Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM|

PRAKTEK MATA KULIAH Klasifikasi


Kodefikasi Terkait Cedera, Keracunan, Faktor
Eksternal

Disusun oleh:

Rizky abdullah (P17410203140)

PROGRAM STUDI D-3 RMIK


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES MALANG

OKTOBER 2021
1. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Bahan Kajian):
Mampu menjelaskan dan mengkode ketrampilan dasar biomedik (anatomi, terminologi
medis, dan patofisiologi) serta klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan tindakan medis
akibat efek penyebab luar yang tidak spesifik

2. Capaian Pembelajaran Praktikum :


Ketepatan dalam melakukan Klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan tindakan medis
akibat efek penyebab luar yang tidak spesifik

3. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengkode ketrampilan dasar biomedik (terminologi
medis danpatofisiologi) serta klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan tindakan medis
akibat efek penyebab luar yang tidak spesifik

4. Alat dan Bahan


a) Kamus Kedokteran Dorland
b) Buku ICD-10 Volume 1, 2 dan 3
c) Buku ICD 9-CM
d) Lembar Kerja Praktikum
e) Modul Praktikum
f) Soal Kasus pada ppt

5. Dasar Teori
Radiasi adalah energi yang bergerak dalam bentuk gelombang atau partikel kecil
dengan kecepatan tinggi. Efek determinasi terjadi karena adanya kematian sel sebagai
akibat dari paparan radiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh. • Efek deterministik
timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya
timbul dengan waktu yang relatif singkat. Efek stokastik adalah Paparan radiasi pada
dosis rendah yang dapat meningkatkan risiko kanker. Radiodermatitis adalah peradangan
kulit yang terjadi akibat penyinaran lokal dengan dosis tinggi.
Katarak terjadi pada penyinaran mata dengan dosis diatas 1,5 Gray (Gy), dengan
masa tenang antara 5 – 10 tahun. Sterilitas dapat terjadi karena akibat penyinaran pada
kelenjar kelamin. Efek berupa pengurangan kesuburan sampai kemandulan. Sindrom
Radiasi Akut dapat terjadi setelah penyinaran seluruh tubuh dengan dosis lebih dari 1 Gy
yang diterima secara sekaligus dengan laju dosis yang cukup tinggi oleh radiasi yang
berdaya tembus besar. Heat stroke terjadi akibat tubuh yang terlalu lama berada di
lingkungan dengan suhu tinggi, biasanya terjadi bersamaan dengan dehidrasi, yang
menyebabkan kegagalan sistem pengendalian suhu tubuh.
Heat syncope adalahsSuatu kondisi di mana seseorang mengalami pingsan atau
hampir pingsan karena paparan suhu panas dalam jangka waktu tertentu, terutama pada
seseorang yang berdiri dengan satu posisi selama jangka waktu tertentu di bawah teriknya
sinar matahari. Heat cramp adalah salah satu kejang otot yang terjadi ketika sedang
melakukan olahraga atau beberapa saat setelah melakukan olahraga. Heat exhaustion
adalah penyakit yang terkait dengan panas yang dapat muncul setelah tubuh terekspos
dengan suhu yang tinggi, sering kali disertai dengan dehidrasi. Hypothermia adalah adalah
suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi
tekanan suhu dingin.
Barotrauma adalah adalah kerusakan jaringan dan sekuelenya yang terjadi akibat
perbedaan antara tekanan udara (tekan barometrik) di dalam rongga udara fisiologis dalam
tubuh dengan tekanan di sekitarnya. Barotrauma paling sering terjadi pada penerbangan
dan penyelaman dengan scuba. Asphyxiation adalah kondisi di mana tubuh tidak
memperoleh cukup oksigen untuk menyuplai seluruh tubuh atau jumlah karbon dioksida
yang berlebihan dalam tubuh. Asphyxiation neonatal Adalah kondisi medis akibat
kekurangan oksigen pada bayi baru lahir yang berlangsung cukup lama selama proses
kelahiran hingga menyebabkan kerusakan fisik, biasanya pada otak.

6. Prosedur
A. Prosedur Koding Diagnosa Penyakit:
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mengidentifikasi diagnosa penyakit yang akan di kode dan merujuk ke
seksi yang tepat pada indeks alphabet
3. Menentukan Lead Term dari diagnosa penyakitnya
4. Mencari kode yang sesuai di Indeks daftar alphabet (ICD- 10 Vol. 3)
5. Melihat note dan keterangan atau perintah lain yang berpengaruh
6. Menentukan kode berdasarkan ICD- 10 volume 3
7. Mengontrol (melihat kembali) kode tersebut di Volume 1, membaca note,
exclude, include, dan subdivision
8. Meneliti kembali dengan diagnosa penyakit pasien
9. Menentukan dan menuliskan kode akhir diagnose dengan benar

A. Prosedur Koding Tindakan/ prosedur medis:


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mengidentifikasi tindakan/ prosedur medis yang akan di kode dan
merujuk ke seksi yang tepat pada indeks alphabet
3. Menentukan Lead Term dari tindakan/ prosedur medisnya
4. Mencari kode yang sesuai di Indeks daftar alphabet (ICD- 9CM Vol. 3)
5. Melihat note dan keterangan atau perintah lain yang berpengaruh
6. Menentukan kode dari Aphabetical index
7. Mengontrol (melihat kembali) kode tersebut pada Tabular List, membaca
note, exclude, include, dan subdivision
8. Menentukan dan menuliskan kode akhir tindakan/ prosedur medis dengan
benar
A. Mempresentasikan hasil pengkodean
B. Membuat Lembar Kerja praktikum, Log Book dan Laporan Praktikum
C. Mengumpulkan Lembar Kerja praktikum, Log Book dan Laporan Praktikum
ke dosen pembimbing praktikum untuk mendaptkan evaluasi atau penilaian

7. Hasil (Indikator capaian)


Mahasiswa dapat mencapai tujuannya dalam memahami dan dapat menerapkan praktikum
koding

8. Kegiatan Praktikum
Praktikum ketrampilan dasar biomedik (terminology medis dan patofisiologi) serta
klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan tindakan medis akibat efek penyebab luar yang
tidak spesifik

No. Materi Sifat Kegiatan Tanggal


Klasifikasi dan kodefikasi penyakit
dan tindakan medis akibat efek
1. Individu 21 Oktober 2021
penyebab luar yang tidak spesifik

9. Hasil Praktikum
Terlampir

10. Kesimpulan
Mahasiswa mampu melaksanakan klasifikasi dan kodefikasi berbagai penyakit dan
tindakan medis akibat efek penyebab luar yang tidak spesifik

Anda mungkin juga menyukai