َت ْق ِب َل الْ ِق ْب َ ََل ِلغَائِطٍ َأ ْو ب َ ْو ٍل َأ ْو َأ ْن ن َ ْستَنْ ِج َى ِِبلْ َي ِم ِني َأ ْو َأ ْن ن َ ْستَنْ ِج َى ِبأَقَ َّل ِم ْن ثَ َالثَ ِة َأ ْح َجا ٍر َأ ْو َأ ْن‬
‫ن َ ْستَنْ ِج َى ِب َر ِجيع ٍ َأ ْو ِب َع ْظ ٍم‬
• Dari Salman, ia berkata bahwa ada yang bertanya padanya, “Apakah
Nabi kalian mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun
dalam hal buang kotoran?” Salman menjawab, “Iya. Nabi
kami shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kami menghadap
kiblat ketika buang air besar maupun air kecil. Beliau juga melarang
kami beristinja’ dengan tangan kanan. Beliau juga melarang kami
beristinja’ dengan kurang dari tiga batu. Begitu pula kami dilarang
beristinja’ dengan menggunakan kotoran dan tulang.” (HR. Muslim,
no. 262)
PENGERTIAN WUDLU
WUDLU Madzhab Al-Hanafiah : Membasuh dan menyapu dengan air pada
anggota badan tertentu.

Al-Malikiah : Thaharah dengan menggunakan air yang mencakup


PENGERTIAN anggota badan tertentu, yaitu empat anggota badan, dengan tata cara
tertentu.
Bahasa : Bersih dan Suci
Istilah : Membersihkan Asy-Syafi’iyah : Penggunaan air pada anggotabadan tertentu dimulai
anggota tubuh untuk dengan niat
menghilangkan hadas
kecil dengan air yang Hambaliyah : Penggunaan air yang suci pada keempat anggota tubuh
mensucikan yaitu wajah, kedua tangan,kepala dan kedua kaki, dengan tata cara
tertentu seusai dengan syariah, yang dilakukan secara berurutan
RUKUN WUDLU dengan sisa furudh
1. Niat.
2. Membasuh muka
3. Membasuh kedua tangan serta DASAR HUKUM
siku. ‫يايها الذين ءامنواذا قمتم الي الصلوة فا غسلوا و جو هكم وا يد يكم‬
4. Menyapu kepala. 6:‫المايدة‬...‫الي المرافق وامسحوا برءوسكم وارجلكم الي الكعبين‬
Wahai orang yang beriman apabila salah seorang di
5. Membasuh kedua kaki serta antara kalian mau mendirikan shalat hendaklah kalian
6. Tertib cuci wajah, tangan sampai ke sikut dan usaplah kepala
kalian dan cucilah kaki
Sunah Wudhu
SYARAT WUDLU
Sunah wudhu adalah suatu perbuatan atau bacaan yang apabila
dilakukan dalam berwudhu, maka mendapatkan pahala. Dan
apabila tidak dilakukan, maka wudhunya tetap sah.
1.Beragama Islam
2.Tamyiz/ mumayiz artinya dapat
Adapun sunah – sunah dalam berwudhu ada 12 ketentuan, yaitu
membedakan mana yang baik dan mana
sebagai berikut :
yang buruk.
1. Membaca Bismillah
3.Tidak ada sesuatu yang menghalangi
2. Menghadap ke arah kiblat
sampainya air ke kulit, misalnya cat, lilin,
3. Bersiwak atau menggosok gigi
getah dan sebagainya.
4. Membasuh pergelangan tangan (kanan dan kiri ) terlebih dahulu
4.Suci dari darah haid dan nifas bagi
5. Berkumur – kumur
perempuan
6. Memasukkan air ke dalam hidung ( tiga kali )
5.Tidak ada sesuatu pada anggota tubuh
7. Membasuh kedua telinga ( luar dan dalam )
yang dapat mengubah keadaan air
8. Mendahulukan anggota tubuh yang sebelah kanan, lalu di ikuti
6.Dengan air yang suci dan mensucikan
bagian yang kiri
7.Mengetahui fardu – fardunya wudhu
9. Membasuh hingga ke sela – sela jari tangan dan jari kaki
8.Tidak beri’itiqad/ berkeyakinan bahwa
10. Membasuh ke sela – sela jenggot bagi laki – laki
sesuatu yang fardu itu sunah
11. Mengulangi sampai tiga kali, pada setiap membasuh
9.Telah masuk waktu shalat.
12. Berdo’a setelah selesai berwudhu
PENYEBAB BATAL WUDLU

1. Keluarnya sesuatu dari kemaluan,


baik (qubul ) maupun kemaluan FADHILAH WUDHU
belakang ( dubur )
2. Hilangnya akal ( kesadaran ) karena Setengah ke-imanan (HR. Muslim dkk)
gila, mabuk dan pingsan Penghapus dosa kecil (HR. Muslim dkk)
3. Tidur tidak menetapkan pantat ke Mengangkat derajat (HR. Muslim dkk)
tempat duduk atau lantai Jalan menuju syurga (HR. Bukhori
(Syafi’iyyah) Muslim)
4. Bersentuhan antara kulit laki – laki Identitas di mahsyar (HR. Muslim &
dan perempuan yang bukan muhrim Nasa’i)
(syafi’iyah) jika ada rasa kenikmatan
(Malikiyah dan
5. Menyentuh kemaluan manusia, baik
bagian depan maupun bagian
belakang dengan telapak tangan.
RUKUN WUDLU
RUKUN NIAT CUCI CUCI USAP CUCI TERTIB MUWAL ADDALK JUMLAH
MUKA TANGAN KEPALA KAKI ATT

HANAFI - RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN - - - 4

MALIKI RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN - RUKUN RUKUN 7

SYAFII RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN - - 6

HAMBAL RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN RUKUN - 7


I
HAL- HAL YANG MEMBATALKAN WUDLU
NO HAL-HAL YANG HANAFIYAH MALIKIYYAH SYAFIIYAH HANABILAH1
MEMBATALKAN WUDLU
1 Keluarnya sesuatu lewat Batal Batal jika keluar BATAL BATAL
ua lubang qubul dan sesuatu yang
dubur lazim dari
lubang yang
lazim
2 Tidur yang bukan dalam Batal Batal jika pulas Batal Batal walaupun
Posisi tamakkun dalam Posisi
tamakun
3 Hilang Akal darena Batal Batal Batal Batal
Mabuk, Tidur atau sakit
4 Menyentuh kemaluan Tidak Batal Batal Batal Batal
dengan telapak tangan
5 Menyentuh kulit lawan Tidak Batal Batal Jika Batal Batal dengan
jenis yang bukanmahram merasa lezat syahwat
6 Keluarnya sesuatu dari Batal Tidak Batal Tidak Batal Tidak batal
badan
MANDI
PENDAPAT ULAMA :
Memakai air yang suci pada seluruh
badan dengan tata cara tertentu
PENGERTIAN dengan syarat-syarat dan rukun-
rukunya.
Mengguyur air ke seluruh
badan dari ujung rambut Mandi ada dua :
sampai ujung kaki.. 1. Mandi Wajib
Pengertian lain mengenai 2. Mandi Sunah
mandi adalah aktivitas
mengalirkan air pada seluruh
tubuh dengan niat tertentu

DASAR HUKUM
6:‫المايدة‬...‫ وان كنتم جنبا فاطهروا‬.......‫يايها الذين ءامنواذا قمتم الي الصلوة فا غسلوا و جو هكم‬
Wahai orang yang beriman apabila salah seorang di antara kalian mau mendirikan shalat hendaklah
kalian cuci wajah......dan jika kalian junub maka hendaklah kalian bersuci (mandi) (QS. Al-Maidah:6)
Hadis tentang tata cara Mandi Janabah (Hadis Aisyah)
Janabah : bahasa Arab bermakna jauh (ُ)‫البُ ْع ُُد‬dan lawan dari .ُُ‫ُم ْنُا َ ْل َجنَابَُ ِةُيَ ْب َدأ‬ ِ ‫س َل‬َ َ ‫ّللَاُِ ِإ َذاُاِ ْغت‬
‫ل َه‬ ُُ ‫سو‬ُ ‫ُر‬َ َ‫ُ َكان‬:‫ت‬ ُْ َ‫ُّللَاُُ َع ْن َهاُقَال‬
‫ي َه‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ُر‬ َ َ‫شة‬ َ ِ‫َع ْنُ َعائ‬
dekat (.)‫ُُّالقرابَة‬
َ ‫ضد‬ ِ ُ‫غُ ِب َي ِمي ِن ِهُ َعلَىُ ِش َُما ِل ِهُفَ َي ْغ ِسلُُفَ ْر َجهُُث ُ همُ َيت َ َوضُهأ ُ ث ُ همُ َيأ ْ ُخذُُا َ ْل َما َء‬
ُ ‫فَ َي ْغ ِسلُُ َي َد ْي ِهُث ُ همُيُ ْف ِر‬
Sedangkan secara istilah fiqih, kata janabah ini menurut ُ‫اض‬َ َ‫الثُ َحفَنَاتٍُث ُ همُأ َُف‬ َ َ ‫ىُرأْ ِس ِهُث‬ َ َ‫ش ْع ِرُث ُ همُ َحفَنَُُ َعل‬ ‫صو ِلُاَل ه‬ ُ ُ ‫صابِعَهُُفِيُأ‬ َ َ ‫فَيُ ْد ِخلُُأ‬
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berarti :ُ‫تطلقُالجنابةُفي‬ ‫علَيْه‬
َُ ُ‫ُر ْجلَ ْي ِهُ ُمتهفَ ٌق‬ َ ‫س ِد ِهُث ُ همُ َغ‬
ِ ‫س َل‬ َ ‫سائِ ِرُ َج‬ َ ُ‫َعلَى‬
ُ‫الشرعُعلىُمنُأنزلُالمنيُوعلىُمنُجامعُوسميُجنباُألنهُيجتنبُالصالة‬
‫والمسجدُوالقراءةُويتباعدُعنها‬Janabah secara syar'i dikaitkan
dengan seseorang yang keluar mani atau melakukan 1. Mencuci kedua tangan dengan tanah atau sabun
hubungan suami istri, disebut bahwa seseorang itu junub lalu mencucinya sebelum dimasukan ke wadah
karena dia menjauhi shalat, masjid dan membaca Al- tempat air
Quran serta dijauhkan atas hal-hal tersebut. 2. Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan
kiri Mencuci kemaluan dan dubur.
3. Najis-najis dibersihkan
4. Berwudhu sebagaimana untuk shalat, dan
menurut jumhur disunnahkan untuk
mengakhirkan mencuci kedua kaki
Keluar mani/ 5. Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan
1. Niat
Bermimpi/ ihtilam
2. Menghilangka air ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa
Bertemunya dua
n Najis kalau kulit kepalanya telah menjadi basah (ketentuan
kemaluan
ada di badan bagi laki-laki. bagi perempuan ada keringanan)
Meninggal
3. Meratakan air 6. Menyiram kepala dengan 3 kali siraman
Mendapat Haidh
hingga ke
Mendapat Nifas
seluruh badan
7. Membersihkan seluruh anggota badan Mencuci
Melahirkan kaki
TAYAMUM SEBAB MELAKUKAN TAYAMUM
1. Dalam perjalanan jauh
2. Tidak ada air baik karena jumlah air
tidak mencukupi (sedikit) cukup utk
PENGERTIAN minum/makan, tidak diketemukan
setelah berusaha mencari
Tayamum adalah pengganti 3. Air yang ada berada pada suhu yang
wudhu atau mandi wajib ekstrim (sangat panas/dingin)
ketika tidak ditemukan air 4. Mengundang kemudharatan seperti air
atau sedang dalam berada di tempat yang jauh, sumber air
perjalanan. termasuk lingkungan berbahaya
Bersuci dengan tanah atau 5. Sakit dan tidak boleh terkena air
debu.

DASAR HUKUM
6:‫المايدة‬...‫ وان كنتم جنبا فاطهروا‬.......‫يايها الذين ءامنواذا قمتم الي الصلوة فا غسلوا و جو هكم‬
Wahai orang yang beriman apabila salah seorang di antara kalian mau mendirikan shalat hendaklah
kalian cuci wajah......dan jika kalian junub maka hendaklah kalian bersuci (mandi) (QS. Al-Maidah:6)
SYARAT SAH TAYAMUM
1. Telah masuk waktu salat
2. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan RUKUN TAYAMUM
kotoran 1. Niat Tayamum.
3. Memenuhi alasan atau sebab melakukan 2. Menyapu muka dengan debu
tayamum atau tanah
4. Sudah berupaya / berusaha mencari air namun 3. Menyapu kedua tangan dengan
tidak ketemu debu atau tanah hingga ke siku.
5. Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
6. Menghilangkan najis yang yang melekat pada
tubuh
CARA BERTAYAMUM:

PERKARA SUNAT KETIKA TAYAMUM 1) Membaca basmalah,


1. Membaca basmalah 2) Renggangkan jari-jemari, tepukkan ke debu,
2. Menghadap ke arah kiblat 3) Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan
3. Membaca doa ketika selesai tayamum atau tangannya ditepuk-tepuk untuk menipiskan
4. Medulukan kanan dari pada kiri debu yang menempel,
5. Meniup debu yang ada di telapak tangan 4) Niat tayamum (dalam hati/ dilafalkan),
6. Menggodok sela jari setelah menyapu 5) Mengusap telapak tangan ke muka secara
tangan hingga siku merata lalu ke telapak tangan kanan lalu kiri atau
sebaliknya tangan lalu muka.
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai