Anda di halaman 1dari 28

Modul Praktikum DRY LAB MKK Respiro

Pengaruh Surfaktan dan Tekanan Intrapleura


Laboratorium Fisiologi Virtual
dengan PhysioEx 9.1

(Practical Guide DRY LAB of Respirology , Effect of Surfactant and Intrapleural


Pressure - Physiology Virtual Lab with PhysioEx9.1)

Contributors

Dr. dr. Endang Sriwahyuni, M.S


Dr. dr. Retty Ratnawati, M.Sc
Edwin Widodo, SSi, M.Sc.,PhD
dr. Ardani Galih P, M.Biomed
dr. Nia Kurnianingsih, M.Biomed
dr. Aris Widayati, Sp.S
Aswaty Nur, M.Kes
dr. Ratih Paramita S, M.Biomed
dr. Yhusi Karina R, M.Sc
dr. Dewi Mustika, M.Biomed
dr. Dian Hasanah, M.Biomed, SpPD
Agwin Fahmi Fahanani, ST., MT
dr. Novita Titis Harbiyanti Sp.S

For Internal Use - Student

Laboratory of Human Physiology Faculty of Medicine


Universitas Brawijaya
2021

DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................1

TATA T ERTIB PRAKTIKUM ..................................................................................................... 3


PROSEDUR PENGUMPULAN TUGAS / LAPORAN PRAKTIKUM ........................................................ 4
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (ATTENTION): ...................................................... 5
PRACTICUM .................................................................................................................... 6
OVERVIEW ........................................................................................................................ 7
TUJUAN .......................................................................................................................... 12
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 13
EKSPERIMEN .................................................................................................................... 18
REVIEW SHEET ................................................................................................................. 26
REFERENSI .................................................................................................................... 28

2
Tata Tertib Praktikum (Rules of Practicum)

1. Praktikum dilaksanakan secara luring di lab TIK FKUB


2. Sebelum mengikuti praktikum, mahasiswa wajib mempelajari topik yang
akan dipraktekkan melalui Buku Panduan Praktikum dan Video Pelaksanaan
praktikum yang telah disediakan di Google Classroom MKK terkait.
3. Mahasiswa diijinkan tidak mengikuti praktikum karena sakit (menunjukkan
surat keterangan sakit dari dokter) dan izin keperluan mendesak lain yang diakui
pedoman akademik FKUB, dengan wajib melapor kepada Dosen Penanggung
jawab Dry lab sebelum pelaksanaan praktikum, selambat-lambatnya 1 hari setelah
Jadwal Praktikum. Jika tidak ada keterangan sesuai batas waktu diatas dianggap
mahasiswa tidak mengikuti praktikum.
4. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti praktikum sesuai dengan point no 3,
WAJIB segera menghubungi dosen penanggung jawab dry lab dan akan diberikan
waktu khusus untuk mengikuti praktikum dan ujian praktikum
5. Mahasiswa wajib melakukan tahapan praktikum sesuai petunjuk pembimbing
yang tercantum dalam Buku dan Video Petunjuk pelaksanaan praktikum
6. Mahasiswa wajib mengikuti ujian Topik Dry Lab yang dilaksanakan pada sesi
akhir praktikum dengan login pada laman C B T menggunakan :
a. Username : dokterNIM

b. Password : NIM (default)*

*jika password pernah diganti dan lupa, dapat segera menghubungi Bapak
Angga, ST., Tim TIK pada No. HP/WA +62 812-3201-4501 untuk reset
password sebelum pelaksanaan praktikum drylab.

Hal-hal yang dianggap kurang tepat dan memerlukan perubahan akan diumumkan
langsung saat praktikum berlangsung

3
PROSEDUR PENGUMPULAN TUGAS / LAPORAN PRAKTIKUM
(Procedure of Report Collection)

1. Mahasiswa wajib menyimpan File PDF Hasil Praktikum pada email


pribadi. Untuk selanjutnya di print dan dikumpulkan menjadi satu.
2. Masing-masing mahasiswa menuliskan NAMA/KELAS/NIM di pojok kanan
atas pada laporan praktikum dan mengumpulkan laporan praktikum
tersebut maksimal 2x24 jam setelah pelaksanaan praktikum.
3. Pengumpulan laporan praktikum dikoordinir oleh mahasiswa penanggung
jawab mata kuliah, dikumpulkan dalam 1 amplop coklat diberi keterangan
kelas dan Angkatan serta topik dry labnya beserta lembar presensi untuk
checklist mahasiswa yang telah mengumpulkan dry lab tersebut).
Dikumpulkan ke admin Lab Faal (Bu Ninik) di GPB lt. 10.

4
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (ATTENTION):

1. Pada layar eksperimen software PhysioEx, terdapat tanda pada bagian bawah
instruksi
a. “Back” digunakan untuk meralat jawaban pertanyaan pada eksperimen jika
belum di ”Submit”.
b. “Next ” digunakan untuk melangkah ke step berikutnya.
c. “Undo” jika anda ingin mengulang kembali step sebelumnya
d. “Reset” ini digunakan untuk mengulang praktikum/eksperimen dari awal dan
data yang diperoleh akan hilang. Jadi BERHATI-HATILAH.
e. “Submit” hanya anda tekan jika sudah melengkapi semua step dalam
eksperimen ini agar terekam dalam Lab Report.

2. Lebih baik tidak menekan tanda apapun yang tidak sesuai dengan petunjuk
praktikum karena, berdasarkan pengalaman, dapat menyebabkan sistem menjadi
error dan gagalnya eksperimen praktikum.

5
PRACTICUM

STARTING THE P ROGRAMS


1. Tekan ikon flash program Physio-Ex 9.0 yang ada di windows toolbar, sehingga
terbuka 12 jenis exercise.

2. Pilih (click) Exercise 7. Respiratory System Mechanics dan Pilih (click)


Overview

6
Exercise 7. Respiratory System Mechanics

Activity 3 : Effect of Surfactant and Intrapleural Pressure

Overview
Berikut adalah tampilan overview pada Physiox yang akan anda akses .

7
Mekanika sistem Pernafasan

Fungsi fisiologi dari sistem pernafasan sangat penting untuk kehidupan. Jika muncul
permasalahan pada sistem fisiologi yang lain, kita masih bisa bertahan beberapa waktu tanpa
menanganinya. Namun, jika permasalahan tersebut terjadi pada sistem pernafasan (atau
pada sistem sirkulasi yang lain) maka kematian dapat terjadi dalam hitungan menit.

Peran utama dari sistem pernafasan adalah untuk mendistribusikan oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida dari sel yang ada di seluruh tubuh. Untuk mencapai hal
tersebut, istem pernafasan bekerja sama dengan sistem sirkulasi. Respirasi meliputi ventilasi
atau pergerakan udara ke dalam dan keluar paru (bernafas) dan pertukaran oksigen dan
karbon dioksida pada paru dan sel tubuh.

Jantung memompa darah yang tidak mengandung oksigen ke dalam kapiler paru,
dimana terjadi pertukaran gas di darah dan alveoli sehingga oksigen dapat masuk ke darah.
Jantung memompa darah yang telah mengandung oksigen ke dalam jaringan tubuh, dimana
oksigen digunakan untuk metabolisme sel. Pada waktu yang bersamaan karbon dioksida
(produk sisa dari metabolisme) dari jaringan tubuh berdifusi ke dalam darah. Kadar karbon
dioksida meningkat, mengurangi kadar oksigen dalam darah yang kembali ke jantung.

8
(Gambar 7.1)

Ventilasi merupakan hasil dari kontraksi otot skelet diafragma (otot berbentuk kubah
yang memisahkan cavum thorak dan cavum abdomen) dan musculus intercostal external.
Volume dari cavum thorax meningkat. Peningkatan volume ini menurunkan tekanan cavum
thorax sehingga udara masuk paru (inspirasi). Ketika terjadi relaksasi otot diafragma dan

9
musculus intercostal externa, tekanan cavum thorax meningkat dan volume menurun,
memaksa udara keluar dari paru (ekspirasi).

Inspirasi dipertimbangkan sebagai proses aktif dikarenakan otot berkontraksi


memerlukan ATP, dimana ekspirasi seringkali dipertimbangakan sebagai proses pasif, karena
otot mengalami relaksasi. Ketika seseorang berlari, maka ekspirasi menjadi proses aktif,
menghasilkan kontraksi dari muskulus intercostal interna dan musculus abdominalis. Pada
kasus ini, baik inspirasi ataupun ekspirasi menjadi suatu proses aktif dikarenakan diperlukan
kontraksi otot pada kedua proses tersebut.

(Gambar 7.2)

Jumlah udara yang mengalir ke dalam dan keluar paru dalam 1 menit adalah ventilasi
pulmonari per menit (pulmonary minute ventilation). Dimana jika dikalkulasi dengan
mengalikan frekuensi pernafasan (frequency of breathing) dengan volume pernafasan (tidal

10
volume). Ventilasi harus selalu diatur untuk menjaga oksigen pada darah arteri dan juga
karbon dioksida pada darah vena di level normal. Yaitu pada kondisi normal partial pressure.

Tekanan parsial pada gas adalah proporsi tekanan yang diberikan setiap gas dalam
campuran. Sebagai contoh pada atmosfer permukaan laut, tekanan total adalah 760 mmHg.
Oksigen membentuk 21 % pada total atmosfer dan oleh karena itu memiliki tekanan parsial
(PO2) 160 mmHg (760 mmHg x 0.21).

Oksigen dan karbon dioksida berdifusi lebih rendah dari tekanan parsial mereka, yaitu
dari tekanan parsial tinggi ke tekanan parsial rendah. Oksigen berdifusi dari alveoli paru ke
dalam darah, dimana itu bisa larut dalam plasma dan berikatan pada hemoglobin lalu
berdifusi ke dalam darah dan jaringan. Karbon dioksida (diproduksi oleh reaksi metabolik
pada jaringan) berdifusi dari jaringan ke dalam darah dan berdifusi dari darah ke dalam alveoli
untuk dikeluarkan dari tubuh.

Pada percobaan kali ini, anda akan memeriksa mekanisme dasar dan pengaturan
sistem respirasi. Konsep yang akan anda periksa menggunakan simulasi paru untuk
membantu pemahaman bagaimana kerja dari sistem pernafasan manusia dengan lebih detail.

11
Tujuan
Tujuan dari praktikum dry lab kali ini adalah untuk mengetahui :

1. Memahami terminology surfaktan, tegangan permukaan, rongga intrapleura,


tekanan intrapleura, pneumothorax dan atelectasis.
2. Memahami efek surfaktan pada tegangan permukaan dan fungsi paru.
3. Memahami bagaimana tekanan intrapleura negative mencegah kolaps paru

12
Pendahuluan

Ketika cairan berbatasan dengan gas, ikatan molekul cairan lebih kuat satu sama lain
daripada pada molekul gas. Daya tarik yang tidak sama ini menghasilkan tegangan pada
permukaan yang disebut tegangan permukaan (surface tension). Karena tegangan permukaan
menahan gaya yang cenderung meningkatkan luas permukaan batas cairan dan gas, sehingga
ukuran ruang berongga seperti alveoli atau ruang udara mikroskopik pada paru menurun.

Jika lapisan yang melapisi ruang udara di paru-paru adalah cairan murni, maka akan
sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk mengembangkan paru. Namun, cairan yang meliputi
pada permukaan alveolar berisi surfactant , yaitu cairan seperti detergen yang merupakan
campuran dari lipid dan protein, yang dapat menurunkan tegangan permukaan dengan cara

13
menurunkan daya tarik antar molekul cairan satu dengan yang lain. Anda akan mencari tahu
pentingnya fungsi surfactant pada praktikum kali ini.

Diantara nafas, tekanan pada cavum pleura yakni tekanan intrapleural lebih kecil
pada tekanan pada alveoli, dua gaya yang membuat tekanan negatif ini adalah (1)
kecenderungan paru untuk recoil karena sidat elastis dan tegangan permukaan dari cairan
alveolar (2) kecenderungan dinding dada untuk recoil dan mengembang keluar. Dua gaya
tersebut menarik paru menajuhi dinding thorax dan membentuk ruang hampa pada sebagian
cavum pleura.

Karena tekanan pada ruang intrapleural lebih kecil daripada tekanan atmosfer,
pembukaan yang terjadi pada membrane pleura menyeimbangakan tekanan intrapleura
dengan tekanan atmosfer dengan mengizinkan udara memasuki cavum pleura, kondisi ini
disebut dengan pneumothorax. Pneumothorax dapat menyebabkan paru menjadi kolaps,
kondisi ini disebut atelektasis. Pada praktikum ini intrapleural space adalah ruang antara
dinding toples kaca dan dinding luar paru-paru yang dikandungnya.

1. Tekanan Alveolar

Alveolar pressure adalah tekanan udara di dalam alveoli paru. Saat glottis terbuka
dan tidak ada udara mengalir ke dalam atau keluar paru, tekanan di semua bagian jalur
pernafasan menuju alveoli, adalah seimbang dengan tekanan atmosfer, dikenal sebagai
tekanan referensi nol dalam saluran nafas—yaitu, 0 centimeters tekanan udara. Untuk
menyebabkan masuknya udara ke dalam alveoli, tekanan dalam alveoli harus berada pada
nilai di bawah tekanan atmosfer (below 0). “Tekanan alveolar” menurun sampai sekitar –
1 centimeter udara. Tekanan sedikit negative ini mampu menarik 0.5 liter udara ke dalam
paru dalam 2 detik yang diperlukan untuk inspirasi normal. Saat ekspirasi, tekanan
sebaliknya terjadi. Laju aliran gas kedalam dan keluar paru-paru bergantung terutama
pada perbedaan tekanan alveoli dan atmosfer (I.e. transairway pressure).

Laju pertukaran udara mencapai laju tertinggi saat perbedaan tekanan terbesar
antara alveoli dan atmosfer. Sebaliknya, jika tekanan alveolar adalah nol (i.e. sama dengan
tekanan atmosfer), aliran gas juga nol.

14
2. Tekanan Transpulmonary

Tekanan transpulmonary adalah perbedaan antara tekanan alveolar dan tekanan


pleural, yaitu perbedaan tekanan antara dalam alveoli dengan permukaan luar paru.
Tekanan ini merupakan tenaga elastic dalam paru yang dapat membesarkan paru pada
setiap respirasi instan, disebut sebagai tekanan recoil.

3. Tekanan Interpleural (pleural) (PPL)


a. Tekanan interpleural bervariasi sesuai volume sistem respirasi dan aksi otot respirasi.
1. Volume ekuilibrium. Saat otot respirasi benar-benar relaksasi dan saluran nafas
terbuka, paru-paru mengandung 2 – 2,5 L gas. Saat inspirasi, tekanan interpleural
menjadi sangat negatif secara progresif sesuai peningkatan volume paru. Selain itu,
tekanan alveolar negatif ditransmisikan ke ruang interpleural, membuat tekanan
interpleural menjadi lebih negatif selama aliran inspirasi. Perubahan tekanan
interpleural, dari awal hingga akhir inspirasi, mengukur peningkatan elastisitas yang
dihasilkan oleh volume inspirasi. Perubahan tekanan ini digunakan untuk
menghitung dynamic lung compliance.
2. Saat ekspirasi, tekanan interpleural kembali ke level istirahat. Biasanya, tekanan
interpleural tetap negatif, tetapi dengan ekspirasi paksa tekanan intrapleural bisa
menjadi positif.
b. Tekanan interpleural dapat diperkirakan dengan mengukur tekanan intrathoracic
esophageal, karena tekanan interpleural dan tekanan internal dari esophagus yang
relax adalah sama.

Surfaktan, Tegangan Permukaan, dan Keruntuhan Prinsip Alveoli Ketegangan Permukaan.

Ketika cairan membentuk permukaan dengan udara, molekul cairan di permukaan air
memiliki daya tarik yang sangat kuat satu sama lain. Akibatnya, permukaan cairan selalu
berusaha berkontraksi. Hal ini menyebabkan usaha untuk memaksa udara keluar dari alveoli
melalui bronkus dan, dengan melakukan hal tersebut, menyebabkan alveoli menjadi kolaps.
Efek akhir adalah menyebabkan kekuatan kontraktil elastis dari seluruh paru-paru, yang
disebut gaya elastis tegangan permukaan.

15
Surfaktan dan Efeknya pada Tegangan Permukaan.

Surfaktan adalah zat aktif permukaan di air, yang berarti sangat mengurangi tegangan
permukaan air. Ini disekresikan oleh sel epitel surfaktan khusus yang mensekresikan sel epitel
alveolar tipe II, sekitar 10% dari luas permukaan alveoli. Surfaktan adalah campuran kompleks
beberapa fosfolipid, protein, dan ion. Komponen yang paling penting adalah fosfolipid
dipalmitoylphosphatidylcholine, apoprotein surfaktan, dan ion kalsium.
Dipalmitoylphosphatidylcholine, bersama dengan beberapa fosfolipid yang lain, bertanggung
jawab untuk mengurangi tegangan permukaan.

Pengaruh Radiasi Alveolar pada Tekanan Akibat Ketegangan Permukaan.

Tekanan yang dihasilkan sebagai akibat dari ketegangan permukaan pada alveoli
berbanding terbalik dengan jari-jari alveolus, yang berarti semakin kecil alveolus, semakin
besar tekanan alveolar yang disebabkan oleh tegangan permukaan. Jadi, bila alveoli memiliki
setengah jari-jari normal (50 bukan 100 mikrometer), tekanan yang disebutkan sebelumnya
berlipat ganda. Hal ini sangat penting pada bayi prematur kecil, banyak di antaranya memiliki
alveoli dengan radius kurang dari seperempat orang dewasa. Hal ini menyebabkan kondisi
yang disebut sindrom gangguan pernafasan pada bayi baru lahir. Hal ini berakibat fatal jika
tidak diobati, terutama bernafas positif bernapas positif.

16
Peralatan yang digunakan

1. Simulasi paru pada toples tertutup.


2. Diafragma karet – untuk menutup toples dan mengubah volume dan tekanan
3. Selang – menyebabkan tekanan intrapleura pada sisi kiri toples seimbang dengan
tekanan atmosfer
4. Surfaktan
5. Oscilloscope

17
Eksperimen
Mohon jawab pre lab -kuis sebelum memulai praktikum berikut lalu kirim jawaban anda

Setelah selesai 5 buah soal, pastikan anda telah melakukan submit pekerjaan anda. Jika tidak
anda lakukan, dan terlanjur seluruh experimen telah selesai maka anda harus mengulang
kembali program dari halaman physioex 9.1 awal (nomer 1) dan melakukan eksperimen
kembali karena eksperimen anda tidak akan tercatat

18
Klik sesuai petunjuk dan ikuti sesuai arahan praktikum berikut :

1. Klik Start untuk melihat pola bernafas normal pada oscilloscope.

2. Klik Record Data untuk melihat data pada tabel.

19
3. Klik Surfactant untuk melihat bagaimana pengaruh surfaktan pada pernafasan paru-
paru yang nampak pada layar osciloscope

4. Klik RECORD DATA untuk melihat data pada tabel di bagian bawah

l.

20
5. Tambahkan Surfactant untuk melihat pengaruh tambahan surfaktan pada pernafasan
paru
6. Lihat pola pernafasan paru pada layar oscilloscope

21
7. Klik RECORD DATA untuk melihat data pada tabel.

8. Tekan tombol Clear Tracing untuk membersihkan layar oscilloscope.

22
9. Klik Flush untuk menghilangkan surfaktan.

10. . Klik Start untuk melihat pola pernafasan paru. Lihat kondisi tekanan negative saat
paru mengembang (pada panel di bawah oscilloscope). Klik RECORD DATA untuk
merekam hasil pemeriksaan.

23
11. Klik valve pada bagian kiri toples untuk menyamakan dengan tekanan atmosfer.
Amati apa yang terjadi pada pola pernafasn paru.

Mohon jawablah pertanyaan post lab berikut dan kirim jawaban anda, lanjutkan dengan
“review sheet”. Jawablah review sheet berikut dan kirimkan jawaban anda

12. Klik valve untuk menutupnya , amati apa yang terjadi pada pola pernafasan paru

24
13. EKSPERIMEN SELESAI, klik submit untuk mengirimkan hasil experiment

25
Review Sheet

Kerjakan Review sheet, berdasarkan apa yang telah anda pahami setelah melakukan
praktikum ini. Anda juga dapat menggunakan hasil eksperimen anda sebagai bahan
pertimbangan.

26
“Submit” jawaban anda, jika hanya “continue” maka data akan hilang.

SELAMAT. Praktikum telah selesai, Cek Kembali Lab Report untuk melihat hasil
jawaban pre-test, eksperiemen, dan post test anda.

Simpan dalam bentuk PDF pada bagian kanan atas. Save to PDF

1. Tulis KELAS_NAMA_NIM

27
2. Letakkan Dokumen di salah satu folder komputer dengan diberi identitas nama
file: KELAS_NAMA_NIM.PDF. Pastikan file dapat terbuka. Jika file tidak dapat
terbuka, lakukan re-name file dengan menambahkan .pdf pada nama file.
Kemudian kirim ke email pribadi masing-masing untuk kemudian di-print dan
dikumpulkan secara kolektif.

REFERENSI

1. Guyton and Hall, 2006, Medical Physiology, 11 th edition, Elsevier Sounders,


Philadelphia. Page 469-533.
2. John Bullock and J Boyle, 2001, NMS Physiology, 4 th edition, Lippincott Williams
& Wilkins, Philadelphia. Page 199-286.
3. Zao, P, Stabler, T, Smith, L, Lokuta, A, Griff, E. 2015. PhysioEx 9.1: Laboratory
Simulations in Physiology. Pearson.

28

Anda mungkin juga menyukai